Anda di halaman 1dari 23

CRITICAL BOOK REPORT

"METABOLISME KARBOHIDRAT"

DOSEN PENGAMPU : ENDANG SULISTYANI GULTOM S.Si., M.Si.

Licia Simbolon (4203220025)

PROGRAM STUDI BIOLOGI 2021

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena anugerah-Nya
saya bisa menyelesaikan tugas Critical Book Report . Adapun Critical Book Report ini yaitu
"Metabolisme Karbohidrat".

Critical Book Report ini (CBR) saya susun semata-mata karena sebagian Tugas mata
kuliah Biologi umum dan menjadikan penambahan wawasan sekaligus pemahaman terhadap
materi tersebut. semoga setelah penyelesaian penulisan CBR ini saya semakin memahami
bagaimana cara penulisan Critical Book Report yang baik dan benar.

saya juga berterima kasih kepada orang-orang yang telah memberikan saya bimbingan
dalam mengerjakan tugas ini. Saya sadar bahwa tugas ini masih memiliki kekurangan dalam
penulisannya. Oleh karena itu, saya meminta maaf jika ada kekurangan dan kesalahan dalam
penulisan. Saya mengharapkan kritik dan saran untuk tugas ini agar dilain waktu saya dapat
membuat tugas dengan lebih baik lagi.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih, semoga apa yang telah saya kerjakan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Sihotang, 25 Februari 2021

Penulis
Identitas Buku

1. IDENTITAS BUKU I
1.1Judul Buku : Principles of Biochemistry
1.2Pengarang : Geoffrey L. Zubay, William W. Parson, Dennis E.Vance
1.3Penerbit : Wm. C. Brown Communication
1.4Tahun Terbit : 1995
1.5Kota Terbit : Amerika

2. IDENTITAS BUKU II
1.1Judul Buku : Biokimia
1.2Pengarang : Halimah,S.Si.,MKM,
Ns.Endy Syahalam,S.Kep, Yeni
Okfrianti,MP, Sri Shulpa Siregar SST,
Agus Mailizza S.Si
1.3Penerbit :-
1.4Tahun Terbit : 2010

1.5 Kota Terbit : Bengkulu

3. IDENTITAS BUKU III

1.1Judul Buku : Metabolisme Biokimia


1.2Pengarang : Dr. Ir. Sri Wahjuni, M.Kes.
1.3Penerbit : Udayana University Press
1.4Tahun Terbit : 2013
1.5 Kota Terbit : Denpasar

1.6 ISBN : 978-602-7776-60-9

BAB II

ISI BUKU

2.1 Ringkasan Buku Pertama

Sel hidup membutuhkan pasokan steady mulai bahan dan energi metabolisme
perantara, sintesis dan degradasi molekul kecil, melayani dua fungsi: memasok
energi yang diperlukan untuk sintesis makromolekul dan proses yang
membutuhkan energi lainnya, dan itu melengkapi proses ini dengan asam bahan
awal amino yang diperlukan untuk sintesis protein, asam lemak untuk sintesis
lipid, trifosfat nukleosida untuk sintesis asam nukleat dan gula untuk sintesis
polisakarida.

Untuk mempertahankan keadaan stabil dan untuk mengizinkan pertumbuhan


dan reproduksi juga, semua sel hidup membutuhkan energi (ATP) dan bahan awal
untuk biosintesis. Mengurangi daya (NADPH) juga diperlukan karena sebagian
besar biosintesis melibatkan mengkonversi senyawa ke keadaan yang lebih
berkurang. Sedangkan kebutuhan organisme yang berbeda sama, cara di mana
organisme serupa, cara di mana organisme memenuhi kebutuhan mereka bisa
sangat berbeda. Memang perbedaan metabolik yang paling mendasar antara
organisme berkaitan dengan cara-cara di mana mereka memenuhi kebutuhan dasar
metabolisme mereka.
Cara mengitung perubahan energy :

Reaksi umumnya adalah :

Perbandingan proyeksi fischer dan haworth untuk α-β-d-glukosa.proyeksi


Haworth adalah selangkah lebih dekat dengan kenyataan. konfigurasi kursi untuk
dua anomer dari D-glukosa adalah penggambaran paling akurat tapi tidak dapat
bisa selalu digunakan karena sulit digambar. dicatat bahwa substituen terbesar,
-CH2OH, di lokasi pusat di kedua struktur.

Dalam kasus khusus dari glycosyl transferases, alasan utama penambahan


dalam sintesis oligosaccharide adalah karena anzim ini ditemukan dalam
kompartemen membrane terikat yang berbeda. Glikoprotein yang baru dihasilkan
dating dalam kontak dengan glycosyl transfer asester tentu saja ketika mereka
berada di kompartemen selular dimana syltransferaseglyco berada.

Karena biosintesis dari o- dan N- melalui rute yang relative berbeda, maka dari itu
pembahasan ini akan dipisah secara spesifik.

2.2 Ringkasan Buku Kedua

Karbohidrat siap dikatabolisir/ diuraikan menjadi energi jika berbentuk


monosakarida. Energi yang dihasilkan berupa Adenosin trifosfat
(ATP).Glukosa merupakan karbohidrat terpenting. Dalam bentuk glukosa
karbohidrat makanan diserap ke dalam aliran darah, atau ke dalam bentuk
glukosa karbohidrat dikonversi dalam hati, serta dari glukosa semua bentuk
karbohidrat lain dalam tubuh dapat dibentuk. Glukosa merupakan bahan bakar
metabolik utama bagi jaringan mamalia (kecuali hewan pemamah biak) dan
bahan bakar universal bagi janin. Unsur ini diubah menjadi karbohidrat lain
dengan fungsi sangat spesifik, misalnya glikogen untuk simpanan, ribose dalam
bentuk asam nukleat, galaktosa dalam laktosa susu, dalam senyawa lipid
kompleks tertentu dan dalam bentuk gabungan dengan protein, yaitu
glikoprotein serta proteoglikan.Peristiwa yang dialami unsur-unsur makanan
setelah dicerna dan diserap adalah metabolisme intermediat.

interelasi dan mekanisme yang mengatur arus metabolit melewati


lintasan tersebut.

Lintasan metabolisme dapat digolongkan menjadi 3 kategori:

1. Lintasan anabolik (penyatuan/pembentukan)


Ini merupakan lintasan yang digunakan pada sintesis senyawa
pembentuk struktur dan mesin tubuh. Salah satu contoh dari
kategori ini adalah sintesis protein.

2. Lintasan katabolik (pemecahan)


Lintasan ini meliputi berbagai proses oksidasi yang
melepaskan energi bebas, biasanya dalam bentuk fosfat energi
tinggi atau unsur ekuivalen pereduksi, seperti rantai respirasi
dan fosforilasi oksidatif.

3. Lintasan amfibolik (persimpangan)


Lintasan ini memiliki lebih dari satu fungsi dan terdapat pada
persimpangan metabolisme sehingga bekerja sebagai
penghubung antara lintasan anabolik dan lintasan katabolik.
Contoh dari lintasan ini adalah siklus asam sitrat.

Secara ringkas, jalur-jalur metabolisme karbohidrat dijelaskan sebagai


berikut:
1. Glukosa sebagai bahan bakar utama akan mengalami glikolisis
(dipecah) menjadi 2 piruvat jika tersedia oksigen. Dalam tahap
ini dihasilkan energi berupa ATP.

2. Keseluruhan persamaan reaksi untuk glikolisis yang

menghasilkan laktat adalah: Glukosa + 2ADP +2P i à

2L(+)-Laktat +2ATP +2H2O

Secara rinci, tahap-tahap dalam lintasan glikolisis adalah sebagai


berikut (pada setiap tahap, lihat dan hubungkan dengan Gambar
Lintasan detail metabolisme karbohidrat):

1. Glukosa masuk lintasan glikolisis melalui fosforilasi menjadi


glukosa-6 fosfat dengan dikatalisir oleh enzim heksokinase
atau glukokinase pada sel parenkim hati dan sel Pulau
Langerhans pancreas. Proses ini memerlukan ATP sebagai
donor fosfat. ATP bereaksi sebagai kompleks Mg-ATP.
Terminal fosfat berenergi tinggi pada ATP digunakan,
sehingga hasilnya adalah ADP. (-1P)
Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam jumlah
besar berupa kalor, sehingga dalam kondisi fisiologis
dianggap irrevesibel. Heksokinase dihambat secara alosterik
oleh produk reaksi glukosa 6-fosfat.
Mg2+
Glukosa + ATP à glukosa 6-fosfat + ADP

2. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 6-fosfat dengan


bantuan enzim fosfoheksosa isomerase dalam suatu reaksi
isomerasi aldosa-ketosa. Enzim ini hanya bekerja pada
anomer α-glukosa 6-fosfat.

α-D-glukosa 6-fosfat  α-D-fruktosa 6-fosfat


3. Fruktosa 6-fosfat diubah menjadi Fruktosa 1,6-bifosfat
dengan bantuan enzim fosfofruktokinase. Fosfofruktokinase
merupakan enzim yang bersifat alosterik sekaligus bisa
diinduksi, sehingga berperan penting dalam laju glikolisis.
Dalam kondisi fisiologis tahap ini bisa dianggap irreversible.
Reaksi ini memerlukan ATP sebagai donor fosfat, sehingga
hasilnya adalah ADP.(-1P)

α -D-fruktosa 6-fosfat + ATP  D-fruktosa 1,6-bifosfat


4. Fruktosa 1,6-bifosfat dipecah menjadi 2 senyawa triosa
fosfat yaitu gliserahdehid 3- fosfat dan dihidroksi aseton
fosfat. Reaksi ini dikatalisir oleh enzim aldolase (fruktosa
1,6-bifosfat aldolase).

D-fruktosa 1,6-bifosfat D-gliseraldehid 3-fosfat +


dihidroksiaseton fosfat
5. Gliseraldehid 3-fosfat dapat berubah menjadi dihidroksi
aseton fosfat dan sebaliknya (reaksi interkonversi). Reaksi
bolak-balik ini mendapatkan katalisator enzim fosfotriosa
isomerase.

6.Glikolisis berlangsung melalui oksidasi Gliseraldehid 3-fosfat


menjadi 1,3- bifosfogliserat, dan karena aktivitas enzim
fosfotriosa isomerase, senyawa dihidroksi aseton fosfat juga
dioksidasi menjadi 1,3-bifosfogliserat melewati gliseraldehid 3-
fosfat.

D-gliseraldehid 3-fosfat + NAD+ + Pi 1,3-bifosfogliserat +

NADH + H+

7. Energi yang dihasilkan dalam proses oksidasi disimpan melalui


pembentukan ikatan sulfur berenergi tinggi, setelah fosforolisis,
sebuah gugus fosfat berenergi tinggi dalam posisi 1 senyawa 1,3
bifosfogliserat. Fosfat berenergi tinggi ini ditangkap menjadi ATP
dalam reaksi lebih lanjut dengan ADP, yang dikatalisir oleh enzim
fosfogliserat kinase. Senyawa sisa yang dihasilkan adalah 3-
fosfogliserat.

1,3-bifosfogliserat + ADP  3-fosfogliserat + ATP

7. 3-fosfogliserat diubah menjadi 2-fosfogliserat dengan


dikatalisir oleh enzim fosfogliserat mutase. Senyawa 2,3-
bifosfogliserat (difosfogliserat, DPG) merupakan
intermediate dalam reaksi ini.

3-fosfogliserat  2-fosfogliserat
8. 2-fosfogliserat diubah menjadi fosfoenol piruvat (PEP) dengan
bantuan enzim enolase. Reaksi ini melibatkan dehidrasi serta
pendistribusian kembali energi di dalam molekul, menaikkan valensi
fosfat dari posisi 2 ke status berenergi tinggi.

Enolase dihambat oleh fluoride, suatu unsure yang dapat


digunakan jika glikolisis di dalam darah perlu dicegah sebelum
kadar glukosa darah diperiksa. Enzim ini bergantung pada
keberadaan Mg2+ atau Mn2+.

2-fosfogliserat  fosfoenol piruvat + H2O

9. Fosfat berenergi tinggi PEP dipindahkan pada ADP oleh enzim


piruvat kinase sehingga menghasilkan ATP. Enol piruvat yang
terbentuk dalam reaksi ini mengalami konversi spontan menjadi
keto piruvat. Reaksi ini disertai kehilangan energi bebas dalam
jumlah besar sebagai panas dan secara fisiologis adalah
irreversible.

Fosfoenol piruvat + ADP à piruvat + ATP

3. Selanjutnya masing-masing piruvat dioksidasi menjadi asetil


KoA. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.
Piruvat + NAD+ + KoA à Asetil KoA + NADH + H+ + CO2

4. Asetil KoA akan masuk ke jalur persimpangan yaitu siklus


asam sitrat. Dalam tahap ini dihasilkan energi berupa ATP.

5. Jika sumber glukosa berlebihan, melebihi kebutuhan energi


kita maka glukosa tidak dipecah, melainkan akan dirangkai
menjadi polimer glukosa (disebut glikogen). Glikogen ini
disimpan di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka
pendek. Jika kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh,
maka karbohidrat harus dikonversi menjadi jaringan lipid
sebagai cadangan energi jangka panjang.
6. Jika terjadi kekurangan glukosa dari diet sebagai sumber
energi, maka glikogen dipecah menjadi glukosa. Selanjutnya
glukosa mengalami glikolisis, diikuti dengan oksidasi piruvat
sampai dengan siklus asam sitrat.

(C6)n + Pi à (C6)n-1 + Glukosa 1-fosfat Glikogen


Glikogen

7. Jika glukosa dari diet tak tersedia dan cadangan glikogenpun


juga habis, maka sumber energi non karbohidrat yaitu lipid dan
protein harus digunakan. Jalur ini dinamakan glukoneogenesis
(pembentukan glukosa baru) karena dianggap lipid dan protein
harus diubah menjadi glukosa baru yang selanjutnya
mengalami katabolisme untuk memperoleh energi.

2.3 Ringkasan Buku Tiga

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton. Nama karbohidrat


berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa golongan ini mempunyai
rumus empiris, yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon
“hidrat”, dan memiliki nisbah karbon terhadap oksigen sebagai 1: 2: 1. Sebagai
contoh rumus eimpiris D-glukosa adalah C6H12O0.(Murray,K.,2002).Terdapat
tiga golongan utama karbohidrat: monosakarida,oligosakarida, dan polisakarida
(lihat diktat biokimia ). Monosakarida adalah gula sederhana memiliki satu unit
aldehide atau keton. Golongan ini juga mempunyai sedikitnya satu atom karbon
asimetrik, karenanya terdapat dalam bentuk stereoisomer. Gula yang paling banyak
di alam adalah: ribosa, fruktosa, dan manosa adalah rangkaian gula-D. Gula
sederhana dengan 5 atau lebih atom karbon dapat barada dalam bentuk cincin-
tertutup hemiasetal, sebagai furanosa (cincin beranggota-lima) atau piranosa
(cincin beranggota-enam) (Murray, K., 2002).Furanosa dan piranosa terdapat
dalam bentuk anomer a dan yang dapat saling bertukar dalam proses mutarotasi.
Gula yang dapat saling bertukar dalam proses mutarotasi. Gula yang dapat
mereduksi senyawa oksidator disebut gula pereduksi. Disakarida terdiri atas dua
monosakarida yang digabungkan oleh suatu ikatan kovalen. Maltosa mengandung
dua residu D-glukosa.dalam ikatan a-(1®4) glikosida. Laktosa mengandung D-
galaktosa dan D-glukosa. Sukrosa, suatu gula nonpereduksi, mengandung unit D-
galaktosa dan D-fruktosa yang digabungkan oleh atom karbon anomernya.
(Murray, 2002).Polisakarida (glikan) mengandung banyak unit monosakarida yang
berikatan glikosida. Beberapa berfungsi sebagai bentuk penyimpan karbohidrat.
Polisakarida penyimpan paling banyak pati dan glikogen, polimer glukosa
bercabang dengan berat molekul tinggi berikatan a(1®l) pada rantai utamanya,
dan ikatan a(2®6) pada titik cabangnya. Ikatan a (l4) dapat dihidrolisis oleh a-
amilase dan ikatan a(14) dapat dihidrolisis glukosidase(Gb1.3 ), polisakarida
lain memegang peranan struktural pada dinding sel, selulosa. Sel hewan memiliki
kulit luar atau glikokaliks fleksibel yang mengandung rantai oligosakarida yang
berikatan dengan lipid dan protein. Kebanyakan permukaan sel atau protein
ekstraselular adalah glikoprotein. Jaringan pengikat hewan mengandung beberapa
mukopolisakarida asam, yang terdiri atas unit gula secara berganti-ganti, satu di
antaranya memikili gugus asam. Struktur tersebut dengan polisakarida sebagai
komponen utama, disebut proteoglikan. (Albert L.Lehninger., 2000).

Glikolisis dan Glukoneogenesis

Glikolisis

Glikolisis mcrupakan pemecahan glukosa. Pada periode awal,


dalam proses penyelidikan terhadap glikolisis disadari bahwa
peristiwa fermentasi di dalam ragi adalah serupa dengan
peristivva pemecahan glukogen di dalam otot. Kalau suatu otot
mengadakan kontraksi dalam media anaerob, yaitu media yang
kandungan oksigennya di kosongkan, maka glikogen akan
menghilang dan muncul laktat sebagai produk akhir yang utama
(Albert L.Lehninger., 2000). Jadi, glikolisis dapat berlangsung
dalam keadaan aerob, tetapi hal ini akan membawa akibat
jumlah energi yang dibebaskan permol glukosa yang teroksidasi
terbatas. Sebagai konsekuensinya, untuk menghasilkan energi
dalam suatu jumlah tartentu, lebih baik glukosa harus
mengalami glikolisis di bawah keadaan aerob (Murray,K.,2002).

Glikolisis Aerobik
Serat putih menggunakan oksigen dan imbangan antara oksidasi dan
glikolisis tergantung pada tenaga yang dikeluarkan. Otot mempunyai nilai ambang
anaerobik, yaitu batas beban kerja, yang bila dilampaui akan mengaktbatkan
peningkatan kadar laktat yang tajam. Hasil ATP, dari gugusan glikogen yang
merupakan hasil metabolisme glukosa untuk memperoleh hasil akhir laktat, dimana
ATP hanya terbentuk dari jalur Embden-Meyerhof. Tidak ada ATP terbentuk pada
penggunaan NADH untuk reduksi piruvat menjadi laktat:

Glukosa dalam glikogen + 3 (ADP + P1) + 2 NAD –––>

2 piruvat + 3 ATP + 2 NADH + 4 H'

2 piruvat + 2 NADH - 2 H ----------------------> 2 laktat + 2 NAD

–––––––––––––––––––––––––––––––––––
––––––––––––––––––––––––––

Jumlah: glukosa + 3 (ADP –


p1)-----------------> 2 laktat + 2 H + 3
ATP*

Ini sangat berbeda dengan jumlah ATP yang dihasilkan


pada pembakaran lengkap glukosa : Glukosa dalam glikogen +6
O2 ---
-> 6 O2 t 36,5 - 38 ATP.
Kadar ADP meningkat, mitokondria bekerja penuh
tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan ATP, kadar ADP
akan meningkat terus dan menigkatkan jalur Embden
Meyerhof sampai kecepatan pembentukkan dapat
mengimbangi penggunaannya Peningkatan tajam
pembentukkan piruvat dan NADH adalah sebab dari
peningkatan laktat. Bila berawal dari 12 sampai 13 gugusan
glikosa harus diubah menjadi laktat untuk menghasilkan
jumlah ATP yang sama dengan oksidasi satu gugusan glukosa
menjadi CO2 dan H2O (Stryer L., 1996).
Lintasan glikolisis, p,PO3, pi HOPO3, (-) inhibisi; Atom
Karbon I–>3pada fruktosa biphospat membentuk
dihidroksibiasetonisphospat ke dalam atomkarbon 4––>6
membentu gliseraldehid 3-phospat. Istilah bis- seperti
bisphospat menunjukkan bahwa gugusan-gugusan phospat
tersebut terpisahkan, sedangkan istilah diphospat seperti dalam
adenosin phospat menunjukkan bahwa kedua gugusan itu
bersatu
(Murray, K., 2002).

Asal batas ambang anaerobik


Piruvat terbentuk dalam jalur Embden Meyerhof baik pada
pembentukkan laktat maupun pada pembakaran lengkap:
Glikolisis 2 laktat

3 ATP

Glukosa 2 piruvat

2 NADH 33,5 - 35 ATP

6 CO2

Glukoneogenesis
Glukoneogenesis merupakan senyawa-senyawa bukan karbon
menjadi glukosa atau glikogen (Gambar 1.6) di bawah ini
Glukosa dibentuk dari glukosa-6 phospat dengan bantuan
enzim glukosa 6-phospatase, enzim ini terdapat pada hati dan
ginjal. Mekanisme glukoneogenesis dipakai untuk
membersihkan berbagai produk metabolisme jaringan lainnya
dari dalam darah, misal laktat yang dihasilkan oleh otot serta
eritrosit dan gliserol dihasilkan oleh adiposa serta propionat
yang merupakan asam glukogenik dari hewan pemamah-biak.
Hanya sebagian dari laktat yang terbentuk pada kerja yang
berat akan dioksidasi dalam jaringan yang lain. Sebagian
sisanya akan diubah kembali menjadi glukosa atau kadang-
kadang kalau persediaan glukosa masih cukup, akan diubah
menjadi lemak.

BAB III

KEUNGGULAN BUKU

3.1 Keunggulan buku I


A.Keterkaitan Antar Bab

Buku yang berjudul “Principles of Biochemistry” ini diawali dengan


penjelasan tentang bagaimana strategi metabolisme,siklus asam trikarboksil (TCA
CYCLE), elektron transport dan fosfolisasi dan ofsidatif, fotosintesis, struktur
metabolisme oligosakarida dan polisakarida,dan diakhir dengan penjelasan-
penjelasan dalam topik. Secara keseluruhan antar bab dan bab lainnya saling
berkaitan dan pembahasannya berurutan.

B. kemuktahiran Isi Buku

Pada buku ini, setiap babnya dijelaskan secara rinci. Didalam buku ini juga
terdapat gambar-gambar pendukung yang tepat yang dapat mendukung materi. Isi
dari buku ini sangat bagus dikarenakan buku ini menyajikan materi yang
mendalam dan mudah dipahami pembaca tanpa adanya keraguan. Pembahasan
yang dituliskan dalam buku tersebut yang hanya mengupas secara mendalam.

3.2 Keunggulan Buku II

A.Keterkaitan Antar Bab

Buku ini berjudul “Biokimia” yang terdiri dari 7 bab. Awal bab dimulai
dengan karbohidrat, protein, lemak, enzim dan koenzim, vitamin, mineral, dan
sistem hormone pada manusia serta diakhiri dengan pembahasan antar bab.

B. kemuktahiran Isi Buku

Isi dari buku ini cukup bagus, karena bahasa yang digunakan tidak sulit
untuk dipahami oleh pembaca serta didukung dengan gambar sehingga membuat
pembaca jadi tertarik dan tidak bosan membacanya. Pembahasan pada buku ini
juga tidak bertele-tele sehingga pembaca tidak mudah bosan.

3.3 Keunggulan Buku III

A.Keterkaitan Antar Bab

Buku ini berjudul “Metabolisme Biokimia” yang terdiri dari 4 bab. Awal bab
dimulai dengan metabolism karbohidrat, metabolisme protein, metabolisme lemak,
dan simpulan dan saran. Secara keseluruhan antar bab dan bab lainnya saling
berkaitan.
B. kemuktahiran Isi Buku

Isi dari buku ini bagus, karena pada buku ini menggunakan bahasa yang
tidak sulit sehingga mudah dipahami oleh pembaca dan didukung dengan gambar
sehingga pemahaman akan materi meningkat dan tidak membuat pembaca jenuh.

BAB IV

KELEMAHAN BUKU

4.1 Kelemahan Buku I

A.Keterkaitan Antar Bab


Menurut saya pada buku yang berjudul “Principles of Biochemistry” tidak terlalu
banyak terdapat kekurangan. Seluruh bab saling berkaitan.

B. kemuktahiran Isi Buku

Pada isi buku yang berjudul “Principles of Biochemistry”ini sudah baik dan
mudah di mengerti. Hanya saja pada pembahasan metabolisme karbohidrat buku
ini tidak menjelaskan anabolisme dan katabolisme secara poin perpoin. Sehingga
ketika membaca buku ini saya bingung karena penjelasannya tidak seperti buku
biokimia seperti buku biokimia yang pernah saya baca.

4.2 Kelemahan Buku II

A.Keterkaitan Antar Bab

Menurut saya pada buku yang berjudul “Biokimia” tidak terlalu banyak
terdapat kekurangan. Seluruh bab saling berkaitan.

B. kemuktahiran Isi Buku

Pada isi buku yang berjudul “Biokimia” ini sudah baik dan mudah di
mengerti. Hanya saja pada beberapa gambar tidak berwarna dan ukiran tulisan
dalam gambar tersebut kecil sehingga pembaca agak kesulitan dalam membaca
gambar.

4.3 Kelemahan Buku III

A.Keterkaitan Antar Bab

Menurut saya pada buku yang berjudul “Metabolisme Biokimia” tidak


terlalu banyak terdapat kekurangan. Seluruh bab saling berkaitan.

B. kemuktahiran Isi Buku

Pada isi buku yang berjudul “Metabolisme Biokimia” ini sudah baik dan
mudah di mengerti. Hanya saja pada beberapa gambar tidak berwarna dan ukiran
tulisan dalam gambar tersebut kecil sehingga pembaca agak kesulitan dalam
membaca gambar.
BAB V

IMPLIKASI

5.1 Teori Konsep


Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid atau keton. Nama karbohidrat
berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa golongan ini mempunyai
rumus empiris, yang menunjukkan bahwa senyawa tersebut adalah karbon
“hidrat”, dan memiliki nisbah karbon terhadap oksigen sebagai 1: 2: 1. Sebagai
contoh rumus eimpiris D-glukosa adalah C 6H12O0 . Karbohidrat adalah senyawa
organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Contoh : glukosa
C6H12O6, sukrosa C12H22O11, sellulosa (C6H10O5)n.

5.2 Program Pembangunan di Indonesia

Pada tugas Critical Book Report ini, seseorang dapat meningkatkan minat
membaca sebuah buku. Melalui CBR ini juga, para pembaca khususnya mahasiswa
dapat mengetahui secara lengkap tentang Metabolisme Karbohidrat. Terutama
melalui tugas CBR mata kuliah Biokimia ini sangat membantu mahasiswa
memahami penulisan ini.

5.3 Analisis Mahasiswa

Berdasarkan ringkasan ketiga buku tersebut, saya sebagai mahasiswa dapat


memperoleh ilmu baru tentang Critical Book Report. Seperti fungsi dari
metabolisme karbohidrat dalam tubuh makhluk hidup. Melalui ini juga mahasiswa
dapat mempersiapkan diri terkhusus ssaya sendiri untuk melakukan Critical Book
Report.

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Buku I,II dan III sangat bagus untuk bahan bacaan serta referensi seorang
mahasiswa memperoleh ilmu baru tentang bagaimana Metabolisme Karbohidrat.
6.2 Saran

Dari ketiga buku tersebut seluruhnya sangat bagus bagi pembaca khususnya
mahasiswa. Akan tetapi, melihat isi buku II dan III terkhusus gambar dibuat yang
berwarna sehingga pembaca tidak mudah bosan dan untuk ukuran tulisan dalam
gambar jangan terlalu kecil agar pembaca tidak mengalami kesulitan dalam
membaca dan memahami gambar tersebut.

Daftar Pustaka
Albert,L.Lehninger. 2000. Bioihemistry
Fundament,Carbohydrat. Protein, Lipid Metabolism.,The
Johns Hopkins University. Alphonse, E. 1999. Cellular and
Moleculer Pathogenesis. Lippincott-Raven Publisher
Philadelphia. New Yand Desease Informatioork.
Lehninger A, Nelson D , Cox M M . 1993. Principles of Biochemistry 2nd . - : -

Murray R K, et al. Harper’s Biochemistry 25th ed. Appleton & Lange. America
2000 : Stryer L .1995. Biochemistry 4th , page 603 – 623 .

Panil, Zulbadar . 2007. Memahami Teori dan Praktik Biokimia Dasar Medis
untuk Mahasiswa Kedokteran, Keperawatan, Gizi dan Analis Kesehatan.
Jakarta: EGC.

Poeddjiadi, Anne. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press

Anda mungkin juga menyukai