Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENGAYAAN FISIOLOGI

“Muskuloskeletal”
SKENARIO 1

\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1/B1
TUTOR : dr. Arni Isnaini Arfah, M.Kes

Mahdiyyah Hanifah Ridwan 11020180007


Nur Oliviya Ananda 11020180194
Fadhilah Srikastiwi 11020190134
Kharisma Saeraya 11020190146
Ghina Ayuna Rizka 11020190158
Muhammad Nauval Nabil 11020190170
Nurhaliza Madani Arifin 11020190182
Muh. Farel Dzulhy 11020190194
Wiwi 11020190206
Moch. Isro Iriansyah 11020190237
Reza Farelim Wardana 11020190230
Ahmad Fajar Fitra Akbar 11020190242

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmatnya dan kemampuan yang kami miliki, penyusunan laporan hasil diskusi
“Muskuloskeletal” Blok Biomedik 1 dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Laporan ini membahas mengenai hasil diskusi dengan judul modul


“Muskulosekeletal”. 7 laporan ini tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan dari
berbagai pihak, maka dari itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Dokter yang senantiasa memberikan saran serta bimbingan selama


pelaksaan diskusi.
2. Sumber literatur yang dijadikan sebagai referensi.

Mengingat pengetahuan dan pengalaman kami yang terbatas untuk


menyusun laporan ini, maka kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sangat diharapkan. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi orang
banyak.

Makassar, 4 Desember 2019


SKENARIO 1 :

Seorang pria berusia 25 tahun berapakan atlet maraton mengikuti lomba


lari 42. Saat masuk ke Km 20, tiba-tiba terjatuh dan tidak sanggup lagi
untuk meneruskan lomba

Pertanyaan
1. Jelaskan mekanisme kontraksi otot
2. Jelaskan jenis serabut otot yang dipakai oleh pelari
3. Jelaskan jenis nergi kontraksi otot dan sumber energi yang dipakai oleh atlet
4. Jelaskan mekanisme terbentuknya asam laktat pada otot
5. Tuliskan dan jelaskan jenis-jenis kontraksi otot
6. Bagaimana proses yang terjadi pada sistem kardiovaskuler dan metabolic
7. Bagaimana proses atlet tersebut tiba-tiba jatuh
8. Secara fisiologis Bagaimana upaya yang dilakukan sebelum lari agar tidak
terjadi hal di atas
9. Carilah video interaktif yang berkaitan dengan mekanisme kerja otot dan
kenapa terjadi lelah
PEMBAHASAN
1. Mekanisme kontraksi otot
a. Sebuah potensial aksi yang tiba di tombol taut neuromuscular
merangsang pelepasan asetikolin yang berdifusi menembus cela dan
memicu potensial aksi diserat otot

Gambar 1.1 (Asetikolin)

b. Potensial berpindah menembus membrane permukaan dan masuk ke


dalam serat otot melalui tubulus T, memicu pelepasan Ca2+ dari
retikulum sarkoplasma

Gambar 1.2 ( Pelepasan Ca 2+ dari reticulum sarkoplama)


c. Ca 2+ berikatan dengan troponin pada filamen tipis

Gambar 1.3 (kalsium berikatan dengan troponin c)

d. Pengikatan Ca 2+ ketroponin menyebabkan tropomyosin berubah


bentuk secara fisik memindahkannya menjauh dari posisi
menghambatnya. Hal ini membuka tempat ikatan pada aktin untuk
jembatan silang myosin

Gambar 1.4 (jembatan silang)


e. Jembatan silang myosin melekat pada aktin di tempat ikatan
terpanjang

Gambar 1.5 (jembatan myosin menempel pada aktin aktif)

f. Pengikatan ini memicu jembatan silang menekuk, mendorong filamen


tipis pada filamen tebal ke arah pusat sarkomer. Kayuhan kuat ini
ditenagai oleh energi yang disediakan dalam bentuk ATP

Gambar 1.6 (kepala myosin menarik aktin)

(Sherwood, L. 2016. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 9. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC.)

