Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN TUTORIAL

MODUL 4

METABOLISME ZAT GIZI UTAMA

Nama : Adli Kurniawan Pohan

Nim : 200610090

Kelompok :5

Tutor : dr.Juwita Sahputri, MKT

PRODI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


NEGERI MALIKUSSALEH TA. 2020/2021
SKENARIO 4 : Pasien dr. Meta (bagian 2)

Tn.X sulit mengatur pola makannya, ia kerap menambah frekuensi dan porsi makannya
karena merasa mudah lapar dan kurang bertenaga akan tetapi hal ini membuat kondisinya
semakin memburuk. Tubuhnya semakin cepat lelah, sendi lutut dan tumitnya pun sakit jika
berjalan. Ditambah luka di kakinya membuat Tn.X semakin sulit dan malas untuk bergerak.
Kondisinya inilah yang membuatnya akhirnya berkonsultasi dengan dokter. Hasil pemeriksaan
terakhir Mr.Big menunjukkan TD: 150/90 mmHg, N: 90x/menit, RR: 20x/menit, BB 60 kg, TB
170 cm, Kadar trigliserida 285 mg/dL, LDL 250mg/dL HDL 30mg/dL, KGD puasa 165 mg/dL
dan asam urat 8,5 mg/dL.

Dr. Meta menjelaskan bahwa kondisi yang dialami Tn.X akibat dari gangguan
metabolisme lemak, purin dan juga karbohidrat. Pola makan yang tidak sesuai dan tidak disiplin
dalam pengobatan menyebabkan kadar gula darahnya sulit terkontrol. Setelah mengetahui hasil
pemeriksaan dan mendengarkan penjelasan dari dokter, Tn.X pun berjanji bersungguh-sungguh
menjalani program yang direncanakan untuknya baik dari pengaturan pola diet hingga pola
latihan fisik. Bagaimana anda menjelaskan metabolisme dan mekanisme pengaturannya yang
melatarbelakangi kondisi Tn.X tersebut?

JUMP 1 TERMINOLOGI

1) Trigliserida :
Trigliserida adalah ester alkohol gliserol dan asam lemak yang terdiri dari tiga molekul
asam lemak yaitu lemak jenuh, lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda

2) LDL (low density lipoprotein) :


adalah lipoprotein yang paling banyak mengandung protein.

3) HDL ( high density lipoprotein ) :


adalah lipoprotein berdensitas tinggi yang merupakan salah satu kelompok lipoprotein
plasma yang berperan dalam transport kolesterol dan trigliserid.

4) Asam urat :
Adalah asam berbentuk Kristal yang merupakan produk akhir dari metabolism atau
pemecahan purin,yaitu salah satu komponen asam nuklat yang terdapat pada inti sel-sel
tubuh

5) Lemak :
Lemak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa
organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik non-polar.

6) Purin :
adalah hasil produk akhir dari proses metabolisme protein.

7) Karbohidrat :
Senyawa organic karbon,hydrogen,dan oksigen,terdiri atas satu molekul gula sederhana
atau lebih yang merupakan bahan makanan penting dan sumber tenaga (banyak terdapat
dalam tumbuhan dan hewan)

JUMP 2 DAN JUMP 3 : RUMUSAN MASALAH DAN HIPOTESA

1.Kenapa saat tn.X menambah frekuensi dan poris makannya kondisi tubuh tn.X semakin
memburuk ?

→ Karena makan dalam porsi yang berlebihan dapat menyebabkan melambatnya metabolisme
dalam tubuh, oleh karena itu menjadi salah satu penyenbab tn.X mengalami mengalami
gangguan metabolisme dalam tubuhnya. jadi, daripada menambah pori makan yang belebihan,
lebih baik tn.X memperhatikan kalori di dalam makanannya.
2. Apakah kadar profil lipid pd pasien termasuk normal ? Berapa kadar normal profil
lipid seseorang ?

→Berdasarkan hasil pemeriksaan Tn.X,maka kadar profil lipid pada Tn.X itu tidak normal.

Hasil Tn.X → Kadar trigliserida 285 mg/dL(tinggi) , LDL250mg/dL(sangat tinggi) , HDL


30mg/dL(rendah)

Tn.X mengalami dislipidemia,yaitu keadaan dimana kadar profil lipid didalam darah tidak
normal,dimana penyakit ini erat kaitannya dengan obesitas,kurangnya olahraga,dsb.

Kadar profil lipid normal :

3.Apa penyebab sehingga terjadinya gangguan metabolisme lemak, purin dan karbohidrat
pada tn.x ?


 .metabolisme purin : produk akhirnya adalah asam urat . Gangguan dapat terjadi bila
terjadi defisiensi pada enzim,maka purin akan meningkat sehingga menyebabkan asam
urat.
 metabolisme karbohidrat : Gangguan terjadi jika kadar glukosa di dalam darah
meningkat,maka hal tersebut dapat menyebabkan Diabetes Melitus,hipolikemi(kurang
kadar glukosa) galaktosemia(kurang enzim galaktosa).
 metabolisme lipid : Gangguan terjadi pada tubuh penderita yang tidak memiliki cukup
enzim yang dapat memecah lipid,sehingga dapat menyebabkan terjadinya penumpukan
lemak.

4.Dimana terjadinya metabolisme lemak bagaimana prosesnya dan apa peran dari lemak
itu sendiri bagi tubuh kita?

→ Pengertian Metabolisme lemak

Proses Metabolisme Lipid (Lemak)- Lipid (lemak) terdapat dalam semua bagian tubuh manusia
terutama dalam otak. Lipid (lemak) mempunyai peran yang sangat penting dalam proses
metabolisme secara umum. Beberapa peranan biologi dari lipid sebagai berikut.

1. Sebagai komponen struktur membran.

2. Sebagai lapisan pelindung pada beberapa jasad.

3. Sebagai bentuk energi cadangan.

4. Sebagai komponen permukaan sel yang berperan dalam proses kekebalan jaringan.

5. Sebagai komponen dalam proses pengangkutan melalui membran

Fungsi Lemak

Banyaknya lemak yang dibutuhkan oleh tubuh manusia umumnya berbeda-beda tetapi umumnya
berkisar antara 0,5-1gram lemak per 1kg berat badan per hari.Orang yang tinggal di daerah
bersuhu dingin dan orang yang bekerja berat membutuhkan lemak lebih banyak.Di dalam tubuh
kita,lemak memppunyai beberapa fungsi penting,diantaranya adalah:

1. Sebagai pelindung tubuh dari suhu rendah

2. Sebagai pelarut vitamin A,D,E dan K

3. Sebagai pelindung alat-alat tubuh vital(antara lain jantung dan lambung),yaitu sebagai
bantalan lemak

4. Sebagai penghasil energi tertinggi

5. Penahan rasa lapar,karena adanya lemak akan memperlambat pencernaan.Bila


pencernaan terlalu cepat maka akan cepat pula timbulnya rasa lapar.

6. Sebagai salah satu bahan penyusun membran sel

7. sebagai salah satu bahan penyusun hormon dan vitamin(khususnya untuk sterol)

8. Sebagai salah satu bahan penyusun empedu,asam kholat (di dalam hati),dan hormon
seks(khususnya untuk kolesterol.Pembawa zat-zat makan esensial

Proses Metabolisme Lemak

Untuk langkah pertama dalam metabolisme lemak ialah konsumsi dan pencernaan trigliserida
yang ditemukan baik dalam sebuah makanan nabati seperti buah zaitun, kacang-kacangan dan
alpukat dan makanan hewani seperti daging, telur dan produk susu. Lemak ini berjalan melalui
saluran pencernaan ke usus dimana mereka tidak dapat diserap dalam bentuk trigliserida.

Sebaliknya, mereka dibagi melalui enzim yang disebut lipase menjadi asam lemak, dan yang
paling sering, monogliserida yang merupakan asam lemak rantai tunggal yang melekat pada
gliserol. Trigliserida yang bercabang kemudian dapat diserap melalui usus dan disusun kembali
menjadi bentuk aslinya sebelum diangkut oleh kilomikron, jenis zat yang mirip dengan
kolesterol yang dikenal sebagai lipoprotein ke dalam sistem getah bening.

Dari sistem getah being trigliserida masuk ke dalam aliran darah, dimana proses metabolisme
lipid atau lemak diselesaikan dalam satu dari tiga cara, karena mereka juga diangkut ke hati, sel-
sel otot atau sel-sel lemak, yang dimana mereka disimpan atau digunakan untuk energi. Jika
mereka berakhir di sel-sel hati, mereka diubah menjadi jenis kolestrol “jahat” yang dikenal
sebagai very-low-density lipoprotein (VLDL) dan dilepaskan ke dalam aliran darah dimana
mereka bekerja untuk mengangkut lipid lain.

Trigliserida dikirim ke sel-sel otot dapat dioksidasi dalam mitokondria sel-sel untuk energi,
sedangkan yang dikirim ke sel-sel lemak akan disimpan sampai mereka dibutuhkan untuk energi
di lain waktu. Hal ini menyebabkan peningkatan ukuran sel-sel lemak, terlihat pada seseorang
sebagai peningkatab lemak tubuh.

