Anda di halaman 1dari 46

EVALUASI PROGRAM

POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) RUMAH


TANGGA PUSKESMAS RAWAT INAP GEDONG AIR KOTA
BANDAR LAMPUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2017

Disusun Oleh :
Putri Puspita Sari, S.Ked
17360133

Penguji :
dr. Titin Agustin
NIP. 197608172007012008

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
TAHUN 2017/2018
LEMBAR PERSETUJUAN

Telah diperiksa dan disetujui laporan evaluasi program berjudul


“EVALUASI PROGRAM POLA HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) RUMAH
TANGGA PUSKESMAS RAWAT INAP GEDONG AIR KOTA BANDAR LAMPUNG
PERIODE JANUARI-DESEMBER 2017“

Diajukan untuk memenuhi syarat dalam mengikuti ujian akhir Kepaniteraan Klinik lmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung

Menyetujui,

Pembimbing

Kristanti Dwi Rahmawati


NIP. 198108082006042017

Penguji

dr. Titin Agustin


NIP. 197608172007012008

Ka.Dep IKK/IKM FK UNIMAL Bandar Lampung

(dr. Erlitha Lestari,. MARS)

Ditetapkan di : Bandar Lampung Juli 2018


Tanggal ujian : Juli 2018
Evaluasi Program Perilaku Hidup Bersih Sehat di Rumah Tangga di Puskesmas Gedong Air
Periode Januari sampai dengan Desember 2017

Putri Puspita Sari

*Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar


Lampung

Abstrak

Memasuki pelaksanaan program global Suistanable Development Goal’s (SDG’S). Kementerian


Kesehatan telah mencanangkan Rencana Strategis (Renstra) tahun 2015-2019. Pembangunan
kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat, yaitu keluarga. Pembangunan keluarga,
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga serta Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan
yang sehat. Derajat kesehatan keluarga sangat ditentukan oleh (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
PHBS dari keluarga tersebut. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga,
kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Hal ini mendorong pemerintah untuk
mencanangkan program kesehatan wajib seperti program promosi kesehatan yang salah satunya
melalui program PHBS. Dari hasil Riskesdas 2016 diketahui bahwa rumah tangga yang telah
mempraktekkan PHBS baru mencapai 32,3%. Oleh sebab itu, Renstra Kementerian Kesehatan tahun
2015-2019 mencantumkan target 80% rumah tangga sudah mempraktekkan PHBS pada tahun 2019.
Persentase Rumah Tangga ber-PHBS memang merupakan salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU)
dari Kementerian Kesehatan. Karena belum diketahuinnya tingkat keberhasilan program PHBS rumah
tangga di Puskesmas Gedong Air periode Januari sampai dengan Maret 2018, maka dilakukan evaluasi
program dengan metode membandingkan cakupan terhadap tolok ukur melalui pendekatan sistem.
Pada hasil evaluasi didapatkan masalah pada keluaran dan diambil prioritas masalah yaitu cakupan
tidak merokok didalam rumah yang belum mencapai target (50%). Hal-hal yang menyebabkan
masalah tersebut antara lain : tingkat pengetahuan masyarakat terhadap PHBS yang masih rendah,
cakupan penyuluhan kelompok yang masih rendah, kurangnya kerjasama antar sektor, tidak adanya
kejelasan dalam lintas program dengan program puskesmas lainnya. Bila hal tersebut dapat diatasi,
diharapkan tingkat pencapaian program PHBS rumah tangga pada periode berikutnya dapat
meningkat.

Kata kunci : Evaluasi program, PHBS, Rumah tangga


Evaluation of Clean Healthy Lifestyle at Home Program at Gedong Air Public Health
Center Period from January to December 2017

Putri Puspita Sari

* Registrar Medical Sciences Community Faculty of Medicine University Malahayati Bandar


Lampung

Abstract

Entering the implementation of the Global Sustainable Development Goals (MDGS) program. The
Ministry of Health has launched the Strategic Plan (Renstra) 2015-2019.Health development starts
from the smallest unit of society, the family. Family development, as defined in Law Number 52 Year
2009 concerning Population Development and Family Development and Law Number 23 Year 2014
on Regional Government, is an effort to realize quality families living in a healthy environment. The
degree of family health is largely determined by the PHBS (Clean and Healthy Behavior) of the
family. Clean and Healthy Behavior is a set of behaviors practiced on the basis of awareness as a result
of learning, which makes a person, family, group or community able to help themselves (self) in the
field of health and play an active role in realizing public health. This prompted the government to
declare compulsory health programs such as health promotion programs, one of which is through
PHBS program. From the results of Riskesdas 2016 it is known that households who have practiced
PHBS only reach 32.3%. Therefore, the Ministry of Health's Strategic Plan (Renstra) 2015-2019 lists
the target of 80% of households already practicing PHBS in 2019. The percentage of PHBS
households is indeed one of the Main Performance Indicators (IKU) of the Ministry of Health. Due to
the lack of knowledge on the success rate of household PHBS program at Gedong Air Health Center
from January to March 2018, evaluation of the program was conducted by comparing scope to
benchmark through system approach. In the evaluation result, there were problems in the output and
problem priorities were taken: non-smoking coverage within the house that has not reached the target
(55%). The causes of the problem are among others: low level of community knowledge on PHBS,
low coverage of group extension, lack of clarity in cross-program with other puskesmas programs,
lack of cadre coaching health against household PHBS. If this can be addressed, it is expected that the
level of achievement of household PHBS program in the next period can increase.

Keywords: Program evaluation, PHBS, Household


Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia-
Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah evaluasi program ini tepat pada
waktunya. Evaluasi program ini kami laksanakan sebagai salah satu syarat tugas akhir pada
kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
Malahayati Bandar Lampung. Evaluasi program ini bertujuan mengetahui tingkat
keberhasilan Program Promosi Kesehatan yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan
Rumah Tangga di Puskesmas Gedong Air periode Januari sampai dengan Desember 2017.
Penyusun menyadari, terselesainya evaluasi program ini berkat bantuan dari berbagai
pihak. Oleh sebab itu, penyusun menyampaikan terima kasih atas segala bimbingan dan
bantuan yang telah diberikan dalam rangka penyelesaian evaluasi program ini, kepada:
1. dr. Titin Agustin sebagai Kepala Puskesmas Gedong Air.
2. Kriatanti Dwi Rahmawati selaku pembimbing dalam penulisan evaluasi program ini
sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
3. Tenaga medis, paramedis, dan non paramedis di Puskesmas Gedong Air.
4. Semua pihak yang telah ikut memberikan dukungan hingga selesainya evaluasi program
ini.
Penyusun menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam evaluasi program ini.
Oleh karena itu, adanya masukan berupa saran, maupun kritik, sangat diharapkan, sehingga di
masa mendatang dapat meningkatkan diri lebih baik lagi.

