Anda di halaman 1dari 11

METABOLISME

LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Hewan
Dosen Pengampu :
Dr. Hj. Siti Sriyati, M.Si.
Dr. Topik Hidayat, M.Si.

Oleh:
Biologi C 2017
Kelompok 6
Dwi Lestari Damayanti ( 1700622 )
Ghiffary Zaka T. ( 1505693 )
Nisa Sholihatul Ummah ( 1703301)
Nisrina Nur Aini ( 1701590 )

Zaitun Hidayat ( 1703654 )

PROGRAM STUDI BIOLOGI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
A. Judul
Metabolisme

B. Waktu dan Tempat


Hari, tanggal : Rabu, 6 Maret 2019
Waktu : Pukul 09.00 WIB s.d 12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPI Bandung

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses metabolism dan kecepatan pada manusia?
2. Bagaimana konsumsi oksigen dan kecepatan metabolisme pada hewan?

D. Tujuan
1. Menentukan kecepatan metabolisme secara teoritis berdasarkan luas
permukaan tubuh.
2. Mengetahui konsumsi oksigen dan mengukur kecepatan metabolisme
pada beberapa hewan.

E. Tinjauan Pustaka
Metabolisme berperan mengubah zat-zat makanan seperti: glukosa, asam
amino, dan asam lemak menjadi senyawa-senyawa yang diperlukan untuk
proses kehidupan seperti: sumber energi (ATP). Energi antara lain berguna
untuk aktivitas otot, sekresi kelenjar, memelihara membran potensial sel saraf
dan sel otot, sintesis substansi sel. Zat-zat lain yang berasal dari protein
berguna untuk pertumbuhan dan reparasi jaringan tubuh. Hasil metabolisme
tersebut kemudian dimanfaatkan oleh tubuh untuk berbagai keperluan antara
lain: sumber energi, menggangti jaringan yang rusak, pertumbuhan, dsb.
Metabolisme adalah seluruh reaksi biokimiawi yang terjadi di dalam sel
tubuh makhluk hidup. Metabolisme dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam
proses yaitu anabolisme (penyusunan) dan katabolisme (penguraian).
Anabolisme adalah sintesis makromolekul seperti protein, polisakarida, dan
asam nukleat dari bahanbahan yang kecil. Proses sintesis demikian tidak
dapat berlangsung tanpa adanya masukan energi. Secara langsung atau tidak
langsung, ATP merupakan sumber energi bagi semua aktifitas anabolik di
dalam sel. Metabolisme memerlukan keberadaan enzim agar prosesnya
berjalan cepat. Hasil proses metabolisme berupa energi dan zat-zat lain yang
diperlukan oleh tubuh.
Metabolisme Karbohidrat, Karbohidrat tersusun atas untaian molekul
glukosa. Karbohidrat merupakan sumber utama energi dan panas tubuh.
Karbohidrat tersusun atas untaian (polimer) molekul glukosa. Karbohidrat
merupakan sumber utama energi dan panas tubuh. Karbohidrat sebagian besar
dalam bentuk glukosa (sekitar 80%), lainnya dalam bentuk fruktosa dan
galaktosa. Fruktosa dan galaktosa setelah diserap akan segera diubah menjadi
glukosa, hanya sedikit yang tetap dalam bentuk fruktosa dan galaktosa.
Glukosa dalam darah masuk lewat vena porta hepatica kemudian masuk ke
sel hati. Selanjutnya glukosa diubah menjadi glikogen (glikogenesis).
Sebaliknya, jika tubuh kekurangan glukosa, maka glikogen akan segera
diubah lagi menjadi glukosa (glikogenolisis). Hal ini dapat terjadi di hati
karena hati memiliki kedua enzim yang berperan dalam katabolisme maupun
anabolisme karbohidrat. Glukagon berperan merangsang proses
glikogenolisis dan glukoneogenesis. Insulin berperan untuk meningkatkan
sintesis glikogen. Makanan yang banyak mengandung KH akan merangsang
sekresi insulin dan mencegah sekresi glukagon. Insulin berfungsi
mempermudah dan mempercepat masuknya glukosa ke dalam sel dengan
meningkatkan afinitas molekul karier glukosa. Glukosa setelah berada di
dalam sel, oleh insulin akan disimpan atau disintesis menjadi glikogen baik di
hati, otot, atau jaringan lain. Kadar glukosa darah disamping memacu
pembebasan insulin oleh pankreas juga mempengaruhi glukostat yang
terdapat pada basal hipotalamus yang merupakan pusat kenyang (satiety
center). Pusat ini menghambat hipotalamus lateral yang merupakan pusat
makan (feeding center). Pada kondisi kadar glukosa darah rendah, pusat
kenyang tidak lagi menghambat pusat makan sehingga memacu pusat
tersebut dan timbul keinginan untuk makan (nafsu makan), pengambilan
makanan, glukosa meningkat, kembali normal.
Metabolisme Lemak, unsur lemak dalam makanan (dietary lipids) yang
memiliki peranan penting dalam proses fisiologis adalah: trigliserida (TG),
posfolipid (PL), dan kolesterol (Kol). ‰ Trigliserida terusun atas asam lemak
(free fatty acids, FFA) dan gliserol. ‰ Kolesterol kebanyakan berasal dari
