Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

ANESTESI SPINAL
PADA GERIATRI
Wulandari (19360160)
Yelin Julita (19360222)
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. I.M
Umur : 60 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Petani 
Alamat : Kota Dalam Kedondong
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam

ANAMNESIS
Keluhan utama
 
Keluar darah saat buang air kecil diikuti dengan rasa nyeri.
 
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
 
PASIEN MENGELUH KELUAR DARAH SAAT BUANG AIR KECIL SERTA MERASA NYERI. NYERI DIRASAKAN SAAT INGI
N BUANG AIR KECIL.
RIWAYAT PENYAKIT PENYERTA
 
PASIEN MEMILIKI RIWAYAT PENYAKIT HIPERTENSI.
 

A
N
A RIWAYAT KEBIASAAN
 
M • KEBIASAAN MEROKOK DISANGKAL
 
N • KEBIASAAN MINUM ALKOHOL DISANGKAL
 
E • RIWAYAT PEMAKAIAN OBAT ANTI HIPERTENSI
 

S  
 
RIWAYAT OPERASI SEBELUMNYA
I  
• PASIEN PERNAH MELAKUKAN OPERASI TUMOR PADA REGION THORAX ANTERIOR.
S  
 

This text can be replaced with your own text


PEMERIKSAAN
FISIK

Keadaan umum : Baik


Kesadaran : Compos mentis,
GCS = E4M6V5
Tanda-tanda Vital:
Tekanan Darah : 110/70mmHg
Frekuensi Nadi : 80 kali/menit
Frekuensi Napas : 22 kali/menit
Suhu : 36,2 oC
Pemeriksaan Fisik

Kepala : Normocephali, konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)


Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Thoraks : Suara napas vesikuler, rhonkhi -/-, wheezing -/- Bunyi jantung I dan II
reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Nyeri tekan (-)
Genitalia : DBN
Ekstremitas : Akral hangat, nadi teraba kuat, edema (-) pada keempat ekstremitas
 
 
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Pemeriksaan LABORATORIM

Pemeriksaan Hasil Unit Nilai Normal

Hemoglobin 11,2 g/dl 14-18

Leukosit 6.400 ribu/mm3 4.500-10.700

Hematokrit 34 % 50-54

Trombosit 308.000 Ul 159-400 ribu

CT 13 menit 9-15

BT 3 menit 1-7
STATUS FISIK (ASA) 
TERAPI ANESTESI
ASA 2  PRE-OPERASI Persiapan pre-operasi:
• Informed consent terhadap pasien dan keluarga mengenai tindakan
operasi dan anestesi 
DIAGNOSA KERJA • Puasa 6 jam
  • Maintenance cairan tubuh
Batu Ureter Dextra • Menyiapkan alat-alat
 
RENCANA TINDAKAN BEDAH Kriterika LEMON 
  • Look : gigi palsu (+) gigi ompong (+) caninus bentuk
rahang (DBN)
Ureteroscopic Lithotripsy (URS) • Evaluate : DBN 3-3-2
  • Mallampaty : Class 1
RENCANA TEKNIK ANESTESI • Obstruksi : Stridor (-), benda asing (-)
  • Neck morbility : DBN
Regional anestesi – Spinal Anestesi
 
Posisi selama operasi : litotomi Maintenance:
   
Tatalaksana jalan nafas : nasal • Monitor tanda tanda vital
  setelah induksi obat
Monitoring tanda tanda vital
sebelum induksi obat
➢ Td : 150/105
  ➢ Spo2 ;100
• Td ; 160/110 ➢ HR ; 88
INTRA-   ➢ RR ; 20
• Spo2 : 100
OPERASI   • Diberikan O2 3 liter/menit
• HR : 92  
 
• Infus RL 500 cc
• RR : 23
 
 
Induksi anestesi: • Diberikan obat:
   
• Regivel 2,5 mg - Ketorolac 30 mg
 
POST-OPERASI

Pasien dipindahkan ke recovery room


 
• Memberikan o2 3L/menit
• Oberservasi TTV 30 menit
• Menghitung score aldarate score
• Menghitung sisa urin
• Perintah di ruangan:
- Awasi tensi, nadi, pernafasan tiap 5 menit
- Infus RL 20 tpm
ANESTESI SPINAL GERIATRI
01 Anestesi
Spinal

Anestesi spinal (subaraknoid) adalah anestesi


regional dengan tindakan penyuntikan obat
anestetik lokal ke dalam ruang subaraknoid.
Anestesi spinal/subaraknoid disebut juga
sebagai analgesi/blok spinal intradural atau
blok intratekal. Untuk mencapai cairan
serebrospinal, maka jarum suntik akan
menembus
kutis → subkutis → lig. Supraspinosum →
lig. Interspinosum → lig. Flavum → ruang
epidural → durameter → ruang
subarachnoid. 1,2
 