Bandar Lampung, Juli 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................i
ABSTRAK.....................................................................................................ii
ABSTRACT.................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.................................................................................iv
DAFTAR ISI.................................................................................................v
DAFTAR TABEL........................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................vii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian......................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................4
1.5 Sasaran......................................................................................................5
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Demografi Puskesmas.....................................................................7
2.1.1 Data Geografi..........................................................................7
2.1.2 Peta Wilayah Kerja.................................................................7
2.1.3 Data Penduduk........................................................................8
2.1.4 Sarana Prasarana.....................................................................8
2.1.5 Sarana Pelayanan Kesehatan..................................................9
2.1.6 Kondisi Administratif...........................................................10
2.1.7 Sumber Daya Manusia..........................................................10
2.2 Puskesmas......................................................................................11
2.2.1 Definisi Puskesmas...............................................................11
2.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi.......................................................12
2.2.3 Program kerja puskesmas.....................................................15
2.3 Promosi Kesehatan........................................................................15
2.3.1 Pengertian Promosi Kesehatan.............................................15
2.3.2 Tujuan Promosi Kesehatan...................................................18
2.3.3. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan....................................19
2.3.4 PHBS Tatanan Rumah Tangga.............................................21
2.3.5 Program PHBS......................................................................22
2.3.6 Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga.............................23
2.3.7 Strategi pencapaian PHBS....................................................24
2.4 Materi.............................................................................................26
2.5 Metode...........................................................................................26
2.6 Kerangka Teoritis..........................................................................27
BAB III : HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Program PHBS Puskesmas............................................................29
3.2 Identifikasi masalah.......................................................................30
3.3 Menetukan prioritas masalah.........................................................30
3.4 Analisis akar penyebab masalah....................................................32
3.5 Alternatif pemecahan masalah.......................................................33
3.6 Prioritas alternative pemecahan masalah.......................................36
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan....................................................................................39
4.2 Saran..............................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

2.1 Data penduduk..........................................................................................8


2.2 Jumlah sarana pendidikan.........................................................................9
2.3 Jumlah sarana ibadah................................................................................9
2.4 Sarana pelayanan kesehatan.....................................................................9
2.5 Kondisi administrative............................................................................10
2.6 Data kepegawaian...................................................................................11
2.7 Data pegawai PTT dan TKS...................................................................11
3.1 Data program PHBS...............................................................................29
3.2 Data prioritas masalah............................................................................30
3.3 Analisis penyebab masalah.....................................................................31
3.4 Alternatif pemecahan masalah 1............................................................ 34
3.5 Alternatif pemecahan masalah 2.............................................................36
3.6 Prioritas alternative pemecahan masalah................................................38
DAFTAR GAMBAR

2.1 Gambar teori sistem................................................................................27


3.2 FishBone 1..............................................................................................32
3.3 FishBone 2..............................................................................................32
BAB I
Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang dicari bagi setiap manusia. Menurut World Health

Organization (WHO) kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental, dan

sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit . salah satu cara menjaga agar tubuh

tubuh tetap dalam keadaan sehat adalah dengan gaya hidup yang bersih dan sehat.

Kesehatan menjadi sebuah point penting dalam komitmen pembangunan global yang

terkandung dalam Millenium Development Goal’s (MDG’s) (2000-2015) yang kini dilanjutkan

dengan Suistanble Development Goal’s (SDG’s) (2015-2030). Kementerian Kesehatan RI

memberikan komitmen besar yang tertuang pada Rencana Stategi (Renstra) yang mengacu pada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019. Hal ini

ditegaskan pada pilar pertama nya yaitu strategi pengarusutamaan kesehatan dalam

pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat. Penguatan promotif

preventif dan pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk merubah perilaku masyarakat yang

merugikan kesehatan, baik masyarakat di pedesaan maupun perkotaan yang disebabkan karena

kurangnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat di bidang kesehatan, ekonomi maupun

teknologi. Hal ini mendorong pemerintah untuk mencanangkan program kesehatan wajib seperti

program promosi kesehatan yang salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS).

Puskesmas merupakan penanggungjawab upaya kesehatan terdepan yang berfungsi sebagai

pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan melalui program promosi kesehatan.

Keputusan Menteri Kesehatan RI No.585/MENKES/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan


Promosi Kesehatan di Puskesmas telah mengatur upaya pengembangan program promosi

kesehatan dan PHBS yang lebih terarah, terencana, terpadu, dan berkesinambungan,

dikembangkan melalui Kabupaten/Kota percontohan integrasi promosi kesehatan dengan sasaran

utama adalah PHBS Tatanan Rumah Tangga (individu, keluarga, dan masyarakat) dan

diharapkan akan berkembang ke arah Desa/Kelurahan/ Puskesmas, dan Kabupaten/Kota sehat.

Berdasarkan data kesehatan Indonesia tahun 2014 yang dibuat oleh Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia diketahui bahwa rumah tangga yang telah mempraktekkan perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) di seluruh Indonesia baru mencapai 32,3% dan di provinsi Lampung

(2015) sebesar 59,98%. Hal ini memperlihatkan bahwa pencapaian rumah tangga yang telah

mempraktekan PHBS masih belum mencapai target, dimana target nasional Rencana Strategis

(Renstra) Kemenkes tahun 2010-2014 memiliki target 70% dan target Dinas Kesehatan Provinsi

Lampung adalah 62%. Selanjutnya, Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun

2015-2019 kembali mencantumkan target 70% rumah tangga sudah mempraktekkan PHBS pada

tahun 2014. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS memang merupakan salah satu Indikator

Kinerja Utama (IKU) dari Kementerian Kesehatan.

Evaluasi dari program, dilakukan dengan mengidentifikasi konsep dasar faktor determinan

terjadinya sebuah masalah kesehatan. Menurut teori H.L. Blum, faktor determinan terjadinya

masalah kesehatan adalah faktor lingkungan, faktor pelayanan kesehatan, faktor genetik, dan

faktor perilaku. Perilaku, pengetahuan, lingkungan, serta peran serta masyarakat masih rendah

dalam pelayanan kesehatan. Hal ini nyata bahwa terdapat hubungan antara perilaku yang baik

dan sehat dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. Kondisi perilaku masyarakat dan

lingkungan sekitar dapat menjadi penentu dalam peningkatan taraf kesehatan masyarakat.
Pengetahuan yang baik serta informasi yang benar dapat membantu penyelesaian masalah

perilaku hidup bersih dan sehat tersebut.

Cakupan rumah tangga sehat di daerah Gedong Air pada periode Januari-Desember 2017

adalah sebesar 86 % melalui beberapa indikator cakupan yakni persalinan ditolong tenaga

kesehatan, pemberian ASI eksklusif, penimbangan balita, penggunaan air bersih, perilaku

mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, penggunaan jamban sehat, perilaku memberantas

sarang nyamuk di rumah, perilaku makan sayur dan buah setiap hari, perilaku melakukan

aktivitas fisik setiap hari, dan perilaku tidak merokok di dalam rumah.

Dari 10 indikator PHBS didapatkan bahwa perilaku melakukan aktivitas fisik setiap hari dan

perilaku tidak merokok didalam rumah belum mencapai target pada periode Januari sampai

dengan Desember 2017, maka dari itu dilakukan evaluasi guna memberikan peningkatan kualitas

dan mutu promosi kesehatan di Puskesmas Gedong Air.

1.2. Perumusan Masalah

“bagaimana penyebab rendahnya indikator PHBS perilaku aktifitas fisik setiap hari dan

perilaku tidak merokok didalam di Puskesmas Rawat Inap Gedong Air Tahun 2017 ”.

1.3. Tujuan

Untuk mengetahui penyebab rendahnya indkator perilaku tidak merokok didalam rumah dan

perilaku aktifitas fisik sehari-hari di Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Gedong Air periode

Januari - Desember 2017 dan diharapkan terjadi penurunan angka kesakitan dan kematian yang

dapat dicegah dari perilaku hidup bersih di kehidupan rumah tangga sehari-hari khususnya di

lingkungan Puskesmas Gedong Air.


1.4. Manfaat

Bagi Evaluator :

1. Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur suatu program khususnya program

promosi kesehatan PHBS.

