Anda di halaman 1dari 19

JURNAL BUANA

JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL – UNP


E-ISSN : 2615 – 2630 VOL- 4 NO- 3 2020

ANALISIS KEBERLANJUTAN KAWASAN WISATA MANDEH


PROVINSI SUMATERA BARAT

Aulia Rahman Pratama1, Iswandi U2


1
Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negri Padang
2
Dosen Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negri Padang
Email: aulia6111@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk (1) untuk mengetahui indeks dan status keberlanjutan Kawasan
Wisata Mandeh, (2) untuk mengetahui indeks dan status keberlanjutan masing-masing
dimensi (ekologi, ekonomi, dan social) Kawasan Wisata Mandeh. Jenis penelitian ini adalah
penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini mengunakan subjek penelitian yang memiliki
kaitan tentang kepariwisataan, lingkungan, kebencanaan dan kewilayahan Kawasan Wisata
Mandeh. Teknik analisis data yang digunakan yaitu mengunakan pendekatan Multi
Diemnsional Scalling (MDS) yang dikembangkan kedalam aplikasi Rapfish (Rapid Appraisal
of Fisheries), analisi Leverage dan analisis Monte Carlo . Dimensi yang digunakan untuk
pengkajian analisis keberlanjutan Kawasan Wisata Mandeh menggunakan dimensi ekologi,
ekonomi dan sosial yang mencakup 24 atribut pada masing masing dimensi. Penelitian ini
menemukan bahwa : (1) indeks dan status keberlanjutan Kawasan Wisata Mandeh sebesar
(IKb-KWM) 78,82 dengan status sangat berkelanjutan, (2) indeks dan status keberlanjutan
masing masing dimensi yaitu, dimensi ekologi sebesar 76,42 dengan status sangat
berkelanjutan, dimensi ekonomi sebesar 85,69 dengan status sangat berkelanjutan, dan
dimensi sosial sebesar 85,34 dengan status sangat berkelanjutan.

Kata Kunci : Status dan indeks keberlanjutan, MDS, Rapfish

ABSTRACT
This study aimed to (1) to determine the index and sustainability status of the Mandeh
Tourism Area, (2) to find out the sustainability index and status of each dimension
(ecological, economic, and social) of the Mandeh Tourism Area. This type of research was
quantitative descriptive research. This study used research subjects that had links about
tourism, the environment, disaster and the area of the Mandeh Tourism Area. Data analysis
techniques used were using the Multi Diemnsional Scaling (MDS) approach that was
developed into the Rapfish (Rapid Appraisal of Fisheries) application, Leverage analysis and
Monte Carlo analysis. The dimensions used for the assessment of the sustainability analysis
of the Mandeh Tourism Area used the ecological, economic and social dimensions which
included 24 attributes in each dimension. This study found that: (1) the index and the
sustainability status of the Mandeh Tourism Area at (IKb-KWM) was 78.82 with very
sustainable status, (2) the index and sustainability status of each dimension was, the
ecological dimension was 76.42 with very sustainable, an economic dimension was 85.69
with a very sustainable status, and a social dimension of 85.34 with a very sustainable status.

Keywords: Sustainability status and index, MDS, Rapfish

1
Mahasiswa Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negri Padang
2
Dosen Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negri Padang
485

