Anda di halaman 1dari 31

MANAJEMEN ANASTESI PADA

PASIEN DENGAN DIAGNOSIS HERNIA


INGUINALIS LATERALIS
MENGGUNAKAN TEKNIK SPINAL
ANASTESI

Munifa Ayu Roviana


N 111 19 062
Pembimbing :dr. Sofyan Bulango, Sp.An
INTRODUCTION

Anestesi (pembiusan; berasal dari bahasa Yunani


an-“tidak, tanpa” dan aestheos, “persepsi,
kemampuan untuk merasa”), secara umum berarti
suatu tindakan menghilangkan rasa sakit ketika
melakukan pembedahan dan berbagai prosedur
lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh.
Prinsip Anastesi mencangkup 3 hal yaitu: anestesi
dapat menghilangkan rasa sakit (analgesia),
menghilangkan kesadaran (sedasi) dan juga relaksasi
otot (relaksan) yang optimal agar operasi dapat
berjalan dengan lancar

2
Secara garis besar anestesi dibagi menjadi dua
kelompok yaitu anestesi umum dan anestesi
regional. Anestesi umum adalah keadaan tidak
sadar tanpa nyeri yang bersifat sementara akibat
pemberian obat-obatan serta menghilangkan rasa
sakit seluruh tubuh secara sentral. Sedangkan
anestesi regional adalah anestesi pada sebagian
tubuh, keadaan bebas nyeri sebagian tubuh tanpa
kehilangan kesadaran4

3
TINJAUAN
PUSTAKA
◂ Anestesi spinal adalah injeksi obat anestesi lokal ke
dalam ruang intratekal yang menghasilkan analgesia.
Pemberian obat lokal anestesi ke dalam ruang intratekal
atau ruang subaraknoid di regio lumbal antara vertebra
L2-3, L3-4, L4-5 untuk menghasilkan onset anestesi
yang cepat dengan derajat keberhasilan yang tinggi

4
LAPORAN
Nama : Tn. S
KASUS
Umur : 61 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Berat Badan : 65 kg
Tinggi badan : 170 cm
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pasangkayu
Diagnosa pra-Anastesi : Hernia Inguinais Lateral
Dextra
Jenis anastesi : Spinal Anestesi
Tanggal Operasi : 27 Agustus 2021
5
ANAMNESIS

Keluhan Utama : Bengkak pada Kantong Buah Zakar


Riwayat penyakit sekarang : Pasien laki-laki usia 61 tahun bengkak pada kangtong buah zakar sejak 1 hari SMRS
keluhan ini berawal setelah pasien berkebun dan kemudian benjolan tersebut terasa nyeri, nyeri dirasakan hilang
timbul. Keluhan lain: demam(-), mual(-), muntah(-), sakit kepala (-), pusing (-), batuk(-), BAB kurang lancar, BAB
terakhir 3 hari yang lalu, BAK lancar.

6
◂ Riwayat penyakit dahulu:
◂ - Riwayat penyakit jantung (-)
◂ - Riwayat penyakit hipertensi(-)
◂ - Riwayat penyakit asma (-)
◂ - Riwayat alergi obat dan makanan(-)
◂ - Riwayat diabetes melitus (-)
◂ - Riwayat trauma atau kecelakaan (-)
◂ - Riwayat operasi sebelumnya (-)
◂ - Riwayat konsumsi obat (-)

◂ Riwayat penyakit keluarga :


◂ - Riwayat penyakit darah tinggi : disangkal
◂ - Riwayat penyakit DM : disangkal
◂ - Riwayat penyakit alergi : disangkal
◂ - Riwayat penyakit asma : disangkal 7
Pemeriksaan fisik

B1 (Breath)
Airway bebas, gurgling/snoring/crowing:-/-/-, RR:20x/menit, Mallampati: 1, Riwayat asma (-) alergi (-), batuk (-),
sesak (-) leher pendek (-), pergerakan leher bebas, pernapasan vesikuler(+/+), suara pernapasan tambahan ronchi(-/-),
wheezing(-/-) malampati 1

B2 (Blood) Akral hangat, HR : 75x/menit irama reguler, CRT < 2 detik. Masalah pada sistem cardiovaskuler (-).