2. Mengetahui banyaknya kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah yang harus

dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, antara lain perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan.

Bagi Perguruan Tinggi :

1. Mengamalkan Tridarma Perguruan Tinggi.

2. Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di bidang

kesehatan.

3. Mewujudkan Universitas Malahayati Bandar Lampung sebagai universitas yang

menghasilkan dokter yang berkualitas.

Bagi Puskesmas yang dievaluasi :

1. Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam Program Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat di Tatanan Rumah Tangga di ruang lingkup kerja puskesmas Gedong Air.

2. Memberi masukan dalam meningkatkan kerjasama dan membina peran serta

masyarakat dalam melaksanakan program promosi kesehatan secara optimal.

3. Membantu kemandirian Puskesmas dalam upaya lebih mengaktifkan program promosi

kesehatan sehingga dapat memenuhi target cakupan program.

4. Memperoleh masukan dari saran-saran yang diberikan, sebagai umpan balik agar

keberhasilan program dimasa mendatang dapat tercapai secara optimal.


1.5. Sasaran

Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Gedong Air pada periode Januari hingga periode

Desember 2017.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Demografi Puskesmas

2.1.1 Data Geografi

Puskesmas Rawat Inap Gedong Air adalah Puskesmas yang di dirikan pada

Tanggal 18 Agustus 1970 yang terletak di Jalan Sisingamangaraja No. 3 Kelurahan

Gedong Air Kec. Tanjung Karang barat.

2.1.2 Peta Wilayah Kerja

Adapun wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Gedong Air terletak di Kecamatan

Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung pada tahun 2016 dengan luas wilayah 6,87

km², meliputi 5 kelurahan binaan, yaitu Kelurahan Gedong Air, Kelurahan Suka Jawa,

Kelurahan Kelapa Tiga Permai, Kelurahan Suka Jawa Baru, Kelurahan Sukadanaham.

Batas-batas wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap Gedong Air adalah sebagai

berikut:

a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Segala Mider dan Kecamatan Kedaton.

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Teluk Betung Utara.

c. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Karang Pusat.

d. Sebelah barat berbatasan dengan Kelurahan Susunan Baru dan Kelurahan Segalamider.

Wilayah Kerja Puskesmas Gedong Air :

1. Kelurahan Gedong Air : 1,31 km²

2. Kelurahan Suka Jawa : 0,46 km²

3. Kelurahan Sukadanaham : 4,11 km²


4. Kelurahan Suka Jawa Baru : 0,46 km²

5. Kelurahan Kelapa Tiga Permai : 0,53 km²

2.1.3 Data penduduk

No KELURAHAN JUMLAH LAKI- PEREMPUAN JARAK KET


PENDUDUK LAKI TEMPUH

1 Gedong Air 14.520 7.276 7.244 10 mnt


2 Suka Jawa 9.707 4.970 4.737 15 mnt
3 Sukadanaham 4.008 4.064 1.944 30 mnt
4 Suka Jawa Baru 7.517 3.828 3.689 15 mnt
5 Kelapa Tiga Permai 4.304 2.214 2.090 15mnt
Jumlah 40.352 20.352 19.704
Tabel 2.1. Data Penduduk

2.1.4 Sarana dan Prasarana

1. Pendidikan

Untuk sarana pendidikan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap

Gedong Air dapat dilihat pada tabel berikut :

SARANA
KELURAHAN
PENDIDIKAN
Gedong Suka Jawa Sukadanaham Suka Jawa Kelapa Tiga
Air Baru Permai
TK/PAUD 9/1 8/1 3 0 0
SD/MIN 6 2/1 1/1 4 0
SLTA 1 0 0 0 0
Tabel 2.2 Jumlah Sarana Pendidikan

2. Agama

Jumlah Sarana ibadah di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Gedong Air 2017

Sarana KELURAHAN
Suka Jawa Kelapa Tiga
Ibadah Gedong Air Suka Jawa Sukadanaham Baru Permai
Masjid 2 2 1 1 2
Mushola 3 2 3 2 3
Vihara 0 0 0 0 0
Gereja 0 0 0 0 0
Pura 0 0 0 0 0
Tabel 2.3 Jumlah Sarana Ibadah

2.1.5 Sarana Pelayanan Kesehatan

Sarana Pelayanan Kesehatan di Wilayah Kerja Puskemas Rawat Inap Gedong Air

Tahun 2017.

Nama Sarana Jumlah


Puskesmas Induk Gedong Air 1
Poskeskel 5
Dokter praktek Umum -
Dikter praktek Gigi 1
Dokter praktek Spesalis 0
Bidan praktek Swasta 4
Balai pengobatan Swasta 2
8 Toko Obat/apotek 2
9 Posyandu 22
10 Puskesmas Pembantu 3
Tabel 2.4 Sarana Pelayanan Kesehatan

2.1.6 Kondisi Administratif

No Kelurahan Jml. Lingkungan Keterangan

LK I = 19 Rt
1 Gedong Air 2 LK
LKII = 20 Rt

LK I = 9 Rt
2 Suka Jawa 2 LK
LK II = 10 Rt

LK I = 6 Rt
3 Sukadanaham 3 LK LK II = 4 Rt
LK III = 3Rt
LK I = 13 Rt
4 Suka Jawa Baru 2 LK
LK II = 5 Rt

LK I = 6 Rt
5 Kelapa Tiga Permai 2 LK
LK II = 6 Rt

Tabel 2.5 Kondisi Administratif

2.1.7 Sumber Daya Manusia Puskesmas Rawat Inap Gedong Air

1. Data Kepegawaian Puskesmas Gedong Air


N URAIAN INDUK PUSTU JUMLAH KET
O
1 Dokter Umum 3 0 5 1 (Ka.
Puskes)
2 Dokter Gigi 2 0 2 1 (Tubel)
3 Sarjana Keperawatan 2 0 2
4 Akper 2 5 7
5 SPK 0 2 2
6 AKG (perawat Gigi) 1 0 1
7 AKBID 6 2 8
8 Bidan 1 2 3
9 Perawat Bidan 0 0 0
10 Sanitarian 2 0 2
11 Apoteker 1 0 1 1 Apoteker
Tubel
12 AA 1 0 1
13 Akzi 1 0 1
14 Pek. Kes / Adm 5 2 7 1 Ka. Subbag
TU
15 AAK 2 0 2
16 Promkes 1 0 1
Jumlah 30 13 43
Tabel 2.6 Data Kepegawaian

2. Data Pegawai PTT dan TKS

N URAIAN INDUK PUSTU KETERANGAN


O
1 Dokter Umum 3 0
2 Akper 5 1
3 Bidan 8 2
4 Administrasi 3 0
5 SPRG 1 0
6 Clening servis 2 3
7 Pet.Jg malam/Supir 1/1 0
24 6 30
Tabel 2.7 Data Pegawai PTT dan TKS

2.2 Puskesmas

2.2.1 Definisi Puskesmas

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 75 pasal 32 (2014), Puskesmas

merupakan unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota, sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Puskesmas adalah organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan

kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan memberikan

pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam

bentuk kegiatan pokok (Depkes RI, 1991).

