Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH METABOLISME ZAT GIZI MAKRO

TRIGLISERIDA DAN KOLESTEROL

Dosen Pengampu :
dr. Adhiningsih Yulianti, M.Gizi

Oleh :
Andina Wahda Laila Aprilia
G42172090
Golongan D

PROGRAM STUDI GIZI KLINIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Trigliserida dan Kolesterol”. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Gizi
Kuliner. Penyusun berterima kasih kepada Ibu dr. Adhiningsih Yulianti, M.Gizi selaku dosen
pembimbing dalam penulisan makalah ini, Bapak / Ibu teknisi, kedua orang tua yang selalu
mendukung dan mendoakan, semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, kritik dan saran dari pembaca yang membangun
sangat kami harapkan untuk kesempurnaan karya tulis ini sebagai bahan pijakan di kemudian hari.
Harapan penyusun, semoga laporan praktikum ini bermanfaat dan menjadi bahan bacaan
bagi kita.

Jember, 31 Januari 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Lipid tidak dapat larut dalam air, oleh dari itu memerlukan suatu ‘pengangkut’ agar bisa
masuk dalam sirkulasi darah. Pengangkut itu adalah suatu protein yang dinamakan lipoprotein.
Lipoprotein dalam sirkulasi terdiri dari partikel berbagai ukuran yang juga mengandung
kolesterol, trigliserida, fosfolipid, protein dalam jumlah berbeda sehingga masing-masing
lipoprotein memiliki karakteristik densitas yang berbeda. Lipoprotein terbesar dan paling
rendah densitasnya adalah kilomikron, diikuti oleh lipoprotein densitas sangat rendah (very low
density lipoprotein, VLDL), lipoprotein densitas rendah (low density lipoprotein, LDL),
lipoprotein densitas sedang (intermediate density lipoprotein, IDL), dan lipoprotein densitas
tinggi (high density lipoprotein, HDL). Komponen lipid utama yang dapat dijumpai dalam
plasma adalah trigliserida, kolesterol dan fosfolipid.
Trigliserida merupakan asam lemak yang dibentuk dari esterifikasi tiga molekul asam
lemak menjadi satu molekul gliserol. Jaringan adiposa memiliki simpanan trigliserid yang
berfungsi sebagai ‘gudang’ lemak yang segera dapat digunakan. Dengan masuk dan keluar dari
molekul trigliserida di jaringan adiposa, asam-Lasam lemak merupakan bahan untuk konversi
menjadi glukosa (glukoneogenesis) serta untuk pembakaran langsung untuk menghasilkan
energi. Peningkatan trigliserid dalam waktu yang lama akan menjadi gajih di bawah kulit dan
menyebabkan obesitas. Gajih yang berlebih akan diubah juga menjadi kolesterol LDL.
Kolesterol atau yang disebut juga dengan lemak tak jenuh merupakan substansi seperti
lilin yang warnanya putih, kolesterol secara alami sudah ada dalam tubuh kita. Hati merupakan
organ yang memproduksi kolesterol, kolesteorol berfungsi untuk membangun dinding sel dan
juga untuk membuat hormon-hormon tertentu.
Sebenarnya tubuh manusia sudah bisa menghasilkan kolesterol sendiri, namun karena
manusia mengkonsumsi makan-makanan yang mengandung lemak sehingga menyebabkan
seseorang kadar lemak dalam tubuhnya sangat berlebih. Sedikit yang tahu bahwa kolesterol
dapat menganggu siapa saja, bahkan merupakan silent killer. Kolesterol yang berada dalam zat
makanan yang kita makan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Tetapi sejauh
pemasukan ini seimbang dengan kebutuhan, tubuh kita akan tetap sehat. Kolesterol tidak larut
dalam cairan darah, karena itu agar dapat dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama
protein menjadi partikel yang disebut lipoprotein yang dapat dianggap sebagai pembawa
(carrier) kolesterol dalam darah.
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa fungsi dari trigliserida?
b. Bagaimana metabolisme trigliserida dalam tubuh?
c. Apa saja faktor yang mempengaruhi kadar trigliserida?
d. Apa saja klasifikasi kolesterol?
e. Apa saja faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol?
f. Bagaimana metabolisme kolesterol dalam tubuh?
g. Bagaimana cara mengukur kadar kolesterol?
h. Bagaimana cara mengendalikan kadar kolesterol?

