Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

BLOK BIOMEDIK 2

KELOMPOK B2

Ketua : Rizky Tito Priyanka 1102018205


Sekretaris : Asviaditha Oktory 1102018185
Anggota : Alyka Sheila Masah 1102018202
Yuriz Neuzila 1102018200
Alya Fauzziya Rahma 1102018198
Pina Nadiya Natasya 1102018203
Ryan Androw Novriyanto 1102018201
Yoan Andruya Arindy 1102018199

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510
Telp.62.21.4244574 Fax.62.21.4244574
Daftar Isi

Daftar Isi

Skenario

Penentuan Kata-Kata Sulit

Pertanyaan

Jawaban

Hipotesis

Sasaran Belajar
LO. 1. Memahami dan Menjelaskan Proses Glikogenolisis
LO. 1.1. Memahami dan Menjelaskan Pengertian Glikogen
LO. 1.2. Memahami dan Menjelaskan Reaksi Pemecahan Glikogen
LO. 2. Memahami dan Menjelaskan Jalan Reaksi Yang Menghasilkan Glukosa
LO. 2.1. Memahami dan Menjelaskan Pengertian Glukosa
LO. 2.2. Memahami dan Menjelaskan Proses Jalan Reaksi Yang Menghasilkan Glukosa...
LO. 3. Memahami dan Menjelaskan Proses Glukoneogenesis
LO. 3.1. Memahami dan Menjelaskan Regulasi Glukoneogenesis
LO. 4 Memahami dan Menjelaskan Jalan Reaksi Yang Melalui Siklus Krebs
LO. 5 Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Energi

Daftar Pustaka

LANGKAH 1
1) Skenario

Mahasiswa Tersesat di Gunung Raung


Zaki bersama kedua rekannya, Mohamad Sholahudin Qoyim (22) dan Mohammad Bayu Alfarizi
(19) menginap di base camp Dusun Wonorejo, Desa Kalibaru Wetan, Kecamatan Kalibaru pada
Senin (29/1/2018) sore dan mendaki dari Pos 1 pada Selasa (30/1/2018) pagi.
"Mereka mendaki tanpa didampingi pemandu dan sempat diperingatkan warga sekitar untuk
tidak melanjutkan pendakian karena melihat perbekalan yang kurang dan persiapan mereka tidak
memadai," jelas Eka Muharam, Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Banyuwangi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (2/2/2018). Eka menjelaskan,
ketiga orang tersebut berpisah di puncak tusuk gigi Gunung Raung. Mohammad Bayu Alfarizi
memilih tidak melanjutkan pendakian karena kondisinya tidak kuat, sedangkan kedua rekannya
melanjutkan pendakian menuju kawah.
Qoyim dan Bayu melanjutkan perjalanan pada selasa pagi, Setelah 12 jam perjalanan, kemudian
mereka tersesat. Mereka merasa letih dan perlengkapan makanan habis, setelah hari ke-3 pada
Hari Kamis, mereka ditemukan oleh masyarakat dalam keadaan lemah dan tidak bertenaga.
Mereka dibawa ke rumah sakit terdekat dan diberi asupan makanan sumber energi untuk
memulihkan kondisi mereka. Setelah beberapa hari diberi asupan makanan sumber energi
kondisi mereka mulai membaik kembali.
(diedit seperlunya untuk bahan pembelajaran)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Seorang Mahasiswa Tersesat di Gunung
Raung", https://regional.kompas.com/read/2018/02/02/20261711/seorang-mahasiswa-tersesat-di-
gunung-raung.
Penulis : Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

2) Penentuan Kata-Kata Sulit


 Asupan : Bahan atau jumlah yang diambil dan digunakan dalam tubuh.
 Energi : Kemampuan untuk beroperasi dan bekerja.
 Base camp : Tempat perkumpulan suatu organisasi.
 Letih : Tidak bertenaga.
 Lemah : Tidak kuat.
 Perbekalan : Segala sesuatu seperti barang/benda yang dibutuhkan saat perjalanan.
 Kondisi : Keadaan atau situasi yang ada pada seseorang.
Baik diluar maupun didalam dirinya.