2. Jenis serabut otot yang dipakai oleh pelari


Lari jarak jauh seperti marathon memerlukan koordinasi, kerja otot
(otot jantung & lurik) dan pernapasan yang baik, pelari juga dituntut agar
memiliki kapasitas paru-paru yang optimal, agar oksigen yang diperlukan
tubuh dapat terpenuhi. Berikut adalah serabut otot yang berkerja saat lari:
a. Otot skelet
b. Otot jantung
c. Otot ekstremitas bawah (Primary):
- M. quadriceps
- M. Hamstring
- M. Gluteus Major
- M. Iliopsoas
- M. Cruris
d. Supporting muscle
- M. Biceps Brachii
- M. Abdominis Superior & Inferior

(Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedoktera Edisi 11.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.)

3. Jenis energi dan sumber energi yang digunakan oleh atlet


a. Energi yang digunakan saat kontraksi otot adalah ATP dan ADP
b. Sumber energi yang digunakan oleh atlet secara umum adalah sebagai
berikut
- Glukosa (dapat diperoleh dengan cara mengkonsumsi karbohidrat)
- Glikogen
Merupakan glukosa yang dicadangkan di dalam hati dan digunakan
saat diperlukan
- Asam Asetat (terbentuk pada proses anaerob siklus glikolisis)
karbohidrat Glukosa Glikolisis ATP

Glikogen Asam Phyruvat

Asam Asetat

(Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedoktera Edisi 11.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.)

PEMBAHASAN :
Jalur metabolisme glikolisis merupakan langkah awal metabolisme
glukosa dan terjadi pada sitoplasma sel. Produk akhir dari proses ini
adalah asam piruvat, yang selanjutnya berdifusi ke dalam mitokondria
dan dimetabolisme menjadi karbondioksida melalui siklus krebs.
Metabolisme glukosa menjadi piruvat juga terjadi sebagai akibat reduksi
dari kofaktor enzim yang mengoksigenasi bentuk NAD+ menjadi NADH,
bentuk tereduksi (Lubis, 2006).
Laktat diproduksi melalui proses glikolisis dan bentuk didalam
sitosol yang dikatalisasi oleh enzim laktat dehidrogenase. NADH/NAD+
merupakan kofaktor pertukaran atom hidrogen yang dilepaskan atau yang
dipakai. Oleh karena itu, rasio laktat/piruvat selalu sebanding dengan
rasio NADH/NAD+ di sitosol. Konsentrasi laktat yang tinggi juga disertai
konsentrasi yang tinggi dari piruvat atau NADH disitosol, atau keduanya.
Ini merupakan reaksi reversibel yang membantu sintesis laktat dengan
rasio normal laktat menjadi piruvat adalah 25:1.
Sintesis laktat meningkat bila pembentukan piruvat di sitosol
melebihi penggunaannya oleh mitokondria. Ini terjadi bila didapati
peningkatan metabolik yang cepat atau bila hantaran oksigen ke
mitokondria menurun, seperti pada keadaan hipoksia jaringan. Sintesis
laktat juga dapat terjadi bila metabolisme glukosa melebihi kapasitas
oksidatif mitokondria (Gunnerson, dkk., 2006). Laktat berdifusi keluar
dari sel dan dikonversi menjadi piruvat dan selanjutnya dimetabolisme
secara aerob menjadi karbondioksida dan ATP. Jantung, hati, dan ginjal
menggunakan laktat dengan cara ini. Sebagai alternatif, jaringan hati dan
ginjal dapat menggunakan laktat untuk menghasilkan glukosa melalui
jalur gluconeogenesis.
(Lubis. 2006.)