5. Bagaimana proses metabolisme purin di dalam tubuh dan bagaimana hubungannya


dengan peningkatan kadar asam urat pada tn. x?

→Pembentukan asam urat dimulai dari Deoxyribonucleic Acid (DNA) dan Ribonucleic Acid
(RNA) yang dimetabolisme menjadi adenosine dan guanosine. Proses ini berlangsung secara
terus menerus di dalam tubuh. Adenosine yang terbentuk dimetabolisme menjadi hypoxanthine,
hypoxanthine dimetabolisme menjadi xanthine sedangkan guanosine dimetabolisme menjadi
xanthine juga. Enzim yang berperan dalam metabolisme purin adalah enzim xanthine oxidase
dan Hypoxanthine Guanne Phosporybosyl Transferase (HGPRT). Fungsi dari enzim xanthine
oxidase adalah mengubah hypoxanthine menjadi xanthine dan xanthine menjadi asam urat
sedangkan enzim HGPRT berfungsi untuk mengubah purin menjadi nukleotida purin agar dapat
digunakan kembali sebagai peyusun DNA dan RNA. Jadi pada intinya fungsi dari enzim
xanthine oxidase adalah membuang kelebihan purin dalam bentuk asam urat. Dua per tiga dari
asam urat yang terbentuk dalam tubuh dibuang bersama urin melalui ginjal (Wahyudiana, D.,
2016).

Apabila terjadi defisiensi enzim HGPRT maka purin dalam tubuh akan meningkat. Hal ini terjadi
karena enzim HGPRT tidak mampu memecah purin sehingga purin dimetabolisme oleh enzim
xanthine oxidase membentuk asam urat. Kondisi ini menyebabkan peningkatan kadar asam urat
dalam tubuh atau hiperurisemia. Hiperurisemia menimbulkan hipersaturasi asam urat, yaitu
kelarutan asam urat dalam darah melewati ambang batasnya sehingga menyebabkan timbunan
asam urat dalam bentuk garam (monosodium urat) di jaringan. Konsentrasi 7,0 mg/dl adalah
batas kelarutan monosodium urat dalam plasma, sehingga pada konsentrasi > 7,0 mg/dL
monosodium urat cenderung mengendap dalam jaringan (Pittman, 2009). Kondisi hiperurisemia
dapat diakibatkan karena produksi asam urat yang berlebih, pembuangan asam urat melalui
ginjal berkurang, atau kombinasi dari dua kondisi tersebut (Syukri, 2007).

6. Bagaimanakah proses metabolisme protein di dalam tubuh manusia?

→ Proses penguraian protein dalam tubuh meliputi reaksi deaminasi, dekarboksilasi dan
transaminasi. Proses ini juga berkaitan dengan siklus urea, beberapa biosintesis asam-asam
amino dan bagaimana keterkaitan antara metabolisme protein dengan metabolisme karbohidrat
dan lipid ( Murray, 2001).

Hati merupakan organ tubuh di mana terjadi reaksi katabolisme maupun anabolisme protein.
Asam-asam amino yang terbentuk dibawa oleh darah ke dalam jaringan untuk digunakan. Proses
anabolik maupun katabolik juga terjadi dalam jaringan di luar hati. Asam amino yang terdapat
dalam darah berasal dari tiga sumber yaitu absorpsi melalui dinding usus, hasil penguraian
protein dalam sel, dan hasil sintesis asam amino dalam sel. Banyaknya asam amino dalam darah
tergantung pada keseimbangan antara pembentukan asam amino dan penggunaannya. Bila
kelebihan asam amino dari jumlah yang digunakan untuk biosintesis protein, maka kelebihan
asam amino akan diubah menjadi asam keto yang dapat masuk ke dalam siklus asam sitrat atau
diubah menjadi urea. Hati berfungsi sebagai pengatur konsentrasi asam amino dalam darah
(Stryer, 2000).

Dalam tubuh kita, protein mengalami perubahan-perubahan tertentu dengan kecepatan yang
berbeda untuk tiap protein. Protein dalam darah, hati dan organ tubuh lain mempunyai waktu
paruh (half-life) antara 2,5 sampai 10 hari. Protein yang terdapat pada jaringan otot mempunyai
waktu paruh = 120 hari. Rata-rata tiap hari 1,2 gram protein per kilogram berat badan diubah
menjadi senyawa lain.

Ada tiga kemungkinan mekanisme pengubahan protein yaitu (Stryer,2000) :

 Sel-sel mati, lalu komponennya mengalami proses penguraian atau katabolisme dan
dibentuk sel-sel baru.
 Masing-masing protein mengalami proses penguraian dan terjadi sintesis protein baru,
tanpa ada sel yang mati.
 Protein dikeluarkan dari dalam sel diganti dengan sintesis protein baru.

Protein dalam makanan diperlukan untuk menyediakan asam amino yang akan digunakan untuk
memproduksi senyawa nitrogen yang lain, untuk mengganti protein dalam jaringan yang me-
ngalami proses penguraian dan untuk mengganti nitrogen yang telah dikeluarkan dari tubuh
dalam bentuk urea. Ada beberapa asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh, tetapi tidak dapat di-
produksi oleh tubuh dalam jumlah yang memadai. Oleh karena itu asam amino tersebut
dinamakan asam amino esensial, harus diperoleh dari makanan (Murray, 2001).

Secara ringkas metabolisme protein mahluk hidup ditunjukkan pada gambar berikut :

Metabolisme protein mahluk hidup :

Jumlah Asam Amino dalam darah tergantung dari jumlah yang diterima dan .jumlah yang
digunakan. Pada proses pencernaan makanan, protein diubah menjadi asam amino oleh beberapa
reaksi hidrolisis serta enzim-enzim yang bersangkutan. Enzim-enzim yang bekerja pada proses
hidrolisis protein antara lain ialah pepsin, tripsin, kimotripsin, karboksi peptidase, amino
peptidase, tripeptidase dan dipeptidase (Murray, 2001).

Setelah protein diubah menjadi asam-asam amino, maka dengan proses absorpsi melalui dinding
usus, asam amino tersebut sampai ke dalam pembuluh darah. Proses absorpsi ini ialah proses
transpor aktif yang memerlukan energi. Asam-asam amino dikarboksilat atau asam diamino
diabsorpsi lebih lambat daripada asam amino netral.

Degradasi protein (katabolisme) terjadi dalam dua tahap (Stryer, 2000) :

 Protein mengalami modifikasi oksidatif untuk menghilangkan aktivitas enzimatis.


 Penyerangan protease yaitu enzim yang berfungsi untuk mengkatalis degradasi protein.

7. Bagaimana proses terjadinya metabolisme karbohidrat yang terjadi di dalam tubuh ?

→ Fungsi karbohidrat : sebagai sumber energi ( dari glukosa )

Hasil pencernaan karbohidrat :


- Glukosa
- Fruktosa
- Galaktosa
Proses pada metabolism karbohidrat :
- Glikolisis
- Glikogenesis
- Glikogenolisis
- HMP Shunt
- Gluconeogenesis

8. Bagaimna cara pengaturan kadar glukosa darah?

→ Pada org normal, pengaturan besarnya konsentrasi glukosa darah sangat sempit, biasanya
antara 80 dan 90 mg/ 100 ml darah pada orang yang sedang berpuasa yang diukur sebelum
makan pagi. konsentrasi ini meningkatkan menjadi 120 sampai 140 mg/100 ml selama kira kira
satu jam pertama setelah makan , namun sistem unpan balik yang mengatur kadar glukosa darah
dengan cepat mengembalikan konsentrasi glukosa ke nilai kontrolnya , biasanya terjadi dalam
waktu 2 jam sesudah absorpsi karbohidrat yang terakhir. sebaliknya pada keadaan kelaparan
fungsi glukoneogenesis dari hati menyediakan glukosa yang dibutuhkan untuk mempertahankan
glukosadarah puasa ( guyton and hall). mekanisme yg dipakai untuk mencapai pengaturan
glukosa darah yaitu - hati yg berfungsi sebagai suatu sistem penyangga glukosa yang sangat
penting - fungdsi insulin dan glukagon sama pentinggnya dengan sistem pengatur unpan balik
untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah normal.

9. Dampak dari metabolisme zat gizi utama jika terjadi permasalahan?

Gangguan metabolik adalah kelainan dalam proses metabolisme tubuh. gangguan metabolik
adalah semua penyakit yang menyebabkan gangguan pada metabolisme karbohidrat, protein, dan
lemak. Gangguan metabolisme merujuk pada segala penyakit atau kondisi yang disebabkan oleh
reaksi kimia abnormal pada sel-sel tubuh. Penyebabnya bisa jadi jumlah enzim atau hormon
yang tak normal, atau perubahan pada fungsi keduanya. Saat reaksi kimiawi tubuh terhambat
atau rusak serta kekurangan atau penumpukkan zat beracun dapat terjadi dan menyebabkan
gejala serius.