2.2.2 Tugas Pokok dan Fungsi

Dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 / MENKES / SK // 2004

tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa fungsi

Puskesmas adalah :

1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat

3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 75 pasal 5,6 dan 7 (2014),

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan

pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya

kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas, Puskesmas menyelenggarakan fungsi:


A. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya. Dalam penyelenggaraan

UKM tingkat pertama, puskesmas berwenang untuk :

a. Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan masyarakat dan

analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan.

b. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.

c. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam

bidang kesehatan.

d. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah

kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan

sektor lain terkait.

e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan upaya kesehatan

berbasis masyarakat.

f. Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Puskesmas.

g. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan.

h. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan cakupan

Pelayanan Kesehatan.

i. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat, termasuk dukungan

terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.

B. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Dalam penyelenggaraan

UKP tingkat pertama, puskesmas berwenang untuk :

a. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,

berkesinambungan dan bermutu.


b. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif dan

preventif.

c. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat.

d. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan keamanan dan

keselamatan pasien, petugas dan pengunjung.

e. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama

inter dan antar profesi.

f. Melaksanakan rekam medis.

g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses Pelayanan

Kesehatan.

h. Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan.

i. Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat

pertama di wilayah kerjanya;.

j. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan.

Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama dan

upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya kesehatan dilaksanakan secara

terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama

meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya kesehatan masyarakat

pengembangan.

Upaya kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap

Puskesmas untuk mendukung pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota

bidang kesehatan. Upaya kesehatan masyarakat esensial sebagaimana meliputi:


a. Pelayanan promosi kesehatan.

b. Pelayanan kesehatan lingkungan.

c. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana.

d. Pelayanan gizi; dan

e. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.

Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan upaya kesehatan

masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan/atau bersifat

ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas masalah

kesehatan, kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-

masing Puskesmas.

2.2.3 Program Kerja Puskesmas

1. Pelayanan promosi kesehatan

2. Pelayanan kesehatan lingkungan

3. Pelayanan kesehatan ibu dan anak / KB

4. Pelayanan gizi

5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit

6. Pelayanan kepewawatan kesehatan masyarakat

2.3. Promosi Kesehatan

2.3.1. Pengertian

Istilah dan pengertian promosi kesehatan merupakan pengembangan dari istilah

pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti: Pendidikan kesehatan, penyuluhan

kesehatan, KIE (Kominikasi, Informasi, Edukasi). Promosi kesehatan atau pendidikan


kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang bergerak bukan hanya dalam

proses penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat

tentang kesehatan sematan, akan tetapi didalamnya terdapat usaha untuk memfasilitasi

dalam rangka perubahan perilaku masyarakat (Fitriani, 2011).

Promosi kesehatan adalah upaya pemberdayaan masyarakat untuk memelihara,

meningkatkan dan melindungi kesehatan diri dan lingkungannya. Memberdayakan adalah

upaya untuk membangun daya atau mengembangkan kemandirian yang dilakukan

dengan menimbulkan kesadaran, kemampuan, serta dengan mengembangkan iklim yang

mendukung kemandirian. Dengan demikian, promosi kesehatan merupakan upaya

mempengaruhi masyarakat agar menghentingkan perilaku beresiko tinggi dan

nenghentikan dengan perilaku yang aman atau paling tidak beresiko rendah. Program

promosi kesehatan tidak dirancang “dibelakang meja”. Supaya efektif, program harus

dirancang berdasarkan realitas kehidupan sehari-hari masyarakat setempat (Kholid,

2012).

Promosi Kesehatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses

pemberdayaan masyarakat, yaitu melalui pembelajaran dari, oleh dan bersama

masyarakat sesuai dengan lingkungan social budaya setempat, agar masyarakat dapat

menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan (Fitriani, 2011). Promosi kesehatan adalah

“memasarkan” atau “menjual” atau “memperkenalkan” pesan-pesan kesehatan atau

“upaya-upaya” kesehatan, sehingga masyarakat “menerima”, atau “membeli” (dalam arti

menerima perilaku kesehatan) atau “mengenal” pesan-pesan kesehatan tersebut, yang

akhirnya masyarakat mau berperilaku hidup sehat (Notoatmodjo, 2011). Promosi

kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat


melaluipembelajaran dari, oleh untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat

menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat,

sesuai sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan

kesehatan (Depkes RI, 2010).

WHO mendefinisikan promosi kesehatan yaitu suatu proses pemberdayaan

individu dan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan mereka mengendalikan

determinan-determinan kesehatan sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan

mereka. Promosi kesehatan yaitu upaya meningkatkan kemampuan masyarakat dalam

dalam mengendalikan faktor-faktor kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan

kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai social budaya setempat dan didukung

oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan (Depkes, 2014).

Promosi kesehatan adalah kombinasi berbagai dukungan menyangkut pendidikan,

organisasi, kebijakan dan peraturan perundangan untuk perubahan lingkungan dan

perilaku yang menguntungkan kesehatan (Green dan Ottoson, 1998 dalam Taufik, 2010).

Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan masyarakat agar mampu

memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan

dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, artinya proses pemberdayaan tersebut

dilakukan melalui kelompok-kelompok potensial di masyarakat . Proses pemberdayaan

tersebut dilakukan dengan menggunakan pendekatan sosial budaya setempat. Proses

pembelajaran tersebut juga dibarengi dengan upaya mempengaruhi lingkungan, baik

lingkungan fisik termasuk kebijakan dan peraturanperundangan (Taufik, 2010). Ahli lain

menyebutkan mengenai model promosi kesehatan yaitu suatu cara untuk menggambarkan
interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan interpersonalnya dalam berbagai dimensi.

2.3.2. Tujuan Promosi Kesehatan

Green (1991) dalam Maulana (2009) menyebutkan bahwa tujuan promosi

kesehatan terdiri dari tiga tingkatan, yaitu tujuan program, tujuan pendidikan, dan tujuan

perilaku.

Tujuan program (program objective). Tujuan program merupakan refleksi dari fase

sosial dan epidemiologi, berupa pernyataan tentang apa yang akandicapai dalam periode

tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan ini harus mencakup who will

in how much of what by when. Tujuan program juga sering disebut sebagai tujuan jangka

penjang.

Tujuan pendidikan (educational objective). Merupakan pendidikan dan pembelajaran

yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan pendidikan disebut

juga tujuan jangka menengah.

Tujuan perilaku (behavioral objective). Merupakan tujuan jangka pendek yang

merupakan gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan.

Tujuan perilaku berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan.

2.3.3. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Ruang lingkup Promosi Kesehatan menurut Taufik (2010) meliputi:

a. Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan (health education) yang

penekanannya pada perubahan/perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran,

kemauan dan kemampuan.


b. Promosi kesehatan mencakup pemasaran sosial (social marketing), yang

penekanannya pada pengenalan produk/ jasa melalui kampanye.

c. Promosi kesehatan adalah upaya penyuluhan (upaya komunikasi dan informasi) yang

tekanannya pada penyebaran informasi.

d. Promosi kesehatan merupakan upaya peningkatan (promotif) yang penekanannya pada

upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

e. Promosi kesehatan mencakup upaya advokasi di bidang kesehatan, yaitu upaya

mempengaruhi lingkungan atau pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang

berwawasan kesehatan (melalui upaya legislasi atau pembuatan peraturan, dukungan

suasana, dan lain-lain di berbagai bidang/sektor, sesuai keadaan).

f. Promosi kesehatan juga mencakup pengorganisasian masyarakat (Community

organization), pengembangan masyarakat (Community development), penggerak

masyarakat (Community mobilization), pemberdayaan masyarakat (Community

empowerment).