3) Pertanyaan
1. Apa penyebab terjadinya kelelahan pada pendaki ?
2. Apa penyakit yang akan timbul jika pendaki terlambat ditangani ?
3. Makanan apa saja yang menjadi sumber energi ?
4. Kenapa pertolongan pertama yang diberikannya asupan makanan ?
5. Apa yang akan terjadi jika pendaki tidak ditemukan oleh masyarakat ?
6. Kenapa saat diberikan asupan makanan sumber energy bisa bertambah ?
7. Berapa lama tubuh kita dapat bertahan tanpa ada asupan makanan ?
8. Apa saja yang harus dipersiapkan sebelum mendaki ?
9. Bagaimana metabolisme tubuh kita bekerja ketika kekurangan sumber energi ?

4) Jawaban
1. Dikarenakan kekurangan sumber nutrisi selama melakukan pendakian.
2. Hipoglikemia, dimana kadar gula dalam tubuh rendah.
3. Karbohidrat, protein, dan lemak.
- Karbohidrat : Nasi, gandum, jagung, dan ubi-ubian.
- Protein : Kacang-kacangan, telur, tempe, dan daging.
- Lemak : mentega, susu, yogurt, dan keju.
4. Karena dengan diberikan asupan makanan akan memulihkan kondisi pendaki.
Terutama diberikan asupan makanan berupa karbohidrat.
5. Tidak sadarkan diri dikarenakan kekurangan energi yang menyebabkan organ tubuh
terutama otak tidak berjalan dengan baik.
6. Karena karbohidrat di pecah menjadi menjadi glukosa lalu di proses melalui proses
glikolisis. Setelah itu pembentukan ATP, dengan beberapa siklus, yaitu :
- Glikolisis
- Dekarbolasi Oksidatif
- Siklus Krebs, pada siklus krebs ini terbentuknya sumber energi.
- Transfor elektron.
7. Karbohidrat (12 – 18 jam), Lipid (1-2 hari), Protein (lebih dari 3 hari)
8. Persiapan fisik, kebutuhan logistik (contohnya : membawa makanan yang cukup dan
bernutrisi), mengetahui kondisi lingkungan gunung, dan peka terhadap kondisi
lingkungan dan diri sendiri.
9. Glikogen akan dirombak didalam tubuh menjadi sumber energi.

5) Hipotesis
Dua orang pendaki mengalami kekurangan nutrisi akibat tidak adanya asupan makanan.
Sehingga mengakibatkan peristiwa glikogenolisis setelah beberapa hari mengalami
peristiwa glikoneogenesis yang mengakibatkan kehilangan sumber energi.

6) Sasaran Belajar
LO. 1. Memahami dan Menjelaskan Proses Glikogenolisis
LO. 1.1. Memahami dan Menjelaskan Pengertian Glikogen
 Pengertian Glikogen
Glikogen merupakan simpanan karbohidrat utama didalam tubuh, terutama hati dan
otot. Terdapat pada hati 6% dan pada otot 1% , glikogen akan dipecah menjadi
apabila kadar gula dalam darah rendah. Glikogen otot berfungsi untuk sumber
glukosa yang tersedia dengan mudah untuk proses glikolisis di otot. Glikogen hati
untuk berhubungan dengan simpanan kadar glukosa darah. Jika dalam keadaan puasa,
kadar glikogen dalam hati 450 mmol/L ekuivalen dengan glukosa setelah makan,
turun sampai sekitar 20 mmol/L setelah puasa 12-18 jam.
Enzim yang mengkatalisis reaksi penguraian glikoen yaitu : Glikogen Sintase dan
Glikogen Fosforilase.
Pengaturan Glikogen Fosforilase pada hati berperan untuk menyediakan glukosa
bebas untuk diekspor guna mempertahankan kadar glukosa dalam darah. Pada otot
glikogen berperan sebagai sumber glukosa-6-fosfat untuk glikolisis sebagai respons
terhadap kebutuhan akan ATP untuk kontraksi otot.