PENDAHULUAN menilai status keberkanjutan suatu


Kawasan Wisata Mandeh ditetapkan kawasan, dalam hal ini Kawasan wisata
sebagai pusat pengembangan wisata bahari Mandeh adalah suatu kawasan yang
untuk wilayah barat Indonesia tertuang memiliki perkembangan yang sangat pesat
dalam Rencana Induk Pengenbangan dan belum adanya status atau indeks
Pariwisata Nasional (RIPPNAS). Lalu ataupun kajian untuk keberlanjutan
Keputusan Bupati Pesisir Selatan No 9 Kawasan Wisata Mandeh. maka untuk itu
Tahun 2003 tentang Pelestarian dilakukan pengkajian keberlanjutan
Lingkungan Hidup Wisata Mandeh. Kawasan Wisata Mandeh yang macakup
Kawasan Wisata Madeh termasuk juga aspek Ekologi, Ekonomi, dan Sosial
kedalam kawasan strategis pariwisata Lingkungan hidup menurut Otto
nasional (KSPN). Berdasarkan PP No 50 Soemarwoto (1993) adalah ruang yang
tahun 2011 tetang rencana induk ditempati suatu mahkluk bersama benda
kepariwisataan nasional hidup dan tak hidup didalamnya. Lebih
Keberadaan suatu kawasan wisata spesifik lagi. M. A. Djan Tuli merinci
harus berdasarkan fungsi berkelanjuttan lingkungan hidup terdiri atas sumber daya
berdasarkan pengembangannya dengan manusia, sumber daya alam hayati,
mementingkan aspek-aspek pembangunan sumberdalam non hayati, dan sumber daya
berkelanjutan , pengembangan kawasan alam buatan. Adapun lingkungan manusia
wisata bukan sistem yang berdiri sendiri, menurut Bintarto (1979) terdiri atas
melainkan terkait erat dengan sistem lingkungan fisikal (sungai, udara, air,
perencanaan pembangunan yang lain rumah, dan lain), lingkungan biologis
secara inter sektoral dan inter regional. (organisme hidup anatara lain hewan dan
Pengembangan kawasan pariwisata harus tumbuh-tumbuhan) dengan kata lain
didasarkan pada kondisi dan daya dukung lingkungan merupakan sumber daya bagi
dengan maksud menciptakan interaksi berbagai pemenuhan kebutuha dasar
jangka panjang yang saling manusia.
menguntungkan diantara pencapaian Ilmu ekonomi adalah ilmu yang
tujuan pembangunan pariwisata, mempersoalkan kebutuhan dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat pemuasan kebutuhan manusia. Kata
setempat, dan berkelanjutan daya dukung kunci dari definisi ini adalah; pertama,
lingkungan di masa mendatang (Subadra & tentang “kebutuhan” ⎯ yaitu suatu
Nadra, 2006). keperluan manusia terhadap barang-
Berdasarkan potensi kawasan pesisir barang dan jasa-jasa yang sifat dan
Mandeh, maka diperlukan suatu jenisnya sangat bermacam-macam dalam
perencanaan pengembangan kawasan jumlah yang tidak terbatas. Kedua,
wisata yang memadukan upaya pariwisata tentang” pemuas kebutuhan” yang
yang berkelanjutan. Kriteria pembangunan memiliki ciri-ciri “terbatas” adanya.
berkelanjutan pada prinsipnya adalah Aspek yang kedua inilah menurut
bahwa pembagunan yang dilaksanakan Lipsey (1990) yang menimbulkan
harus mencakup berbagai dimensi, yaitu masalah dalam ekonomi, yaitu karena
ekologi, ekonomi, dan sosial. Evaluasi adanya suatu kenyataan yang senjang,
keberlanjutan kawasan digunakan untuk karena kebutuhan manusia terhadap barang