Aktivitas utama promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa (1986)

dalam Depkes (2006) terdiri dari Advokasi (Advocating), Pemberdayaan (Enabling) dan

Mediasi (Mediating). Komponen utama promosi kesehatan

meliputi:

1. Membangun kebijakan umum berwawasan kesehatan (Build Healthy PublicPolicy)

yaitu mengupayakan agar para penentu kebijakan diberbagai sectordan tingkatan

administrasi mempertimbangkan dampak kesehatan dari setiap kebijakan yang

dibuatnya.

2. Menciptakan lingkungan yang mendukung (Create Supportive Environment) yaitu


menciptakan suasana lingkungan baik fisik maupunsosial politik untuk mendukung

terhadap kegiatan masyarakat agar lebih berdaya dalam upaya mengendalikan faktor-

faktor yang mempengaruhi kesehatan.

3. Memperkuat gerakan masyarakat (Strengthen Community Action) yaitu memberikan

dukungan terhadap kegiatan masyarakat agar lebih berdaya dalam upaya

mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan.

4. Mengembangkan keterampilan individu (Develop Personal Skill) yaitu

mengupayakan agar masyarakat mempu membuat keputusan yang efektif dalam

upaya kesehatan, melalui pemberain informasi, pendidikan, dan pelatihan yang

memadai. Upaya ini akan lebih efektif dan efisien bila dilakukan melalui pendekatan

tantanan (setting).

5. Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient health Service) yaitu mengubah orientasi

pelayanan kesehatan agar lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, tanpa

mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Piagam Ottawa (1986) tersebut merumuskan strategi dasar promosi kesehatan

yaitu pemberdayaan, bina suasana dan advokasi. Pemberdayaan masyarakat ditujukan

kepada masyarakat khususnya individu, keluarga atau kelompok agar berdaya dalam

mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan. Bina suasana ditujukan

kepada pembentuk opini atau pihak-pihak yang mempengaruhi opini di masyarakat,

seperti tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan dan organisasi non pemerintah.

Advokasi ditujukan kepada pembuat keputusan dan penentu kebijakan public serta pihak-

pihak yang berkepentingan (stakeholders) lainnya (Depkes, 2006).


2.3.4 PHBS Tatanan Rumah Tangga

Definisi Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku

yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan

seseorang atau keluarga dapat menolong 21 diri sendiri dibidang kesehatan dan berperan

aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakatnya. Kondisi sehat dapat dicapai dengan

mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan

lingkungan sehat di rumah tangga olehkarena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara, dan

ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak.

Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi kesehatan

setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang

kurang kondusif untuk hidup sehat (Depkes, 2014).

PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah

tangga agar sadar, mau dan mampu mempraktikkan PHBS untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatannya, mencegah resiko terjadinya penyakit dan melindungi diri

dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Oleh

karena itu tatanan rumah tangga sehat dapat diwujudkan dengan perilaku sehat dan

lingkungan sehat.

PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat.

2.3.5. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu

kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur

komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana
(Social Support) dan pemberdayaan 22 masyarakat (Empowerment). Dengan demikian

masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan

masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan

menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

2.3.6. Indikator PHBS tatanan rumah tangga

Indikator adalah suatu petunjuk yang membatasi fokus perhatian suatu penilaian.

Adapun indikator PHBS tatanan rumah tangga, adalah:

1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, yaitu pertolongan pertama pada

persalinan balita termuda dalam rumah tangga dilakukan oleh tenaga kesehatan

(dokter, bidan dan paramedis lainnya).

2. Bayi diberi ASI ekslusif, adalah bayi termuda usia 0-6 bulan mendapat ASI saja sejak

lahir sampai usia 6 bulan.

3. Mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, adalah anggota-anggota rumah tangga

mempunyai pembiayaan praupaya kesehatan seperti askes, kartu sehat, dana sehat,

Jamsostek dan lain sebagainya.

4. Ketersediaan air bersih, adalah rumah tangga yang memiliki akses terhadap air bersih

dan menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari air dalam

kemasan, air leding, air sumur terlindung dan penampungan air hujan. Sumber air

pompa, sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari tempat

penampungan kotoran atau limbah.

5. Ketersediaan jamban sehat, adalah rumah tangga yang memiliki atau menggunakan

jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang penampungan kotoran sebagai

pembuangan akhir.
6. Mencuci tangan pakai sabun : Mencuci tangan di air mengalir dan memakai sabun

dapat menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel di tangan

sehingga tangan bersih dan bebas kuman.

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu : Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala

(PJB) di lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat

perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam rumah, seperti bak mandi, WC, vas

bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air, dll yang dilakukan secara

teratur setiap minggu. Selain itu, juga lakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)

dengan cara 3 M (Menguras, Mengubur, Menutup).

8. Tidak merokok di dalam rumah, adalah penduduk / anggota keluarga umur 10 tahun

keatas tidak merokok di dalam rumah selama ketika berada bersama anggota keluarga

lainnya selama 1 bulan terakhir.

9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari, adalah penduduk/ anggota keluarga umur 10

tahun keatas dalam 1 minggu terakhir melakukan aktifitas fisik (sedang maupun

berat) minimal 30 menit setiap hari.

10. Makan buah dan sayur setiap hari, adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun

keatas yang mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi sayuran atau sebaliknya

setiap hari dalam 1 minggu terakhir (Depkes RI , 2013).

2.3.7 Strategi pencapaian PHBS

Kebijakan Nasional Promosi kesehatan menetapkan tiga strategi dasar promosi

kesehatan dan PHBS yaitu (Notoatmodjo, 2007)

a. Gerakan Pemberdayaan (Empowerment) Merupakan proses pemberian informasi

secara terus menerus dan berkesinambungan agar sasaran berubah dari aspek
knowledge, attitude, dan practice. Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu

dan keluarga, serta kelompok masyarakat.

b. Bina Suasana (Social Support) Upaya menciptakan lingkungan sosial yang

mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang

diperkenalkan. Terdapat tiga pendekatan dalam bina suasana antara lain:

1) Pendekatan individu

2) Pendekatan kelompok

3) Pendekatan masyarakat umum

c. Advokasi (Advocacy) Upaya yang terencana untuk mendapatkan dukungan dari

pihakpihak terkait (stakeholders). Pihak-pihak terkait ini dapat berupa tokoh

masyarakat formal yang berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan Dan

penyandang dana pemerintah. Selain itu, tokoh masyarakat informal seperti tokoh

agama, tokoh pengusaha, dan lain sebagainya dapat berperan sebagai penentu

kebijakan tidak tertulis dibidangnya atau sebagai penyandang dana non pemerintah.

Sasaran advokasi terdapat tahapan-tahapan yaitu:

1) Mengetahui adanya masalah

2) Tertarik untuk ikut menyelesaikan masalah

3) Peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan alternatif

pemecahan masalah

4) Sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu alternatif

pemecahan masalah

5) Memutuskan tindak lanjut kesepakatan

2.4. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini terdiri dari beberapa Laporan Kajian Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga periode Januari - Desember 2017 di

Puskesmas Gedong Air, antara lain:

1. Kepmenkes RI No.585/Menkes/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi

Kesehatan di Puskesmas (Lampiran).

2. Laporan Pemantauan PHBS Rumah Tangga di Gedong Air pada periode Januari sampai

dengan Desember 2017.