1.3. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami apa itu trigliserida dan kolesterol.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Trigliserida
Trigliserida adalah salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus setelah mengalami
hidrolisis. Setelah itu trigliserida kemudian akan masuk ke dalam plasma dalam 2 bentuk yaitu
sebagai kilomikron yang berasal dari penyerapan usus setelah makan lemak, dan sebagai
VLDL (Very Low Density Lipoprotein) yang dibentuk oleh hepar dengan bantuan insulin.
Trigliserida ini di dalam jaringan diluar hepar (pembuluh darah, otot, jaringan lemak),
dihidrolisis oleh enzim lipoprotein lipase. Sisa hidrolisis kemudian oleh hepar
dimetabolisasikan menjadi LDL (Low Density Lipoprotein). Kolesterol yang terdapat pada
LDL ini kemudian ditangkap oleh suatu reseptor khusus di jaringan perifer itu, sehingga LDL
sering disebut sebagai kolesterol jahat (Mayes, 2003).
Trigliserida merupakan lemak yang terbentuk dari makanan, trigliserida dibentuk di hati
yang disimpan sebagai lemak di bawah kulit dan di organ-organ lain. Kadar trigliserid akan
meningkat apabila asupan kalori yang dikonsumsi lebih tinggi daripada yang dibutuhkan.
Trigliserida merupakan sumber utama energi untuk berbagai kegiatan tubuh (Fauziah dan
Suryanto, 2012).
Trigliserida ini adalah lemak-lemak darah yang cenderung naik apabila seiring dengan
mengkonsumsi alkohol, peningkatan berat badan, diet yang kaya dengan gula dan lemak serta
gaya hidup yang senang untuk duduk saja. Tidak diragukan lagi bahwa penambahan trigliserida
meningkatkan resiko perkembangan penyakit jantung dan stroke. Terbukti bahwa orang-orang
yang mempunyai trigliserida tinggi juga cenderung untuk mendapatkan tambahan-tambahan
dalam tekanan darah dan resiko tambahan untuk mengembangkan penyakit diabetes (Mayes,
2003).
Pada tubuh manusia, lemak yang terdapat dalam trigliserida adalah :
a. Asam stearat yang mempunyai rantai karbon-18 yang sangat jenuh dengan atom hidrogen.
b. Asam oleat yang juga mempunyai rantai karbon-18 tetapi mempunyai satu ikatan ganda
dibagian tengah rantai.
c. Asam palmitat, yang mempunyai 16 atom karbon dan sangat jenuh (Wibowo, 2009).
2.1.1. Fungsi Trigliserida
Trigliserida di dalam tubuh berfungsi sebagai lemak yang paling efisien untuk
menyimpan kalor yang penting untuk proses-proses yang membutuhkan energi dalam
tubuh seperti proses metabolisme. Trigliserida banyak didapatkan dalam sel-sel lemak
terutama 99% dari volume sel. Trigliserida dapat dikonversi menjadi kolesterol,
fosfolipid dan bentuk lipid lain jika dibutuhkan trigliserida juga digunakan sebagai
sumber energi. Sebagai jaringan lemak, trigliserida juga mempunyai fungsi sebagai
bantalan tulang-tulang dan organ-organ vital, melindungi organ-organ tersebut dari
guncangan atau rusak (Maulidina, 2014).
2.1.2. Metabolisme Trigliserida
a. Sintesa Trigliserida
Sintesa trigliserida di dalam tubuh terutama terjadi di hati tetapi ada juga yang
disintesa dalam jaringan adiposa (Wibawa 2009). Sintesa trigliserida dibagi menjadi
dua, yaitu jalur eksogen dan jalur endogen.
Sintesis trigliserida pada jalur eksogen yaitu trigliserida yang berasal dari
makanan berada dalam usus dikemas sebagai kilomikron yang kemudian diangkut
dalam darah melalui ductus torasikus, trigliserida dan kilomikron yang berada dalam
jaringan lemak akan mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase yang terdapat pada
permukaan sel endotel sehingga akan terbentuk asam lemak dan kilomikron remnan.
Asam lemak bebas akan masuk ke dalam jaringan lemak atau sel otot dengan cara
menembus endotel lalu dioksidasi kembali atau diubah kembali menjadi trigliserida
(Arifnaldi, 2014).
Sintesis trigliserida pada jalur endogen yaitu trigliserida yang disintesis oleh hati
diangkut secara endogen dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL) kaya
trigliserida, dalam sirkulasi VLDL akan mengalami hidrolisis oleh lipoprotein lipase
yang juga menghidrolisis kilomikron menjadi partikel lipoprotein yang lebih kecil
yaitu Intermediate Density Lipoprotein (IDL) dan Low Density Lipoprotein (LDL)
(Sulistia, 2005).
b. Transport Trigliserida
Kebanyakan lemak makanan dalam bentuk triasilgliserol. Pencernaan lemak
terjadi di usus kecil dan lemak yang tidak dapat larut dalam air direaksikan dengan
lipase yang larut dalam air. Materi lipid diubah menjadi globula-globula kecil yang
teremulsi oleh garam empedu. Lipid yang sudah tercerna membentuk asam lemak
monogliserida dan asam empedu kemudian diserap kedalam sel mukosa intestinum,
lalu trigliserida disintesa kembali dan dilapisi protein, selanjutnya asam lemak akan
berdiskusi masuk ke sel lemak dan disintesa menjadi trigliserida (Wibawa, 2009).
2.1.3. Klasifikasi Kadar Trigliserida
Kadar trigliserida dapat di klasifikasikan menjadi beberapa kelompok, berikut adalah
klasifikasi indeks massa tubuh berdasarkan NCEP ATP III (2001).
Kadar Trigliserida (mg/dL) Klasifikasi
< 150 Optimal
150-199 Borderline
200-499 Tinggi
≥ 500 Sangat Tinggi