kolesterol hewan, sedangkan kolesterol dari tumbuhan sukar diserap usus.
Kolesterol dalam makanan (hewani) terutama berasal dari otak, kuning telur,
hati, dan lemak hewan lainnya. Kolesterol makanan dalam wujud sebagai
kolesterol ester. Asam lemak setelah diserap oleh sel mukosa usus halus
dengan cara difusi, kemudian di dalam sel mukosa asam lemak dan gliserol
mengalami resintesis (bergabung lagi) menjadi trigliserida. Kolesterol juga
mengalami reesterifikasi menjadi ester kolesterol. Trigliserida dan ester
kolesterol bersatu diselubungi oleh protein menjadi kilomikron
(chylomicron). Protein penyusun selubung kilomikron disebut apoprotein.
Selubung protein berfungsi mencegah antarmolekul lemak bersatu dan
membentuk bulatan besar yang dapat mengganggu sirkulasi darah.
Kilomikron keluar dari sel mukosa usus secara eksositosis (kebalikan dari
pinositosis) kemudian diangkut lewat sistem limfatik (ductus thoracicus →
cysterna chili) dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah (vena
subclavia). Kadar kilomikron dalam plasma darah meningkat 2 - 4 jam
setelah makan. Kilomikron di dalam pembuluh darah dihidrolisis oleh enzim
lipase endotel menjadi menjadi asam lemak (FFA) dan gliserol. FFA
dibebaskan dari kilomikron dan selanjutnya disimpan dalam jaringan lemak
(adipose tissue) atau jaringan perifer. Kilomikron yang telah kehilangan asam
lemak dengan demikian banyak mengandung kolesterol dan tetap berada di
dalam sirkulasi disebut chylomicron remnant (sisa kilomikron) dan akhirnya
menuju ke hati yang selanjutnya didegradasi di dalam lisosom. Sedangkan
gliserol langsung diabsorpsi ke pembuluh darah porta hepatica. Pengangkutan
Asam Lemak dan Kolesterol Pengangkutan asam lemak dan kolesterol dapat
dibedakan menjadi 2 jalur:
1) Tahap pengangkutan asam lemak dan kolesterol dari usus ke hati dalam
bentuk kilomikron (eksogenus). Dalam sirkulasi darah, TG yang terdapat
dalam kilomikron dihidrolisis menjadi asam lemak (FFA) dan gliserol
oleh enzim lipase yang dihasilkan oleh permukaan endotel pembuluh
darah. Namun demikian, tidak semua TG dapat dihidrolisis secara
sempurna. Asam lemak bebas (FFA) yang dihasilkan kemudian dibawa
ke dalam jaringan lemak (adipose tissue) selanjutnya mengalami
reesterifikasi menjadi TG, atau FFA tetap berada di plasma berikatan
dengan albumin. Selain itu, FFA juga diambil oleh sel hati, sel otot
rangka, dan sel otot jantung. Di jaringan tersebut, FFA digunakan sebagai
sumber energi, atau disimpan dalam bentuk lemak netral (trigliserida).
2) Tahap pengangkutan asam lemak dan kolesterol dari hati ke seluruh
tubuh dalam bentuk lipoprotein (endogenus). Di hati, asam lemak
diresintesis menjadi TG yang kemudian bergabung dengan kolesterol,
posfolipid, dan protein menjadi very low density lipoprotein (VLDL).
Fungsi VLDL adalah untuk mengangkut (transpor) TG dari hati ke
seluruh jaringan tubuh. Selain dalam bentuk VLDL, TG juga diedarkan
ke seluruh tubuh dalam bentuk intermedier density lipoprotein (IDL),
low density lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL).
Pembebasan asam lemak dari VLDL dengan cara hidrolisis oleh enzim
lipase memerlukan heparin (sebagai kofaktor). VLDL yang telah
kehilangan FFA berubah menjadi IDL. IDL setelah dihidrolisis oleh
lipase akan kehilangan asam lemak kemudian berubah menjadi LDL.
LDL memberikan kolesterol ke jaringan untuk sintesis membran sel dan
hormon steroid. IDL memberikan posfolipid melalui enzim lecithin
cholesterol acyltransferase (LCAT) mengambil kolesterol ester yang
dibentuk dari kolesterol di HDL.
Metabolisme Protein, protein tersusun atas sejumlah asam amino yang
membentuk suatu untaian (polimer) dengan ikatan peptida. Selain itu,
protein juga memiliki gugus amina (- NH2) dan gugus karboksil (-
COOH). Berdasarkan banyaknya asam amino dapat dibedakan menjadi:
1. Peptida jika terdiri atas untaian pendek asam amino (2 - 10 asam
amino).
2. Polipeptida jika terdiri atas 10 - 100 asam amino.
3. Protein jika terdiri atas untaian panjang lebih dari 100 asam amino.
Beberapa jenis protein antara lain:
1. Glikoprotein yaitu protein yang mengandung karbohidrat.
2. Lipoprotein yaitu protein yang mengandung lipid.
F. Alat dan Bahan
1. Menghitung Kecepatan Metabolisme
Tabel. E.1.1. Alat yang digunakan untuk menghitung kecepatan metabolisme
No. Nama Alat Jumlah
1. Timbangan badan 1 buah
2. Alat pengukur tinggi badan 2 buah
3. Alat tulis 1 set