3. Laporan kegiatan Intervensi mendukung PHBS Rumah Tangga di Gedong Air.

4. Laporan pelaksanaan kegiatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat.

2.5. Metode

Evaluasi program ini dilaksanakan sesuai dengan Kepmenkes RI No.585/Menkes/SK/V/2007

dengan pengumpulan data, analisis data, dan pengolahan data sehingga dapat digunakan untuk

menjawab permasalahan pelaksanaan program yang terjadi, baik pada awal, ditengah, maupun

akhir program dengan cara membandingkan cakupan program Promosi Kesehatan yaitu Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga di Puskesmas Gedong Air periode Januari -

Desember 2017 terhadap tolok ukur PHBS yang telah ditetapkan dan menemukan penyebab

masalah dengan menggunakan pendekatan sistem.

Pengumpulan data diambil secara menyeluruh tiap desa sesuai dengan indikator dan hasil

penyuluhan, sebagai berikut :

- Pendataan persalinan melalui tenaga kesehatan kepada setiap rumah tangga oleh kader.

- Pendataan pemberian ASI eksklusif kepada setiap rumah tangga oleh kader.

- Pendataan penimbangan balita kepada setiap posyandu oleh petugas gizi.


- Pendataan penggunaan air bersih rumah tangga kepada setiap rumah oleh kader.

- Pendataan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun kepada setiap rumah tangga oleh

kader.

- Pendataan penggunaan jamban sehat kepada setiap rumah tangga oleh kader.

- Pendataan pemberantasan jentik nyamuk kepada setiap rumah oleh kader jumantik dan

petugas P2.

- Pendataan perilaku makan buah dan sayur kepada setiap rumah tangga oleh kader.

- Pendataan perilaku aktivitas fisik harian kepada setiap rumah tangga oleh kader.

- Pendataan perilaku merokok kepada setiap rumah tangga oleh kader dan

- Pengumpulan seluruh data perolehan rumah tangga oleh kader kepada petugas promkes.

2.6. Kerangka Teoritis

Bagan 1. Gambar Teori Sistem

Gambar di atas menerangkan sistem adalah gabungan dari elemen -elemen yang saling

dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu kesatuan organisasi

dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian atau elemen tersebut dapat

dikelompokkan dalam lima unsur, yaitu :


1) Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan

dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man), dana

(money), sarana (material), metode (method), mesin atau alat yang digunakan (machine),

jangka alokasi waktu (minute), lokasi masyarakat (market), dan informasi (information).

2) Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam sistem dan

berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan. Terdiri dari unsur

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan

pemantauan (controlling).

3) Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari

berlangsungnya proses dalam sistem.

4) Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem

tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan fisik dan non

fisik.

5) Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan keluaran

dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut, berupa pencatatan dan

pelaporan yang lengkap, monitoring, dan rapat bulanan.

6) Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Program PHBS Rumah Tangga Puskesmas Gedong Air 2017

Program pelayanan promosi kesehatan, dalam hal ini PHBS tatanan rumah tangga

di wilayah kerja Puskesmas Gedong Air secara keseluruhan dilaksanakan dari Januari-

Desember 2017. Dalam pelaksanaan promosi kesehatan Puskesmas Gedong Air yang

telah dilakukan, terdapat kesenjangan antara target dan pencapaian yang menjadi sebuah

masalah pelayanan promosi kesehatan. Hal ini tertuang dalam data survey mawas diri

(SMD) tahun 2017 yang meliputi data jumlah rumah tangga yang melakukan persalinan

di tenaga kesehatan, ASI eksklusif, bayi atau balita di timbang per bulan, mencuci tangan

pakai sabun dan air mengalir, jamban sehat, sarana air bersih, memberantas jentik

nyamuk, makan buah dan sayur, melakukan aktifitas fisik dan tidak merokok dalam

rumah. Data pencapaian semua indikator tertuang dalam tabel dibawah ini :

No Indikator PHBS Rumah Tangga Target Cakupan Kesenjangan


(%) (%) (%)
1 Persalinan Nakes 70 100 -
2 ASI Ekslusif 70 87 -
3 Bayi/Balita Di Timbang 70 79 -
4 Mencuci Tangan Pakai Sabun Dan Air Mengalir 70 97 -

5 Jamban Sehat 70 94 -
6 Sarana Air Bersih 70 100 -
7 Memberantas Jentik Nyamuk 70 90 -
8 Makan Buah Dan Sayur 70 89 -
9 Melakukan Aktivitas Fisik 70 68,8 2,2
10 Tidak Merokok Dalam Rumah 70 20 50
Tabel 3.1 Data Program Program PHBS Tatanan Rumah Tangga Sehat Di
Puskesmas Gedong Air Bulan Januari-Desember 2017

Berdasarkan tabel di atas, di dalam program tatanan rumah tangga, perubahan

prilaku masih belum tercapai. Hal ini terlihat pada masih badanya kesenjangan pada

indikator PHBS rumah tangga yaitu melakukan aktifitas fisik sebanyak 2,2% dan tidak

merokok di dalam rumah sebanyak 50%.

3.2 Identifikasi Masalah

1. Terdapat kesenjangan presentase cakupan tidak merokok di dalam rumah dengan

pencapaian sebesar 50% di wilayah kerja puskesmas Gedong Air pada bulan januari

sampai desember 2017.

2. Terdapat kesenjangan presentase cakupan melakukan aktivitas fisik dengan

pencapaian sebesar 2,2% di wilayah kerja puskesmas Gedong Air pada bulan januari

sampai desember 2017.

3.3 Menentukan Prioritas Masalah

Prioritas masalah ditentukan menggunakan metode USG (urgensi, seriousnes dan

growth). Metode USG adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas dengan

menetukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan dengan skala/ skoring 1 sampai

dengan 5. Semakin besar tingkat urgensi atau perkembangan dan tingkat keseriusan maka

nilainya semakin tinggi. Setelah dilakukan pertimbangan dengan konprehensif melalui

skoring USG, hasil USG disajikan dalam tabel berikut :

No Masalah Urgensi Serioussly Growth Hasil


(U) (S) (G)
1 Terdapat kesenjangan presentase 5 4 5 100
cakupan tidak merokok di dalam
rumah dengan pencapaian sebesar
50% di wilayah kerja puskesmas
Gedong Air pada januari sampai
desember 2017

2 Terdapat kesenjangan presentase 3 4 4 48


cakupan melakukan aktivitas fisik
dengan pencapaian sebesar 2,2% di
wilayah kerja puskesmas Gedong Air
pada januari sampai desember 2017

Tabel 3.2 Data Prioritas Masalah

Dari data diatas, prioritas masalah dengan hasil skoring terbanyak adalah tidak

merokok dalam rumah dengan jumlah hasil perkalian Urgensi, Serioussly, Growth

bernilai 100. Prioritas masalah berikutnya adalah melakukan aktifitas fisik dengan

skoring USG 48. Maka dapat disimpulkan prioritas masalah sesuai dengan skoring USG

adalah masalah tidak merokok didalam rumah.