 Tahap-tahap Glikogenolisis
Glikogen fosforilase mengatalisis tahap yang membatasi-laju pada pada
glikogenolisis dengan mangatalisis pemecahan fosforolitik ikatan 1  4 glikogen
untuk menghasilkan glukosa-1-fosfat. Terdapat beberapa isoenzim glikogen
fosforilase dalam hati, otot, dan otak, yang disandi oleh gen-gen yang berbeda.
Glikogen fosforilase membutuhkan piridoksal fosfat sebagai koenzimnya. Residu
glukosil terminal dari rantai terluar molekul glikogen dikeluarkan secara berurutam
sampai tersisa sekitar empat residu glukosa di kedua sisi suatu cabang 1  6. Enzim
pemotong cabang memiliki dua situs katalitik pada suatu rantai polipeptida. Satu
situs adalah glukan transferase yang memindahkan unit trisakarida dari satu cabang
ke cabang lain sehingga menyebabkan terpajannya titik percabangan 1  6 .
Tapak katalik yang lain adalah 1,6-glikosidase yang mengatalisis hidrolisis ikatan
glikosida 1 6 untuk membebaskan glukosa bebas. Kerja fosforilase selanjutnya
dapat berlangsung. Kombinasi kerja fosforilase dan enzim-enzim lain menyebabkan
terurainya glikogen secara sempurna.
Tahap-tahap glikogenolisis :
LO. 1.2. Memahami dan Menjelaskan Reaksi Pemecahan Glikogen

Pembentukan cabang melibatkan pelepasan rantai glikogen yang sudah ada. Ketika
rantai yang tumbuh memiliki panjang sedikitnya 11 residu glukosa, sebagian rantai
1  4 ( dengan panjang setidaknya 6 residu glukosa ) dpindahkan ke rantai di
dekatnya oleh branching enzyme (enzim percabangan) untuk membentuk ikatan
1  6 sehingga terbentuk titik percabangan. Cabang bertumbuh melalui
penambahan unit-unit 1 4-glukosil dan percabangan selanjutnya.

LO. 2 Memahami dan Menjelaskan Jalan Reaksi Yang Menghasilkan Glukokosa

LO. 2.1. Memahami dan Menjelaskan Pengertian Glukosa


Pengertian Glukosa :
Glukosa adalah karbohidrat utama terpenting pada biokimia karena hampir semua
karbohidrat dalam makanan diubah menjadi glukosa untuk metabolisme. Glukosa
adalah prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain dalam tubuh, termasuk
glikogen untuk penyimpanan, ribose dan deoksiribosa dalam asam nukleat,
galaktosa untuk sintesis laktosa dalam susu, dan glikolipid, dan sebagai kombinasi
dengan protein dalam glikoprotein dan proteglikan.