2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Trigliserida


Kadar trigliserida merupakan salah satu indikasi bagi kesehatan tubuh.
Kelebihan trigliserida dapat menyebabkan menyempitnya pembuluh darah dan
meningkatkan resiko serangan jantung. Beberapa faktor yang mempengaruhi kadar
trigliserida antara lain :
a. Faktor Genetik
Hasil studi yang dilakukan oleh pakar ilmu kedokteran menunjukkan bahwa
berbagai penyakit berhubungan dengan genetik atau keturunan. Dalam suatu
keluarga terlihat adanya keterkaitan antara ketahanan atau kerentanan terhadap
penyakit dan hubungan keluarga (Yulissa, 2013). Kejadian penyakit jantung koroner
dengan angka kejadian 1% dari jumlah penduduk disebabkan kelainan genetik
metabolisme lipoprotein yang umumnya terjadi pada keluarga dengan riwayat
penyakit jantung koroner yang tinggi. Diagnosa bergantung pada hasil pemeriksaan
anggota keluarga lain (Kartika, 2013).
b. Jenis Kelamin
Kadar trigliserida pada wanita umumnya lebih rendah dibandingkan dengan
laki-laki, laki-laki memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penyakit
jantung dan pembuluh darah. Risiko laki-laki untuk terkena penyakit jantung dan
pembuluh darah tersebut melampaui risiko pada perempuan setelah usia remaja
sampai usia sekitar lima puluh tahunan (Yulissa, 2013). Kadar trigliserida pada
wanita cenderung meningkat saat manopause sehingga insiden terjadinya penyakit
jantung koroner pada wanita akan meningkat (Maulidina, 2014).
Wanita dan pria memiliki risiko yang sama terhadap peningkatan kadar
trigliserida pada usia 50 tahun keatas, karena pada tahun-tahun pre-menopause
wanita memiliki enzim esterogen yang tidak dimiliki laki-laki, enzim inilah yang
melindungi wanita dari peningkatan kadar trigliserida. Wanita setelah masa
menopause akan mengalami penurunan kadar esterogen, sehingga memiliki risiko
yang lebih tinggi dibandingkan sebelum menopause, dengan demikian hormon
estrogen dianggap sebagai proteksi terhadap terjadinya dislipidemia (Yulissa, 2013).
c. Usia
Usia merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kadar trigliserida.
Pertambahan usia meningkatkan risiko penyakit degeneratif secara nyata pada pria
maupun wanita. Hal ini mungkin merupakan pencerminan dari lamanya terpapar
faktor risiko digabung dengan kecenderungan bertambah beratnya derajat tiap-tiap
faktor risiko dengan pertambahan usia (Yulissa, 2013). Semakin tua seseorang maka
terjadi penurunan berbagai fungsi organ tubuh sehingga keseimbangan kadar
trigliserida darah sulit tercapai akibatnya kadar trigliserida cenderung lebih mudah
meningkat (Wibowo, 2009).
d. Konsumsi (Makanan dan Minuman)
Kadar trigliserida dalam darah juga dipengaruhi oleh asupan makanan.
Asupan lemak dan karbohidrat yang berlebihan dapat meningkatkan kadar
trigliserida dalam darah. Trigliserida yang tinggi dapat diatasi dengan cara mengatur
asupan (Ramadhani, 2014). Trigliserida merupakan sumber utama energi untuk
berbagai kegiatan tubuh. Kadar trigliserida akan meningkat apabila asupan kalori
yang dikonsumsi lebih tinggi daripada yang digunakan, konsumsi sayur dan buah
yang tinggi akan serat serta vitamin dapat menurunkan kadar trigliseida (Fauziah dan
Suryanto, 2012).
e. Aktifitas Fisik atau Olahraga
Aktifitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh yang
merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran, termasuk kesehatan jantung dan
pembuluh darah. Mereka yang aktif memiliki kemungkinan yang rendah untuk
terkena penyakit kardiovaskuler termasuk diantaranya dislipidemia, sehingga
olahraga dan aktifitas fisik juga dapat memperbaiki profil lemak darah, yaitu
menurunkan kadar kolesterol total, LDL kolesterol dan trigliserida. Bahkan yang
paling baik adalah dapat memperbaiki HDL, yaitu suatu jenis kolesterol yang
kadarnya sulit untuk dinaikkan, disamping itu berbagai faktor risiko seperti
hipertensi, obesitas dan diabetes mellitus dapat diturunkan dengan menjalankan
olahraga yang tepat takaran, durasi dan frekuensinya (Almatsier, 2002).
f. Obesitas atau Kegemukan
Obesitas adalah kondisi kelebihan lemak baik di seluruh tubuh atau pada
bagian tertentu seperti perut, pipi, paha, kaki dan lain sebagainya. Obesitas dapat
menyebabkan peningktan kadar trigliserida. Obesitas merupakan peningkatan total
lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan total lemak tubuh > 25% pada pria dan > 33%
pada wanita, pada keadaan obesitas umumnya didapatkan hiperlipidemia (Yulissa,
2013). Asam lemak bebas yang berlebih dibawa oleh jaringan adiposa ke hepar
dimana asam lemak bebas tersebut di re-esterifikasi di hepatosit untuk membentuk
trigliserida, yang akan dibentuk menjadi VLDL untuk disekresikan ke sirkulasi.
Intake yang tinggi dari karbohidrat akan memicu hepar memproduksi VLDL dan
mengakibatkan peningkatan VLDL dan LDL pada beberapa individu yang obesitas.
Plasma kol-HDL cenderung rendah pada orang obesitas (Kartika, 2013).
g. Rokok dan Konsumsi Alkohol
Konsumsi alkohol mempunyai berbagai efek pada level plasma lipid. Efek
alkohol paling sering pada peningkatan level plasma trigliserida. Konsumsi alkohol
menstimulasi hepar mensekresi VLDL oleh hambatan oksidasi hepar pada asam
lemak bebas, yang akan memicu sintesis trigliserida dan sekresi VLDL, sedangkan
merokok dapat menurunkan kadar HDL Kolesterol (Kartika, 2013).
h. Metode Pemeriksaan
Dalam Pemeriksaan kadar trigliserida harus selalu diperhatikan jalannya
pemeriksaan karena kesalahan pemeriksaan dapat mempengaruhi hasil. Dalam hal ini
pra analitik (identitas pasien, pengambilan specimen yang dibutuhkan, perlakuan
sampel), tahap analitik (reagen, alat dan sumber daya manusianya), pasca analitik
(pencatatan hasil dan pelaporan hasil) semuanya harus diperhatikan karena pekerjaan
yang tidak dikerjakan sesuai proserur yang benar dapat mempengaruhi hasil
pemeriksaan.
2.1.5. Aplikasi Klinis
a. Dislipidemia
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang
paling utama, yaitu peningkatan kadar kolesterol total, peningkatan kolesterol LDL,
peningkatan kadar trigliserida dan penurunan kadar HDL. Biasanya juga
dislipidemia itu adalah faktor utama terjadinya aterosklerosis. Dislipidemia dapat
terjadi akibat faktor asupan (intake) lemak yang tinggi dan adanya faktor keturunan/
riwayat penyakit keluarga, alkohol, hormon estrogen, dan obat-obatan. Pada wanita,
saat usia menopause akan meningkat resiko dislipidemianya lebih tinggi.
Pengendalian dislipidemia utamanya menggunakan tindakan nonfarmakologis yaitu:
modifikasi diet, latihan jasmani, dan pengelolaan berat badan. Ketiganya seharusnya
dilakukan secara simultan untuk mendapatkan hasil yang optimal (Guyton, 1990).
b. Hiperlipidemia
Hiperlipidemia adalah suatu keadaan patologis akibat kelainan metabolisme
lemak darah yang ditandai dengan meningginya kadar kolesterol darah
(hiperkolesterolemia), trigliserida (hipertrigliseridemia) atau kombinasi keduanya.
Dari beberapa penelitian, hiperkolesterolemia dapat mempertinggi risiko morbiditas
dan mortalitas penyakit jantung koroner (PJK), sedangkan hipertrigliseridemia
meningkatkan kasus nyeri perut dan pankreatitis. Sebaliknya usaha menurunkan
kadar kolesterol dan trigliserida darah menunjukkan turunnya kemungkinan terkena
serangan penyakit jantung koroner. Pada umumnya hiperkolesterolemia atau
hipertrigliseridemia ringan masih dapat dikendalikan dengan hanya melakukan diet
rendah lemak jenuh dan rendah kalori. Namun pada kasus berat dan/atau bersifat
herediter yang sering menyerang pada usia muda, maka diet saja tentu kurang
adekuat dan digunakan obat-obat antihiperlipidemia yang mampu mengendalikan
kadar plasma kolesterol, trigliserida atau keduanya dengan baik. Pengendalian ini
dituntut seumur hidup, sehingga obat anti-hiperlipidemia pun digunakan dalam
jangka panjang pula. Sebenarnya inti dari kelainan patologis pada hiperlipidemia ini
adalah kegagalan transportasi dan pengelolaan lipid yang terdiri dari kolesterol;
trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas.
Dalam hal ini kolesterol dan trigliserida memegang peran kunci, karena
pengaturan kadar fosfolipid dan asam lemak bebas tergantung padanya; selain itu
pada ateroma pembuluh darah sedang dan besar ditemukan timbunan kolesterol pada
tunika intima dengan manifestasi klinis berupa PJK, stroke dan sebagainya. Selain itu
transportasi lipid dalam darah sebagian besar terikat dengan protein (apoprotein)
yang membentuk kompleks berbentuk sferis dengan berbagai densitas dan sifatnya
(lipoprotein). Perbedaan ini dapat menolong dalam menentukan pilahan