B3 (Brain) Kesadaran compos mentis GCS 15 (E4V5M6, Pupil: isokor Ø 3 mm/3mm, Refleks Cahaya +/+

8
B4 (Bladder) BAK lancar (pasien menggunakan kateter)
B5 (Bowel) Keluhan mual (-), muntah (-). Abdomen: Inspeksi tampak cembung, Auskultasi:
peristaltik (+), kesan normal, Palpasi: nyeri tekan (-), belum BAB sejak 3 hari yang lalu.
B6 Back & Bone
Pergerakan ekstremitas atas kanan (bebas)
Pergerakan ekstremitas atas kiri (bebas)
Pergerakan ekstremitas bawah kanan (bebas)
Pergerakan ekstremitas bawah kiri (bebas)
Ekstremitas : Akral hangat, pucat (-), edema (-), turgor < 3 detik, CRT < 2 detik.

9
  Hasil Rujukan Satuan
PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
PENUNJANG
Hemoglobin 17,9 L: 13-17, P: 11-15 g/dl
Leukosit 7,4 4.000-10.000 /mm3
Eritrosit 6,10 L: 4.5-6.5 P: 3.9-5.6 Juta/ul
Hematokrit 53,9 L: 40-54 P: 35-47 %
Trombosit 196 150.000-500.000 /mm3
Clotting time 3 4 – 10 menit
Bleeding time 7 1 –5 menit
  Hasil Rujukan
Seroimmunologi
SARS Cov-2 (COVID-19) Negatif Negatif
Non Reaktif
HBsAg Non Reaktif  
 
HIV I Oncoprobe Non Reaktif Non Reaktif 1
0
Assesment
 Status fisik ASA II
 Diagnosis pra-bedah : Hernia Inguinalis
Lateralis
 
Plan
 Jenis anestesi : Regional Anestesi
 Teknik anestesi : Spinal Anestesi
 Jenis pembedahan : Hernioraphy

1
1
Persiapan pasien preoperatif diruangan :
a. Surat persetujuan operasi dan Surat persetujuan tindakan anestesi.
b. Pasien dipuasakan minimal 6-8 jam pre-operasi
 
Persiapan di kamar operasi :
Hal-hal yang perlu dipersiapkan di kamar operasi antara lain adalah:
c. Meja operasi dengan asesoris yang diperlukan
d. Mesin anestesi dengan sistem aliran gasnya
e. Alat-alat resusitasi (STATICS)
f. Obat-obat anestesia yang diperlukan
g. Obat-obat resusitasi, misalnya; adrenalin, atropine, aminofilin, natrium bikarbonat dan lain-lainnya.
h. Tiang infus, plaster dan lain-lainnya.
i. Alat pantau tekanan darah, dan O2 dipasang.
j. Alat-alat pantau yang lain dipasang sesuai dengan indikasi, misalnya; “Pulse Oxymeter”
k. Kartu catatan medis anestesia 1
2
Komponen
STATICS
Stetoscope untuk mendengarkan suara paru dan jantung.
S Scope Laringo-Scope: pilih bilah atau daun (blade) yang sesuai dengan usia pasien. Lampu harus
cukup terang.
Pipa trakea, pilih sesuai ukuran pasien, pada kasus ini digunakan laryngeal mask airway
T Tubes
ukuran 2,5mm
Pipa mulut-faring (Guedel, orotracheal airway) atau pipa hidung-faring (naso-tracheal airway).
A Airways Pipa ini menahan lidah saat pasien tidak sadar untuk mengelakkan sumbatan jalan napas.

T Tapes Plaster untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau tercabut.

