Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JOURNAL REVIEW

Tugas laporan ini dikerjakan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata kuliah EKONOMI SUMBER DAYA ALAM
Dosen Pengampu :
Muhammad Fitri Rahmadana, M.Si

Disusun Oleh :
Rouli Milenia Qwint Siboro
7193341038
KELAS “ A”

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

1
2

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan bagi Tuhan Allah Yang Maha Kuasa atas berkat
dan karuniaNya, penulisan jurnal ini dapat terselesaikan. Adapun Critical Jurnal
review ini yaitu mengenai “”
Critical Journal Review ini saya susun dengan maksud sebagai tugas mata
kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam dan menjadikan penambahan wawasan
sekaligus pemahaman terhadap materi tersebut. Harapan saya, semoga setelah
penyelesaian penulisan Critical Journal Review ini saya semakin memahami tentang
bagaimana penulisan Crtical Journal Review yang baik dan benar. Di lain sisi, saya
mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga tentang sumber daya alam yang
ada di Indonesia merupakan sumber perekonomian Indonesia, dimana kita harus
dapat mengelola dengan baik sumber daya alam. Saya sangat berterima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Critical Journal Review ini,
khususnya kepada dosen  pengampu mata kuliah ini bapak Muhammad Fitri
Rahmadana, M.Si. ,dan kawan sekelas saya mahasiswa/i kelas Pendidikan
Ekonomi A.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Critical Journal Review ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan
saran serta bimbingan dari ibu dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan
datang, semoga karya tulis Critical Journal Review ini bermanfaat bagi semuanya.
Terima Kasih
Medan, 11 Maret 2021
3

Rouli Milenia Qwint Siboro

IDENTITAS JURNAL
JURNAL UTAMA
1. Judul FUNGSI KAWASAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN
HUTAN LINDUNG WOSI RENDANI KABUPATEN
MANOKWARI
2. Jurnal Jurnal AGRIFOR
3. Download https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/public
ations/30108-ID-fungsi-kawasan-dan-strategi-pengelolaan-hutan-
lindung-wosi-rendani-kabupaten-
man.pdf&ved=2ahUKEwjOhpCNrfrvAhVGVH0KHaOtAHwQFjAAegQIB
BAC&usg=AOvVaw2WPYCPp1ZReo9L_uyZxtOl&cshid=161828708149
2

4. ISSN 1412 – 6885


5. Volume dan Vol.XIII, No.2,
Halaman
131-140
6. Tahun 2014
6. Penulis Anton Silas Sinery1, dan Mahmud2
7. Reviewer Rouli Milenia Qwint Siboro,
8. Tanggal 11 Februari 2021
Reviewer
9. Abstrak
Penelitian
Tujuan untuk mengupayakan kelestarian sumberdaya hutan dan
penelitian keseimbangan ekosistem, sehingga dapat lebih mendukung
upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan eksistensi
lingkungan.
4

Subjek hutan lindung Wosi Rendani dan masyarakat setempat


penelitian
Kata kunci management strategies, Forest Protected, the area function
JURNAL PEMBANDING
1. Judul STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG ANGKE
KAPUK
2. Jurnal Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
3. Download https://media.neliti.com/media/publications/127242-ID-strategi-
pengelolaan-hutan-lindung-angke.pdf

4. ISSN -
5. Volume dan Vol. 4 No. 1 (Juli 2014):
Halaman 35 - 42
6. Tahun Juli 2014
6. Penulis Dwi Agus Sasongkoa,, Cecep Kusmanab dan Hikmat
Ramadanc
7. Reviewer Rouli Milenia Qwint Siboro

8. Tanggal 12 Februari 2021


Reviewer
9. Abstrak
Penelitian
Tujuan 1. Menganalisis faktor internal dan faktor ek- sternal yang
penelitian berpotensi berpengaruh terhadap HLAK
2. Menyusun strategi pengelolaan HLAK

Subjek Hutan Lindung Angke Kapuk (HLAK)


penelitian
Kata kunci AKPF, external factors, internal factors, management strategy
5

ABSTRAK
Kawasan Hutan Wosi Rendani yang terdapat di provinsi Papua Barat. Hutan ini dekat
dengam pemukiman manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arahan
fungsi lahan berdasarkan kondisi kelerengan, jenis tanah dan curah hujan dan
persepsi masyarakat untuk selanjutnya dibuat arahan pengelolaan kawasan hutan
lindung Wosi Rendani. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode
deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan lindung Wosi Rendani
memiliki kemiringan 21,9% (skor 60), jenis tanah podsolik / ultisol (Skor 60) dan
12,86 intensitas hujan (skor 10), ketinggian 210 m dpl, dengan total skor 130 sebagai
zona penyangga. Persepsi responden secara bulat positif 64,17% dan 75% sikap
terhadap pengelolaan berbasis masyarakat setempat. Hal ini disebabkan lokasi
kawasan lindung yang dekat pemukiman manusia dan imigran lokal yang khawatir
jika hutan lindung di sebelah tanah longsor dan orang kekurangan air bersih. Terdapat
objek daerah Hutan Lindung Wosi Rendani seperti air terjun, gua, mata air, kolam
renang yang dapat digunakan sebagai pembentukan hutan lindung. Potensi ini cukup
besar untuk mendukung upaya manajemen regional
LATAR BELAKANG
Secara khusus untuk fungsi lindung, pemerintah telah mengupayakan
Undang-Undang 32 Tahun 2009 (tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup) yang mengamanatkan bahwa perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum
Di Indonesia masih banyak yang belum di pegang oleh pemerintah mengenai
6

hutan lindung, seperti kawasan Hutan Wosi Rendani yang terdapat di provinsi Papua
Barat. Kawasan hutan Wosi Rendani ini terdapat kegiatan yang telah mempengaruhi
kawasan hutan, seperti pembentukan 3 kampung di dalam kawasan, yaitu kampung
Soribo, Kentekstar, dan Ipingoisi dengan luas areal akitab pemanfaatan lahan kurang
49 ha. Kondisi ini akan terus menerus meningkat dengan adanya peningkatan
penduduk dan pembangunan di masa akan datang. Dengan adanya hal itu, maka
perlu dilakukan upaya-upaya pengelolaan sedini mungkin sehingga dapat
mempertahankan areal areal yang menjadi penyangga kawasan ini.

METODE PENELITIAN
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di hutan lindung Wosi Rendani dan lab. tanah, lab.
Perencanaan dan manajemen hutan Unipa Manokwari
Waktu Penelitian
Penelitian ini terjadi pada bulan Pada Bulan Mei-Desember 2013.
SUMBER DATA
Data digunakan data primer dan data sekunder.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik
observasi dan wawancara.
- Metode observasi terkait pengukuran data lapangan (kelerengan, tanah dan
topografi), selanjutnya metode wawancara terkait data persepsi mayarakat.
Data yang dikumpukan terdiri atas data primer terdiri atas flora dan fauna, air,
air terjun dan mata air dan gua-gua
- Metode wawancara dilakukan dengan persepsi masyarakat dengan data
keadaan umum yang diperoleh dari instansi terkait.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara mendalam sebab
dengan menggunakan metode ini memungkinkan peneliti untuk melakukan perluasan
7

data sesuai dengan kebutuhan peneliti sehingga data yang diperoleh kelak lebih
lengkap dan lebih mendalam.

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


2.1 JURNAL UTAMA
Di dalam jurnal ini, kawasan hutan Wosi Rendani yangg harus
dipertimbangkan, dimana harus ada arahan pengelolaan kawasan. Nah, kawasan
hutan Wosi Rendami memiliki potensi yang cukup besar dalam menunjang upaya
pengelolaan kawasan ini seperti potensi flora dan fauna, air, air terjun dan mata air
dan goa serta dukungan masyarakat sekitar kawasan.
Dalam pengelolaan kawasan harus memiliki penyusunan rencana
pengelolaan kawasan dan implementasi program pengelolaan melibatkan semua
pihak terkait termasuk masyarakat melalui pembentukan badan pengelola dari
pemerintah. Di dalam pengelolaan hutan Wosi Rendani harus memikirkan pada
kondisi dan potensi fisik, biologi dan sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan
yang mencakup pemanfaatan kawasan, pemanfaatan jasa lingkungan.
Upaya pengelola kawasan hutan lindung Wosi Rendani, yaitu :
- Potensi mata air dan goa diupayakan untuk dipetahankan sebagai suplayer air
melalui penanaman jenis- jenis vegetasi hutan.
Penanaman jenis- jenis tanaman dapat penyimpan air sekaligus berfungsi
sebagai stabilisator tanah seperti bamboo dan berbagai jenis vegetasi
hutan lainnya.
- Potensi flora dan fauna.
Dengan terciptanya flora dan fauna yang ada di hutan dan sekitarnya, maka
dapat menjadi obyek wisata dan pendidikan lingkungan.
Contoh : Orang yang melakukan penelitian mengenai flora dan fauna, maka
kita akan menjadi ilmu pengetahuan buat kita.
- Potensi air terjun dan goa diarahkan untuk pengembangan ekowisata dan
8

jasa lingkungan dengan mengembangkan obyek tersebut menjadi obyek daya


tarik wisata (ODTW).
Nah, air terjun dan goa harus melakukan promosi dan pembangunan fasilitas
penunjang seperti akses jalan (tracking road), kolam renang dan fasilitas
penunjang lainnya seperti kantin, tempat sampah, kamar mandi. Dengan
adanya upaya itu, maka dapat masyarakat melestarikan obyek – obyek
wisata.
- Pengembangan usaha bambu, lebah madu, gula merah, tanaman buah-
buahan pada areal penyangga (buffer zona) serta pengembangan air isi ulang
atau pengembangan air kemasan bagi masyarakat sekitar guna meningkatkan
ekonomi masyarakat.
JURNAL PEMBANDING I
Hutan Lindung Angke Kapuk dapat dilakukan strategi, seperti :
a. Rehabilitasi Ekosistem Mangrove
Di kawasan Hutan Lindung Angke Kapuk terdapat ekosistem mangrove. Nah
kita terjadi kerusakan mangrove, maka akan terjadi kerusakan kawasan Hutan
Lindung Angke Kapuk.
Kerusakan hutan lindung seperti sampah plastik dan sampah padat lainnya.
Nah pencemaran ini yang perlu diperhatikan. Permasalahan sampah dan
limbah pencemar menempati urgensi yang tinggi untuk diselesaikan.
Langkah dalam rehabilitasi ekosistem mangrove dapat dilakukan dengan
Teknik Guludan (Kusmana et al. 2010). Teknik Guludan merupakan cara
yang digunakan untuk merehabilitasi tapak tertentu yang tidak bisa langsung
dilakukan penanaman mangrove.
b. Pemetaan Zonasi Pengelolaan Kawasan
Melalukan pemetaan zonasi,kita harus tau pemanfaatan kawasan hutan
lindung terlebih dahulu, dimana pemanfaatan kawasan hutan lindung tidak
boleh mengurangi fungsi utama kawasan.
9

Pemanfaatan hutan lindung yang diperbolehkan meliputi budidaya tanaman


obat, tanaman hias, jamur, perlebahan, penangkaran satwa liar, dan sarang
burung walet. Pemanfaatan kawasan tidak diperbolehkan menggunakan
peralatan mekanis dan alat berat, membangun fasilitas permanen, dan/atau
mengganggu fungsi kawasan. Nah, disini pemanfaatan jasa lingkungan yang
diperbolehkan adalah wisata alam, olah raga tantangan, pemanfaatan air,
perdagangan karbon, serta kegiatan penyelamatan hutan dan lingkungan.
c. Pengamanan Kawasan
Hutan lindung harus memiliki pengawasan agar tidak ada penebangan hutan,
dimana banyak orang yang tebang hutan untuk keperluan sendiri, tidak
memikirkan bagaimana dampak yang akan terjadi. Apalgi jika terjadi terus
menerus. Nah disini pengamanan harus ada dalam pengelolaan kawasan
hutan. Pengamanan berfungsi untuk mengurangi dan mengendalikan
gangguan terhadap kawasan. Patroli rutin yang dilakukan petugas akan
mengurangi peluang kegiatan perusakan hutan. Perencanaan pengelolaan
hutan harus dibarengi dengan rencana pengamanan yang efektif. Efektivitas
pengamanan ditentukan olehmetode yang diterapkan, jumlah personel, dan
frekuensi pengamanan.
Pembentukan kelompok pengamanan dapat dibuat berdasarkan hal-hal
berikut:
- Masyarakat yang mengalami intrusi air laut
- Masyarakat sekitar HLAK yang setiap tahun mengalami banjir rob
- Kelompok nelayan, yang mengalami penurunan hasil tangkapan karena
terjadinya kerusakan lingkungan.
d. Perlindungan Ekosistem Pantai
Mengapa harus ada perlindungan ekosistem pantai ? Karena ekosistem pantai
sangat penting keberadaannya karena terletak pada peralihan ekosistem
10

daratan dan ekosistem lautan. Ekosistem pantai terdiri dari padang lamun,
terumbu karang, mangrove dan asosiasinya, serta hutan pantai.
Perlindungan ekosistem pantai secara keseluruhan merupakan langkah
perlindungan terhadap mangrove yang akan memberikan daya dukung
optimal terhadap keberadaan kawasan HLAK
Ekosistem pantai harus dilindungi dari abrasi, sampah, dan pencemaran.
Perlindungan ekosistem pantai membutuhkan perencanaan yang cermat
mengingat pantai adalah muara dari semua kegiatan dari hulu sampai hilir.
e. Kolaborasi Pengelolaan HLAK
Kolaborasi pengelolaan diperlukan agar tercipta sistem dan kelembagaan
yang seimbang dan saling mendukung dalam menjaga HLAK. Disini,
kolaborasi berarti memenuhi dan saling menghormati hak dan kewajiban
masing-masing pihak. Hal terpenting dalam kolaborasi adalah adanya
kesamaan dalam tujuan. Tujuan yang sama akan mempermudah menyatukan
harapan masing-masing pihak atas HLAK. Kesamaan tujuan memberi arah
pasti terhadap pengelolaan kawasan. Nah disini, pembagian peran dengan
tepat sesuai dengan kapasitas dan kemampuan akan menjamin efektivitas
pengelolaan.
f. Publikasi dan Promosi HLAK
Dengan adanya publikasi dan promosi maka akan memperkenalkan kegiatan,
produk, atau jasa kepada masyarakat.
g. Pendanaan Pengelolaan Kawasan Secara Reguler dan Tahun Jamak
Dalam pengelolaan hutan lindung Angke Kapuk maka harus ada dana yang
yang memadai untuk keberhasilan kegiatan. Pendanaan pendanaan terutama
melalui APBD diusahakan untuk periode tahun . Kerjasama-kerjasama harus
dilakukan secara reguler. Reguler berarti rutin setiap tahun untuk menjamin
efektivitas kegiatan pengelolaan. Kesinambungan pengelolaan akan
memberi dampak posisif pada kelestarian kawasan.
11

h. Pendidikan Lingkungan, Penyuluhan, dan Penegakan Hukum


Mengapa perlu adanya pendidikan lingkungan ? karena dengan adanya
pendidikan maka kita sebagai masyarakat tahu sikap dan perilaku terhadap
lingkungan.
Sikap dan perilaku masyarakat yang belum sadar lingkungan dapat membawa
dampak negatif. Sikap dan perilaku masyarakat adalah buah dari kebiasaan
yang telah dilakukan dalam periode waktu lama se- hingga dianggap sebagai
hal lumrah.
Penegakan hukum adalah suatu bentuk kepada orang yang melanggar
peraturan yang telah ditetapkan, terutama kepada orang yang telah merusak
hutan lindung. Penegakan hukum disini harus adil terhadap siapa pun.
Siapapun yang melanggar maka akan dihukum. Penegakan hukum yang adil
pun akan mendorong terciptanya tata kehidupan masyarakat yang baik.

Kelebihan dan Kekurangan Jurnal


12

A. Kelebihan Jurnal Utama dan Jurnal Pembanding


Jurnal Utama
❖ Kelebihan yang terdapat pada jurnal ini yaitu,penjelasan materi yang cukup
detail sehingga para pembaca mudah memahami apa maksud dari materi yang
diuraikan pada jurnal ini.
❖ Terdapat teori yang dipaparkan
❖ Pengetikan pada jurnal sangat rapi dan penulisan tiap kata sesuai.
❖ Terdapat Volume dan Nomor di Jurnal
❖ Memiliki ISSN
❖ melakukan penelitian ke lapangan melainkan dengan melakukan kajian
pustaka.
❖ Terdapat data primer dan PDAM Manokwari dalam jurnal
Jurnal Pembanding I
❖ Terdapat Volume dan No di Jurnal
❖ Tulisan yang sangat rapi dan sesuai dengan penulisan jurnal
❖ melakukan penelitian ke lapangan
B. Kelemahan Jurnal Utama dan Jurnal Pembanding
Jurnal Utama
-
Jurnal Pembanding
❖ Tidak menggunakan diagram untuk memberi bukti lebih lengkap.
❖ Tiidak memiliki ISSN
13

PENUTUP
KESIMPULAN
Secara khusus untuk fungsi lindung, pemerintah telah mengupayakan
Undang-Undang 32 Tahun 2009 (tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup) yang mengamanatkan bahwa perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Hutan lindung Wosi Rendani memiliki kemiringan 21,9% (skor 60), jenis
tanah podsolik / ultisol (Skor 60) dan 12,86 intensitas hujan (skor 10), ketinggian
210 m dpl, dengan total skor 130 sebagai zona penyangga. Persepsi responden
secara bulat positif 64,17% dan 75% sikap terhadap pengelolaan berbasis
masyarakat setempat. Hal ini disebabkan lokasi kawasan lindung yang dekat
pemukiman manusia dan imigran lokal yang khawatir jika hutan lindung di sebelah
tanah longsor dan orang kekurangan air bersih. Terdapat objek daerah Hutan
Lindung Wosi Rendani seperti air terjun, gua, mata air, kolam renang yang dapat
digunakan sebagai pembentukan hutan lindung. Potensi ini cukup besar untuk
mendukung upaya manajemen regional
Hasil penelitian diharapkan sebagai masukan dan pertimbangan bagi
pemerintah dan para pihak terkait termasuk masyarakat dalam perlindungan
kawasan dan pengembangan masyarakat di masa mendatang.

SARAN
14

Kita sebagai masyarakat harus ikut serta dalam pelestarian hutan. Tidak
dengan mencermakan lingkungan yang ada di hutan dan sekitarnya. Dan juga,
pemerintah disini kurang berhasil mengelola sejumlah kawasan lindung atau
konservasi dan bukan semata karena kurang atau tidak tersedianya kebijakan, namun
karena ketidakmampuan mengimplementasikan sejumlah kebijakan disamping
adanya kendala di lapangan. Pemerintah sendiri sebenarnya harus mampu secara
efektif mengelola kawasan-kawasan lindung atau konservasi yang ada karena
keterbatasan birokrasi dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan standar manajemen
kawasan konservasi atau kawasan lindung. Keterbatasan tersebut mencakup

PENGETAHUAN YANG SAYA PEROLEH


Kita sebagai pewaris yang menikmati sumber daya alam kita harus
melestarikan sumber daya alam yang ada di sekitar kita, seperti hutan. Paru – paru
dunia adalah hutan. Hutan merupakan oksigen kita, karena adanya hutan yang penuh
dengan pepohonan, yang menyerap karbondioksida dan diganti dengan oksigen yang
sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup disekitar.
Dengan hal itu, kita sebagai pewaris harus berpikir panjang mengenai hutan
dan pelestariannya. Banyak hutan yang sudah diberantas oleh orang yang memiliki
uang yang banyak uang untuk kepentingan diri sendiri.Maka harus ada kesadaran diri
dalam melihara dan melestarikan hutan. Hutan tidak ada, maka harus melakukan
pengelola hutan yang baik untuk memperbaiki hutan, dan kita sebagai masyarakat
dapat melakukan reboisasi, tidak mencemar lingkungan sekitar hutan seperti tidak
membuang sampah sembarangan ke hutan.

DAFTAR PUSTAKA
15

https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications/30108-ID-fungsi-
kawasan-dan-strategi-pengelolaan-hutan-lindung-wosi-rendani-kabupaten-
man.pdf&ved=2ahUKEwjOhpCNrfrvAhVGVH0KHaOtAHwQFjAAegQIBBAC&usg=AOvVaw2W
PYCPp1ZReo9L_uyZxtOl&cshid=1618287081492

https://media.neliti.com/media/publications/127242-ID-strategi-pengelolaan-hutan-
lindung-angke.pdf

Anda mungkin juga menyukai