Berikut beberapa bentuk gangguan metabolisme yang bisa terjadi :

1. Kelainan metabolisme bawaan

2. Penyakit tiroid

3. Diabetes tipe 1 dan 2

10. Mekanisme rasa lapar?

→ Lapar dapat terjadi karena adanya stimulasi dari suatu faktor lapar, yang akan mengirimkan
impuls tersebut ke pusat lapar di otak, yakni hipotalamus bagian lateral, tepatnya di nucleus bed
pada otak tengah yang berikatan serat pallidohypothalamus. Otak inilah yang akan menimbulkan
rasa lapar pada manusia. Setelah tubuh mendapat cukup nutrisi yang ditentukan oleh berbagai
faktor, maka akan mengirim impuls ke pusat kenyang yakni di nucleus ventromedial di
hipotalamus. Kemudian tubuh akan merasa puas akan makan, sehingga kita akan berhenti
makan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi rasa lapar pada manusia adalah:

a.       Hipotesis Lipostatik

Leptin yang terdapat di jaringan adiposa akan menghitung atau mengukur persentase lemak
dalam sel lemak di tubuh, apabila jumlah lemak tersebut rendah, maka akan membuat
hipotalamus menstimulasi kita untuk merasa lapar dan makan.

b.      Hipotesis Hormon Peptida pada Organ Pencernaan

Makanan yang ada di dalam saluran gastrointestinal akan merangsang munculnya satu atau lebih
peptida, contohnya kolesitokinin. Kolesitokinin berperan dalam menyerap nutrisi makanan.
Apabila jumlah kolesitokinin dalam GI rendah, maka hipotalamus akan menstimulasi kita untuk
memulai pemasukan makanan ke dalam tubuh.

c.       Hipotesis Glukostatik

Rasa lapar pun dapat ditimbulkan karena kurangnya glukosa dalam darah. Makanan yang kita
makan akan diserap tubuh dan sari-sarinya (salah satunya glukosa)akan dibawa oleh darah dan
diedarkan ke seluruh tubuh, jika dalam darah kekurangan glukosa,maka tubuh kita akan
memerintahkan otak untuk memunculkan rasa lapar dan biasanya ditandai dengan pengeluaran
asam lambung.

d.      Hipotesis Termostatik

Apabila suhu dingin atau suhu tubuh kita di bawah set point, maka hipotalamus akan
meningkatkan nafsu makan kita. Teori produksi panas yang dikemukakan
olehBrobeck menyatakan bahwa manusia lapar saat suhu badannya turun, dan ketika naik lagi,
rasa lapar berkurang. Inilah salah satu yang bisa menerangkan mengapa kita cenderung lebih
banyak makan di waktu musim hujan/dingin.

e.       Neurotransmitter
Neurotransmitter ada banyak macam, dan mereka berpengaruh terhadap nafsu makan. Misalnya
saja, adanya norepinephrine dan neuropeptida Y akan membuat kita mengkonsumsi karbohidrat.
Apabila adanya dopamine dan serotonine, maka kita tidak mengkonsumsi karbohidrat.

11. Zat gizi apa yang memenuhi metabolisme tubuh?

→ Ada beberapa zat gizi yang memenuhi metabolisme tubuh.Seperti karbohidrat itu bisa jadi
sumber energi, cadangan energi, sumber kalori. Terus ada lemak: lemak bisa jadi sumber energi,
melarutkan vitamin A, D, E DAN K , Pelindung organ vital. Selanjutnya ada protein dimana
protein bisa membangun sel" jaringan tubuh, mengganti sel yang rusak, produksi enzim dan
hormon. Dan yg terakhir ada mineral bisa jadi hormon pengatur proses metabolism.

JUMP 4 SKEMA

JUMP 5 LEARNING OBJECTIVE


1) Metabolisme karbohidrat
2) Metabolisme protein
3) Metabolisme lemak
4) Metabolisme purin-pirimidin
5) Pengaturan kadar glukosa darah

LO 1 METABOLISME KARBOHIDRAT

Metabolisme Karbohidrat

Karbohidrat tersusun atas untaian molekul glukosa. Karbohidrat merupakan


sumber utama energi dan panas tubuh. Karbohidrat tersusun atas untaian
(polimer) molekul glukosa. Karbohidrat merupakan sumber utama energi dan
panas tubuh. Karbohidrat sebagian besar dalam bentuk glukosa (sekitar 80%),
lainnya dalam bentuk fruktosa dan galaktosa. Fruktosa dan galaktosa setelah
diserap akan segera diubah menjadi glukosa, hanya sedikit yang tetap dalam
bentuk fruktosa dan galaktosa.

Glukosa dalam darah masuk lewat vena porta hepatica kemudian masuk ke sel
hati. Selanjutnya glukosa diubah menjadi glikogen (glikogenesis). Sebaliknya,
jika tubuh kekurangan glukosa, maka glikogen akan segera diubah lagi menjadi
glukosa (glikogenolisis). Hal ini dapat terjadi di hati karena hati memiliki
kedua enzim yang berperan dalam katabolisme maupun anabolisme
karbohidrat. Glukagon berperan merangsang proses glikogenolisis dan
glukoneogenesis. Insulin berperan untuk meningkatkan sintesis glikogen.
Makanan yang banyak mengandung KH akan merangsang sekresi insulin dan
mencegah sekresi glukagon. Insulin berfungsi mempermudah dan mempercepat
masuknya glukosa ke dalam sel dengan meningkatkan afinitas molekul karier
glukosa. Glukosa setelah berada di dalam sel, oleh insulin akan disimpan atau
disintesis menjadi glikogen baik di hati, otot, atau jaringan lain.

Kadar glukosa darah disamping memacu pembebasan insulin oleh pankreas


juga mempengaruhi glukostat yang terdapat pada basal hipotalamus yang
merupakan pusat kenyang (satiety center). Pusat ini menghambat hipotalamus
lateral yang merupakan pusat makan (feeding center). Pada kondisi kadar
glukosa darah rendah, pusat kenyang tidak lagi menghambat pusat makan
sehingga memacu pusat tersebut dan timbul keinginan untuk makan (nafsu
makan), pengambilan makanan, glukosa meningkat, kembali normal.
Perpindahan Glukosa Lewat Membran Sel

Molekul glukosa setelah berada pada cairan jaringan (interseluler) tidak serta
merta dapat melewati membran sel yang bersifat selektif permiabel bagi
glukosa. Glukosa dapat masuk ke dalam sitoplasma melalui mekanisme difusi
fasilitasi dengan menggunakan bantuan (difasilitasi) oleh protein karier yang
dirangsang oleh hormon insulin (kemampuannya 10 kali lipat bila dibanding
tanpa ada insulin). Sedangkan disakarida tidak dapat masuk ke dalam sel.

Regulasi Kadar Glukosa Darah

Kadar glukosa darah dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: Jumlah
dan jenis makanan, kecepatan digesti makanan, ekskresi, latihan (olah raga),
kondisi psikologis, dan reproduksi. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi baik
secara terpisah (sendiri-sendiri) atau bersamaan terhadap proses fisiologis yang
mengatur kadar glukosa darah. Jika makanan terbatas, maka latihan mampu
menurunkan kadar glukosa darah. Penurunan kadar glukosa darah dikenali oleh
sel α pankreas menghasilkan hormon glukagon yang merangsang sel hati
membesaskan glukosa dari glikogen sehingga kadar gula darah kembali
normal. Sebaliknya oleh sesuatu hal (makanan) kadar gula darah naik, maka sel
β pankreas menghasilkan insulin

berperan meningkatkan pengambilan glukosa dari darah ke dalam sel hati dan
sel lainnya, sehingga kadar glukosa darah kembali ke normal.

Glikogenesis

Glukosa setelah masuk ke dalam sel akan bergabung dengan gugus posfat
radikal menjadi Glu-6-P (Posforilasi):

Glukosa + Posfat Æ Glu-6-Posfat.

Posforilasi glukosa tersebut bersifat reversibel. Glu-6-P dapat langsung


digunakan untuk sumber energi atau disimpan dalam bentuk glikogen. Jika
konsumsi karbohidrat berlebihan sehingga intake glukosa melimpah sedangkan
pembongkaran glukosa untuk sumber tenaga berkurang, maka glukosa akan
diubah menjadi glikogen (glikogenesis). Glikogenesis diregulasi oleh insulin.
Pembentukan glikogen dapat terjadi di semua sel tubuh terutama di hati dan
otot (5-8 % dari seluruh sel). Selain itu, glukosa dapat dipecah menjadi asetil
Ko-A kemudian diubah menjadi lemak yang kemudian disimpan di dalam hati
dan jaringan adiposa (lemak) terutama di peritoneum.

