Disusun Oleh :
Rouli Milenia Qwint Siboro
7193341038
KELAS “ A”
1
2
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan bagi Tuhan Allah Yang Maha Kuasa atas berkat
dan karuniaNya, penulisan jurnal ini dapat terselesaikan. Adapun Critical Jurnal
review ini yaitu mengenai “”
Critical Journal Review ini saya susun dengan maksud sebagai tugas mata
kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam dan menjadikan penambahan wawasan
sekaligus pemahaman terhadap materi tersebut. Harapan saya, semoga setelah
penyelesaian penulisan Critical Journal Review ini saya semakin memahami tentang
bagaimana penulisan Crtical Journal Review yang baik dan benar. Di lain sisi, saya
mendapatkan pengalaman dan ilmu yang berharga tentang sumber daya alam yang
ada di Indonesia merupakan sumber perekonomian Indonesia, dimana kita harus
dapat mengelola dengan baik sumber daya alam. Saya sangat berterima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Critical Journal Review ini,
khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah ini bapak Muhammad Fitri
Rahmadana, M.Si. ,dan kawan sekelas saya mahasiswa/i kelas Pendidikan
Ekonomi A.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan Critical Journal Review ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan
saran serta bimbingan dari ibu dosen demi penyempurnaan di masa-masa yang akan
datang, semoga karya tulis Critical Journal Review ini bermanfaat bagi semuanya.
Terima Kasih
Medan, 11 Maret 2021
3
IDENTITAS JURNAL
JURNAL UTAMA
1. Judul FUNGSI KAWASAN DAN STRATEGI PENGELOLAAN
HUTAN LINDUNG WOSI RENDANI KABUPATEN
MANOKWARI
2. Jurnal Jurnal AGRIFOR
3. Download https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/public
ations/30108-ID-fungsi-kawasan-dan-strategi-pengelolaan-hutan-
lindung-wosi-rendani-kabupaten-
man.pdf&ved=2ahUKEwjOhpCNrfrvAhVGVH0KHaOtAHwQFjAAegQIB
BAC&usg=AOvVaw2WPYCPp1ZReo9L_uyZxtOl&cshid=161828708149
2
4. ISSN -
5. Volume dan Vol. 4 No. 1 (Juli 2014):
Halaman 35 - 42
6. Tahun Juli 2014
6. Penulis Dwi Agus Sasongkoa,, Cecep Kusmanab dan Hikmat
Ramadanc
7. Reviewer Rouli Milenia Qwint Siboro
ABSTRAK
Kawasan Hutan Wosi Rendani yang terdapat di provinsi Papua Barat. Hutan ini dekat
dengam pemukiman manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arahan
fungsi lahan berdasarkan kondisi kelerengan, jenis tanah dan curah hujan dan
persepsi masyarakat untuk selanjutnya dibuat arahan pengelolaan kawasan hutan
lindung Wosi Rendani. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode
deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hutan lindung Wosi Rendani
memiliki kemiringan 21,9% (skor 60), jenis tanah podsolik / ultisol (Skor 60) dan
12,86 intensitas hujan (skor 10), ketinggian 210 m dpl, dengan total skor 130 sebagai
zona penyangga. Persepsi responden secara bulat positif 64,17% dan 75% sikap
terhadap pengelolaan berbasis masyarakat setempat. Hal ini disebabkan lokasi
kawasan lindung yang dekat pemukiman manusia dan imigran lokal yang khawatir
jika hutan lindung di sebelah tanah longsor dan orang kekurangan air bersih. Terdapat
objek daerah Hutan Lindung Wosi Rendani seperti air terjun, gua, mata air, kolam
renang yang dapat digunakan sebagai pembentukan hutan lindung. Potensi ini cukup
besar untuk mendukung upaya manajemen regional
LATAR BELAKANG
Secara khusus untuk fungsi lindung, pemerintah telah mengupayakan
Undang-Undang 32 Tahun 2009 (tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup) yang mengamanatkan bahwa perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum
Di Indonesia masih banyak yang belum di pegang oleh pemerintah mengenai
6
hutan lindung, seperti kawasan Hutan Wosi Rendani yang terdapat di provinsi Papua
Barat. Kawasan hutan Wosi Rendani ini terdapat kegiatan yang telah mempengaruhi
kawasan hutan, seperti pembentukan 3 kampung di dalam kawasan, yaitu kampung
Soribo, Kentekstar, dan Ipingoisi dengan luas areal akitab pemanfaatan lahan kurang
49 ha. Kondisi ini akan terus menerus meningkat dengan adanya peningkatan
penduduk dan pembangunan di masa akan datang. Dengan adanya hal itu, maka
perlu dilakukan upaya-upaya pengelolaan sedini mungkin sehingga dapat
mempertahankan areal areal yang menjadi penyangga kawasan ini.
METODE PENELITIAN
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di hutan lindung Wosi Rendani dan lab. tanah, lab.
Perencanaan dan manajemen hutan Unipa Manokwari
Waktu Penelitian
Penelitian ini terjadi pada bulan Pada Bulan Mei-Desember 2013.
SUMBER DATA
Data digunakan data primer dan data sekunder.
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik
observasi dan wawancara.
- Metode observasi terkait pengukuran data lapangan (kelerengan, tanah dan
topografi), selanjutnya metode wawancara terkait data persepsi mayarakat.
