Fardhan Ramadyah
Pembimbing :
dr. Zulfikar Tahir, M.Kes, Sp.An
Pendahuluan
Anestesi spinal (
subaraknoid ) adalah
anestesi regional dengan
Anestesi spinal bertujuan
tindakan penyuntikan
utama memblok saraf
obat anestetik lokal ke
sensoris untuk
dalam cairan
menghilangkan sensasi
serebrospinal di dalam
nyeri.
ruang subaraknoid di
daerah vertebra L2 - L3
atau L3 – L4
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik maka dapat
disimpulkan:
Diagnosa Peri Operative : G2P1A0, Gestasi 38 minggu 5 hari,
belum inpartu, indikasi letak bokong.
Status Operative : ASA PS II
Jenis Operasi : Sectio Caesarea
Jenis Anastesi : Anestesi spinal (SAB)
Laporan Anestesi
PRE OPERATIF PENATALAKSANAAN ANESTESI
Informed consent (+) Memastikan alat-alat dan medikasi
Pasien puasa selama ± 8 jam sebelum yang dibutuhkan selama proses
operasi dimulai anestesi sudah lengkap seperti:
Tidak ada gigi goyang dan tidak Oxytocin 2amp dalam IVFD NaCl
memakai gigi palsu 0,9%
Kandung kemih terpasang kateter Kassa steril
Sudah terpasang cairan infus Alkohol
RL/NaCl/Asering Povidon Iodine (Betadine)
Keadaan umum: compos mentis Plester
Tanda vital: Bupivacain HCL
Tekanan darah : 120/70 Spuit 5 cc
mmHg Jarum spinal
Nadi : Sarung tangan steril
83x/menit Lampu
Frekuensi napas : 20x/menit Monitor tanda vital
Suhu : 36,6 Alat-alat resusitasi
derajat celcius
Medikasi tambahan yang dibutuhkan
seperti ephedrin, pethidin, fentanil,
TINDAKAN ANESTESI ketamin, atropin, midazolam,
Anestesi spinal ondansentron, ranitidine,
dexamethason, asam traneksamat,
ketorolac.
TEKNIK ANESTESI
Pasien posisi supine, terpasang IV line pada tangan kiri, terpasang monitor standar.
Premedikasi : -
Prosedur SAB:
Pasien diminta membungkuk. Menetukan tempat yang akan dilakukan penusukan.
Tempat tusukan disterilkan dengan betadine dengan arah memutar dari tengah ke
pinggir. Setelah itu menyuntikkan spinocan no.25, pada ruang antar vertebra lumbalis
yang sudah dipilih. Kemudian mandrin jarum spinal dicabut dan setelah cairan liquor
serebrospinalis sudah menetes keluar, bupivakain HCL dimasukkan menggunakan
semprit. Pasien siap dioperasi bila telah merasa kakinya berat dan tidak bisa
digerakkan.
Maintenance : O2 2 liter/menit dan Oxycoticin 2amp dalan NaCl 0,9%
Pasien pindah Recovery room
INTRAOPERATIF
Setelah di anestesi spinal, diamati tanda – tanda vital pasien, selang 15-30 menit, tiba-
tiba tekanan darah pasien turun menjadi 73/ 48 mmHg, dan nadi 67x/menit. Kemudian
diberikan efedrin 2cc, 5 menit kemudian tekanan darah diukur dan nadi dilihat di
monitor dan hasilnya naik menjadi 98/53 dan nadi 111. Lalu 15 menit selanjutnya di
tekanan darah dan nadi di ukur dan dilihat kembali di monitor menjadi 120/72 mmHg
dan nadi 106x/m.
Pemberian obat anestetik
lokal ke dalam ruang
subarakhnoid. Anestesia
spinal diperoleh dengan cara
menyuntikkan anestetik lokal
ke dalam ruang subarakhnoid
di region antara lumbal 2 dan
3, lumbal 3 dan 4, lumbal 4
nama lain dari anestesia dan 5
Anestesi spinal mempunyai
spinal antara lain analgesia
beberapa keuntungan
spinal, analgesia
dibandingkan dengan
subarakhnoid, blok spinal,
anestesia umum, khususnya
blok arakhnoid, anestesi
untuk tindakan operasi
subarakhnoid dan anestesi
abdomen bagian bawah,
lumbal. Teknik ini sederhana,
perineum dan ekstremitas
cukup efektif dan mudah
bawah.
dikerjakan.
Anestesi
Spinal
Anatomi
Beberapa Anestetik Lokal Yang
Sering Digunakan.
Lokal anesthesic Volum Onset Duration Masimum pKa Protein Lipid
e (ml) (mins) Single Dose Binding Solubility
For Spinal Dan potensi
(mg)