PENDAHULUAN
Mual dan muntah pasca operasi atau post operative nausea and vomiting
(PONV) dapat disebabkan oleh beberapa jalur yaitu sistem saraf perifer, dan
reseptor dari sistem saraf pusat, meskipun penyebab pastinya belum diketahui.
Mual muntah pasca operasi atau Post operative nausea and vomiting (PONV)
adalah efek samping yang sering terjadi setelah tindakan anestesi.1
Ada beberapa golongan obat yang biasa digunakan untuk menangani mual
dan muntah pasca operasi, seperti dopamine antagonis, histamin antagonis,
antikolinergik, serotonin antagonis, dexametason, dan neurokinin antagonis.
Namun ondansetron adalah antogonis serotonin pertama, dan merupakan pilihan
untuk keluhan mual dan muntah. Dan memiliki efek samping yang lebih sedikit.
Penggunaan selective 5-hydroxytryptamine (serotonin) receptor 3 (5-HT3)
anatagonis seperti ondansetron 4 mg ( 0.1 mg/kg pada anak), granisetron 0.01 -
0.04 mg/kg, dan dolasetron 12.5 mg (0.035 mg/kg pada anak) juga secara aktif
dapat mencegah PONV dan dalam terapi PONV. Pemberian dexametason juga
berperan efektif dalam meningkatkan penurunan terjadinya PONV dengan dosis 4
- 10 mg.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mual adalah rasa tidak nyaman di perut bagian atas. Muntah adalah
dorongan dari dalam perut yang tidak disadari dan pengeluarannya melalui
esofagus sampai ke mulut. Muntah biasanya disertai dengan mual tetapi mual
tidak selalu menimbulkan muntah. Salah satu efek samping yang sering terjadi
setelah tindakan anestesi adalah mual dan muntah.
a. Umur : insidensi PONV 5% pada bayi, 25% pada usia dibawah 5 tahun, 42
- 51% pada umur 6 - 16 tahun dan 14 - 40% pada dewasa.
a. Makanan : waktu puasa yang panjang atau baru saja makan akan
meningkatkan insiden PONV
a. Faktor anestesi:
PONV dapat berlangsung dalam beberapa menit, jam dan hari. Hal ini
tergantung dari kondisi pasien. Adapun tahapannya sebagai berikut :
Sekali pusat muntah telah cukup dirangsang dan timbul perilaku muntah,
efek pertama adalah
(2) naiknya tulang lidah dan laring untuk menarik sfingter esophagus
bagian atas supaya terbuka
Jadi, aksi muntah berasal dari suatu kerja dari otot-otot abdomen bersama
dengan kontraksi dari dinding lambung dan pembukaan sfingter esophagus
sehingga isi lambung dapat dikeluarkan.2
Telah diketahui dengan baik bahwa perubahan arah atau irama gerakan
tubuh yang cepat dapat menyebabkan muntah. Mekanisme hal ini yaitu karena
gerakan merangsang reseptor di dalam labirin vestibular pada telinga dalam, dan
dari sini impuls ditransmisikan terutama lewat jalur nuclei vestibular batang otak
ke dalam serebelum, kemudian ke zona pencetus kemoreseptor, dan akhirnya ke
pusat muntah untuk menyebabkan muntah.2
Adapun beberapa golongan obat yang dapat digunakan dalam terapi mual
dan muntah pasca operasi, yaitu :
Dopamine Antagonists
Histamin Antagonis
Antikolinergik
Serotonin Antagonis
Dexametason
Neurokinin Antagonis
KESIMPULAN
Ada beberapa golongan obat yang biasa digunakan untuk menangani mual
dan muntah pasca operasi, seperti dopamine antagonis (metoclopramide 0.15
mg/kg), histamin antagonis, antikolinergik, serotonin antagonis (ondansetron,
granisetron, dolasetron), dexametason, neurokinin antagonis. Namun ondansetron
adalah antogonis serotonin pertama, dan merupakan pilihan untuk keluhan mual
dan muntah. Dan memiliki efek samping yang lebih sedikit. Penggunaan selective
5-hydroxytryptamine (serotonin) receptor 3 (5-HT3) anatagonis seperti
ondansetron 4 mg ( 0.1 mg/kg pada anak), granisetron 0.01 - 0.04 mg/kg, dan
dolasetron 12.5 mg (0.035 mg/kg pada anak) juga secara aktif dapat mencegah
PONV dan dalam terapi PONV. Pemberian dexametason juga berperan efektif
dalam meningkatkan penurunan terjadinya PONV dengan dosis 4 - 10 mg.
DAFTAR PUSTAKA
1. Christian CA. Post operative Nausea and Vomiting. In: Miller DR, Eriksson
LI, Fleisher LA, Kronish JPW, Young WL, editors. Miller's Anesthesia.
Seventh Edition. Volume Two. San Fransisco: Elsevier; 2010. P 2729-51.
3. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Postanesthesia Care. In: Clinical
Anesthesiology. Fourth Edition. USA: McGraw-Hill Companies; 2006.
P1005-8.
4. Sadosty AT, Browne BJ. Vomiting Diarrhea and Constipation. In: Tintinalli JE,
Kelen GD, Stapczynski JS, editors. Emergency Medicine A Comprehensive
Study Guide. Fifth Edition. USA: McGraw-Hill Companies; 2000. P567-8.
6. Carl E. Rosow CE, Haspel KL, Smith SE, Grecu L. Haloperidol Versus
Ondansetron for Prophylaxis of Postoperative Nausea and Vomiting. Anesth
Analg. 2008;106:1407-9.
7. Gan TJ, Meyer T, Apfel CC, Chung F, Davis PJ, Eubanks S, Kovac A, et al.
Consensus Guidelines for Managing Postoperative Nausea and Vomiting.
Anesth Analg. 2003; 97: 62-71.