Mandarin atau stilet dari kawat dibungkus plastic (kabel) yang mudah dibengkokkan untuk
I Introducer pemandu supaya pipa trakea mudah dimasukkan. Pada pasien ini tidak digunakan introducel
atau stilet.
C Connector Penyambung antara pipa dan peralatan anestesia.
S Suction Penyedot lendir, ludah dan lain-lainnya.
1
3
A. Prosedur Spinal Anastesi
1. Pasien diposisian supinasi , memasang monitor untuk melihat tekanan darah, heart rate, saturasi oksigen dan
laju respirasi.
2. Diberikan obat premedikasi yaitu ondansetron 4mg.
3. Pasien diposisikan duduk atau tidur lateral dekubitus. Pada pasien ini posisi tidur lateral dekubitus
4. Tentukan tempat tusukan misalnya L2-3, L3-4, atau L4-5 pada vertebra. Perpotongan antara garis yang
menghubungkan kedua krista iliaka dengan vertebra merupakan L4-5. Pada pasien ini dilakukan penusukan di
L4-5
5. Sterilkan daerah tusukan dengan betadine dan alcohol
6. Cara tusukan dengan median atau paramedian. Tusukkan jarum spinal. Setelah resistensi menghilang,
mandrin jarum spinal dicabut dan keluar LCS, pasang spuit berisi obat dan masukkan obat ( bupivacaine 10
mg + fentanyl 25 mcg) pelan-pelan (0,5 mL/detik) diselingi sedikit aspirasi, untuk memastikan posisi jarum
tetap baik.
7. Pasien di posisikan Kembali dalam posisi supinasi
1
8. 4
Maintenance : O2 2 L/menit, asam tranexamat 500 mg, dexametason 8 mg saat menggigil, NaCl + tramadol
Laporan Anestesi
a) Diagnosis pra-bedah : Hernia Inguinalis Lateral Dextra
b) Jenis pembedahan : Hernioraphy
c) Anestesiologi : dr.Salsiah Hasan, Sp. An.
d) Ahli Bedah : dr. Meynar, Sp.B.
e) Anestesi mulai : 09.35 WITA
f) Operasi mulai : 09.40 WITA
g) Selesai operasi : 10.30 WITA
h) Selesai Anestesi : 10.35 WITA
i) Lama Operasi : 50 menit
j) Lama anastesi : 60 menit 1
5
  Tekanan Nadi Saturasi Tindakan  

Jam Darah Oksigen

09.35 118/70 65 97  Pasien masuk ke kamar operasi, dan


dipindahkan ke meja operasi
 Pemasangan monitoring tekanan darah, nadi,
saturasi O2
Infus ringer lactat terpasang pada tangan Kiri
Anastesi spinal menggunakan Bupivacaine 10 mg +
fentanyl 25 mcg

09.40 118/69 68 99 Injeksi Ondansentron 4 mg

09.45 109/69 62 100


09.50 112/68 63 99
09.55 100/68 64 99

1
6
 Jam Tekanan Darah Nadi Saturasi Tindakan
Oksigen

10.00 105/62 60 98

10.05 102/64 60 98

10.10 100/78 58 97 Injeksi Epinefrin 5 mg

10.15 105/68 59 98

10.20 104/62 57 98

10.25 100/60 56 98

10.30 110/70 60 99 Injeksi Ketorolac 30 mg

10.30 110/70 60 99 Operasi Selesai, pasien dipindahkan ke Recovery room


1
7
Cairan yang Dibutuhkan Aktual
Pre Operasi - BB: 65 Kg Input:
- Maintenance kebutuhan cairan per jam: RL: 500 cc
= 40cc x 65 kg  
= 2.600/24jam Output
= 108 cc/jam atau 36 tetes/menit Urin :300 cc
   
- Kebutuhan cairan pengganti puasa 8 jam:  
= 8 jam x (108 cc/jam)
= 864cc

- Defisit cairan puasa


= kebutuhan cairan pengganti puasa – cairan yang masuk saat puasa
= 864cc-500cc
= 364cc
1
8
Durante Estimate Blood Volume (EBV): Input :
Operasi =65 cc x BB RL 800 cc
= 65 ccx 65 Kg NaCl 0,9% 500 cc
= 4.225 cc
Jumlah perdarahan selama operasi ± 50cc Output
Urin : 1200 cc
% perdarahan :
Total Perdarahan:
= Jumlah perdarahan : EBV x 100% ±50 cc
=50 : 4.225x 100%
= 8,45%

