BLOK BIOMEDIK 2
KELOMPOK B2
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp.62.21.4244574 Fax.62.21.4244574
Daftar Isi
Daftar Isi
Skenario
Pertanyaan
Jawaban
Hipotesis
Sasaran Belajar
LO. 1. Memahami dan Menjelaskan Proses Glikogenolisis
LO. 1.1. Memahami dan Menjelaskan Pengertian Glikogen
LO. 1.2. Memahami dan Menjelaskan Reaksi Pemecahan Glikogen
LO. 2. Memahami dan Menjelaskan Jalan Reaksi Yang Menghasilkan Glukosa
LO. 2.1. Memahami dan Menjelaskan Pengertian Glukosa
LO. 2.2. Memahami dan Menjelaskan Proses Jalan Reaksi Yang Menghasilkan Glukosa...
LO. 3. Memahami dan Menjelaskan Proses Glukoneogenesis
LO. 3.1. Memahami dan Menjelaskan Regulasi Glukoneogenesis
LO. 4 Memahami dan Menjelaskan Jalan Reaksi Yang Melalui Siklus Krebs
LO. 5 Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Energi
Daftar Pustaka
LANGKAH 1
1) Skenario
3) Pertanyaan
1. Apa penyebab terjadinya kelelahan pada pendaki ?
2. Apa penyakit yang akan timbul jika pendaki terlambat ditangani ?
3. Makanan apa saja yang menjadi sumber energi ?
4. Kenapa pertolongan pertama yang diberikannya asupan makanan ?
5. Apa yang akan terjadi jika pendaki tidak ditemukan oleh masyarakat ?
6. Kenapa saat diberikan asupan makanan sumber energy bisa bertambah ?
7. Berapa lama tubuh kita dapat bertahan tanpa ada asupan makanan ?
8. Apa saja yang harus dipersiapkan sebelum mendaki ?
9. Bagaimana metabolisme tubuh kita bekerja ketika kekurangan sumber energi ?
4) Jawaban
1. Dikarenakan kekurangan sumber nutrisi selama melakukan pendakian.
2. Hipoglikemia, dimana kadar gula dalam tubuh rendah.
3. Karbohidrat, protein, dan lemak.
- Karbohidrat : Nasi, gandum, jagung, dan ubi-ubian.
- Protein : Kacang-kacangan, telur, tempe, dan daging.
- Lemak : mentega, susu, yogurt, dan keju.
4. Karena dengan diberikan asupan makanan akan memulihkan kondisi pendaki.
Terutama diberikan asupan makanan berupa karbohidrat.
5. Tidak sadarkan diri dikarenakan kekurangan energi yang menyebabkan organ tubuh
terutama otak tidak berjalan dengan baik.
6. Karena karbohidrat di pecah menjadi menjadi glukosa lalu di proses melalui proses
glikolisis. Setelah itu pembentukan ATP, dengan beberapa siklus, yaitu :
- Glikolisis
- Dekarbolasi Oksidatif
- Siklus Krebs, pada siklus krebs ini terbentuknya sumber energi.
- Transfor elektron.
7. Karbohidrat (12 – 18 jam), Lipid (1-2 hari), Protein (lebih dari 3 hari)
8. Persiapan fisik, kebutuhan logistik (contohnya : membawa makanan yang cukup dan
bernutrisi), mengetahui kondisi lingkungan gunung, dan peka terhadap kondisi
lingkungan dan diri sendiri.
9. Glikogen akan dirombak didalam tubuh menjadi sumber energi.
5) Hipotesis
Dua orang pendaki mengalami kekurangan nutrisi akibat tidak adanya asupan makanan.
Sehingga mengakibatkan peristiwa glikogenolisis setelah beberapa hari mengalami
peristiwa glikoneogenesis yang mengakibatkan kehilangan sumber energi.
6) Sasaran Belajar
LO. 1. Memahami dan Menjelaskan Proses Glikogenolisis
LO. 1.1. Memahami dan Menjelaskan Pengertian Glikogen
Pengertian Glikogen
Glikogen merupakan simpanan karbohidrat utama didalam tubuh, terutama hati dan
otot. Terdapat pada hati 6% dan pada otot 1% , glikogen akan dipecah menjadi
apabila kadar gula dalam darah rendah. Glikogen otot berfungsi untuk sumber
glukosa yang tersedia dengan mudah untuk proses glikolisis di otot. Glikogen hati
untuk berhubungan dengan simpanan kadar glukosa darah. Jika dalam keadaan puasa,
kadar glikogen dalam hati 450 mmol/L ekuivalen dengan glukosa setelah makan,
turun sampai sekitar 20 mmol/L setelah puasa 12-18 jam.