Setelah menentukan prioritas masalah, dilakukan penentuan prioritas faktor-faktor

yang mempengaruhi masalah. Penentuan prioritas ini, dilakukan dengan metode yang

sama yaitu USG dengan menggunakan skoring 1 sampai dengan lima. Melalui

pertimbangan yang konprehensif dengan menggunakan skoring USG, hasil USG

disajikan dalam tabel berikut berdasarkan Teori Lawrence Green (1991):

No Faktor penyebab masalah Urgensi Serioussly Growth Hasil


(U) (S) (G)
1 Faktor Predisposisi
 Pengetahuan 4 5 4 80
(gaptek,tidak pintar
bersosialisasi, tidak sekolah)
 Sikap (malas, tidak mau 3 3 3 27
melakukan tindakan yang
mengarah ke hal yang
positif)
 Pendidikan ( tidak sekolah, 3 3 3 27
kurang pintar )
 Persepsi ( kurang memahami 3 3 3 27
bahaya rokok)
2 Faktor pendukung
 Peraturan Daerah (Perda) 4 5 4 80
No.8 tahun 2017 tentang
Kawasan Tanpa Rokok
(KTR)
3 Faktor pendorong
 Keluarga 4 5 4 80
 Petugas kesehatan 3 3 3 27
Tabel 3.3 Analisis Penyebab Masalah Berdasarkan Teori Lawrence Green (1991)

Berdasarkan tabel di atas, dihasilkan tiga prioritas penyebab masalah dengan hasil

tertinggi yaitu faktor Pengetahuan, Peraturan Daerah (Perda) No.8 tahun 2017 tentang

KTR, dan faktor Keluarga dengan masing masing hasil skoring perkalian Urgensi,

Serioussly, Growth sebesar 80. Oleh karena itu, prioritas penyebab masalah adalah faktor

pengetahuan dan faktor kepatuhan terhadap Peraturan Daerah (Perda) No.8 tahun 2017

tentang KTR dan faktor keluarga sebagai faktor penyebab yang paling berpengaruh

terciptanya masalah program pelayanan promosi kesehatan berupa perilaku merokok di

dalam rumah.

3.4 Analisis Akar Penyebab Masalah

Mencari akar penyebab masalah kesehatan yang terjadi dengan metode diagram

sebab akibat dari ishikawa (disebut juga diagram tulang ikan/ fish bone). Dimana

kemungkinan akar penyebab masalah dapat berasal dari :

1. Man; faktor manusia


2. Money; faktor biaya
3. Material; faktor sarana prasarana
4. Metode; faktor metode
5. Media; Lingkungan
3.5 Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan pengamatan dan pengumpulan data dari analisis prioritas penyebab

masalah tersebut maka alternatif pemecahan masalah yang disesuaikan dengan

Permenkes No.585/SK/V/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di

Puskesmas dan target pencapaian Suistanable Development Goal’s (SDG’s) melalui

Renstra (Rencana Strategi) 2013-2019 dengan melakukan pertimbangan yang

konprehensif serta disesuaikan dengan kondisi perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi saat ini. Alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan yaitu :

1. Masalah 1

Kesenjangan presentase cakupan tidak merokok di dalam rumah dengan target

pencapaian sebesar 50%.

No. Perioritas Solusi Kegiatan


penyebab masalah
1. Rendahnya 1. Meningkatkan 1. Memberikan penyuluhan melalui media
pengetahuan pengetahuan seperti poster, leaflet, stiker, diskusi dan
masyarakat melalui demonstrasi kepada masyarakat sekitar
media inovatif. serta dengan media inovatif berbasis
2. Mensosialisasikan online seperti video singkat mengenai
Bahaya merokok untuk bahaya merokok dengan menggunakan
diri sendiri dan orang public promotion berbasis online dalam
lain. upaya penyelarasan dengan perkembangan
Teknologi.
2. Pemberdayaan masyarakat khususnya
generasi muda melalui Lomba menbuat
video singkat dengan GEMAR yang
dilakukan di sekolah wilayah Puskesmas
Gedong Air.
3. Melakukan penyuluhan di sekolah
4. Menjadikan Situs resmi Puskesmas
Gedong Air dijadikan situs terdepan
dalam publikasi penyuluhan promosi
kesehatan guna menegaskan komitmen
Puskesmas Gedong Air dalam
peningkatan promosi kesehatan, terutama
dalam hal ini tidak merokok dalam rumah.
5. Kerjasama advokasi dengan LSM dan
pendekatan keagamaan dengan berkerja
sama dengan Majelis Taklim.
6. Usaha Pencapaian standar sarana/peralatan
promosi kesehatan di Puskesmas yang
sesuai dengan Permenkes
No.585/SK/V/2007 guna meningkatkan
pengetahuan masyarakat
7. Meningkatkan dan mempertahankan
semua program yang telah dilakukan
dengan pencapaian yang baik.
2. Peraturan 1. Memberikan komitmen 1. Melakukan pembinaan seluruh kader serta
Pemerintah Daerah berlanjut berupa Juklas publikasi disetiap kegiatan promosi
dan Juknis oleh kesehatan mengenai Perda No.8 tahun
Pemerintah Daerah 2017
2. Meningkatkan 2. Melakukan komunikasi efektif mengenai
kerjasama lintas sektor setiap hasil surveilance kepada aparat
lintas sektor pada pertemuan yang
dilakukan 3 bulan sekali (sesuai jadwal).
3. Meningkatkan keefektifitasan Fasilitas
Ajungan Tempat Merokok (ATM) dengan
kerjasama lintas sektor yang lebih
koordinatif.

3 Keluarga Melakukan PHBS dalam 1. Komunikasi efektif promosi kesehatan


rumah tangga dengan pemberdayaan keluarga melalui
objek potensial “ibu” sebagai poros
perubahan perilaku dalam keluarga.
2. Dimulai dengan melakukan PHBS
terhadap diri sendiri
3. Melakukan pembiasaan PHBS di dalam
rumah
4. Mengadakan pembagian stiker Kawasan
Tanpa Rokok (KTR) didalam rumah.
Tabel 3.4 Alternatif Pemecahan Masalah 1
2. Masalah 2

Kesenjangan presentase cakupan melakukan aktivitas fisik dengan target pencapaian

sebesar 2,2%.

No. Perioritas Solusi Kegiatan


penyebab masalah
1. Rendahnya 1. Meningkatkan 1. Menjadikan Situs resmi Puskesmas
pengetahuan pengetahuan Gedong Air dijadikan situs terdepan
masyarakat melalui dalam publikasi penyuluhan promosi
media inovatif. kesehatan guna menegaskan
2. Mensosialisasikan komitmen Puskesmas Gedong Air
Penyakit akibat tidak dalam peningkatan promosi
melakukan aktivitas kesehatan, terutama dalam hal ini
fisik mensosialisasikan penyakit akibat
tidak melakukan aktifitas fisik.
2. Kerjasama advokasi dengan LSM
dan pendekatan keagamaan dengan
berkerja sama dengan Majelis
Taklim.
3. Usaha Pencapaian standar
sarana/peralatan promosi kesehatan
di Puskesmas yang sesuai dengan
Permenkes No.585/SK/V/2007 guna
meningkatkan pengetahuan
masyarakat.
4. Meningkatkan dan mempertahankan
semua program yang telah dilakukan
dengan pencapaian yang baik
sebelumnya, seperti Senam Sehat
setiap hari Selasa dan jumat di
Puskesmas Gedong Air.
2. Faktor Fasilitas 1. Meningkatkan 1. Senam Sehat mingguan di Puskesmas
fasilitas masyarakat Gedong Air
untuk melakukan 2. Melakukan upaya
aktivitas fisik setiap penerbitan/penyebaran video senam
hari
sehat Puskesmas Gedong Air berbasis
Online melalui situs resmi Puskesmas
Gedong Air.
3. Meningkatkan pembinaan kader pustu
untuk ikut serta mengajak masyarakat
untuk berpartisispasi memanfaatkan
fasilitas yang diberikan puskesmas.
4. Meningkatkan fasilitas umum untuk
melakukan olahraga/aktifitas fisik