hiperlipidemia. Tingginya kadar low density lipoprotein (LDL) selalu ditemukan
pada PJK. Oleh sebab itu pemahaman metabolisme lipid dan mekanisme kerja obat
anti-hiperlipidemia yang memungkinkan penggunaan obat secara rasional sangat
menolong dalam terapi hiperlipidemia beserta penyulitnya (Kamaluddin, 1993).
c. Stroke
Stroke termasuk penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang
ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena
berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan
oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya
pembuluh darah.
WHO mendefinisikan bahwa stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi
susunan saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak dan bukan oleh
yang lain dari itu. Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu: stroke iskemik maupun
stroke hemorragik.
Stroke iskemik yaitu tersumbatnya pembuluh darah yang menyebabkan aliran
darah ke otak sebagian atau keseluruhan terhenti.80% stroke adalah stroke Iskemik.
Stroke iskemik ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Stroke Trombotik : proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
2. Stroke Embolik : tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah.
3. Hipoperfusion Sistemik : berkurangnya aliran darah ke seluruh bagian tubuh
karena adanya gangguan denyut jantung.
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh
darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada penderita hipertensi.
Stroke hemoragik ada 2 jenis, yaitu:
1. Hemoragik Intraserebral: pendarahan yang terjadi didalam jaringan otak.
2. Hemoragik Subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada ruang subaraknoid (ruang
sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan).
Faktor resiko medis, antara lain hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi),
kolesterol, aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah), gangguan jantung, diabetes,
riwayat stroke dalam keluarga, migrain. Faktor resiko perilaku, antara lain merokok
(aktif & pasif), makanan tidak sehat (junk food, fast food), alkohol, kurang olahraga,
mendengkur, kontrasepsi oral, narkoba, obesitas. 80% pemicu stroke adalah
hipertensi dan ateriosklerosis, Menurut statistik. 93% pengidap penyakit trombosis
ada hubungannya dengan penyakit tekanan darah tinggi. Pemicu stroke pada
dasarnya adalah, suasana hati yang tidak nyaman (marah-marah), terlalu banyak
minum alkohol, merokok dan senang mengkonsumsi makanan yang berlemak
(Prince, 1995).
2.2. Kolesterol
Kolesterol adalah salah satu komponen dalam membentuk lemak. Di dalam lemak
terdapat berbagai macam komponen yaitu seperti zat trigliserida, fosfolipid, asam lemak bebas,
dan juga kolesterol. Secara uu, kolesterol berfungsi untuk membangun dinding didalam sel
(membran sel) tubuh. Bukan hanya itu saja, kolesterol juga berperan penting dalam
memproduksi hormon seks, vitamin D, serta berperan penting dalam menjalankan fungsi saraf
dan otak (Mumpuni & Wulandari, 2011).
Menurut Stoppard (2010) kolesterol adalah suatu zat lemak yang dibuat di dalam hati dan
lemak jenuh dalam makanan. Jika terlalu tinggi kadar kolesterol dalam darah maka akan
semakin meningkatkan faktor risiko terjadinya penyakit arteri koroner. Kolesterol sendiri
memiliki beberapa komponen, yang dibagi menjadi 2 klasifikasi yaitu berdasarkan jenis dan
kadarkolesterolnya.
2.2.1. Klasifikasi kolesterol
a. Jenis Kolesterol
1) Low Density Lipoprotein (LDL)
LDL atau disebut juga kolesterol jahat, LDL lipoprotein deposito kolesterol
bersama di dalam dinding arteri, yang menyebabkan terjadinya pembentukan zat
yang keras, tebal, atau sering disebut juga sebagai plakat kolesterol,dan seiring
berjalannya waktu dapat menempel di dalam dinding arteri dan menyebabkan
terjadinya penyempitan arteri (Yovina, 2012).
2) High Density Lipoprotein (HDL)
HDL adalah kolesterol yang bermanfaat bagi tubuh manusia, fungsi HDL yaitu
mengangkat LDL di dalam jaringan perifer ke hepar akan membersihkan lemak-
lemak yang menempel di pembuluh darah yang kemudian akan dikeluarkan
melalui saluran empedu dalam bentuk lemak empedu (Sutanto, 2010).
b. Kadar Kolesterol
Kadar Kolesterol Total Kategori Kolesterol Total
< 200 mg/dL Bagus
200-239 mg/dL Ambang Batas Atas
≥ 240 mg/dL Tinggi