Jurnal Buana – Volume-4 No-3 2020 E-ISSN : 2615-2630


486

dan jasa jumlahnya tak terbatas, segala sesuatu yang lahir, tumbuh dan
sedangkan di lain pihak barang-barang berkembang dalam kehidupan secara
dan jasa-jasa sebagai alat pemuas bersama-sama.
kebutuhan sifatnya langka ataupun Penelitian ini bertujuan untuk
terbatas. Itulah sebabnya maka manusia mengetahui nilai indeks dan status
di dalam hidupnya selalu berhadapan keberlanjutan Kawasan Wisata Mandeh
dengan kekecewaan maupun dan untuk mengetahui nilai indeks dan
ketidakpastian. Definisi ini nampaknya status keberlanjutan masing-masing
begitu luas sehingga kita sulit memahami dimensi (ekologi, ekonomi, sosial)
secara spesifik. Kawasan Wisata Mandeh.
Sosial adalah cara tentang
bagaimana para individu saling METODOLOGI PENELITIAN
berhububungan (Enda, 2010). Sosial dalam Waktu dan Lokasi Penelitian
arti masyarakat atau kemasyarakatan Penelitian ini dilaksanakan dari
berarti segala sesuatu yang bertalian bulan Oktober sampai November 2019 di
dengan sistem hidup bersama atau hidup Kawasan Wisata Mandeh, secara
bermasyarakat dari orang atau sekelompok administrasi berada pada Nagari Sungai
orang didalamnya sudah tercakup struktur, Pinang, Nagari Sungai Nyalo Mudiak Aia,
organisasi, nilai-nilai sosial, dan aspirasi Nagari Mandeh, Nagari Ampang Pulai,
hidup serta mencapainya (Ranjabar, 2006). dan Nagari Carocok Anau Ampang Pulai,
Namun jika dilihat dari asal katanya, sosial Kecamatan Koto IX Tarusan, Kabupaten
berasal dari kata “socius” yang berarti Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.

Gambar 1. Lokasi Administrasi Kawasan Wisata Mandeh

Jurnal Buana – Volume-4 No-3 2020 E-ISSN : 2615-2630


487

Gambar 2. Deliniasi Kawasan Wisata Mandeh

Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan


Penelitian ini bersifat deskriptif respondeh sebagai subjek penelitiannya
kuantitatif dengan menggunakan data yang mana penentuan responden
primer dan sekunder. Data primer dalam didasarkan pada purposive sampling dan
penelitian ini berseumber dari hasil berkaitan dengan Kawasan Wisata Mandeh
observasi lokasi dan kusioner yang yang terdiri dari unsur dinas pemerintahah,
ditujukan kepada responden dan untuk data badan pemerintahan, dan unsur pemimpin
sekunder kebanyakan merupakan data kecamatan dan nagari.
yang diperoleh dari instansi/Dinas terkait Metode Analisis Data
seperti Dinas Budaya dan Pariwisata Analisis keberlanjutan Kawasan
Kabupaten Pesisir Selatan, Dinas Wisata Mandeh dilakukan dengan metode
Lingkungan Hidup Kabupaten Pesisir pendekatan Multi Dimensional Scaling
Selatan, Badan Perencanaan Pembangunan (MDS), MDS merupakan teknik analysis
Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Pesisir multivariat yang digunakan untuk
Selatan, Badan Pusat Statistik (BPS), menentukan posisi atau obyek berdasarkan
Badan Penaggulangan Bencana Daerah kesaman atau ketidaksamaan (Groenen dan
(BPBD) Kabupaten Pesisir Selatan, Kantor Velden 2004). Analsisi MDS pada
Kecamatan Koto IX Tarusan dan Kantor dasarnya merupakan teknik statistik yang
Wali Nagari yang berada di dalam mencoba melakukan transpformasi
kawasan wisata mandeh (Nagari Sungai multidimensi kedalam dimensi yang lebuh
Pinang, Sungai Nyalo Mudiak Aia, rendah. Analisis MDS bertujuan untuk
Mandeh, Ampang Pulai dan Carocok Anau melihat kondisi status keberlanjutan dari
Ampang Pulai) masing-masing diemnsi sehingga diketahui