Glikolisis

Glukosa di dalam sitoplasma akan dipecah secara enzimatis berantai menjadi


asam piruvat dengan menghasilkan 2 mol ATP. Proses ini disebut respirasi
anaerob (glykolisis anaerob). Ada 2 (dua) jalur yaitu:
1. Jalur Embden Meyerhof
2. Heksosamonoposfat shunt
Asam piruvat selanjutnya akan mengalami beberapa kemungkinan diubah menjadi:

1. Asam laktat dengan menghasilkan 2 mol ATP. Peristiwa ini meningkat pada
saat tubuh kekurangan oksigen, misalnya pada saat latihan atau bekerja
terlalu keras. Asam laktat yang dihasilkan ini dapat menurunkan pH yang
akan mempengaruhi daya hidup sel.
2. Asetaldehida kemudian menjadi alkohol. Proses ini disebut fermentasi
(hanya terjadi pada bakteri, jamur dan tumbuhan).
3. Asetil Ko-A selanjutnya siklus Kreb’s dan transport electron menjadi ATP.

Glikogenolysis

Pada saat seseorang berpuasa atau sedang melakukan aktivitas (latihan


olahraga, bekerja) yang berlebihan akan menyebabkan turunnya kadar glukosa
darah menjadi 60 mg/100ml darah. Keadaan ini (kadar gula darah turun) akan
memacu hati untuk membebaskan glukosa dari pemecahan glikogen yang
disebut proses glikogenolysis. Glikogenolysis dirangsang oleh hormon
glukagon dan adrenalin.

Glukoneogenesis

Apabila ketersediaan glukosa tidak tercukupi, maka lemak dan protein akan
diubah menjadi asetil koenzim A (Asetil Ko-A) sehingga dapat masuk ke siklus
Kreb's. Peristiwa pembentukan glukosa dari asam amino dan asam lemak
disebut glukoneogenesis.
Respirasi (Okisidasi) Seluler

Glukosa di dalam sel dipecah secara oksidasi dengan menggunakan molekul


oksigen menjadi karbondioksida (CO2), air (H2O), energi (ATP), dan panas.
Jika kadar oksigen tercukupi, maka asam piruvat selanjutnya akan diubah
menjadi asetil

koenzim A (Asetil Ko-A) sehingga dapat masuk ke siklus Kreb's, atau setelah
menjadi asetil Ko-A kemudian masuk ke dalam siklus Kreb's dengan
menghasilkan NADH (nicotin amid dinucleotid), FAD (Flavin adenin
dinucleotid), ATP (adenosin trifosfat), CO2 dan H2O. Peristiwa ini terjadi di
dalam mitokondria atau sering disebut respirasi seluler.

C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O + 36 ATP + Panas

Transport electron: mengubah NADH dan FADH menjadi ATP di dalam


membran dalam mitokondria. Satu mol glukosa akan menghasilkan sebanyak
36 mol ATP (netto). Satu mol glukosa (180 gr glukosa) menghasilkan 686.000
kalori setara 36 ATP. Selain dari glukosa, ATP dapat dihasilkan dari
pemecahan asam lemak dan asam amino.

Tabel 1.

Kalkulasi Jumlah ATP Yang Dihasilkan Dari Proses Respirasi (Oksidasi) Seluler

Jumlah ATP

Berasal dari yang


dihasilkan
1
. Glikolisis sebagai ATP 4
2
. Glikolisis sebagai NADH 4
3 Perubahan asam priuvat menjadi asetil-Ko-A sebagai
. NADH 6
4
. Siklus Kreb’s sebagai GTP 2
5
. Siklus Kreb’s dari reduksi FAD 4
6
. Siklus Kreb’s sebagai NADH 18

Jumlah Total 38

Glikolisis diperlukan 2 ATP untuk memecah glukosa -2

Jumlah Bersih (netto) 36

Adenosin Triposfat (ATP)

ATP merupakan senyawa labil, yaitu kombinasi adenin, gula ribosa, dan 3
posfat yang berikatan dengan energi tinggi. Setiap perubahan ATP menjadi
ADP membebaskan 12.000 kalori. Sumber energi tinggi lainnya adalah GTP
(Guanosin triposfat). Substrat sumber energi dengan bantuan enzim yang ada
dalam mitokondria. Adenosin triphospat (ATP) yang merupakan senyawa
berenergi tinggi dapat diubah menjadi energi dengan reaksi:
ATP + H2O ↔ ADP + Pi + 700 Kal/mol

Organ-organ yang terlibat dalam metabolisme karbohidrat.

1. Hati (hepar/liver) merupakan organ homeostatik yang berperan penting


dalam menjaga kadar gula darah (KGD) agar tetap berada pada kondisi
serasi dan seimbang (homeostasis). Glukosa (juga fruktosa dan galaktosa)
dalam darah masuk lewat vena porta hepatica, sinusoid, kemudian sel hati,
selanjutnya oleh sel hati akan diubah menjadi glikogen (glikogenesis).
Sebaliknya, jika tubuh kekurangan glukosa, maka glikogen akan segera
diubah lagi menjadi glukosa (glikogenolisis). Hal ini dapat terjadi di hati
karena hati memiliki kedua enzim yang berperan dalam katabolisme
maupun anabolisme karbohidrat. Selain itu, hati juga memiliki fungsi lain
sebagai berikut:
1) Sintesis protein dan degradasi serta pembentukan urea dari nitrogen

2) Sintesis, penyimpanan dan penggunaan lipid

3) Pembentukan empedu untuk digesti lemak


4) Inaktivasi senyawa kimia, detoksifikasi racun oleh sel
retikuloendothelial (SER)
5) Absorpsi dan penyimpanan zat anti-anemik yang penting untuk
pematangan (maturasi) eritrosit.
2. Pankreas merupakan organ yang memiliki kemampuan sebagai eksokrin
maupun endokkrin. Bagian endokrin kelenjar pankreas yakni bagian pulau
Langerhans tersusun atas sel α dan sel β yang berperan menghasilkan
hormon yang mengontrol metabolisme karbohidrat yaitu:
1) Glukagon, disekresikan oleh sel α (alfa) pankreas, berperan sebagai
faktor hiperglikemik artinya sebagai faktor yang menyebabkan
meningkatnya kadar glukosa darah. Karena glukagon berperan
merangsang proses glikogenolisis dan glukoneogenesis. Glukagon
bersifat lebih poten daripada epinefrin.

2) Insulin, disekresikan oleh sel β (beta) pankreas, merupakan faktor


hipoglikemik artinya sebagai faktor yang menyebabkan penurunan kadar
glukosa darah. Insulin berperan untuk meningkatkan sintesis glikogen.

Regulasi Sekresi Insulin dan Glukagon

Makanan yang banyak mengandung KH akan merangsang sekresi insulin dan


mencegah sekresi glukagon. Insulin berfungsi mempermudah dan
mempercepat masuknya glukosa ke dalam sel dengan meningkatkan afinitas
molekul karier glukosa. Glukosa setelah berada di dalam sel, oleh insulin
akan disimpan atau disintesis menjadi glikogen baik di hati, otot, atau
jaringan lain.

4. Medulla adrenal tersusun atas sel kromafin yang berperan menghasilkan


hormon epinefrin (adrenalin) atau disebut juga katekolamin. Sekresi
epinefrin dirangsang oleh saraf simpatis sebagai respon terhadap turunnya
kadar glukosa darah. Epinefrin berperan meningkatkan kadar glukosa darah
dan asam laktat karena merangsang glikogenolisis pada hati dan otot
sehingga terjadi hiperglikemik. Pada metabolisme lemak, epinefrin
merangsang lipolisis pada jaringan adiposum dan akan meningkatkan kadar
asam lemak bebas (free fatty acid/FFA). Epinefrin juga menyebabkan
vasodilatasi pembuluh darah otot skelet dan vasokonstriksi pembuluh darah
splanchnik dan sirkulasi kulit. Hal ini menyebabkan shunt glukosa dan FFA
ke dalam otot sehingga memungkinkan terjadinya proses oksidasi. Epinefrin
juga mempengaruhi kekuatan kontraksi otot jantung, sehingga aliran darah
pada otot menjadi semakin cepat sehingga total konsumsi oksigen
meningkat sampai 30%. Misalnya pada pelari maraton, epinefrin akan
mempengaruhi kerja jantung dan sirkulasi, sehingga meningkatkan jumlah
denyut jantung dan tekanan darah dengan mengubah diameter arteriole
akibatnya darah dari viscera akan berpindah ke kulit dan otot, sehingga
metabolisme di otot meningkat. Mekanismenya sbb.:

1) Glukosa dibebaskan dari timbunan (cadangan) glikogen melalui


mekanisme glikogenolisis di hati
2) Sekresi insulin dihambat
3) Penurunan kadar gula darah secara langsung merangsang saraf sympatis
yang menginervasi medulla adrenal untuk mensekresikan epinefrin
4) Epinefrin akan meningkatkan glikogenolisis pada otot dan hati sehingga

meningkatkan kadar gula darah kemudian glukosa-6-posfat

5) Apabila kebutuhan glukosa telah tercukupi, maka akan terjadi


hiperglikemi, kemudian akan terjadi glikogenesis, sekresi insulin
meningkat dan sekresi epinefrin dihambat.
4. Kelenjar tiroid (thyroid)
Kelenjar tiroid mensekresikan hormon tiroksin yang berperan untuk
meningkatkan metabolisme terutama oksidasi seluler.