Kadar Kolesterol LDL Kategori Kolesterol LDL


< 100 mg/dL Optimal
100-129 mg/dL Hampir Optimal/Diatas Optimal
130-159 mg/dL Ambang Batas Atas
160-189 mg/dL Tinggi
≥ 190 mg/dL Sangat Tinggi

Kadar Kolesterol HDL Kategori Kolesterol HDL


< 40 mg/dL Rendah
60 mg/dL Tinggi
Treatment of High Blood Cholesterol in Adults III (Mumpuni & Wulandari, 2011)

2.2.2. Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah yaitu
sebagai berikut :
a. Makanan
b. Kurang aktivitas fisik
c. Kurang pengetahuan
d. Kepatuhan
2.2.3. Metabolisme Kolesterol dalam Tubuh
Kolesterol yang terkandung dalam darah hanya seperempat yang berasal dari sari
makanan yang diserap oleh saluran pencernaan, kemudian sisanya akan diproduksi oleh
tubuh melalui sel-sel hati. Ketika dicerna di usus, lemak yang terdapat dalam makanan
akan diuraikan menjadi kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas. Usu
akan menyerap keempat unsur lemak tersebut dan masuk kedalam darah, sementara
untuk kolesterol dan unsur lemak yang lainnya tidak larut dalam darah. Agar dapat
diangkut semua ke dalam aliran darah, kolesterol dan lemak-lemak lain (trigliserida dan
fosfolipid) harus berikatan dengan protein sebagai syarat untuk membentuk senyawa
yang larut, atau sering disebut lipoprotein.
Lipoprotein yang mengangkut lemak menuju hati atau sering disebut juga dengan
kilomikron. Di dalam hati, ikatan lemak tersebut akan diuraikan sehingga akan
membentuk kembali keempat unsur lemak. Kemudian, asam lemak yang telah terbentuk
akan digunakan sebagai sumber energi dan bila jumlahnya berlebih maka akan disimpan
dalam jaringan lemak. Bila asupan kolesterol tidak dapat mencukupi, maka sel hati yang
akan memproduksinya. Di mulai dari hati, kolesterol akan diangkut oleh lipoprotein. Jika
terjadikelebihan kolesterol maka akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang sering
disebut juga sebagai HDL untuk kemudian akan dibawa ke hati, yang akan diuraikan dan
dibuang ke dalam kantung empedu. LDL yang mengandung banyak lemak dibandingkan
dengan HDL, akan mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL
adalah apolipoprotein B dan apolipoprotein A merupakan protein utama yang membentuk
HDL. HDL memiliki kandungan lemak yang lebih sedikit dibandingkan dengan LDL dan
mempunyai kepadatan tinggi atau lebih berat (Sutanto, 2010). Dalam proses kolesterol
dalam tubuh, kolesterol memiliki beberapa tanda dan gejala yang harus diperhatikan oleh
pasien.
2.2.4. Manifestasi Klinis
Kadar kolesterol yang tinggi biasanya tidak memunculkan gejala apapun. Akan
tetapi kadang-kadang jika kadar kolesterol sudah snagat tinggi maka endapan lemak akan
membentuk suatu pertumbuhan yang sering disebut juga sebagai xantoma di dalam
tendon (urat daging) dan di dalam kulit. Kadar trigliserida yang cukup tinggi (sampai
dengan 800 mg/dl atau lebih) dapat menyebabkan pembesaran padahati dan limpa serta
timbulnya gejala-gejala dari pakreatitis (misalnya nyeri perut yang hebat) (Dewanti,
2010). Untuk memantau tandadan gejala yang muncul, maka diperlukan pengukuran
kadar kolesterol agar dapat mengontrol kadar kolesterol dalam tubuh.
2.2.5. Cara Mengukur Kadar Kolesterol
Cara mengukur kadar kolesterol dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan
di laboratorium ataupun dengan cara mengukur kolesterol secara mandiri menggunakan