4. Mekanisme terbentuknya asam laktat


Pada individual sehat terdapat siklus berkelanjutan dari
metabolisme dan produksi laktat sehingga kadar laktat dalam darah rendah
dalam keadaan normal. Kadar laktat tinggi ketika produksi lebih tinggi
dari eliminasi, ketika kapasitas eliminasi menurun atau lebih sering
keduanya terjadi secara bersamaan. Kadar laktat normal pada individual
sehat 1± 0.5 mmol/L.
Glukosa dibentuk dari bagian gliserol lemak dan senyawa
glukogenik yang dapat digolongkan ke dalam dua katagori yaitu (1)
senyawa yang meliputi konversi netto langsung menjadi glukosa tanpa
daur ulang yang berarti, seperti beberapa asam amino serta propionat; (2)
senyawa yang merupakan hasil metabolisme parsial glukosa dalam
jaringan tertentu yang diangkut ke dalam hepar serta ginjal untuk disintesis
kembali menjadi glukosa melalui mekanisme glukoneogenesis, seperti
laktat dan alanine
Pada dalam keadaan hipoksia, maka glikogen akan diubah menjadi
glukosa, selanjutnya glukosa akan diubah laktat. Laktat melalui aliran
darah masuk ke hati. Di dalam hati, laktat akan diubah kembali menjadi
glukosa. Glukosa kembali masuk ke dalam darah yang selanjutnya akan
digunakan di dalam otot. Di dalam otot, glukosa diubah kembali menjadi
glikogen. Hal tersebut dikenal dengan siklus asam laktat atau siklus Cori
(Lubis.2006, Vernon.2010).
Gambar 4.1. Siklus asam laktat atau siklus Cori (Essensial of Exercise
Physiology 1994)
Glikogen awal putus menjadi unit-unit glukosa 1-fosfat dan
masing- masing unit dibagi menjadi dua fragmen 3-karbon. Produk akhir
dari perombakan glukosa adalah asam piruvat. Energi yang bermanfaat
dari glikolisis adalah 3-Adenosine Diphosphate (ADP) dan mengalami
fosforilasi kembali untuk menghasilkan 3- Adenosine Triphosphate (ATP),
dan 4 ion hidrogen (H+ ) per molekul glukosa 1- fosfat yang di putus dari
glikogen. Pada kondisi anaerobik, ion hidrogen dilepaskan dalam
glikolisis, tetapi siklus asam trikarboksilat atau siklus Krebs tidak dapat
menggabungkannya dengan oksigen pada kecepatan yang cukup sehingga
cenderung berakumulasi dalam otot. Kelebihan ion hidrogen ini, kemudian
digunakan untuk mengkonversi asam piruvat menjadi asam laktat. Pada
kondisi aerobik, ion-ion tersebut diterima oleh senyawa pembawa H+,
nikotinamida adenin dinukleotida bentuk oksidasi (NAD+) dan
mentransportasikan H+ ke dalam mitokondria untuk fosforilasi kembali
sehingga menghasilkan 4 molekul ATP. Selanjutnya asam piruvat 3
memasuki siklus Krebs dan dirombak menjadi karbondioksida dan ion
hidrogen. Karbondioksida kemudian berdifusi memasuki peredaran darah
sebagai hasil sisa, sedangkan ion hidrogen diterima oleh NAD+ untuk
membentuk senyawa NADH (NAD dalam bentuk reduksi). Produk-produk
perombakan dari asam lemak dan protein, juga memasuki siklus Krebs dan
dikonversi menjadi energi.

(Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedi Pustaka
Utama; 2005.)
5. Jenis-jenis kontraksi otot
- Kontraksi isometric (iso berarti tetap, metric berarti jarak) adalah
kontraksi dimana otot-otot tidak memanjang atau memendek sehingga
tidak tampak suatu gerakan yang nyata tetapi didalam otot ada
tegangan dan semua tenaga yang dikeluarkan dalam otot akan diubah
menjadi panas. Kontraksi demikian disebut juga kontraksi statis (static
contraction). Contoh gerakan isometric, misalnya latihan mendorong
tembok seolah hendak merobohkannya.

Gambar 5.1 (Kontraksi Isometrik)

- Kontraksi isotonic adalah tipe kontraksi yang disebabkan memanjang


atau memendeknya otot-otot. Dalam kontraksi ini tampak terjadi suatu
gerakan dalam anggota-anggota tubuh. Tipe kontraksi ini disebut juga
dengan dynamic contraction. Contohnya saat latihan menggunakan
barbell.
Gambar 5.2 (kontraksi isotonic dan isometric)

- Kontraksi isokinetik juga bersifat konsentrik, artinya saat berkontraksi


otot memendek. Tetapi tegangan yang timbul karena memendeknya
otot dengan kecepatan (kinetic) yang tetap adalah maksimal pada
semua sudut persendian. Kontraksi isokinetik ini banyak ditemui pada
beberapa cabang olahraga, misalnya gerakan lengan pada renang gaya
bebas.

Gambar 5.3 (kontraksi isokinetic saat mengayuh sepeda)


(Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedoktera Edisi 11.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.)