Sumber :Jurnal USU

LO 2 METABOLISME PROTEIN

Protein tersusun atas sejumlah asam amino yang membentuk suatu untaian
(polimer) dengan ikatan peptida. Selain itu, protein juga memiliki gugus amina
(-NH2) dan gugus karboksil (-COOH). Berdasarkan banyaknya asam amino
dapat dibedakan menjadi:
1. Peptida jika terdiri atas untaian pendek asam amino (2 - 10 asam amino).
2. Polipeptida jika terdiri atas 10 - 100 asam amino.
3. Protein jika terdiri atas untaian panjang lebih dari 100 asam
amino. Beberapa jenis protein antara lain:
1. Glikoprotein yaitu protein yang mengandung karbohidrat.
2. Lipoprotein yaitu protein yang mengandung lipid.
Asam Amino Esensial

Asam amino esensial adalah golongan asam amino yang harus tersedia dalam
diet karena tidak dapat disintesis oleh tubuh, sedangkan asam amino non-
esensial adalah golongan asam amino yang dapat disintesis oleh tubuh (dalam
hati). Terdapat 8 jenis asam amino esensial yaitu:
1. Isoleucin
2. Leucin
3. Lysin
4. Phenylalanine
5. Threonine
6. Tryptophan
7. Valine, dan
8. Methionin; mengandung unsur sulfur (S).

Manfaat dan Fungsi Asam Amino

Protein dalam tubuh digunakan untuk keperluan:


1. Pembentukan jaringan baru seperti: rambut, kuku.
2. Mengganti jaringan yang rusak seperti: pengelupasan mukosa usus.
3. Mengganti asam amino yang hilang misalnya lewat urin.
4. Mensintesis asam amino non-esensial dengan menggabungkan asam
keto melalui proses transaminasi oleh hati.
5. Mensintesis molekul fungsional seperti; hormon, enzim dsb.
Intake protein dalam diet digunakan untuk mengganti protein dan asam
amino yang hilang. Keseimbangan nitrogen tercapai manakala jumlah
nitrogen dalam urin sama dengan jumlah nitrogen dalam protein yang
dimakan. Pada individu normal, jika intake protein meningkat, maka
deaminasi meningkat dan ekskresi urea juga meningkat sehingga terjadi
keseimbangan nitrogen. Akan tetapi, jika pada kondisi sekresi hormon
katabolitik dari kortek adrenal meningkat atau insulin menurun atau saat
puasa, maka nitrogen yang hilang lebih besar dari intake, akibatnya
kesimbangan nitrogen menjadi negatif.

Asam amino selanjutnya digunakan untuk: Biosintesis protein tubuh di dalam


ribosom.
Mengganti jaringan yang rusak. Jika diperlukan dapat diubah menjadi sumber
energi.

Mekanisme Transaminasi
Transaminasi adalah proses perubahan asam amino menjadi jenis asam amino
lain. Proses transaminasi didahului oleh perubahan asam amino menjadi bentuk
asam keto, secara skematik digambarkan sebagai berikut:

Alanin + α-ketoglutarat ↔ piruvat + glutamate

Transaminasi terjadi pada berbagai jaringan. Selain itu, transaminasi juga


terjadi di dalam sirkulasi darah akibat adanya kerusakan pada jaringan karena
proses patologik, sebagai contoh SGOT (serum glutamic-oxaloacetic
transaminase) yang meningkat akibat infark miokard (kerusakan otot jantung
karena adanya sumbatan pembuluh darah yang mensuplai kebutuhan otot
jantung).

Mekanisme Deaminasi

Deaminasi oksidatif adalah proses pemecahan (hidrolisis) asam amino menjadi


asam keto dan ammonia (NH4+), secara skematik digambarkan sebagai berikut:
Asam amino → (deaminasi) → 2 NH3 + CO2 → CO(NH3)2 + H2O

Ammonia urea

→ CHO → asetil Co-A

Diagram 2: deaminasi

Deaminasi menghasilkan 2 senyawa penting yaitu senyawa nitrogen dan


nonnitrogen.
1. Senyawa nonnitrogen yang mengandung gugus C, H, dan O selanjutnya
diubah menjadi asetil Co-A untuk sumber energi melalui jalur siklus
Kreb’s atau disimpan dalam bentuk glikogen.
2. Senyawa nitrogen dikeluarkan lewat urin setelah diubah lebih dahulu
menjadi ureum (diagram 2).
Proses deaminasi kebanyakan terjadi di hati, oleh karena itu pada
gangguan fungsi hati (liver) kadar NH3 meningkat. Pengeluaran
(ekskresi) urea melalui ginjal dikeluarkan bersama urin.

Kreatin dan Kreatinin

Kreatin disintesis di hati dari asam amino methionin, glisin, dan arginin. Di otot
skelet, kreatin mengalami posforilasi menjadi posfokreatin yang merupakan
sumber energi penting di otot skelet. ATP yang berasal dari proses glikolisis
dan posforilasi oksidatif. ATP bereaksi dengan kreatin membentuk ADP dan
sejumlah besar posfokreatin.

Kreatinin dalam urin berasal dari pemecahan posfokreatin. Kreatinuria secara


normal dapat terjadi pada anak-anak, wanita selama mengandung dan setelah
melahirkan. Pada laki-laki sangat jarang terjadi kecuali pada kondisi kerja yang
berlebihan. Kreatinuria pada laki-laki biasanya terjadi akibat kelaparan,
tirotoksikosis, DM yang tidak terkontrol, dan kerusakan otot (myopati).

Asam Urat

Asam urat berasal dari basa nitrogen penyusun asam nukleat (RNA dan DNA) yaitu

purin dan pirimidin. Asam nukleat dalam makanan setelah di digesti, kemudian
diabsorpsi dan sebagian besar purin dan pirimidin dimetabolisme oleh hati.
Purin sebagian kecil dikeluarkan lewat urin terutama setelah diubah menjadi
asam urat. Kadar asam urat normal dalam darah adalah 4 mg/dL (0,24
mmol/L). Di ginjal asam urat difiltrasi, kemudian 98% direabsorpsi dan sisanya
2% diekskresikan.

Penimbunan asam urat di persendian, ginjal, dan atau jaringan lainnya akan
menimbulkan nyeri sendi atau disebut gout. Persendian yang biasanya terkena
adalah metatarsophalangeal (ibu jari kaki). Ada 2 jenis gout yaitu:

1. Gout primer terjadi karena abnormalitas enzim yang menyebabkan


produksi asam urat meningkat.
2. Gout sekunder karena penurunan ekskresi asam urat atau kenaikan
produksi asam urat karena meningkatnya penghancuran sel darah putih
yang banyak mengandung asam urat seperti penyakit ginjal, leukemia,
dan pneumonia.
3. Penurunan ekskresi asam urat karena pengobatan biasanya dengan
diuretik thiazide, colchicine, dan atau obat antiinflamasi nonsteroid.
Glukoneogenesis: Perubahan Protein sebagai Sumber Energi. Protein dapat
digunakan sebagai sumber energi setelah mengalami proses deaminasi di hati.
Perombakan protein menjadi sumber energi disebut mekanisme
glukoneogenesis. Senyawa nonnitrogen yang mengandung atom C, H, dan O
diubah menjadi asetil Co-A untuk sumber energi.

Sumber : Jurnal USU

LO 3 METABOLISME LEMAK

Unsur lemak dalam makanan (dietary lipids) yang memiliki peranan penting
dalam proses fisiologis adalah: trigliserida (TG), posfolipid (PL), dan kolesterol
(Kol).
‰ Trigliserida terusun atas asam lemak (free fatty acids, FFA) dan gliserol.
‰ Kolesterol kebanyakan berasal dari kolesterol hewan, sedangkan kolesterol
dari tumbuhan sukar diserap usus. Kolesterol dalam makanan (hewani)
terutama berasal dari otak, kuning telur, hati, dan lemak hewan lainnya.
Kolesterol makanan dalam wujud sebagai kolesterol ester.