cholesterol meter. Jika menggunakan pengukur tersebut dapat di klasifikasikan apakah
kadar kolesterol tersebut dalam rentang bagus atau tidak untuk pasien (Mumpuni &
Wulandari, 2011). Ketika akan dilakukan pemeriksaan kolesterol, pasien biasanya
diminta untuk melakukan puasa 10 jam sebelum, namun menurut studi yang dimuat
dalam Archives of Internal Medicine menyatakan bahwa puasa sebenarnya tidak
diperlukan karena orang yang melakukan puasa dengan orang yang tidak melakukan
hasilnya tidak jauh berbeda (Candra, 2012).
2.2.6. Cara Mengendalikan Kadar Kolesterol
a. Pemberian edukasi dan konseling
b. Olahraga
c. Pemeriksaan kolesterol rutin
d. Home visit
e. Peningkatan kepatuhan melalui short message service (SMS) gateway
2.2.7. Pengobatan Kolesterol
Terdapat beberapa macam obat penurun kolesterol. Obat penurun kolesterol
sebaiknya di perhatikan lebih dahulu, agar tidak menimbulkan efek kesehatan yang dapat
membahayakan. Pengobatan dapat dilakukan secara farmakologi dengan obat-obatan dan
non farmakologi tanpa obat-obatan yang diresepkan oleh dokter. Penurunan kadar
kolesterol dalam darah dengan pengobatan non farmakologi dapat dilakukan dengan cara:
a. Menghentikan kebiasaan merokok
b. Berolahraga, bila badan tidak berolahraga maka kadar kolesterol, kadar HDL rendah
dan menimbulkan kelebihan berat badan
c. Membatasi makanan yang merupakan sumber kolesterol
d. Mengkonsumsi makanan berserat. Serat sayuran dan buah dapat mencegah penyerapan
kolesterol sehingga menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Bila pengobatan secara non farmakologi tidak memberikan pengaruh maka
diperlukan pengobatan dengan obat-obatan (Baraas, 1993). Obat-obatan yang diberikan
untuk mengatasi masalah kolesterol ini sangat berbeda antara penderita satu dengan yang
lain. Hal ini di pengaruhi oleh faktor resiko masing-masing orang berbeda, disamping itu
umur, kedaan tubuh dan juga kemungkinan efek samping yang terjadi berbeda, hal itu
yang menjadi pertimbangan para dokter untuk memilih obat kolesterol yang tepat bagi
pasiennya.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
a. Kolesterol menjadi komponen struktural penting yang membentuk membran sel dan
lapisaneksternal lipoprotein plasma. Ester kolesterol yang banyak terdapat dalam jaringan
tubuh merupakan bentuk simpanan kolesterol. Dalam jaringan tubuh LDL berperan sebagai
perantara dalam pengambilan kolesterol dan ester kolesterol. Kolesterol bebas dikeluarkan
dari jaringan oleh HDL untuk diangkut ke dalam hati dan diubah menjadi asam empedu.
Kolesterol pula yang menjadi unsur utama pembentukan batu empedu.
b. Trigliserida ini adalah lemak-lemak darah yang cenderung naik apabila seiring dengan
mengkonsumsi alkohol, peningkatan berat badan, diet yang kaya dengan gula dan lemak
serta gaya hidup yang senang untuk duduk saja. Tidak diragukan lagi bahwa penambahan
trigliserida meningkatkan resiko perkembangan penyakit jantung dan stroke.
3.2. Saran
Lebih sering memberikan wawasan tentang risiko yang disebabkan oleh trigliserida dan
kolesterol kepada masyarakat awam maupun masyarakat yang kurang wawasan.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Arifnaldi, M.S. 2014. Hubungan Kadar Trigliserida dengan Kejadian Stroke Iskemik Di Rsud
Baras,Faisal.1993.Mencegah Serangan Jantung dengan Menekan Kolesterol.Edisi. I.Gramedia
Pustaka Utama,Jakarta.