Data yang dikumpukan terdiri atas data primer terdiri atas flora dan fauna, air,
air terjun dan mata air dan gua-gua
- Metode wawancara dilakukan dengan persepsi masyarakat dengan data
keadaan umum yang diperoleh dari instansi terkait.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode wawancara mendalam sebab
dengan menggunakan metode ini memungkinkan peneliti untuk melakukan perluasan
7
data sesuai dengan kebutuhan peneliti sehingga data yang diperoleh kelak lebih
lengkap dan lebih mendalam.
daratan dan ekosistem lautan. Ekosistem pantai terdiri dari padang lamun,
terumbu karang, mangrove dan asosiasinya, serta hutan pantai.
Perlindungan ekosistem pantai secara keseluruhan merupakan langkah
perlindungan terhadap mangrove yang akan memberikan daya dukung
optimal terhadap keberadaan kawasan HLAK
Ekosistem pantai harus dilindungi dari abrasi, sampah, dan pencemaran.
Perlindungan ekosistem pantai membutuhkan perencanaan yang cermat
mengingat pantai adalah muara dari semua kegiatan dari hulu sampai hilir.
e. Kolaborasi Pengelolaan HLAK
Kolaborasi pengelolaan diperlukan agar tercipta sistem dan kelembagaan
yang seimbang dan saling mendukung dalam menjaga HLAK. Disini,
kolaborasi berarti memenuhi dan saling menghormati hak dan kewajiban
masing-masing pihak. Hal terpenting dalam kolaborasi adalah adanya
kesamaan dalam tujuan. Tujuan yang sama akan mempermudah menyatukan
harapan masing-masing pihak atas HLAK. Kesamaan tujuan memberi arah
pasti terhadap pengelolaan kawasan. Nah disini, pembagian peran dengan
tepat sesuai dengan kapasitas dan kemampuan akan menjamin efektivitas
pengelolaan.
f. Publikasi dan Promosi HLAK
Dengan adanya publikasi dan promosi maka akan memperkenalkan kegiatan,
produk, atau jasa kepada masyarakat.
g. Pendanaan Pengelolaan Kawasan Secara Reguler dan Tahun Jamak
Dalam pengelolaan hutan lindung Angke Kapuk maka harus ada dana yang
yang memadai untuk keberhasilan kegiatan. Pendanaan pendanaan terutama
melalui APBD diusahakan untuk periode tahun . Kerjasama-kerjasama harus
dilakukan secara reguler. Reguler berarti rutin setiap tahun untuk menjamin
efektivitas kegiatan pengelolaan. Kesinambungan pengelolaan akan
memberi dampak posisif pada kelestarian kawasan.
11
PENUTUP
KESIMPULAN
Secara khusus untuk fungsi lindung, pemerintah telah mengupayakan
Undang-Undang 32 Tahun 2009 (tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup) yang mengamanatkan bahwa perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Hutan lindung Wosi Rendani memiliki kemiringan 21,9% (skor 60), jenis
tanah podsolik / ultisol (Skor 60) dan 12,86 intensitas hujan (skor 10), ketinggian
210 m dpl, dengan total skor 130 sebagai zona penyangga. Persepsi responden
secara bulat positif 64,17% dan 75% sikap terhadap pengelolaan berbasis
masyarakat setempat. Hal ini disebabkan lokasi kawasan lindung yang dekat
pemukiman manusia dan imigran lokal yang khawatir jika hutan lindung di sebelah
tanah longsor dan orang kekurangan air bersih. Terdapat objek daerah Hutan
Lindung Wosi Rendani seperti air terjun, gua, mata air, kolam renang yang dapat
digunakan sebagai pembentukan hutan lindung. Potensi ini cukup besar untuk
mendukung upaya manajemen regional
Hasil penelitian diharapkan sebagai masukan dan pertimbangan bagi
pemerintah dan para pihak terkait termasuk masyarakat dalam perlindungan
kawasan dan pengembangan masyarakat di masa mendatang.
SARAN
14
Kita sebagai masyarakat harus ikut serta dalam pelestarian hutan. Tidak
dengan mencermakan lingkungan yang ada di hutan dan sekitarnya. Dan juga,
pemerintah disini kurang berhasil mengelola sejumlah kawasan lindung atau
konservasi dan bukan semata karena kurang atau tidak tersedianya kebijakan, namun
karena ketidakmampuan mengimplementasikan sejumlah kebijakan disamping
adanya kendala di lapangan. Pemerintah sendiri sebenarnya harus mampu secara
efektif mengelola kawasan-kawasan lindung atau konservasi yang ada karena
keterbatasan birokrasi dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan standar manajemen
kawasan konservasi atau kawasan lindung. Keterbatasan tersebut mencakup
DAFTAR PUSTAKA
15
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://media.neliti.com/media/publications/30108-ID-fungsi-
kawasan-dan-strategi-pengelolaan-hutan-lindung-wosi-rendani-kabupaten-
man.pdf&ved=2ahUKEwjOhpCNrfrvAhVGVH0KHaOtAHwQFjAAegQIBBAC&usg=AOvVaw2W
PYCPp1ZReo9L_uyZxtOl&cshid=1618287081492
https://media.neliti.com/media/publications/127242-ID-strategi-pengelolaan-hutan-
lindung-angke.pdf