Tabel E.1.2. Bahan yang digunakan untuk menghitung kecepatan metabolisme


No. Nama Bahan Jumlah
1. Praktikan 5 Orang

2. Menghitung Konsumsi Oksigen


Tabel. E.2.1. Alat yang digunakan untuk menghitung konsumsi oksigen
No. Nama Alat Jumlah
1. Respirometer 1 set
2. Timbangan digital 1 buah
3. Alat tulis 1 set
4. Pipet tetes 1 buah
5. Cawan petri 1 buah
6. Spatula 1 buah

Tabel. E.2.2. Bahan yang digunakan untuk menghitung konsumsi oksigen


No. Nama Bahan Jumlah
1. Hewan (ulat bulu) 1 ekor
2. KOH 10-20 gram
3. Metilen blue 5 ml
4. Vaselin 1 sendok spatula
G. Langkah Kerja
1. Menghitung Kecepatan Metabolisme

Luas Banyak
permukaan panas yang
Tinggi Banyak hilang
tubuh Kecepatan
badan dan kalori yang dihitung
praktikan metabolisme
berat badan hilang per sesuai
diukur praktikan
praktikan hari umur dan
menggunak dihitung.
di hitung dihitung. jenis
an chart
dubois kelamin.

Diagram F.1. Langkah kerja menghitung kecepatan metabolisme

2. Menghitung Konsumsi Oksigen

Tabung respirometer
dengan prop berskala
KOH dimasukkan ke
Hewan yang diuji disambungkan
dalam tabung
ditimbang dengan
respirometer
menggunakan
vaselin

Jarak yang ditempuh Respirometer


metilen blue di ukur diletakkan sejajar,
selama 3 x 10 menit. metilen blue
Percobaan diulangi pada dimasukkan ke
suhu panas dan dingin. dalam prop berskala
Lalu hasil pengamatan menggunakan pipet
dicatat. tetes

Diagram F.2. Langkah kerja menghitung konsumsi oksigen


H. Hasil Pengamatan
1. Kecepatan Metabolisme
Tabel H.1.1 Kecepatan Metabolisme
Luas
Jenis Tinggi Berat BMR
Nama Usia Permukaan BME
Kelamin Badan Badan
Tubuh
Dwi Lestari 19 P 158 cm 65 kg 1,65 m2 37,2 1473,12
Ghiffary 21 L 170 cm 80 kg 1,91 m2 41 1879,44
Nisa 20 P 156 cm 47 kg 1,44 m2 36, 9 1275,26
Nisrina 20 P 151 cm 43 kg 1,35 m2 36, 9 1195,56
Zaitun 19 L 169 cm 65 kg 1,74 m2 42,1 1758,1
Rata-rata BMR Perempuan = 1314,64
Rata-rata BMR Laki-laki = 1818,77

Tabel H.1.2 Kebutuhan Protein, Karbohidrat, dan Lemak


Kebutuhan Kebutuhan
Nama BMRA
kalori Protein Karbohidrat Lemak
Dwi Lestari 1473,12 1782,47 419 419 942
Ghiffary 1879,44 2480,85 583 583 1312
Nisa 1275,26 1543,05 362 362 816
Nisrina 1195,56 1446,62 340 340 765
Zaitun 1758,1 2320,67 545 545 1127