Dewanti, Sri.2010.Buku Pintar Kesehatan Kolesterol, Diabetes Melitus & Asam Urat.
Klaten:Publishing Candra, Asep.2012.Cek Kolesterol Tak PerluPuasa?.
http://nasional.kompas/read/2012/11/14/100290/Cek.Kolesterol.Tak.Perlu.Puasa (Diakses 31
Januari 2019)

Fauziah, Y.N. & Suryanto.(2012). Perbedaan Kadar Trigliserid pada Penderita Diabetes Melitus
Tipe 2 Terkontrol dengan Diabetes Melitus Tipe 2 Tidak Terkontrol.Mutiara Medika.Vol. 12. No.
3: 188-194.

Guyton, 1990.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 5, Bagian I. Jakarta :EGC

Kamaluddin, R. 1987. Beberapa Aspek Pembangunan Nasional dan Pembangunan Daerah. LPFE -
UI. Jakarta.

Kartika, A.2013.Pola Dislipidemia Dan Hubungannya Dengan Jenis Kelamin Pada Penderita
Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rsup Dr. Kariadi Semarang. Semarang : Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro.

Maulidina, F.A.2014.Pengaruh Vitamin C Terhadap Kadar Trigliserida Lanjut Usia Setelah


Pemberian Jus Lidah Buaya (Aloe Barbadensis Miller). Semarang : Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro.

Mayes A. Peter.2003.Sintesis, Pengangkutan, dan Ekskresi Kolesterol. Dalam: Biokimia Harper.


Edisi 25. Jakarta : EGC.

Mumpuni Y., Wulandari A.2011.Cara Jitu Mengtasi Kolesterol. Yogyakarta: Andi


Ramadhani, A.2014. Perbedaan Kadar Trigliserida Sebelum dan Setelah Pemberian Sari
Bengkuang (Pachyrrhizus Erosus) pada Wanita. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro,.

Stoppard, Miriam.2010.Panduan Kesehatan Keluarga. Jakarta : Erlangga

Sulistia G.G.2005.Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta : Bagian Farmakologi Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia.

Sutanto.2010.Cekal (Cegah & Tangkal) Penyakit Modern Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolesterol,
dan Diabetes. Yogyakarta : ANDI

Wibawa, P.2009.Gambaran Pemeriksaan Kadar Trigliserida pada Mahasiswa Semester IV


Diploma III Analis Kesehatan Fikkes Univesitas Muhammadiyah Semarang. Fakultas Ilmu
Keperawatan dan Kesehatan Univesitas Muhammadiyah Semarang, Semarang.

Wibowo, DS.2009.Anatomi Tubuh Manusia. Singapore : Wisland house I.

Yulissa, F.2013.Pengaruh Pemberian Daging Buah Durian (Durio zibethinus L.) Terhadap Kadar
Profil Lipid Darah Sukarelawan Sehat. Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara, Medan.

Yovina, Santi.2012.Kolesterol?Siapa Takut!!. Yogyakarta : Pinang Merah

Anda mungkin juga menyukai