Oleh :
Kelompok 5
Biologi C 2017
Assyifa Nurul Adzmi (1705604)
Deri Anggara (1700038)
Nisa Sholihatul Ummah (1703301)
B. Tujuan Penyelidikan
Untuk menganalisis perbedaan konsentrasi kotoran sapi dan kotoran kuda
terhadap volume gas metana.
E. Rumusan Masalah
Bagaimana perbedaan konsentrasi jenis kotoran ternak terhadap karakteristik
biogas pada proses fermentasi?
F. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana perbedaan konsentrasi kotoran sapi terhadap volume gas
metana?
2. Bagaimana perbedaan konsentrasi kotoran kuda terhadap volume gas
metana?
G. Variabel
H. Hipothesis
I. Landasan Teori
Biogas adalah gas yang terbentuk melalui proses fermentasi bahan-
bahan limbah organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik oleh
bakteri anaerob ( bakteri yang dapat hidup tanpa oksigen) (Wahyuni,
2013). Sifat-sifat komponen gas utama tersebut dijelaskan sebagai berikut:
a. CH4 gas yang dipertimbangkan sebagai bahan bakar yang berguna.
Gas ini tidak beracun, tidak berbau, dan lebih ringan dari udara.
b. CO2 adalah gas inert yang tidak berwarna, tidak berbau, dan lebih
berat dari udara. CO2 merupakan gas yang agak beracun. Konsentrasi
CO2 yang lebih tinggi dalam biogas menghasilkan biogas dengan nilai
kalori yang rendah.
c. H2S suatu gas yang tidak berwarna. Karena lebih berat dari udara H2S
ekstra berbahaya pada tempat-tempat rendah. Pada konsentrasi rendah
gas ini memiliki bau khusus seperti telur busuk. Pada konsentrasi
tinggi, akan lebih berbahaya karena tidak berbau. Selain itu H2S juga
bersifat korosif yang dapat menyebabkan problem dalam proses
pembakaran dari biogas.
d. Uap air, walaupun merupakan hasil tidak berbahaya, akan menjadi
korosif jika berkombinasi dengan NH3, CO2 dan khususnya H2S dari
biogas. Maksimum kandungan air dalam biogas dikembangkan karena
temperatur gas. Bila biogas berair jenuh meninggalkan digester,
dengan pendinginan akan menghasilkan kondensasi air (Arslan,
2008).
Nilai kalor pada biogas 4800 – 6200 kkal/m3 nilai ini sedikit lebih
rendah dari nilai kalor gas metana murni 8900 kkal/m3 (Surono, 2014).
Kandungan biogas didominasi oleh gas metana (CH4) yang merupakan
hasil sampingan dari proses degradasi bahan organik, seperti kotoran
ternak, manusia, sampah, dan sisa-sisa limbah lainnya. Pemanfaatan
kotoran ternak selain dapat menghasilkan biogas untuk bahan bakar, juga
membantu kelestarian lingkungan dan memperoleh manfaatmanfaat lain
seperti pupuk yang baik untuk tanaman, mencegah lalat, dan bau tidak
sedap yang berarti ikut mencegah sumber penyakit (Wibowo dkk., 2013).
Widodo (2006) menyatakan bahwa kandungan nutrien utama untuk
bahan pengisi biogas adalah nitrogen, fosfor dan kalium. Kandungan
nitrogen dalam bahan sebaiknya sebesar 1,45%, sedangkan fosfor dan
kalium masing-masing sebesar 1,10%. Nutrien utama tersebut dapat
diperoleh dari substrat kotoran ternak dan sampah daun yang dapat
meningkatkan rasio C/N dalam biogas. Feses sapi potong yang diberi
pakan konsentrat mempunyai rasio C/N rendah, sedangkan feses kuda
mengandung karbon yang tinggi dan nitrogen rendah sehingga
memungkinkan membuat biogas dari feses kuda(Hidayati et al., 2010).
J. Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat yang Digunakan dalam Kegiatan Pembuatan Biogas
1. Biodigester 15 unit
3. Higrometer 2 unit
6. Penggaris 1 unit
7. Termometer 1 unit
8. pH meter 1 unit
9. Oven 1 unit
Volume biogas,
kadar gas metan,
dan produksi metan
Biogas
160
140
120
100
80
60
40
20
0
Jati 0% Jati 5% Jati 10%
O. Pertanyaan
1) Adakah perbedaan pengaruh perlakuan terhadap hasil penyelidikan
projek Anda? Jelaskan! Jawab: Tidak ada perbedaan pengaruh
perlakuan terhadap hasil penyelidikan projek. Karena projek ini
dilakukan berdasarkan metode studi literatur.
2) Bagaimanakah strategi yang Anda lakukan untuk mengoptimalkan
hasil/produk yang diharapkan? Jawab: Strategi yang dilakukan untuk
mengoptimalkan hasil/produk yang diharapkan adalah dengan
memperbanyak studi literatur dan melakukan pengoptimalan sesuai
studi literatur yang dikaji
3) Apakah kesulitan dan kendala projek Mikrobiologi terapan kelompok
Anda? Jawab: Terdapat kesulitan dan kendala dalam pengerjaan projek
Mikrobiologi terapan bidang lingkungan ini yaitu kami tidak dapat
secara langsung melakukan projek.
P. Kesimpulan
Perbedaan konsentrasi dan jenis bahan baku biogas (kotoran sapi dan
kotoran kuda) memperlihatkan perbedaan kualitas biogas. Biogas
menggunakan jenis bahan baku biogas yaitu kotoran kuda menghasilkan
volume biogas, kadar gas metan, dan produksi metan yang lebih tinggi
dari pada biogas yang menggunakan kotoran sapi.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, Y. A., E. T. Marlina, A. K. T. Benito, dan E. Harlia. 2010.
Pengaruh campuran feses sapi potong dan feses kuda pada proses
pengomposan terhadap kualitas kompos. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu
Peternakan 8: 299- 303.
Ludfia W., Ambar P., dan Lies M.Y. 2012. Pengaruh Jenis Kotoran Ternak
Sebagai Substrat dengan Penambahan Serasah Daun Jati (Tectona
grandis) terhadap Karakteristik Biogas pada Proses Fermentasi.
Buletin Peternakan. 36(1): 40-47.
Wahyuni, Sri. 2013. Biogas : Energi Alternatif pengganti BBM, Gas, dan
Listrik. Agro Media Pusaka : Jakarta.
Wibowo, T.S., A, Dharma, dan Refilda. 2013. Fermentasi Anaerob dari
Campuran Kotoran Ayam dan Kotoran Sapi dalam Proses
Pembuatan Biogas. Jurnal Kimia Unand. 2 (1): 113-118.
Widodo W, Teguh dkk. 2006. Rekayasa dan Pengujian Reaktor Biogas
Skala Kelompok Tani Ternak (Design and Development of Biogas
Reactor for Farmer Group Scale. Institut Pertanian Bogor : Bogor.