Asam lemak setelah diserap oleh sel mukosa usus halus dengan cara difusi,
kemudian di dalam sel mukosa asam lemak dan gliserol mengalami resintesis
(bergabung lagi) menjadi trigliserida. Kolesterol juga mengalami reesterifikasi
menjadi ester kolesterol. Trigliserida dan ester kolesterol bersatu diselubungi
oleh protein menjadi kilomikron (chylomicron). Protein penyusun selubung
kilomikron disebut apoprotein. Selubung protein berfungsi mencegah
antarmolekul lemak bersatu dan membentuk bulatan besar yang dapat
mengganggu sirkulasi darah. Kilomikron keluar dari sel mukosa usus secara
eksositosis (kebalikan dari pinositosis) kemudian diangkut lewat sistem
limfatik (ductus thoracicus → cysterna chili) dan selanjutnya masuk ke dalam
sirkulasi darah (vena subclavia). Kadar kilomikron dalam plasma darah
meningkat 2 - 4 jam setelah makan. Kilomikron di dalam pembuluh darah
dihidrolisis oleh enzim lipase endotel menjadi menjadi asam lemak (FFA) dan
gliserol. FFA dibebaskan dari kilomikron dan selanjutnya disimpan dalam
jaringan lemak (adipose tissue) atau jaringan perifer. Kilomikron yang telah
kehilangan asam lemak dengan demikian banyak mengandung kolesterol dan
tetap berada di dalam sirkulasi disebut chylomicron remnant (sisa kilomikron)
dan akhirnya menuju ke hati yang selanjutnya didegradasi di dalam lisosom.
Sedangkan gliserol langsung diabsorpsi ke pembuluh darah porta hepatica.
Pengangkutan Asam Lemak dan Kolesterol
Pengangkutan asam lemak dan kolesterol dapat dibedakan menjadi 2 jalur:
1. Tahap pengangkutan asam lemak dan kolesterol dari usus ke hati dalam
bentuk kilomikron (eksogenus). Dalam sirkulasi darah, TG yang terdapat
dalam kilomikron dihidrolisis menjadi asam lemak (FFA) dan gliserol oleh
enzim lipase yang dihasilkan oleh permukaan endotel pembuluh darah.
Namun demikian, tidak semua TG dapat dihidrolisis secara sempurna.
Asam lemak bebas (FFA) yang dihasilkan kemudian dibawa ke dalam
jaringan lemak (adipose tissue) selanjutnya mengalami reesterifikasi
menjadi TG, atau FFA tetap berada di plasma berikatan dengan albumin.
Selain itu, FFA juga diambil oleh sel hati, sel otot rangka, dan sel otot
jantung. Di jaringan tersebut, FFA digunakan sebagai sumber energi, atau
disimpan dalam bentuk lemak netral (trigliserida).

2. Tahap pengangkutan asam lemak dan kolesterol dari hati ke seluruh tubuh
dalam bentuk lipoprotein (endogenus). Di hati, asam lemak diresintesis
menjadi TG yang kemudian bergabung dengan kolesterol, posfolipid, dan
protein menjadi very low density lipoprotein (VLDL). Fungsi VLDL adalah
untuk

mengangkut (transpor) TG dari hati ke seluruh jaringan tubuh. Selain dalam


bentuk VLDL, TG juga diedarkan ke seluruh tubuh dalam bentuk
intermedier density lipoprotein (IDL), low density lipoprotein (LDL), dan
high density lipoprotein (HDL). Pembebasan asam lemak dari VLDL
dengan cara hidrolisis oleh enzim lipase memerlukan heparin (sebagai
kofaktor). VLDL yang telah kehilangan FFA berubah menjadi IDL. IDL
setelah dihidrolisis oleh lipase akan kehilangan asam lemak kemudian
berubah menjadi LDL. LDL memberikan kolesterol ke jaringan untuk
sintesis membran sel dan hormon steroid. IDL memberikan posfolipid
melalui enzim lecithin cholesterol acyltransferase (LCAT) mengambil
kolesterol ester yang dibentuk dari kolesterol di HDL.

Kandungan kolesterol ester:

LDL (46 %), IDL (25 %), VLDL dan HDL (16 %), Kilomikron (3 %).
Kandungan kolesterol bebas:
LDL (7 %), IDL (5 %), VLDL dan HDL (4 %), Kilomikron (2 %).
Sel-sel hati dan kebanyakan jaringan memiliki reseptor LDL yang terdapat
pada membran sel yang berperan menangkap LDL kemudian LDL secara
endositosis masuk ke dalam sel tersebut. Reseptor tersebut mengenali
komponen apoprotein B-100 dari LDL. Jika LDL banyak, maka LDL juga
diambil oleh makrofag (MQ), sehingga MQ penuh dengan kolesterol
membentuk sel busa (foam sel), hal ini biasanya terjadi pada lesi
atherosklerotik.
IDL memberikan posfolipid melalui enzim lecithin cholesterol
acyltransferase (LCAT) mengambil kolesterol ester yang dibentuk dari
kolesterol di HDL.

Peran utama HDL adalah pertukaran kolesterol dan esterifikasi HDL


lewat LCAT kolesterol ester yang ditransfer ke IDL dan kembali lagi ke LDL.

Kontrol umpan balik kolesterol

LDL → reseptor LDL → endositosis → reseptor LDL turun (dibebaskan).

Pemanfaatan Asam Lemak

Asam lemak oleh hati dimanfaatkan sebagai:


1. Di dalam mitokondria jaringan lemak atau di hati, asam lemak dan gliserol
bergabung membentuk lemak netral (TG) kemudian disimpan sebagai
cadangan energi.
2. Dipecah menjadi asetil-koenzim-A (Asetil Co-A) yang kemudian masuk ke
dalam siklus Kreb’s diubah menjadi sumber energi (glukoneogenesis).
Selain itu, asetil Co-A juga dapat digunakan untuk pembentukan kolesterol.
3. Di berbagai jaringan tepatnya di dalam mitokondria dan mikrosoma, asetil
Co-A diubah menjadi trigliserida untuk disimpan sebagai lemak jaringan
atau dapat juga diubah menjadi protein (asam amino).

Metabolisme FFA

FFA dibawa ke hati dan jaringan lemak dalam bentuk kilomikron atau dari hati
ke jaringan dalam bentuk VLDL. FFA juga disintesis di depot lemak dimana ia
disimpan. FFA di plasma berikatan dengan albumin. FFA merupakan sumber
energi utama bagi berbagai organ terutama jantung dan kemungkinan juga otak.
Oksidasi FFA akan menghasilkan energi, panas, CO2 , dan H2O
Suplai FFA ke jaringan diatur oleh 2 lipase yaitu lipase endotel yang terdapat pada

permukaan endotel kapiler yang berperan menghidrolisis TG di KM atau


VLDL menjadi FFA dan gliserol. FFA kemudian dibentuk kembali (resintesis)
menjadi TG baru di dalam sel lemak. Hormon sensitif lipase intraseluler
(HSLI) dari jaringan adiposa berperan mengkatalisis pemecahan simpanan TG
mejadi FFA dan gliserol, kemudian FFA yang terbentuk masuk ke dalam
sirkulasi berikatan dengan albumin. Hormon sensitif lipase dibentuk lewat
cAMP dan selanjutnya protein kinase-A. Adenilat siklase di dalam membran
sel lemak diaktifkan oleh glukagon dan juga oleh NE dan epinefrin lewat
reseptor β-adrenergik. ACTH, TSH, LH, serotonin dan vasopresin
meningkatkan lipolisis lewat cAMP. Insulin dan PGE menurunkan aktifitas
HSL dengan menghambat pembentukan cAMP. HSL meningkat karena puasa
dan stress, turun karena makan dan insulin. Sebaliknya makan, puasa dan stres
menurunkan aktivitas lipoprotein lipase.

Mekanisme β-Oksidasi Asam Lemak

Oksidasi asam lemak terjadi di dalam mitokondria. Asam lemak bergabung


dengan carnitin (derivat lysin) menembus membran mitokondria mengalami β-
oksidasi menghasilkan 2 karbon dengan menghasilkan banyak energi. Beta
oksidasi terjadi di hati dan jaringan lemak. Oksidasi terjadi pada atom C kedua
dari gugus karboksil (rantai C beta). Pada setiap setiap oksidasi akan
kehilangan 2 atom C untuk menghasilkan 1 mol asetil Co -A. Sebagai
perbandingan, katabolisme 1 mol asam lemak (mengandung 6 atom C)
menghasilkan 44 mol ATP, sedangkan 1 mol glukosa (juga mengandung 6
atom C) hanya menghasilkan 36 mol ATP, berarti oksidasi asam lemak menjadi
energi sangat efisien. Jika asetil Co-A dari asam piruvat mencukupi untuk
sumber energi, maka asetil Co-A akan diubah menjadi asam lemak sebagai
cadangan sumber energi.

Asam lemak + carnitin → Asetil Co-A → ATP.

Benda Keton

Perubahan asam lemak menjadi energi akan menghasilkan benda keton yang
terdiri atas:

1. Asetoasetat
2. β-hidroksi butirat, dan
3. Aseton.
Jika perombakan lemak menjadi benda keton meningkat, maka akan
menimbulkan ketosis yaitu menumpuknya benda keton dalam darah. Biasanya
hal ini terjadi pada orang kelaparan atau mogok makan terlalu lama. Jika
pemasukan asetil Co-A ke siklus Krebs menurun karena penurunan suplai
produk metabolisme glukosa atau suplai asetil Co-A meningkat, maka asetil
Co-A terakumulasi sehingga menyebabkan benda keton meningkat di hati,
sirkulasi, dan kemudian akan terjadi ketosis. Tiga kondisi yang menyebabkan
suplai gukosa intraseluler berkurang yaitu puasa, kencing manis, dan diet
kurang karbohidrat tetapi tinggi lemak. Glukosa disebut faktor antiketogenik
karena pemberian glukosa menghambat pembentukan benda keton.