Perdarahan yang terjadi durante operatif 8,45% karena tidak melebihi


20 % maka tidak perlu transfuse

1
9
Cairan pengganti defisit darah
Stress operasi:
Defisit darah 50 cc
Operasi berat
6 x 65 = 390cc/jam (6,5cc/ menit) (Cairan diganti dengan kristaloid, 50 cc x 3 = 150 cc)
Operasi berlangsung 50 menit Total kebutuhan cairan selama 50 menit operasi adalah
Stress operasi X lama operasi 864+390+150= 1.404 cc
 
6,5 X 50 menit Keseimbangan kebutuhan :
= 325 cc Cairan masuk – (Kebutuhan cairan selamaa operasi +
Puasa)
  = (1300)–( 1404)
= -104 cc

2
0
Post Maintanance BB : 65 kg
Operasi Maintenance Kebutuhan cairan per jam :
Laki-Laki = 40 cc/kgBB/Hari
= 40 cc x 65 kg
= 2.600 cc/24 jam + 60 cc
= 1035 cc/jam
= 14 tetes/menit

2
1
POST OPERATIF

Pemantauan di Recovery Room :


Tekanan darah : 145/79mmHg
Nadi :58 kali permenit
Pernafasan :18 x per menit
Bila Bromage Score ≤ 2 boleh pindah
ruangan

2
2
Anestesi spinal adalah pemberian
obat antestetik lokal ke dalam
Pada kasus ini pasien laki-laki ruang subarakhnoid . Anestesi
usia 21 tahun dengan diagnosis spinal diindikasikan terutama
Hernia Inguinalis Lateralis untuk bedah ekstremitas inferior,
Dextra dilakukan operasi bedah panggul, tindakan sekitar
hernioraphy. Tindakan yang rektum dan perineum, bedah
digunakan pada operasi ini yaitu, obstetri dan ginekologi, bedah
anestesi regional menggunakan urologi, bedah abdomen bawah
teknik Spinal Anastesi. dan operasi ortopedi ekstremitas
inferior.

2
3
 Evaluasi pra anestesi
dilakukan sebelum operasi
yang meliputi anamnesis, Berdasarkan hasil pra operatif
pemeriksaan fisik, tersebut, maka dapat
pemeriksaan laboratorium, disimpulkan status pasien pra
radiologi dan yang lainnya, anestesi. American Society of
konsultasi dan koreksi Anesthesiologist (ASA) pada
terhadap kelainan fungsi pasien ini dikategorikan
organ vital untuk sebagai pasien ASA II
menentukan status fisik ASA
serta ditentukan rencana jenis
anastesi yang dilakukan.

2
4
ASA 1 : pasien penyakit bedah tanpa disertai penyakit sistemik.