3 Keluarga Melakukan Aktifitas 1. Komunikasi efektif promosi kesehatan


Fisik setiap hari di dengan pemberdayaan keluarga melalui
tatanan rumah tangga objek potensial “ibu” sebagai poros
perubahan perilaku dalam keluarga.
2. Dimulai dengan melakukan aktifitas
fisik terhadap diri sendiri.
3. Melakukan pembiasaan aktifitas fisik di
dalam rumah.
Tabel 3.5 Alternatif Pemecahan Masalah 2

3.6 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

Dalam pemecahan masalah, ditentukan sebuah prioritas alternatif pemecahan

masalah. Hal ini merupakan alternatif pemecahan masalah yang harus dilakukan segera

dan tidak memerlukan persiapan dan material yang banyak. Penentuan prioritas alternatif

pemecahan masalah menggunakan metode USG, salah satu alat untuk menyusun urutan

prioritas alternatif dengan menetukan tingkat urgensi, keseriusan dan perkembangan

dengan skala/ skoring 1 sampai dengan 5. Semakin besar tingkat urgensi atau

perkembangan dan tingkat keseriusan maka nilainya semakin tinggi. Setelah jarak

pendapat dengan skoring USG, hasil USG disajikan dalam tabel berikut :

No Alternatif Pemecahan Masalah Urgensi Seriousnes Growth Hasil


(U) (S) (G)
1. Pengetahuan Rendah
 Memberikan penyuluhan 4 3 3 36
melalui media seperti poster,
leaflet, stiker, diskusi dan
demonstrasi kepada
masyarakat sekitar serta
dengan media inovatif berbasis
online seperti video singkat
mengenai bahaya merokok
dengan menggunakan public
promotion berbasis online
dalam upaya penyelarasan
dengan perkembangan
Teknologi.
 Pemberdayaan masyarakat
khususnya generasi muda
melalui Lomba menbuat video
singkat dengan GEMAR yang
dilakukan di sekolah wilayah
Puskesmas Gedong Air..
 Menjadikan Situs resmi
Puskesmas Gedong Air
dijadikan situs terdepan dalam
publikasi penyuluhan promosi
kesehatan guna menegaskan
komitmen Puskesmas Gedong
Air dalam peningkatan
promosi kesehatan, terutama
dalam hal ini tidak merokok
dalam rumah.
 Kerjasama advokasi dengan
LSM dan pendekatan
keagamaan dengan berkerja
sama dengan Majelis Taklim.
 Usaha Pencapaian standar
sarana/peralatan promosi
kesehatan di Puskesmas yang
sesuai dengan Permenkes
No.585/SK/V/2007 guna
meningkatkan pengetahuan
masyarakat
 Meningkatkan dan
mempertahankan semua
program yang telah dilakukan
dengan pencapaian yang baik
sebemumnya.
2. Peraturan Daerah No.8 tahun 2017
 Melakukan pembinaan 2 2 2 8
seluruh kader serta publikasi
disetiap kegiatan promosi
kesehatan mengenai Perda
No.8 tahun 2017
 Melakukan komunikasi
efektif mengenai setiap hasil
surveilance kepada aparat
lintas sektor pada pertemuan
yang dilakukan 3 bulan sekali
(sesuai jadwal).
 Meningkatkan keefektifitasan
Fasilitas Ajungan Tempat
Merokok (ATM) dengan
kerjasama lintas sektor yang
lebih koordinatif.
3. Keluarga
 Komunikasi efektif promosi 2 3 2 12
kesehatan dengan
pemberdayaan keluarga
melalui objek potensial “ibu”
sebagai poros perubahan
perilaku dalam keluarga.
 Melakukan PHBS mulai diri
sendiri dilanjutkan menjadi
pembiasaan PHBS di dalam
rumah

 Mengadakan pembagian stiker


Kawasan Tanpa Rokok (KTR)
didalam rumah.

Tabel 3.6 Prioritas Alternatif Pemecahan Masalah

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulakan prioritas alternatif pemecahan


masalah berupa tindakan aktif yang harus dilakukan segera dan tidak memerlukan
persiapan dan material yang banyak. Dengan menggunakan metode yang sama yaitu
USG, penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dipilih berdasarkan hasil skoring
tertinggi dari Urgensi, Serioussly, dan Growth sejumlah 36 yaitu penyuluhan melalui
media inovatif, diskusi dan demonstrasi kesehatan masyarakat dalam upaya
meningkatkan pengetahuan masyarakat serta mensosialisasikan bahaya merokok untuk
diri sendiri dan orang lain serta Perda No.8 tahun 2017 sehingga pada akhirnya
Puskesmas Gedong Air dapat memiliki pencapaian fungsi paripurna Puskesmas sebagai
“Upaya Kesehatan Masyarakat Terdepan” seperti yang tertuang dalam Permenkes
No.585/SK/V/2007 mengenai Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Puskesmas.
BAB 1V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan

masyarakat melalui proses pembelajaran dari-oleh-untuk dan bersama masyarakat, agar

mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber

daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung oleh

kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

Dari hasil data yang didapatkan capaian keluarga bebas asap rokok dan

melakukan aktifitas fisik masih rendah. Masih banyak masyarakat di Wilayah Kerja

Puskesmas Gedong Air yang merokok, terdapat perilaku merokok di dalam rumah

sejumlah 80% dan masyarakat yang melakukan aktfitas fisik hanya 68,8 %.

4.2. Saran

Dalam pelaksanaan program pemberdayaan kesehatan, sebaiknya sering

memberikan informasi dan pelatihan kepada masyarakat agar masyarakat mandiri dalam

meningkatkan mutu kesehatan.

Memberikan penyuluhan akan pentingnya kesehatan, kandungan berbahaya yang

terdapat didalam rokok dan bahayanya merokok, juga meningkatkan aktifitas fisik sehari

– hari.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia.2007.Keputusan Menteri Kesehatan RI No.


128/Menkes/SK/II/2007 Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat.Jakarta :
Departemen Kesehatan RI.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.


585/Menkes/SK/V/2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Puskesmas.Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Fitriani, 2011. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Kapawali.Irwandi. 2007. Tantangan Bidang Promosi Kesehatan Dewasa Ini. Dalam


Irwandykapalawi.wordpress.com, diakses tanggal 24 juni 2018.

Kementerian Kesehatan RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan RI No


2269/MENKES/PER/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat (PHBS). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.

Kholid Ahmad. (2014). Promosi Kesehatan dengan pendekatan teori perilaku, media dan
aplikasinya. Jakarta: Rajawali pers.

Mubarak, W.I., & Chayatin, N. (2009).Ilmu kesehatan masyarakat teori dan aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika.

Ngatimin, H. M. Rusli. 2000. Promosi Kesehatan Menjiwai Disentralisasi di Bidang Kesehatan


Menuju Indonesia Sehat Tahun 2010. PPS-UNHAS. Makassar.

Notoatmodjo, S. (2005).Promosi kesehatan teori dan aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoadmodjo, S. (2010).Pemberdayaan masyarakat.Jakarta :Rineka Cipta .

Notoadmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta.

Notoadmodjo, S. (2010).Promosi kesehatan teori dan aplikasi edisi revisi 2010. Jakarta: Rineka
Cipta.

Notoadmodjo, S. (2011).Kesehatan masyarakat ilmu dan seni edisi revisi 2011. Jakarta: Rineka
Cipta.

Notoadmodjo, S. (2012).Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Taufik, M. Prinsip-prinsip Promosi Kesehatan dalam Bidang Keperawatan. Bandung:


Infomedika. 2010
WHO, 1998, Health Promotion Glossary. Geneva: WHO. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai