LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Zoologi Invertebrata
Dosen pengampu:
oleh:
Kelompok 6
Biologi C 2017
Dwi Aryani 1700778
B. Tujuan
1. Mengenal keanekaragaman hewan-hewan Porifera.
2. Observasi morfologi dan struktur hewan-hewan Porifera.
3. Mengelompokkan hewan-hewan Porifera ke dalam classis yang berbeda
berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri.
4. Observasi dan identifikasi ciri-ciri khas setiap classis.
D. Landasan Teori
1. Gambaran Umum Porifera
Porifera merupakan hewan sesil (menempel) yang tampak sangat
diam bagi mata manusia, sehingga orang Yunani kuno meyakini mereka
sebagai tumbuhan. Porifera berasal dari bahasa Latin, “Poros”= pori dan
“Feres”=memiliki. Porifera tidak memiliki saraf otot, tetapi masing-
masing sel dapat mengindera dan dapat bereaksi dengan perubahan
lingkungan. Tubuh Porifera sederhana, mirip dengan suatu kantung
berpori atau berlubang-lubang. (Campbell, 2002)
Tubuh sponge terdiri dari jelly seperti mesohyl yang terjepit di
antara dua lapisan tipis sel. Sponge memiliki ciri yaitu tubuhnya berpori
seperti busa. Di dalam tubuhnya terdapat rongga tubuh yang disebut
spongosol. Sponge tidak memiliki saraf, pencernaan atau sistem peredaran
darah. Sebaliknya, sebagian besar mengandalkan aliran air konstan melalui
tubuhnya untuk mendapatkan makanan dan oksigen serta untuk
menghilangkan limbah. Sponge hidup di air laut dan air tawar, tetapi
kebanyakan hidup di laut mulai dari daerah perairan pantai yang dangkal
hingga kedalaman 1000 m. Hidupnya selalu melekat pada substrat (sesil)
dan tidak dapat berpindah tempat secara bebas (Darmadi, 2011).
Porifera dapat berbentuk sederhana seperti tabung yang berdinding
tipis seperti yang dijumpai pada marga Leucosolenia, bentuknya agak
tidak teratur. Tubuh Porifera juga terdiri dari sekumpulan jaringan yang
tak tentu bentuknya, seperti kerak pada batu, cangkang, atau tumbuh-
tumbuhan. Kelompok Porifera lain mempuyai bentuk lebih teratur dan
melekat pada dasar perairan melalui sekumpulan spikula. Bentuk-bentuk
yang dimiliki Porifera beragam, namun tetap, beberapa jenis bercabang
seperti pohon, lainnya berbentuk seperti sarung tinju, cawan, atau kubah
dan ukurannya pun beragam. (Jakhalekar, 2013)
Porifera merupakan salah satu hewan primitif yang hidup menetap
(sedentaire) dan bersifat non selective filter feeder (menyaring apa yang
ada). Hewan tersebut memberikan sumbangan yang penting terhadap
komunitas benthik laut dan sangat umum dijumpai di perairan tropik dan
sub tropik. Persebaran mulai dari zona intertidal hingga zona subtidal
suatu perairan. (Subagio dan Aunurohim, 2013)
2. Klasifikasi Porifera
Spons merupakan kelompok hewan dari filum porifera yang terdiri
atas tiga kelas, yaitu Hexactinellida, Demospongiae, dan Calcarea.
a. Hexactinellida (Hyalospongiae)
Kelas Hexactinellida sering disebut dengan sponge gelas,
dan kebanyakan hidup di laut dalam dan tersebar luas. Spikulanya
terdiri dari silikat. Ujung spikula berjumlah enam seperti bintang,
dimana masing-masing bidang terdapat dua jari-jari. Tubuhnya
kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk vas bunga atau
mangkuk. Tinggi tubuhnya rata-rata 10-30 cm dengan saluran tipe
sikonoid. Sponge dari kelas ini belum banyak dikenal, karena sulit
didapatkan dan hanya terdapat di laut dalam (< 500 m). Contoh
Hexactinellida adalah Euplectella sp. (Amir, 1996).
b. Demospongiae
Demospongiae adalah kelompok sponge yang paling
dominan diantara beberapa kelas sponge yang lain. Kelas
Demospongiae tersebar luas di alam, serta jumlah jenis maupun
organismenya sangat banyak. Spikulanya ada yang terdiri dari
silikat dan ada dari beberapa ordo yaitu Dictyoceratida,
Dendroceratida dan Verongida spikulanya hanya terdiri serat
spongin, dan serat kollagen. Bentuk tubuh sponge ini tidak
beraturan dan banyayang bercabang. Tinggi dan diameternya ada
yang mencapai lebih dari 1 meter (Suparno, 2005). Salah satu
contoh Demospongiae adalah Stylotella aurantium.
c. Calcarea (Calcisspongiae)
Calcarea merupakan sponge yang kesemua anggota
kelasnya hidup di laut. Sponge ini mempunyai struktur sederhana
dibandingkan jenis lainnya. Spikula terdiri dari kalsium karbonat
dalam bentuk calcite dan tidak akan berdiri tegak tanpa adanya
spikula atau sponging yang membentuk kerangka untuk menopang
tubuhnya sehingga memungkinkan adanya saluran dan ruangan
berflagela. Tubuhnya kebanyakan berwarna pucat dengan bentuk
seperti vas bunga, dompet, kendi, atau silinder. Tinggi tubuh
kurang dari 10 cm. Struktur tubuh ada yang memiliki saluran air
askonoid, sikonoid, atau leukonoid. Calcarea hidup di laut dangkal,
salah satu contohnya yaitu sycon (Amir, 1996).
No Alat Jumlah
1. Mikroskop 3 unit
2. Kaca objek dan kaca penutup 8 buah
3. Cawan petri 8 buah
4. Pisau bedah/pisau silet yang baru 2 buah
5. Pipet 2 buah
6. Buku tulis 1 buah
7. Alat tulis 1 buah
8. Kamera 1 buah
9. Pinset 1 buah
10. Specimen stage of Porifera -
No Bahan Jumlah
1. Awetan basah Porifera 7 botol
2. Awetan kering Porifera 8 botol
3. HCl -
4. Aquades -
F. Langkah Kerja
Awetan kering
Awetan yang telah Hasil kerikan awetan
dikerik di atas object
tersedia disiapkan kering ditetesi air
glass
Awetan kering
Awetan yang telah Hasil kerikan awetan
dikerik di atas object
tersedia disiapkan kering ditetesi HCl
glass
Spesimen Karakteristik
Spongin Zat Silikat Bentuk Classis
Kapur Spikula
A √ - √ Monoaxon Demospongiae
B √ - √ Monoaxon Demospongiae
C. √ - √ Triaxon Demospongiae
D - √ √ Monoaxon Silikat
E √ - √ (without Demospongiae
spikula)
F √ - √ Monoaxon Demospongiae
G √ - √ Monoaxon Demospongiae
H √ - √ Monoaxon Demospongiae
Tabel 5 Klasifikasi Awetan Kering
Gambar 5. b. Spesimen E
Gambar 5. a. Spesimen E (Dok. Kelompok 6, 2018) Gambar 5. c. Spesimen E
(Dok. Kelompok 6, 2018) (Dok. Kelompok 6, 2018)
F
Regnum : Animalia
Phylum : Porifera
Classis : Demospongiae
Ordo : Haplosclerida
Familia : Chalinidae
Genus : Haliclona
Species : Haliclona sp
1. Awetan Kering
a. Spesimen A
Spesimen A diamati dengan mikroskop pada perbesaran
100x. Pada saat ditetesi HCL spesimen ini tidak mengalami reaksi
apapun. Setelah melakukan pengamatan terlihat bahwa kerangka
tubuh spesimen A tersusun oleh silikat, dan bentuk spikulanya
adalah monoaxon. Setelah dilakukan pengamatan dapat
disimpulkan bahwa spesimen A terdiri ke dalam kelas
Demospongiae.
b. Spesimen B
Spesimen B diamati dengan mikroskop pada perbesaran
100x. Pada saat ditetesi HCL spesimen ini tidak mengalami reaksi
apapun. Setelah melakukan pengamatan terlihat bahwa kerangka
tubuh spesimen B tersusun oleh silikat, dan bentuk spikulanya
adalah monoaxon. Setelah dilakukan pengamatan dapat
disimpulkan bahwa spesimen B terdiri ke dalam kelas
Demospongiae.
c. Spesimen C
Spesimen C diamati dengan mikroskop pada perbesaran
100x. Pada saat ditetesi HCL spesimen ini tidak mengalami reaksi
apapun. Setelah melakukan pengamatan terlihat bahwa kerangka
tubuh spesimen C tersusun oleh Spongin, dan bentuk spikulanya
adalah Triaxon. Setelah dilakukan pengamatan dapat disimpulkan
bahwa spesimen C terdiri ke dalam kelas Demospongiae.
d. Spesimen D
Spesimen D diamati dengan mikroskop pada perbesaran
100x. Pada saat ditetesi dengan HCL spesimen ini mengalami
reaksi dimana muncul gelembung-gelembung yang menandakan
bahwa kerangka tubuh spesimen ini tersusun dari zat kapur.
Sebelum ditetetesi dengan HCL bentuk spikula spesimen ini adalah
monoaxon bergerigi, dan setelah ditetesi HCL spikula spesimen ini
terurai. Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa spesimen
ini termasuk ke dalam kelas calcarea.
e. Spesimen E
Spesimen E diamati dengan mikroskop pada perbesaran
100x. Pada saat ditetesi HCL spesimen ini tidak mengalami reaksi
apapun. Setelah melakukan pengamatan terlihat bahwa kerangka
tubuh spesimen E tersusun oleh Spongin, dan bentuk spikulanya
tidak terlihat jelas tetapi berbentuk sperti jaring. Setelah dilakukan
pengamatan dapat disimpulkan bahwa spesimen E terdiri ke dalam
kelas Demospongiae.
f. Spesimen F
Spesimen F diamati dengan mikroskop pada perbesaran
100x. Pada saat ditetesi HCL spesimen ini tidak mengalami reaksi
apapun. Setelah melakukan pengamatan terlihat bahwa kerangka
tubuh spesimen F tersusun oleh silikat, dan bentuk spikulanya
adalah monoaxon. Setelah dilakukan pengamatan dapat
disimpulkan bahwa spesimen F terdiri ke dalam kelas
Demospongiae.
g. Spesimen G
Spesimen G diamati dengan mikroskop pada perbesaran
100x. Pada saat ditetesi HCL spesimen ini tidak mengalami reaksi
apapun. Setelah melakukan pengamatan terlihat bahwa kerangka
tubuh spesimen G tersusun oleh silikat, dan bentuk spikulanya
adalah monoaxon. Setelah dilakukan pengamatan dapat
disimpulkan bahwa spesimen G terdiri ke dalam kelas
Demospongiae.
h. Spesimen H
Spesimen H diamati dengan mikroskop pada perbesaran
100x. Pada saat ditetesi HCL spesimen ini tidak mengalami reaksi
apapun. Setelah melakukan pengamatan terlihat bahwa kerangka
tubuh spesimen H tersusun oleh silikat, dan bentuk spikulanya
adalah monoaxon. Setelah dilakukan pengamatan dapat
disimpulkan bahwa spesimen H terdiri ke dalam kelas
Demospongiae.
2. Awetan Basah
d. Scypha sp
Scypha masuk kedalam kelas Calcarea (spons berkapur), ditandai
dengan bentuk tubuh seperti jari yang dikenal sebagai tipe struktur
syconoid. Memiliki bentuk tubuh seperti tabung, memiliki lubang
pori, osculum, dan spongocoel, serta kerangka tubuhnya terbuat
dari zat kapur, Dalam spons syconoid, masing-masing "jari", yang
dikenal sebagai kanal radial, dilubangi oleh banyak pori-pori kecil
yang melaluinya air masuk ke dalam satu rongga tengah tunggal.
Spesies Scypha tumbuh hanya sekitar 2 atau 3 cm (sekitar 1 inci)
panjangnya. Scypha yang termasuk pada porifera air atau bertipe
sycon. Tipe Sycon merupakan tipe saluran air yang ostiumnya
dihubungkan dengan saluran air yang bercabang –cabang ke
rongga-rongga sel koanosit. selanjutnya ,air bergerak menuju ke
spongocoel dan akhirnya keluar melalui oskulum. Scypha biasa
hidup di pantai yang dangkal.
e. Halichondria sp
Halichondria sp tergolong dalam kelas Demospongiae.
Memiliki bentuk tubuh seperti tabung, memiliki lubang pori,
osculum, dan spongocoel, serta kerangka tubuhnya terbuat dari
silikat. Seperti spons pada umumnya, spesies ini memiliki tubuh
yang berpori dan permukaan yang keras seperti batu. Halichondria
juga dapat menyerap oksigen dari air melalui proses difusi.
Memiliki saluran air tipe leucon, yakni pertama air lewat melalui
ostium kulit, melalui saluran arus masuk mencapai, kedua sejumlah
kamar-kamar kecil berlapis koanosit, kemudian terbawa melalui,
ketiga sebuah sistem arus keluar, ke rongga kloaka dan akhirnya
keluar melalui oskulum.. Reproduksi aseksual Halichondria
dengan cara tunas.
f. Hippospongia sp.
Spesies ini tergolong kedalam kelas Demospongiae.
Hippospongiae sp. mempunyai tubuh yang bulat tidak beraturan,
mempunyai pori yang juga bentuknya tidak beraturan. Reproduksi
aseksual spesies ini dengan cara aseksual. Hippospongia bisa
dijadikan spons mencuci untuk membantu kegiatan manusia.
Kerangka tubuh khusus terbentuk dari bahan spongin, ditutupi oleh
membran tipis yang gelap yang memiliki banyak ruang berflagel.
Skeleton terdiri dari serabut spongin, jaringan tidak teratur tanpa
spikula. Hippospongia memiliki saluran air tipe leucon yakni
pertama air lewat melalui ostium kulit, melalui saluran arus masuk
mencapai, kedua sejumlah kamar-kamar kecil berlapis koanosit,
kemudian terbawa melalui, ketiga sebuah sistem arus keluar, ke
rongga kloaka dan akhirnya keluar melalui oskulum. Hewan ini
biasanya di temukan di atas dasar karang dengan kedalaman 10-15
m. Berbentuk seperti batu dengan banyak celah. Porifera ini hidup
di dasar laut, tidak memiliki spikula dan bertubuh lunak. Kerangka
tubuhnya dari sponging.
g. Halichona sp.
Halichona sp tergolong dalam kelas Demospongiae. Seperti
spons pada umumnya, spesies ini memiliki tubuh yang berpori dan
permukaan yang keras seperti batu. Halichondria juga dapat
menyerap oksigen dari air melalui proses difusi. Memiliki saluran
air tipe leucon, yakni pertama air lewat melalui ostium kulit,
melalui saluran arus masuk mencapai, kedua sejumlah kamar-
kamar kecil berlapis koanosit, kemudian terbawa melalui, ketiga
sebuah sistem arus keluar, ke rongga kloaka dan akhirnya keluar
melalui oskulum. Reproduksi aseksual Halichona dengan cara
tunas.
h. Spongilla sp.
Spongilla sp adalah spesies spons yang tergolong dalam
kelas Demospongiae. Memiliki bentuk tubuh seperti tabung,
memiliki lubang pori, osculum, dan spongocoel, serta kerangka
tubuhnya terbuat dari zat silikat. Bagian internal tubuhnya
dilengkapi dengan apendiks. Bentuk tubuh menyerupai batang dan
berwarna putih kecoklatan. Spesies ini memiliki tubuh yang
berpori dan permukaan yang keras seperti batu. Selain itu,
Spongilla sp juga dapat menyerap oksigen dari air melalui proses
difusi.
i. Haliclona sp.
Haliclona sp. adalah spesies spons yang tergolong dalam
kelas Demospongiae. Memiliki bentuk tubuh seperti tabung,
memiliki lubang pori, osculum, dan spongocoel, serta kerangka
tubuhnya terbuat dari zat silikat. Kebanyakan sponge hidup di laut
pada kedalaman yang bermacam-macam. Haliclona memiliki
saluran air tipe leucon yakni pertama air lewat melalui ostium
kulit, melalui saluran arus masuk mencapai, kedua sejumlah
kamar-kamar kecil berlapis koanosit, kemudian terbawa melalui,
ketiga sebuah sistem arus keluar, ke rongga kloaka dan akhirnya
keluar melalui oskulum. dan memakan partikel-partikel sampai
halus dan plankton kecil yang terbawa arus air. Butir makanan
melekat pada leher koanosit untuk kemudian ditelan oleh koanosit
yang kemudian dicerna. Bereproduksi secara seksual dengan tunas
biasanya hasilnya dalam bentuk koloni-koloni dan terlihat sebuah
timbunan. Ekskresi sponge melalui protonepridia (sel-sel api dan
tubulus), yang terbuka kedalam kloaka. Fungsi utama dari system
ekskresi ini untuk menghilangkan jumlah air yang terlalu banyak,
yang secara konstan memasuki rotifera.
I. Hasil Diskusi
1. Dapatkah anda menemukan persamaan yang dimiliki oleh setiap
species yang anda temukan? tuliskan persamaan-persamaan tersebut!
Jawaban:
Setiap spesies porifera mempunyai banyak pori sehingga air dapat
melewatinya, tidak punya jaringan dan organ, tidak punya kesimetrisan
tubuh dan askonoid berbentuk paling sederhana, menyerupai vas atau
jambangan.