Enzim yang mengkatalisis reaksi penguraian glikoen yaitu : Glikogen Sintase dan
Glikogen Fosforilase.
Pengaturan Glikogen Fosforilase pada hati berperan untuk menyediakan glukosa
bebas untuk diekspor guna mempertahankan kadar glukosa dalam darah. Pada otot
glikogen berperan sebagai sumber glukosa-6-fosfat untuk glikolisis sebagai respons
terhadap kebutuhan akan ATP untuk kontraksi otot.
Tahap-tahap Glikogenolisis
Glikogen fosforilase mengatalisis tahap yang membatasi-laju pada pada
glikogenolisis dengan mangatalisis pemecahan fosforolitik ikatan 1 4 glikogen
untuk menghasilkan glukosa-1-fosfat. Terdapat beberapa isoenzim glikogen
fosforilase dalam hati, otot, dan otak, yang disandi oleh gen-gen yang berbeda.
Glikogen fosforilase membutuhkan piridoksal fosfat sebagai koenzimnya. Residu
glukosil terminal dari rantai terluar molekul glikogen dikeluarkan secara berurutam
sampai tersisa sekitar empat residu glukosa di kedua sisi suatu cabang 1 6. Enzim
pemotong cabang memiliki dua situs katalitik pada suatu rantai polipeptida. Satu
situs adalah glukan transferase yang memindahkan unit trisakarida dari satu cabang
ke cabang lain sehingga menyebabkan terpajannya titik percabangan 1 6 .
Tapak katalik yang lain adalah 1,6-glikosidase yang mengatalisis hidrolisis ikatan
glikosida 1 6 untuk membebaskan glukosa bebas. Kerja fosforilase selanjutnya
dapat berlangsung. Kombinasi kerja fosforilase dan enzim-enzim lain menyebabkan
terurainya glikogen secara sempurna.
Tahap-tahap glikogenolisis :
LO. 1.2. Memahami dan Menjelaskan Reaksi Pemecahan Glikogen
Pembentukan cabang melibatkan pelepasan rantai glikogen yang sudah ada. Ketika
rantai yang tumbuh memiliki panjang sedikitnya 11 residu glukosa, sebagian rantai
1 4 ( dengan panjang setidaknya 6 residu glukosa ) dpindahkan ke rantai di
dekatnya oleh branching enzyme (enzim percabangan) untuk membentuk ikatan
1 6 sehingga terbentuk titik percabangan. Cabang bertumbuh melalui
penambahan unit-unit 1 4-glukosil dan percabangan selanjutnya.
LO. 2.2. Memahami dan Menjelaskan Proses Jalan Reaksi Yang Menghasilkan Glukosa
- Reaksi yang menghasilkan glukosa adalah glukoneogenesis; seperti reaksi
terbalik glikolisis.
- Pada akhir reaksi glikolisi, substrat terakhir yang telah terbentuk adalah
piruvat.
- Piruvat tidak bisa di konversi langsung untuk membentuk
phosphoenolpyruvate (PEP). Oleh karena itu piruvat masuk ke dalam
mitokondria dan di karboksilasi untuk menjadi oksalosetat oleh enzim piruvat
karboksilase dengan vitamin biotin sebagai enzim.
- Oksaloasetat di dalam mitokondira lalu di reduksi menjadi malat yang lalu di
keluarkan dari mitokondria ke sitosol dan di oksidasikan kembali ke
oksaloasetat.
- Enzim PEP karboksilase mengkatalisi reaksi dekarboksilasi dan fosforilasi
oksaloasetat menggunakan ATP untuk menjadi PEP.
- PEP lalu dikonversi menjadi 2-fosfogliserat, 3-fosfogliserat, 1,3-
bisfosfatgliserat, gliseraldehida-3-fosfat dan fruktosa 1,6-bisfosfat sesuai
reaksi terbalik glikolisis.
- Namun, fruktosa 1,6-bisfosfat tidak boleh di konversi langusng ke fruktosa-6-
fosfat.