Jurnal Buana – Volume-4 No-3 2020 E-ISSN : 2615-2630


488

ketidakseimbangan antar dimensi. a. Mengevaluasi dan menetapkan


Kemudian analisis MDS dikembangkan atribut dari tiga dimensi
dalam perangkat lunak Rapfish (Rapid keberlanjutan Kawasan Wisata
Appraisal of Fisheries), Dalam Rapfish, Mandeh (ekologi, ekonomi, dan
keberlanjutan dijelaskan secara kuantitatif sosial) (Review Atribut)
oleh sekumpulan kriteria yang b. Memberikan penilaian terhadap
didefinisikan dalam analisis numerik suatu setiap atribut yang telah disusun dari
oleh satu set atribut yang diberi skor masing-masing dimensi dalam skala
(Pitcer, dkk, 1998). Berdasarkan ordinal 0 - 2 atau 0 - 3.
metodenya Rapfish merupakan metode c. Menghitung nilai indeks dan menilai
penilaian cepat terhadap status status keberlanjutan
keberlanjutan suatu objek berdasarkan d. Menentukan faktor pengungkit
sejumlah atribut, metode pengambilan (leverage factor)
keputusan multi kriteria berdasarkan skala e. Penilaian ketepatan (goodness of fit)
multi dimensi, atribut-atribut dapat guna menentukan ketepatan dimensi
diredifinisi atau diganti sesuai informasi dan penilaian dimensi
yang tersedia, dan menggunakan metode f. Analisis Monte Carlo guna
ordinasi untuk menentukan status menduga pengaruh tingkat
keberlanjutan (Fauzi dan Anna 2005). kesalahan acak (random eror) pada
Tahapan analisis Rapfish model yang dihasilkan dari analysis
sebagaimana mengacu pada pedoman Multi Dimensional Scalling (MDS).
operasional Rapfisheries Tahapan analisis
meliputi langkah-langkah :

MULAI

Review Atribut dalam Beberapa Identifukasi dan Pendefinisian


Kategori dan Kriteria Atribut Dimensi Berdsarkan
Kriteria Yang Ditentukan

Penyusunan Nilai Skor Dan Penentuan Titik


Teferensi Nilai Tengah, Baad dan Good

Ordinasi MDS untuk Tiap Set Atribut, Rotasi Plot


Ordinasi Bad and Good dalam garis Horizontal

Simulasi Monte Carlo untuk Analisis Leverage untuk Mengidentifikasi


Mengecek Ketidakpastian dari analisis Sensitifitas Atribut yang dianalisis

Penilaian Keberlanjutan

Gambar 3. Tahapan Analisis Rapfish

Jurnal Buana – Volume-4 No-3 2020 E-ISSN : 2615-2630


489

Model Yang Digunakan sekali. Diantara nilai buruk sampai baik


Analsis MDS dengan menggunakan maka ada interval nilai kinerja yaitu cukup
alat analisis Rapfish untuk mengetahui dan kurang, sehingga diperoleh empat
keberlanjutan Kawasan Wisata Mandeh tingkatan kinerja yaitu buruk, kurang,
dinamakan dengan Rap-KWM (Rapfish sedang dan baik. Tingkatan kinerja dibagi
Kawasan Wisata Mandeh), analisis menjadi 4 tingkat sehingga diperoleh
keberlanjutan Kawasan Wisata Mandeh. interval 0, 25%, 50%, 75%, dan 100%.
Penilaian terhadap keseluruhan Hasil penilaian kinerja atribut dari masing-
atribut dari masing-masing dimensi masing dimensi dipetakan kedalam dua
keberlanjutan Kawasan Wisata Mandeh titik acuan yang merupakan titik buruk
dikategorikan ke dalam baik, cukup baik, (bad) dan titik baik (good). Pembagian
kurang baik, dan buruk. Asumsi bahwa selang yang menggambarkan status indeks
kinerja pengelolaan terletak antara 0 keberlanjutan Kawasan Wisata Mandeh
sampai 100% atau buruk sampai ke baik (IKb Kwm) dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Selang Indeks dan Status Keberlanjutan Kawasan Wisata Mandeh