5. Dari teori perkuliahan atau buku sumber yang anda peroleh mengenai
Phylum Porifera, lengkapilah tabel berikut ini:
Filum Pencernaan Ekskresi Pernapasan Sistem Reproduksi
Makanan Syaraf
Porifera Proses Porifera tidak Porifera bern Tidak 1.Seksual :
pencernaan memiliki apas dengan memiliki Porifera
pada porifera sistem cara susunan adalah
berlangsung ekskresi. memasukkan syaraf hewan herma
pada bagian Proses air melalui tetapi frodit (punya
endodermis. pembuangan pori-pori mempun 2 kelamin
Pada bagian ini, limbah (ostium) yai dalam satu
flagel yang metabolisme yang kepekaan individu),
terdapat pada dikeluarkan terdapat pada terhadap tetapi sel
koanosit akan melalui proses seluruh rangsana telur dan sel
bergerak-gerak difusi sel sel permukaan n dari sperma
sehingga penyusun tubuhnya, luar dan dihasilkan
menyebabkan dinding masuk ke mampu pada waktu
air yang spongosol dalam menangg yang berbeda.
membawa (rongga tubuh rongga api Spons tidak
oksigen dan porifera), spongocoel. rangsang punya gonad
makanan limbah Proses perna an (organ
berupa plankton metabolisme pasanselanjut tersebut. reproduksi),
akan mengalir larut bersama nya tetapi spons
dari ostium cairan tubuh dilakukan dapat
masuk masuk dalam oleh sel leher menghasilkan
ke spongosol spongosol,ke (koanosit), sperma lewat
lalu masuk ke mudian akan yaitu sel koanosit,
oskulum. bersama-sama yang sedangkan sel
Makanan ini dikeluarkan berbatasan telur
lalu akan melalui langsung dihasilkan
dicerna di oskulum dengan oleh
dalam vakuola (lubang besar rongga amebosit,
makanan. paa bagian spongocoel.. spons
Setelah dicerna, atas mengeluarka
sari-sari permukaan n sel sperma
makanan tubuh ke air dan
diangkut oleh porifera) ke bertemu sel
sel-sel amebosit perairan. telur (ada
untuk diedarkan Coelenterata yang dilepas
keseluruh jg tdk ke air dan ada
tubuh. memiliki yang tetap di
Sedangkan sisa- sistem tubuh "ibu").
sisa makanan ekskresi. Telur yang
yang sudah tak Sehingga berfertilisasi
terpakai lagi pengeluaran berenang
akan limbah sisa mencari
dikeluarkan metabolisme tempat untuk
oleh sel-sel dikeluarkan menempel,
leher (koanosit) secara difusi dan tumbuh
melalui melalui sel sel menjadi
spongosol epitel pada individu baru.
sebelum rongga
akhirnya keluar gatrovaskular, 2. Aseksual :
dari tubuh limbah Tunas,
melalui metabolisme Gemula, dan
oskulum. yg terlarut fragmentasi.
dalam cairan
tubuh dalam
gatrovaskular
(rongga perut)
akan
dikeluarkan
melalui mulut
ke
lingkungan.
J. Kesimpulan
Porifera adalah salah satu filum dari Animalia yang
memiliki keanekaragaman hewan-hewan didalamnya.
Porifera memiliki struktur tubuh berpori, sebagai tempat masuknya
air.
Pada bagian dalam tubuh terdapat suatu rongga yang disebut
spongocoel dan terdapat lubang tempat keluarnya air yang disebut
osculum. Memiliki kerangka tubuh yang tersusun dari spikula atau
serabut yang terbuat dari bahan organik.
Berdasakan sifat kerangka tubuhnya, porifera dibagi menjadi tiga
kelas, yaitu:
a. Calcarea yang memiliki ciri spikula terbuat dari zat
kapur, tipe monoaxon atau triaxon atau tetraxon.
b. Hexactinellida yang memiliki ciri spikula dari silikat tipe
hexaxon atau dari zat kersik.
c. Demospongiae yang memiliki ciri spikula dari silikat atau
campuran keduanya, spikula bukan hexaxon.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, I., dan Budiyanto, A., 1996. Mengenal Spons Laut (Demospongiae) Secara
Umum. Jurnal Oseana, XXI (2): 15-31.
Campbel, Neil A. dkk. 2002. Biologi Edisi Ke-V Jilid 2. Jakarta. Erlangga.