- Enzim fruktosa 1,6-bisfosfat di perlukan untuk mengkatalisi pembentukan
fruktosa 6-fosfat dari fruktosa 1,6-bisfosfat.
- Fruktosa 1,6-bisfosfat dikonversi menjadi glukosa-6-fosfat. Glukosa-6-fosfat
perlu dikonversi menggunakan enzim glukosa-6-fosfatase untuk membentuk
glukosa supaya bisa di ekspor ke darah.
1. Laktat
Laktat terbentuk dari glikolisis di otot skeletal dan eritosit yang di transpor ke
hati dan ginjal, ketika saat berpuasa terlalu banyak alanin terbentuk di otot
skeletal dibandingkan dengan protein yang di katabolisi. Di dalam hati, laktat
langung di oksidasi menjadi piruvat. Lalu piruvat melakukan proses
pembentukan glukosa.
1. Siklus Kerbs mulai dengan reaksi antara acetyl-CoA dan Oxaloasetat (4C) yang di
katalisi oleh enzim citrate synthase. Reaksi ini membentuk Sitrat (6C).
2. Sitrat (6C) melakukan isomerisasi untuk membentuk isositratrat dengan enzim
aconitase. Reaksi ini terjadi pada dua tahap iaitu; dehidrasi untuk membentuk cis-
akonitat dan rehidrasi untuk membentuk isositrat.
3. Isositrat melakukan dehidrogenerasi di katalisi oleh isositrat dehydrogenase untuk
membentuk oxalosuccinate lalu dekarboksilasi untuk membentuk alfa ketoglutarate.
4. Alfa Ketoglutarat melakukan dekarboksilasi oksidatif dan membentuk susinil CoA
(4C)
5. Lalu Susinil CoA berubah menjadi Susinate dengan pertolongan enzim succinate
thiokinase.
6. Fumrate terbentuk dari dehidrogenasi susinate dengan enzim susinate dehydrogenase.
7. Fumrase mengkatalisi penambahan air ke fumarate dan membentuk malat
8. Lalu malat di oksidasi oleh malat dehydrogenase dan membentuk oksaloasetat
kembali.
ATP ( Adenosin Trifosfat )adalah nukleotida yang mengandung energi kimia yang
tersimpan dalam ikatan fosfat berenergi tinggi. senyawa ini adalah senyawa organik yang
terdiri dari adenosin (cincin adenin dan gula ribosa) dan tiga gugus fosfat.
ATP energi universal untuk metabolisme. Hal ini disebabkan oleh peran ATP yang
melepaskan energi ketika dipecah (dihidrolisis) menjadi ADP (Adenosin difosfat), yaitu
energi yang digunakan untuk banyak proses metabolisme. ATP didapat dengan adanya
proses ekstraksi yang dilakukan oleh sel-sel terhadap berbagai molekul nutrisi seperti
protein, karbohidrat dan protein, serta menggunakan energi kimia.
ATP dapat digunakan untuk memenuhi salah satu kebutuhan energi. Sel membutuhkan
energi untuk membuat molekul besar, seperti misalnya hormon. Sel-sel otot
menggunakan ATP untuk menghasilkan gerak. Ketika sel membuat sebuah molekul
hormon, itu memecah molekul ATP dan menggunakan energi untuk ikatan baru antara
molekul yang lebih kecil untuk menghasilkan satu yang lebih besar.
Tingkat metabolism-bermaksud semua reaksi kimia di dalam sel di badan di ekspresikan
sebagai tingkat panas yang di keluarkan ketika reaksi kimia. Tidak semua energi di
pindahkan ke ATP, tapi sebagian besar ditukarkan menjadi panas.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengeluaran energi; tingkat metabolik basal,
energi untuk aktivitas fisik dan energi untuk memproses makanan.
Tigkat metabolik basal adalah energi minimal yang diperlukan untuk melakukan reaksi
kimiawi di dalam badan.
Kalori
Energi metabolisme
Daftar Pustaka
Hall, J. (2016). Guyton and hall textbook of medical physiology, international edition. 13th ed.
Philadelphia: Elsevier Saunders, pp.903-909.
Rodwell, V., Harper, H., Bender, D., Mayes, P., Murray, R., Botham, K., Kennelly, P., Weil, P.,
Gross, P., Jacob, M., Rand, M. and Varghese, J. (2018). Harper's illustrated biochemistry. 31st
ed. New York: McGraw-Hill Education, pp.150-155, 164-178.