6. Proses yang terjadi pada sistem kardiovaskular dan metabolik


a. Sistem kardiovaskuler
Sistem kardiovaskuler terdiri atas struktur-struktur sebagai berikut:
- Jantung, yang berfungsi memompa darah
- Pembuluh darah, yang berfungsi mengalirkan darah menuju ke
jaringan dan sebaliknya
- Cairan darah, yang berfungsi mengangkut O2 dan CO2, zat-zat
makanan dan sebagainya kemudian dialirkan dan sebaliknya.
Darah pada system ini berfungsi untuk menyuplai O2ke seluruh tubuh
untuk digunakan dalam proses respirasi untuk menghasilkan energi
yang digunakan dalam kontraksi otot saat mendorong. Maka jantung,
sebagai organ pemompa darah akan bekerja lebih keras dikarenakan
kebutuhan O2 saat mendorong meningkatnya kepekaan energi untuk
kontraksi.
b. Metabolisme jantung
Pada metabolism jantung, di jantung terdapat banyak mengandung
mitokondria (organel energi dependen O2) hampir 40% dari volume
sel jantung. Hal ini menyebabkan jantung sangat bergantung pada
penyaluran O2 dan metabolisme untuk menghasilkan energi untuk
berkontraksi. O2 kemudian diakumulasi oleh myoglobin pada otot
jantung yang kemudian digunakan dalam system transport electron
mitokondria untuk menghasilkan energi (ATP) yang akan digunakan
untuk berkontraksi.
(Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedoktera Edisi 11.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.)

7. Bagaimana proses atlet tersebut bisa jatuh?


Atlet tersebut bisa jatuh, dikarenakan ia mengalami kelelahan otot.
Kelelahan otot dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya: waktu
istirahat otot yang kurang, kontraksi yang terus-menerus; meningkat; atau
berlangsung dalam waktu lama, asam laktat yang meningkat, sumber
energi berkurang, dan kerja enzim yang berkurang.
Apabila waktu istirahat otot terlalu sedikit padahal kerja otot
(kontrasi) berlangsung dalam waktu yang cukup lama, maka otot dapat
kehabisan energi (ATP). Otot tidak memiliki waktu yang cukup untuk
memproduksi ATP yang baru, jika terus berlangsung hal demikian, maka
produksi ATP akan dialihkan dengan cara anaerob. Produksi dengan cara
anaerob akan membuat penimbunan asam laktat semakin banyak. Asam
laktat yang merupakan hasil sampingan peristiwa dari pemecahan glikogen
dapat menyebabkan “pegal linu” dalam otot ataupun dapat menyebabkan
“kecapaian” otot. Kecapaian atau kelelahan otot biasanya ditandai dengan
tubuh yang menjadi lemas dan juga lelah.
Asam laktat dapat diubah lagi menjadi glukosa dengan bantuan
enzim-enzim yang ada di hati. Akan tetapi hanya sekitar 70% asam laktat
yang dapat diubah kembali menjadi glukosa oleh enzim-enzim dalam hati.
Cara lain untuk mengurangi penimbunan asam laktat adalah dengan
menambah pasokan oksigen ke dalam darah. Kebutuhan oksigen yang
tinggi akan mengakibatkan seseorang bernapas dengan terengah-engah.

(Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedi Pustaka
Utama; 2005.)
8. Secara fisiologis bagaimana upaya yang harus dilakukan sebelum lari
agar tidak terjadi hal di atas
- Kelelahan otot terjadi diakibatkan oleh penumpukan Asam Laktat.
Asam laktat dapat diubah lagi menjadi glukosa dengan bantuan
enzim-enzim yang ada di hati. Akan tetapi hanya sekitar 70% asam
laktat yang dapat diubah kembali menjadi glukosa oleh enzim-enzim
dalam hati. Cara lain untuk mengurangi penimbunan asam laktat
adalah dengan menambah pasokan oksigen ke dalam darah.
Kebutuhan oksigen yang tinggi akan mengakibatkan seseorang
bernapas dengan terengah-engah.
- Melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum memulai lari maupun
olahraga berat lainnya
- Mengetahui kemampuan dan kapasitas tubuh.
(Patellongi I. Fisiologi Olahraga. Bagian Ilmu Faal Universitas Hasanuddin. Ed.
1. 2000.)
DAFTAR PUSTAKA

1. Sherwood, L. 2016. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem Edisi 9. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC
2. Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedoktera Edisi
11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
3. (Lubis.2006, Vernon.2010).
4. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedi
Pustaka Utama; 2005.h.15-7.
5. Patellongi I. Fisiologi Olahraga. Bagian Ilmu Faal Universitas
Hasanuddin. Ed. 1. 2000. Hal 99-101

Anda mungkin juga menyukai