Di berbagai jaringan asetil Co-A mengalami perubahan menjadi asetoasetil Co-


A. Di hati karena memiliki enzim deacylase, asetoasetil Co-A diubah menjadi
asetoasetat. Asam β-keto ini selanjutnya akan diubah menjadi β-OH butirat dan
aseton, masuk sirkulasi karena sulit di metabolisme di hati, maka dikeluarkan
lewat urin dan pernafasan. Kadar benda keton pada kondisi normal adalah 1
mg/dL.

Lemak Seluler

Lemak seleuler ada 2 macam yaitu:

1. Lemak sruktural adalah lemak yang menyusun membran sel dan bagian-
bagian sel lainnya.
2. Lemak netral (trigliserida) adalah lemak yang disimpan dalam jaringan
lemak (depot lemak). Lemak netral ini dapat dimobilisasi jika diperlukan
misalnya pada saat menjalani puasa. Pada orang dengan berat badan
normal, depot lemak kurang lebih 10% dari berat tubuh. Di depot lemak,
glukosa dimobilisir menjadi asam lemak dan lemak netral.

Fungsi Lemak

1. Untuk cadangan energi setelah KH


2. Sebagai insulansi tubuh untuk mencegah kehilangan panas tubuh.

Lemak Coklat (Brown Fat)


Banyak dijumpai pada saat bayi, sedangkan pada orang tua hanya sedikit.
Letaknya di dekat scapula, pembuluh darah aorta torakalis dan abdominalis.
Lemak coklat banyak mengandung mitokondria. Untuk perpindahan proton
sehingga menghasilkan ATP (posporilasi oksidatif). Diinervasi dan diregulasi
oleh saraf simpatis (NE) melalui reseptor β-adrenergik untuk meningkatkan
lipolisis dan selanjutnya merangsang oksidasi asam lemak menjadi energi dan
panas tubuh. Fungsi lemak coklat terutama untuk menghasilkan panas tubuh
untuk adaptasi terhadap suhu dingin dan reaksi spesifik setelah makan (specific
dynamic action, SDA).

Regulasi Metabolisme Kolesterol

Kadar kolesterol dalam sel berperan menghambat biosintesis kolesterol dengan


cara menghambat aktivitas enzim HMG Co-A reduktase sehingga menghambat
sintesis reseptor LDL dan merangsang esterifikasi kolesterol. Pada kondisi
seimbang (steady internal state), antara kolesterol yang masuk lewat makanan dan

yang disintesis oleh hati seimbang dengan kolesterol yang digunakan atau
dikeluarkan dari tubuh. Kolesterol yang keluar dari sel diabsorpsi ke dalam HDL
yang disintesis di usus dan hati.
Kolesterol dalam tubuh digunakan untuk:

1. Biosintesis hormon steroid seperti: hormon adrenal oleh kortek adrenal,


hormon seks oleh gonade.
2. Biosintesis garam empedu oleh hati.
3. Bersama dengan posfolipid berperan sebagai komponen penting
membran sel.

Biosintesis Kolesterol di Hati

Kolesterol dapat disintesis di hati dari asetat yang diregualsi oleh enzim HMG
CoA reduktase. Enzim HMG CoA reduktase berperan mengubah β-OH-β-
methylglutaril Co-A menjadi asam mevalonat. Kolesterol bersifat menghambat
HMG Co-A reduktase sehingga jika kolesterol dalam makanan meningkat,
maka sintesis kolesterol di hati menurun dan sebaliknya.

Kolesterol plasma menurun oleh hormon tiroid yang menigkatkan reseptor


LDL dan oleh estrogen yang menurunkan LDL dan menigkatkan HDL. Plasma
kolesterol meningkat karena absorpsi empedu dan DM yang tidak terkontrol.
Dosis tinggi niacin menurunkan LDL dan meningkatkan HDL. Obat
penghambat HMG Co-A reduktase dapat menurunkan kolesterol seperti;
compactin, mevinolin, dan derivatnya.

Sumber : Jurnal USU

LO 4 METABOLISME PURIN-PIRIMIDIN

ASAM NUKLEAT

a) Asam nukleat atau asam inti, dikatakan demikian karena asam tersebut pertama
kali diketemukan didalam inti sel.
b) Didalam inti sel asam nukleat ada dalam bentuk: DNA dan RNA.
c) DNA (Deoksiribo Nukleic Acid) merupakan bahan genetik yang disebut Gen.
d) RNA (Ribo Nukleic Acid) merupakan bahan cetakan (template) informasi
genetic.

NUKLEOPROTEIN

 Nukleoprotein → asam nukleat + protein


 Asam nukleat → gabungan nukleotida
 Nukleotida → nukleosida + asam fosfat
 Nukleosida → basa purin/pirimidin + pentosa
 Hidrolisis nukleoprotein → protein, asam fosfat, pentosa, basa purin atau basa pirimidin

MACAM ASAM NUKLEAT

Macam asam nukleat:


1. DNA (deoksiribonucleic acid)
2. RNA (ribonucleic acid)

DNA:
o Pentosa: deoksiribosa
o Basa: adenin, guanin, sitosin, timin

RNA:
 Pentosa: ribosa
 Basa: adenin, guanin, sitosin, urasil

PURIN DAN PIRIMIDIN

 Inti Purin dan Pirimidin adalah inti dari senyawa komponen molekul nukleotida asam
nukleat RNA dan DNA
 Derivat Purin berupa senyawa: Adenin dan Guanin
 Derivat Pirimidin berupa senyawa: sitosin, urasil dan timin

 Basa Purin (adenin, guanin)


 Basa Pirimidin (sitosin, urasil, timin)
 Nukleosida diberi nama sesuai nama basa pembentuknya: adenin nukleisida (adenosin),
guanin nukleisida (guanosin), urasil nukleosida (uridin), timin nukleisida (timidin),
sitosin nukleisida (sitidin)

NUKLEOSIDA ALAM

 Adenin nukleotida /Adenosin Mono fosfat (AMP)


 Guanin nukleotida /Guanosin Mono fosfat (GMP)
 Hipoksantin nukleotida/Inosin Mono fosfat (IMP)
 Urasil nukleotida/Uridin Mono fosfat (UMP)
 Sitidin nukleotida/Sitidin Mono fosfat (SMP)
 Timin nukleotida/Timidin Mono fosfat (TMP)

 Adenosin Trifosfat (ATP) → ikatan energi tinggi


 Uridin Trifosfat (UTP) → ikatan energi tinggi

BEDA DNA DAN RNA


MACAM RNA

 mRNA (messenger RNA): membawa kode genetik dari inti ke ribosom (sebagai tempat
sintesa protein), kode terdiri 3 nukleotida yang disebut Kodon
 tRNA (transfer RNA): membawa bahan sintesa protein dari sitoplasma ke ribosom,
sesuai kode yang dibawa mRNA, kode dalam rRNA disebut: Antikodon
 rRNA (ribosomal RNA): tempat sintesa protein

PURIN DAN PIRIMIDIN

 Purin dan pirimidin merupakan komponen utama DNA, RNA, koenzim, (NAD, NADP,
ATP, UDPG)
 Contoh Purin: (adenin, guanin, hipoxantin, xantin) → dimetabolisme jadi asam urat
 Contoh Pirimidin: (sitosin, urasil, timin) → dimetabolisme jadi CO2 dan NH3

KATABOLISME ASAM NUKLEAT

 Nukleoprotein dalam pencernakan akan dipecah jadi molekul yang lebih kecil →
Nukleoprotein → asam nukleat + protein
 Asam nukleat → Nukleotida → Nukleosida + asam fosfat
 Nukleosida → basa purin/pirimidin + pentosa
 Hidrolisis nukleoprotein → protein, asam fosfat, pentosa, basa purin atau basa pirimidin

KATABOLISME PURIN

 Adenosin → Inosin → Hiposantin → Santin → Asam Urat


 Guanosin → Guanin → Santin → Asam Urat
 Santin oksidase adalah enzim yang merubah santin → asam urat, enzim tsb banyak
terdapat di: hati, ginjal, usus halus
 Penyakit Gout (pirai) ditandai oleh tingginya asam urat dalam tubuh, sehingga terjadi
penimbunan dibawah kulit berbentuk tophi

KATABOLISME PIRIMIDIN

 Sitosin → Urasil → Dihidrourasil → Asam β ureidopropionat → CO2 + NH3


 Timin → Dihidrotimin → Asam β ureidoisobutirat → CO2 + NH3
 Katabolisme pirimidin terutama berlangsung di hati

ASAM URAT
 Asam urat dibentuk dari metabolisme purin
 Asam urat diekskresi melalui ginjal
 Jika produksi purin meningkat atau ekskresi menurun → penumpukan asam urat dalam
darah → penyakit Gout

PENYAKIT GOUT

 Gout adalah penyakit artritis berulang pada sendi articulatio matatarso falangealis akibat
peningkatan kadar asam urat
 Peningkatan asam urat disebabkan:
 Produksi meningkat (leukemia, pneumonia)
 Ekskresi menurun (gangguan ginjal)
 Terapi:
 Mengurangi produksi (kolkisin, alopurinol)

 Gout adalah penyakit di mana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara
berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, atau pembuangan melalui ginjal yang
menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin.
 Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat karena kadarnya yang
tinggi.

