Anda di halaman 1dari 2

Bagian yang dimanfaatkan dan pemanfaatanya

1. Lamun
Bagian daun, rhizoma, dan biji lamun dapat diproses lebih lanjut dengan cara
dibudidaya dan distandardisasi untuk kemudian dibuat poduk makanan yang terdiri
atas variasi bubuk teh dari daun lamun, tepung dari rhizoma dan biji lamun, serta biji
lamun sebagai makanan pendamping.
Bagian biji, akar, dan rhizoma lamun diproses lebih lanjut melalui penggilingan untuk
dibuat tepung yang dapat dijadikan bahan dasar untuk pembuatan makanan lainnya
seperti adonan kue dan biskuit. Tepung lamun ini memiliki nilai tambah jika
dibandingkan dengan tepung hasil olahan tumbuhan-tumbuhan lainnya. Hasil
penelitian menunjukkan kandungan protein dan karbohidrat tepung biji lamun setara
dengan tepung gandum, tapioka, ataupun beras. Namun, tepung biji lamun
mengandung kalsium dan zat besi yang berlipat ganda jika dibandingkan dengan
ketiga tepung lainnya.

2. Teripang
Teripang olahan kering dalam perdagangan dikenal sebagai beche-de-mer atau
trepang atau hai-sum (Conand dan Sloan, 1989). Produk olahan teripang lainnya
adalah gonad kering (konoko), usus kering (konowata) dan kerupuk. Makanan ini
berkhasiat obat (curative), dan mempunyai daya aphrodisiac (Akamine, 2000). Dari
hasil analisa proksimat daging teripang diperoleh komposisi protein 43 %, lemak 2 %,
kadar air 17 %, mineral 21 % dan kadar abu 7% (James, 1989). Kandungan lemak
yang rendah menyebabkan teripang direkomendasikan untuk orang-orang yang
bermasalah dengan kholesterol.

3. Cumi
Cumi-cumi merupakan salah satu sumberdaya hayati laut yang memiliki nilai
ekonomis penting, mengandung nilai gizi yang tinggi dengan citarasa yang khas.
Bagian yang dimakan (edible portion) mencapai hampir 100% karena termasuk
hewan lunak (phylum mollusca) dengan cangkang yang sangat tipis pada bagian
punggung (Afrianto dan Liviawaty, 1992).
Bekasam adalah salah satu produk ikan awetan yang diolah secara tradisional dengan
metode penggaraman dan dilanjutkan dengan proses fermentasi. Sebagai bahan
mentah, cumi-cumi mempunyai sifat cepat sekali mengalami kemunduran mutu
(pembusukan), sehingga cumi-cumi diolah menjadi bekasam sebagai salah satu
variasi olahan cumi-cumi. (Hadinoto, 2013)
Daftar pustaka

Afrianto, Eddy dan Evi Liviawaty. (1991). Pen gawetan dan Pengolahan Ikan. Pener bit
Kanisius. Yogyakarta

Akamine, J. (2000). Sea cucumbers from the coral reef to the world market. In Bisayan
knowledge, movement and identity. VMAS III 1996-1999 (I. Ushijima & C. N.
Zayas eds.). Quezon city, University of the Philippines, : 223-244.

Conand, C. and Sloan, N. (1989). World fisheries for echinoderms. In : Marine Invertebrate
Fisheries (J. Caddy, ed.), Wiley & Sons, New York: 647 - 663.

Hadinoto, S. (2013). Majalah Biam. PEMBUATAN BEKASAM CUMI-CUMI (Loligo sp) DENGAN
VARIASI PEMBERIAN GARAM (NaCl) DAN BERAS GONGSENG (Oriza sativa)
TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN, 75-83.

James, D.B. (1989). Beche-de-mer : Its Resources, Fishery and Industry. Marine Fisheries
Information Service, Indian Council of Agricultural Reseach, special issue no. 92 : 30 pp

KARTADINATA, L. H. (2019). ENCO-GO: INOVASI PANGAN BERBAHAN DASAR LAMUN


(Enhalus acoroides) SEBAGAI PENCEGAH DAN TERAPI KOMPLEMENTER PENYAKIT
AKIBAT STRES OKSIDATIF. Bogor: INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG .

Anda mungkin juga menyukai