Indikasi dan Kontra Indikasi

. Indikasi anestesi spinal 1 Kontra indikasi absolut anestesi Kontra indikasi relative
  spinal 1 anestesi spinal 1
1. Bedah ekstremitas bawah  
2. Bedah panggul 1. Pasien menolak 1. Infeksi sistemik
3. Tindakan Add
sekitar rektum
Text 2. Infeksi pada tempat suntikan 2. Infeksi sekitar tempat
Add Text
perineum Simple PowerPoint 3. Hipovolemia berat, syok Simple PowerPoint
suntikan
4. Bedah obstetrik-ginekologi
Presentation 4. Koagulapatia atau mendapat Presentation
5. Bedah urologi terapi koagulan 3. Kelainan neurologis
6. Bedah abdomen bawah 5. Tekanan intrakranial meningkat 4. Kelainan psikis
7. Pada bedah abdomen atas 6. Fasilitas resusitasi minim 5. Bedah lama
dan bawah pediatrik biasanya 7. Kurang pengalaman tanpa 6. Penyakit jantung
dikombinasikan dengan anesthesia didampingi konsulen anestesi. 7. Hipovolemia ringan
umum ringan   8. Nyeri punggung kronik
1. Informed consent
Kita tidak boleh memaksa pasien untuk
menyetujui anesthesia spinal
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan meliputi daerah kulit
tempat penyuntikan untuk menyingkirkan adanya
kontraindikasi seperti infeksi. Perhatikan juga
adanya scoliosis atau kifosis.
3. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan adalah
penilaian hematokrit. Masa protrombin (PT) dan
masa tromboplastin parsial (PTT) dilakukan
Persiapan anestesi spinal
bila diduga terdapat gangguan pembekuan
darah.Pemeriksaan laboratorium anjuran Sebelum
dilakukan operasi, dilakukan pemeriksaan pre-op
yang meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang untuk menentukan status
fisik ASA
& risiko. Diputuskan kondisi fisik pasien
termasuk ASA.
 
Komplikasi anestesia spinal
Komplikasi analgesia spinal.
 
1. Hipotensi berat Komplikasi pasca tindakan.
Akibat blok simpatis terjadi venous pooling.
 
Pada dewasa dicegah dengan memberikan
infus cairan elektrolit 1000ml atau koloid 1. Nyeri tempat suntikan
500ml sebelum tindakan. 2. Nyeri punggung
2. Bradikardia Dapat terjadi tanpa disertai 3. Nyeri kepala karena kebocoran likuor
hipotensi atau hipoksia,terjadi akibat blok 4. Retensio urine 
sampai T-2 5. Meningitis
3. Hipoventilasi Akibat paralisis saraf  
frenikus atau hipoperfusi pusat kendali nafas
4. Trauma pembuluh saraf
5. Trauma saraf
6. Mual-muntah
7. Gangguan pendengaran
 
Pencegahan & Pengobatan kompilkasi anastesi spinal

01 Pencegahan komplikasi 02 Pengobatan komplikasi anestesi


anestesi spinal spinal
   
1. Pakailah jarum lumbal 1. Posisi berbaring terlentang
yang lebih halus minimal 24 jam
 
 
2. Hidrasi adekuat
2. Posisi jarum lumbal  
dengan bevel sejajar serat 3. Hindari mengejan
duramater Bila cara diatas tidak berhasil
  berikan epidural blood patch yakni
3. Hidrasi adekuat, minum penyuntikan darah pasien sendiri
/ infuse 3L selama 3 hari 5-10 ml ke dalam ruang epidural.
Geriatri
Geriatri atau Lanjut Usia adalah ilmu yang mempelajari tentang aspek-aspek klinis dan penyakit yang berakitan
dengan orang tua. Dikatakan pasien geriatric apabila :
1. Keterbatasan fungsi tubuh yang berhubungan dengan makin meningkatnya usia
 
2. Adanya akumulasi dari penyakit-penyakit degeneratif
 
3. Lanjut usia secara psikososial yang dinyatakan krisis bila : a) Ketergantungan pada orang lain b)
Mengisolasi diri atau menarik diri dari kegiatan kemasyarakatan karena berbagai sebab
4. Hal-hal yang dapat menimbulkan gangguan keseimbangan (homeostasis) yang progresif.
Batasan lanjut usia menurut WHO
 
1. Middle age (45-59 th)
 
2. Elderly (60-70 th)
 
3. Old/lansia (75-90 th)
 
4. Very Old/sangat tua (>90 th)
Usia bersifat irreversibel dan merupakan
fenomena fisiologis progressif ditandai
dengan perubahan degeneratif pada struktur
organ, jaringan serta cadangan
fungsionalnya. Kemajuan dalam bidang
medis yang dapat meningkatkan umur
harapan hidup, prosedur perioperatif dan
Anestesi Spinal Geriatri anestesi pada pasien geriatri (usia lebih
dari65 tahun) menjadi perhatian khusus
bagi para ahli. Efek samping anestesi pada
pasien geriatri kemungkinan terjadi lebih
besar karena adanya keterbatasan fungsi
tubuh. Morbiditas dan mortalitas meningkat
sesuai dengan peningkatan usia.
Kesimpulan

Usia bersifat irreversibel dan merupakan fenomena fisiologis


progressif ditandai dengan perubahan degeneratif pada struktur
organ, jaringan serta cadangan fungsionalnya. Efek samping anestesi
pada pasien geriatri kemungkinan terjadi lebih besar karena adanya
keterbatasan fungsi tubuh. Morbiditas dan mortalitas meningkat
sesuai dengan peningkatan usia. Selain itu juga bagi pasien geriatri
rasa tidak nyaman maupun nyeri dikarenakan kekakuan dari berbagai
sendi tubuh merupakan masalah tersendiri pada saat memposisikan
untuk anestesi spinal. Untuk mengatasi hal diatas tentu pemantauan
selama dan setelah operasi sangat penting dilakukan serta pemilihan
tehnik anestesi spinal dapat dilakukan sebagai pertimbangan pada
pasien geriatri
D
D
Thank you
This text can be replaced with your own text

Anda mungkin juga menyukai