2. Konsumsi Oksigen
Tabel H.2.1 Konsumsi Oksigen
No. Berat Banyak konsumsi Suhu Poikiloterm/
Jenis Hewan Homoiterm
(gram) Oksigen/detik
Semut 1 0,39 g >0,01 Normal Poikiloterm
1 Semut 2 0,05 g >0,01 Hangat Poikiloterm
Semut 3 0,39 g >0,01 Dingin Poikiloterm
0.00001 Normal Poikiloterm
2 Ulat 0,08 g >0.00001 Hangat Poikiloterm
<0.00001 Dingin Poikiloterm
0 Normal Poikiloterm
3 Cacing 0,3 g 0 Hangat Poikiloterm
0 Dingin Poikiloterm
0,0003 Normal Poikiloterm
4 Kupu-kupu 0,1 g 0,0016 Hangat Poikiloterm
0 Dingin Poikiloterm
0,0008 Normal Poikiloterm
Cacing Poikiloterm
5 0,16 g 0,0015 Hangat
Hongkong
0 Dingin Poikiloterm
0,0043 Normal Homoioterm
6 Cicak 3,38 g 0,0008 Hangat Homoioterm
0,0016 Dingin Homoioterm
No. Berat Banyak konsumsi Suhu Poikiloterm/
Jenis Hewan Homoiterm
(gram) Oksigen/detik
0,15 Normal Poikiloterm
7 Jangkrik 1 0,4 g 0,21 Hangat Poikiloterm
0,14 Dingin Poikiloterm
0,18 Normal Poikiloterm
8 Jangkrik 2 0,37 g 0,13 Hangat Poikiloterm
0,1 Dingin Poikiloterm
0,1 Normal Poikiloterm
9 Belalang 1 0.09 g 0,18 Hangat Poikiloterm
0,03 Dingin Poikiloterm
0,04 Normal Poikiloterm
10 Belalang 2 0,1 g 0,027 Hangat Poikiloterm
0,03 Dingin Poikiloterm

I. Pembahasan
1. Uji Kecepatan Metabolisme
Usia, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan dan luas permukaan tubuh
sangat berpengaruh terhadap kecepatan metabolisme tubuh. Selain factor
faktor di atas ada juga faktor lain yaitu : waktu tidur, hormon, cairan
dalam tubuh dan jenis makanan yang dikonsumsi.

2. Uji Konsumsi Oksigen


Ukuran makhluk hidup yang akan diuji sangat berpengaruh kepada
jumlah dari konsumsi oksigen itu sendiri, umumnya semakin besar
makhluk hidup yang akan diuji semakin banyak konsumsi oksigennya,
selain itu aktifitas, suhu sekitar, jenis kelamin, ketinggian dan berat
tubuh juga berpengaruh terhadap jumlah oksigen yang akan
dikonsumsinya

J. Hasil Diskusi
 Kecepatan Metabolisme
1. Jelaskan mengapa berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan
terjadi perbedaan kecepatan metabolisme?
Jawab : Karena kecepatan metabolisme dipengaruhi oleh usia, jenis
kelamin, tinggi badan, dan berat badan.
2. Dimana tempat terjadinya metabolisme? Jelaskan!
Jawab : Metabolisme terjadi didalam sitoplasma dan mitokondria setiap
sel, karena terdapat organel-organel yang berfungsi sebagai
penghasil energi.
 Konsumsi Oksigen
1. Mengapa dalam botol tersebut disimpan KOH kristal, jelaskan!
Jawab : Karena KOH bersifat higroskopis sehingga mampu mengikat
H2O di udara. Selain itu KOH kristal digunakan khususnya
untuk mengikat CO2 yang adadi dalam tabung respirometer
yang merupakan hasil respirasi ulat bulu.
2. Mengapa tetesan tinta dalam skala bergeser mendekati labu erlenmeyer,
Jelaskan!
Jawab : Karena ulat bulu yang ada dalam tabung respirometer melakukan
respirasi dan proses tersebut membutuhkan oksigen, sehingga
tinta (metilen blue) bergerak ke arah ulat bulu tersebut.
K. Kesimpulan
1. Uji Kecepatan Metabolisme
Metabolisme adalah seluruh proses kimia yang terjadi di dalam tubuh
saat mengubah makanan kita menjadi energy. Kecepetan metabolisme
itu sendiri tergantung dari berbagai factor, Kebanyakan penurunan
BMR akibat penambahan usia mungkin terkait dengan hilangnya massa
otot tersebut dengan jaringan adiposa, yang mempunyai kecepatan
metabolisme lebih rendah.

2. Uji Konsumsi Oksigen


Semua organisme membutuhkan oksigen untuk melakukan respirasi,
kebutuhan oksigen setiap organisme dipengaruhi oleh jenis organisme,
ukuran berat tubuh, serta aktifitas organisme tersebut. Tidak semua jenis
hewan memiliki system respirasi yang sama, umumnya habitat yang
mereka tempati mempengaruhi system respirasi mereka itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
UNY, S. (t.thn.). Metabolisme Makanan. Dipetik Maret 17, 2019, dari staffnew.uny.ac.id:
http://staffnew.uny.ac.id/upload/131764503/pengabdian/Bb6-Metabolisme.pdf

Anda mungkin juga menyukai