LO. 2.2. Memahami dan Menjelaskan Proses Jalan Reaksi Yang Menghasilkan Glukosa
- Reaksi yang menghasilkan glukosa adalah glukoneogenesis; seperti reaksi
terbalik glikolisis.
- Pada akhir reaksi glikolisi, substrat terakhir yang telah terbentuk adalah
piruvat.
- Piruvat tidak bisa di konversi langsung untuk membentuk
phosphoenolpyruvate (PEP). Oleh karena itu piruvat masuk ke dalam
mitokondria dan di karboksilasi untuk menjadi oksalosetat oleh enzim piruvat
karboksilase dengan vitamin biotin sebagai enzim.
- Oksaloasetat di dalam mitokondira lalu di reduksi menjadi malat yang lalu di
keluarkan dari mitokondria ke sitosol dan di oksidasikan kembali ke
oksaloasetat.
- Enzim PEP karboksilase mengkatalisi reaksi dekarboksilasi dan fosforilasi
oksaloasetat menggunakan ATP untuk menjadi PEP.
- PEP lalu dikonversi menjadi 2-fosfogliserat, 3-fosfogliserat, 1,3-
bisfosfatgliserat, gliseraldehida-3-fosfat dan fruktosa 1,6-bisfosfat sesuai
reaksi terbalik glikolisis.
- Namun, fruktosa 1,6-bisfosfat tidak boleh di konversi langusng ke fruktosa-6-
fosfat.
- Enzim fruktosa 1,6-bisfosfat di perlukan untuk mengkatalisi pembentukan
fruktosa 6-fosfat dari fruktosa 1,6-bisfosfat.
- Fruktosa 1,6-bisfosfat dikonversi menjadi glukosa-6-fosfat. Glukosa-6-fosfat
perlu dikonversi menggunakan enzim glukosa-6-fosfatase untuk membentuk
glukosa supaya bisa di ekspor ke darah.

LO. 3 Memahami dan Menjelaskan Proses Glukoneogenesis


- Pengertian Glukoneogenesis
Glukoneogenesis merupakan suatu proses sintesis glukosa atau glikogen dari
perkursor non karbohidrat. Substrat utamanya adalah asam-asam amino
glukogenik, laktat, gliserol, dan propionat. Hati dan ginjal adalah jaringan
glukoneogenik utama, ginjal memberi kontribusi hingga 40% sintesis glukosa
total dalam keadaan puasa dan lebih lagi pada keadaan kelaparan. Glukosa juga
berperan penting untuk mempertahankan konsentrasi zat antara siklus asam sitrat
yang adekuat bahkan asam lemak adalah sumber utama asetil-KoA dalam
jaringan. Selain itu glikoneogensis membersihkan laktat yang dihasilkan oleh otot
dan eritrosit serta gliserol yang dihasilkan dan eritrosit serta gliserol yang
dihasilkan oleh jaringan adiposa.

LO. 3.1. Memahami dan Menjelaskan Regulasi Glukoneogenesis

1. Laktat
Laktat terbentuk dari glikolisis di otot skeletal dan eritosit yang di transpor ke
hati dan ginjal, ketika saat berpuasa terlalu banyak alanin terbentuk di otot
skeletal dibandingkan dengan protein yang di katabolisi. Di dalam hati, laktat
langung di oksidasi menjadi piruvat. Lalu piruvat melakukan proses
pembentukan glukosa.

2. Asam amino glukogenik


Asam amino glukogenik terbentuk setelah transaminasi atau deaminasi
protein. Asam amino glukogenik dapat langsung dikonversi menjadi piruvat
atau komponen lain di dalam siklus krebs seperti oksaloasetat, alfa
ketoglutarate dan fumarat.
3. Gliserol
Gliserol dikeluarkan dari jaringan adiposa setelah terjadiya lipolysis terhadap
lipoprotein trigliserol yang menjadi asam amino bebas dan triasilgliserol. Pada
saat puasa, gliserol dikonversi menjadi gliserol-3-fosfat menggunakan enzim
gliserol kinase. Lalu, dioksidasikan menjadi dihidroksiaseton fosfat dengan
enzim gliserol-3-fosfat dehydrogenase untuk membentuk fruktosa 1,6-
bisfosfat
4. Propinat
Propinat adalah precursor utama glukosa di ruminansia iaitu memasuki
gluconeogenesis melalui siklus krebs. Setelah di esterifikasikan dengan CoA,
propinil CoA di karboksilasikan menjadi D-metilmalonil-CoA yang dikatalisi
oleh propinil CoA karboksilase. D-metilmalonil-CoA dikonversi ke L-
metilmalonil-CoA dengan enzim metilmalonil-CoA rasemase. Lalu,
melakukan isomerisasi untu membentuk susinil CoA dengan enzim
metilmaloni CoA mutase. Susinil adalah salah satu komponen siklus Krebs.
LO. 4 Memahami dan Menjelaskan Jalan Reaksi Yang Melalui Siklus Kreb