 Gout ditandai dengan:


 Serangan berulang dari arthritis (peradangan sendi) yang akut
 Kkadang-kadang disertai pembentukan kristal natrium urat besar yang dinamakan tophus
 Deformitas (kerusakan) sendi secara kronis, dan
 Cedera pada ginjal.
 Hiperuricemia (kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,5 mg/dL)

Sumber:

1. Harper, Rodwell, Mayes, 1977, Review of Physiological Chemistry


2. Colby, 1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma, Jakarta, EGC
3. Wirahadikusumah, 1985, Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid, Bandung, ITB
4. Harjasasmita, 1996, Ikhtisar Biokimia Dasar B, Jakarta, FKUI
5. Toha, 2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung, Alfabeta
6. Poedjiadi, Supriyanti, 2007, Dasr-Dasar Biokimia, Bandung, UI Press
LO 5 PENGATURAN KADAR GLUKOSA DARAH

1. Mekanisme Fisiologis Pengaturan Kadar Gula Darah


Pengaturan kadar gula darah merupakan mekanisme yang sangat penting dalam homeostasis.
Secara garis besar pengaturan kadar gula darah dipengaruhi oleh dua hal, yaitu hormon insulin
dan hormon kontra regulator. Peran insulin pada pengaturan kadar gula darah memiliki proporsi
yang paling dominan dibanding mekanisme lainnya. Kadar gula darah perlu dipertahankan agar
tetap konstan. Hal itu sangat penting karena meskipun sebagian besar jaringan mampu
memanfaatkan lemak dan protein sebagai sumber energinya pada keadaan hipoglikemi namun
jaringan otak hanya mampu menggunakan glukosa sebagai sumber energinya. Sebaliknya, bila
terjadi keadaan hiperglikemi yang terus menerus maka hal tersebut akan mencetuskan terjadinya
diabetes melitus Powers, 2008; Guyton dan Hall, 2007. Insulin yang telah berikatan dengan
reseptor di membran sel akan mengakibatkan sekitar 80 dari membran sel tubuh melakukan
uptake glukosa plasma melalui GLUT 4. Adanya uptake glukosa akan mengakibatkan sekitar 54
gula darah masuk ke dalam intraseluler. Bila konsentrasi glukosa darah tiba-tiba meningkat,
misalnya setelah makan, sekresi insulin juga akan meningkat tajam. Dalam 3 – 5 menit setelah
commit to user makan kadar insulin plasma dapat meningkat hingga 10 kali dari kadar semula.
Sekitar 15 menit kemudian, kadar insulin bahkan meningkat hingga 20 -30 kali kadar semula dan
berlangsung hingga beberapa jam. Adanya peningkatan insulin setelah makan itu, akan membuat
kadar glukosa darah tetap terjaga pada kisaran normal Guyton dan Hall, 2007; Sherwood, 2001.
Pengaturan oleh insulin merupakan mekanisme yang utama dalam pengaturan kadar gula darah.
Insulin disekresikan oleh sel beta pankreas Guyton dan Hall, 2007; Sherwood, 2001. Seperti bisa
dilihat pada Gambar 1 , mekanisme fisiologis sekresi insulin diawali dengan uptake glukosa oleh
GLUT 2 yang terdapat pada membran sel beta pankreas. Selanjutnya, glukosa akan dikatabolis
dalam mitokondria sehingga terbentuk ATP. ATP akan menyebabkan depolarisasi membran sel
kemudian menyebabkan uptake Ca 2+ . Melalui mekanisme cAMP, Ca 2+ akan menimbukan
degranulasi sel beta sehingga insulin disekresikan ke dalam sirkulasi Powers, 2008; Vander,
2001. Degranulasi sel beta, selain diinisiasi oleh uptake glukosa, juga dapat diinisiasi oleh uptake
asam amino, seperti arginin dan lisin, juga oleh uptake lemak bebas dalam darah. Selain
modifikasi inisiasi, degranulasi sel beta pankreas juga dipengaruhi oleh beberapa faktor lainnya.
Pertama, hormon gastrointestinal seperti gastric inhibitory paptide, gastrin cholesistocinine,
secretine dan Glucagon-like Peptide 1, yang akan memperkuat degranulasi melalui peningkatan
kadar Ca 2+ intrasel. Hormon- commit to user hormon gastrointestinal tersebut merupakan
hormon yang disekresikan oleh sel L di saluran intestinal dan berfungsi dalam amplifikasi
degranulasi Powers, 2008; Guyton dan Hall, 2007; Vander, 2001. Kedua, pengaturan oleh sistem
saraf otonom dapat memodulasi degranulasi sel beta. Aktivitas parasimpatik atau bahan
kolinergik akan meningkatkan degranulasi sebagai umpan balik positif ketika terjadi peningkatan
asupan glukosa Vander, 2001. Sedang, aktivitas saraf simpatik akan menurunkan degranulasi
melalui aktivasi reseptor α adrenergik oleh epinephrine dan norepinephrine, bahkan oleh hormon
somatostatin yang disekresi oleh sel delta pankreas Guyton dan Hall, 2007. Ketiga, aktivitas
sekretagok insulin seperti golongan sulfonylurea dan glinid akan meningkatkan degranulasi
insulin. Degranulasi insulin akan meningkat ketika bahan sekretagok insulin berikatan dengan
Sulfonylurea’s Receptor SUR pada membran sel beta. Ikatan tersebut akan meningkatkan
depolarisasi dan meningkatkan aliran Ca 2+ yang masuk ke dalam sel beta Soegondo, 2007.
commit to user Gambar 1. Mekanisme Sekresi Hormon Insulin pada Sel Beta Pankreas Powers,
2008 Pada keadaan hipoglikemia, hormon kontraregulator akan disekresikan, yaitu glukagon,
epinephrin, growth hormone, dan kortisol Soemadji, 2007. Hormon kontraregulator yang utama
adalah glukagon. Glukagon akan mengaktifkan adenil siklase di membran sel hepatosit dan
mengaktifkan aktivitas enzimatik untuk membentuk fosfoenolpiruvat. Melalui kedua hal itu
glukagon akan menyebabkan terjadinya peningkatan glikogenolisis dan glukoneogenesis
sehingga dalam beberapa menit kadar glukosa darah dapat meningkat untuk mengatasi
hipoglikemi Sherwood, 2001. Selain aktivitas glukagon, pada saat hipoglikemi, hipotalamus
akan terstimulasi dan meneruskan respon melalui sistem saraf simpatis. Hormon commit to user
epinephrin akan disekresikan sebagai respon stimulus saraf simpatis. Epinephrin merupakan
hormon andrenergik yang akan mengakibatkan peningkatan produksi glukosa di hati. Hormon
kortisol dan growth hormone juga akan disekresikan dan berefek pada peningkatan produksi gula
di hati. Hormon-hormon tersebut merupakan faktor-faktor yang mempertahankan kadar gula
darah normal terutama saat hipoglikemi Sherwood, 200; Vander, 2001. Studi eksperimental pada
hewan coba menunjukkan bahwa aktivitas hormon-hormon kontraregulator pada keadaan
hipoglikemik dipengaruhi oleh neuron-neuron di ventromedial hypothalamus VMH. Pada
keadaan hipoglikemik, neuron-neuron VMH akan menjadi responsif kemudian memproyeksikan
stimulus ke area pituari-adrenal dan sistem simpatis Soemadji, 2007. Dalam pengaturan kadar
glukosa darah, hati berperan penting sebagai suatu sistem penyangga. Ketika asupan gula
meningkat setelah makan, sekitar dua pertiga kadar glukosa akan dimobilisasi dan disimpan di
hati dalam bentuk glikogen. Kemudian, selama beberapa jan setelah makan, ketika kadar glukosa
darah mulai berkurang, glukosa akan dilepas dari hati sehingga fluktuasi glukosa darah tetap
terjaga. Penyakit hati akan mengakibatkan proses untuk menjaga fluktuasi tersebut terganggu
Guyton dan Hall, 2007. Kadar glukosa normal pada orang dewasa adalah 80 -90 mgdl. Pada
pengukuran plasma vena, secara klinis, kadar glukosa darah puasa GDP 100 mgdl merupakan
kadar bukan DM. Sedang, kadar GDP ≥ commit to user 126 mgdl merupakan patokan diagnosa
DM. Kadar rentang GDP 100-125 mgdl didefinisikan sebagai kadar Gula Darah Puasa
Terganggu GDPT PERKENI, 2006; Guyton dan Hall, 2007.

Sumber : Jurnal UNPAD

Anda mungkin juga menyukai