ASA 2 : pasien penyakit bedah disertai dengan penyakit sistemik


ringan yang disebabkan oleh berbagai penyebab tetapi tidak
mengancam jiwa

ASA 3 : pasien penyakit bedah disertai dengan penyakit sistemik berat


yang disebabkan oleh berbagai penyebab tetapi tidak mengancam jiwa

ASA 4 : pasien penyakit bedah yang disertai dengan penyakit sistemik


berat yang secara langsung mengancam kehidupan

ASA 5 : pasien penyakit bedah yang disertai dengan penyakit sistemik


berat yang tidak mungkin di tolong lagi di operasiataupun tidak selama
24 jam pasien akan meninggal
2
5
 Puasa preoperatif pada pasien
pembedahan elektif bertujuan
untuk mengurangi volume
lambung tanpa menyebabkan
 Pada persiapan periopeatif, rasa haus apalagi dehidrasi.
dilakukan juga puasa sebelum  Pada pasien ini diberikan
operasi pada pasien ini puasa ondancentron 4 mg (IV)
di lakukan selama 8 jam untuk mendapatkan efek
 Pasien diberi premedikasi emetik sehingga pasien tidak
yaitu Ondancentron 4mg merasakan mual ataupun
muntah saat dilakukan induksi
operatif ataupun pasca
operatif.
2
6
 Ada dua golongan besar obat
 Pada pasien digunakan obat anesthesi regional
berdasarkan ikatan kimia,
anestesi golongan amide yaitu yaitu golongan ester dan
Bupivakain 0,5% dengan golongan amide
 Anestesi lokal yang sering
dosis 10 mg yang dipakai adalah bupivakain
dikombinasikan dengan dengan Potensi 3-4 kali dari
lidokain dan lama kerjanya 2-
fentanyl 25 mcg 5 kali lidokain
 Dosis maksimal 2 mg/kg BB

2
7
Pada pasien ini dikombinasikan bupivacaine dengan fentanyl 0,25 mcg yang
digunakan untuk mengurangi jumlah bupivacaine atau obat anastesi yang
digunakan, Dosis 1-2 mcg/kgBB IV, fentanyl juga menimbulkan analgesia
anastesia yang lebih kuat dengan depresi nafas lebih ringan walaupun dosisnya
besar, kesadaran tidak sepenuhnya hilang, stabilitas tekanan darah dan depresi
napas lebih singkat.

2
8
Ketorolac adalah obat untuk meredakan
nyeri dan peradangan. Obat ini sering
digunakan setelah operasi atau prosedur
medis yang bisa menyebabkan nyeri.
Ketorolac merupakan obat golongan
antiinflamasi nonsteroid (OAINS) yang
memiliki bentuk sediaan tablet dan suntik.
 Pada pasien ini diberikan Ketorolac bekerja dengan cara menghambat
ketorolac 30 mg produksi senyawa kimia yang bisa
menyebabkan peradangan dan rasa nyeri.
Ketorolac tidak menimbulkan
ketergantungan. Obat ini dapat digunakan
sebagai terapi tunggal atau dikombinasikan
dengan obat pereda nyeri lain, termasuk
obat pereda nyeri golongan opioid

2
9
Operasi berlangsung selama 50
menit. Pasien kemudian dipindahkan
ke ruang pemulihan (Recovery
Room) dilakukan pemantauan di
ruang recovery room dan di dapatkan
tekanan darah 145/79, nadi 58 kali
permenit, pernafasan 18x permenit,
Bromage Score 0 pasien di
pindahkan ke ruangan.

3
0
Kesimpulan

1. Pada kasus ini pasien laki-laki usia 61 tahun dengan diagnosis Hernia Inguinalis
Lateralis Dextra dilakukan operasi Hernioraphy. Setelah dilakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, maka ditentukan status fisik PS. ASA 2
di sebabkan oleh umur pasien dan hanya penyakit ringan tanpa batasan substantif
fungsional.
2. Pada pasien ini dilakukan jenis anestesi dengan regional anastesi dengan Teknik Spinal
dimana sesuia dengan salah satu indikasi dilakannya tindakan anastesi spinal yaitu
bedah Abdomen Inferior. Keuntungan anestesi regional adalah penderita tetap sadar,
sehingga refleks jalan napas tetap terpelihara. Muntah dan aspirasi bukan kondisi
membahayakan pada anestesi regional. Waktu prosedur analgesia spinal lebih singkat,
relatif mudah, efek analgesia lebih nyata (kualitas blok motorik dan sensorik yang baik),
mulai kerja dan masa pulih yang cepat.
3. Setelah operasi selesai pasien di pindahkan ke Recovery room dan dilakukan
monitoring sampai keadaan pasien stabil dan dilakukan penilaian , Bromage Score
dengan hasil ≤2 sehingga pasien dapat di pindahkan ke ruangan.
3
1

Anda mungkin juga menyukai