1. Siklus Kerbs mulai dengan reaksi antara acetyl-CoA dan Oxaloasetat (4C) yang di
katalisi oleh enzim citrate synthase. Reaksi ini membentuk Sitrat (6C).
2. Sitrat (6C) melakukan isomerisasi untuk membentuk isositratrat dengan enzim
aconitase. Reaksi ini terjadi pada dua tahap iaitu; dehidrasi untuk membentuk cis-
akonitat dan rehidrasi untuk membentuk isositrat.
3. Isositrat melakukan dehidrogenerasi di katalisi oleh isositrat dehydrogenase untuk
membentuk oxalosuccinate lalu dekarboksilasi untuk membentuk alfa ketoglutarate.
4. Alfa Ketoglutarat melakukan dekarboksilasi oksidatif dan membentuk susinil CoA
(4C)
5. Lalu Susinil CoA berubah menjadi Susinate dengan pertolongan enzim succinate
thiokinase.
6. Fumrate terbentuk dari dehidrogenasi susinate dengan enzim susinate dehydrogenase.
7. Fumrase mengkatalisi penambahan air ke fumarate dan membentuk malat
8. Lalu malat di oksidasi oleh malat dehydrogenase dan membentuk oksaloasetat
kembali.

LO. 5 Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Energi

 ATP ( Adenosin Trifosfat )adalah nukleotida yang mengandung energi kimia yang
tersimpan dalam ikatan fosfat berenergi tinggi. senyawa ini adalah senyawa organik yang
terdiri dari adenosin (cincin adenin dan gula ribosa) dan tiga gugus fosfat.
 ATP energi universal untuk metabolisme. Hal ini disebabkan oleh peran ATP yang
melepaskan energi ketika dipecah (dihidrolisis) menjadi ADP (Adenosin difosfat), yaitu
energi yang digunakan untuk banyak proses metabolisme. ATP didapat dengan adanya
proses ekstraksi yang dilakukan oleh sel-sel terhadap berbagai molekul nutrisi seperti
protein, karbohidrat dan protein, serta menggunakan energi kimia.
 ATP dapat digunakan untuk memenuhi salah satu kebutuhan energi. Sel membutuhkan
energi untuk membuat molekul besar, seperti misalnya hormon. Sel-sel otot
menggunakan ATP untuk menghasilkan gerak. Ketika sel membuat sebuah molekul
hormon, itu memecah molekul ATP dan menggunakan energi untuk ikatan baru antara
molekul yang lebih kecil untuk menghasilkan satu yang lebih besar.
 Tingkat metabolism-bermaksud semua reaksi kimia di dalam sel di badan di ekspresikan
sebagai tingkat panas yang di keluarkan ketika reaksi kimia. Tidak semua energi di
pindahkan ke ATP, tapi sebagian besar ditukarkan menjadi panas.
 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengeluaran energi; tingkat metabolik basal,
energi untuk aktivitas fisik dan energi untuk memproses makanan.
 Tigkat metabolik basal adalah energi minimal yang diperlukan untuk melakukan reaksi
kimiawi di dalam badan.
 Kalori
 Energi metabolisme

Daftar Pustaka

Hall, J. (2016). Guyton and hall textbook of medical physiology, international edition. 13th ed.
Philadelphia: Elsevier Saunders, pp.903-909.

Rodwell, V., Harper, H., Bender, D., Mayes, P., Murray, R., Botham, K., Kennelly, P., Weil, P.,
Gross, P., Jacob, M., Rand, M. and Varghese, J. (2018). Harper's illustrated biochemistry. 31st
ed. New York: McGraw-Hill Education, pp.150-155, 164-178.

Anda mungkin juga menyukai