No Nilai Indeks Keberlanjutan Kategori Status Keberlanjutan
1 0,00 – 24,99 Buruk Tidak Berkelanjutan
2 25,00 – 49,99 Kurang Kurang Berkelanjutan
3 50,00 – 74,99 Cukup Cukup Berkelanjutan
4 75,00 – 100,00 Baik Sangat Berkelanjutan
Sumber. Edwarsyah, 2008
Posisi titik keberlanjutan dapat kurang atau kurang berkeberlanjutan
digambarkan dalam bentuk garis sumbu (unsustainable), dan jika dimensi yang
vertikal ataupun sumbu horisontal. Nilai dinilai berada di atas nilai 50% maka
indeks keberlanjutan berada pada nilai 0% dimensi dari sistem yang dinilai dapat
(buruk) sampai 100% (baik). Jika dimensi dikatakan berkelanjutan (sustainable).
yang dinilai dengan nilai indeksnya berada Penilaian dapat diilustrasikan pada
di bawah 50% maka mempunyai nilai yang Gambar 4.

Gambar 4. Posisi Titik Keberlanjutan


Hasil penilaian atas masing-masing dimensi keberlanjutan (tiga dimensi) disajikan
dengan diagram layang-layang (kite diagram) pada Gambar 5.

Gambar 5. Diagram Layang-layang Indeks Keberlanjutan Multi Dimensi

Jurnal Buana – Volume-4 No-3 2020 E-ISSN : 2615-2630


490

Analisis Rapfish memungkinkan kecocokan/ ketepatan (goodness of fit


untuk menganalisis leverage (senstivitas measure), untuk pengukuran ketetap yang
atribut terhadap nilai indeks baik pada R2 diharapkan lenih dari 80%
keberlanjutan). Leverage dihitung (0,80) atau mendekati 1 (100%), yang
berdasarkan stdanard error perbedaan berarti bahwa atribut atribut yang terpilih
antara skor dengan atribut dan skor yang saat ini dapat menjelaskan mendekati
diperoleh tanpa atribut. Faktor pengungkit model 100% dari model yang ada
dapat dilihat dari hasil olahan Rapfish (Ruhimat, 2015).
dengan nilai root means square (RMS) Guna menghindari kesalahan acak
tertinggi (maksimum) sampai dengan nilai pada (random eror) analisis Rapfish
setengahnya dari tiap-tiap dimensi keberlanjutan Kawasan Wisata Mandeh
keberlanjutan. Faktor pengungkit adalah digunakanlah analisis Monte Carlo.
atribut yang keberadaannya berpengaruh Analysis Monte Carlo digunakan untuk
sensitif terhadap peningkatan atau menduga pengaruh tingkat kesalahan acak
penurunan status keberlanjutan. Semakin (random eror) pada model yang dihasilkan
besar nilai RMS maka semakin besar dari analisis Multi Dimensional Scalling
peranan atribut tersebut terhadap (Ruslan, dkk 2013). Analisis Monte Carlo
sensitivitas status keberlanjutan (Kavanagh dilakukan pada selang kepercayaan 95%.
dan Pitcher 2004). Hasil analisis Monte Carlo kemudian
Ketepatan analisis MDS (goodness dibandingan dengan hasil analisis MDS.
of fit) ditentukan oleh nilai stress dan R2. Hasil perbandingan ini jika perbedaannya
Nilai stress dan koefesien determinasi (R2) kecil maka menunjukkan bahwa dampak
berfungsi untuk menentukan perlu dari kesalahan pemberian skor relatif kecil,
tidaknya penambahan atribut untuk dampak dari variasi beberapa pemberian
mencerminkan diemnsi yang dikaji secara skor terhadap atribut relatif kecil, penilaian
akurat (mendekati kondisi sebenarnya). dengan MDS yang berulang-ulang menjadi
Stres merupakan ukuran ketidakcocokan (a stabil, kesalahan data atau kehilangan data
lack of fit measure) yang dihasilkan dari menjadi reltif kecil. Membandingkan hasil
perhitungan . Nilai Stress rendah analisis Monte Carlo (MC) dan analisis
menunjukkan ketepatan yang tinggi (good MDS pada taraf kepercayaan 95% atau
of fit), sementara nilai stress tinggi tingkat kesalahan 5% sehingga diperoleh
menunjukkan sebaliknya. Selanjutnya bahwa selisih nilai kedua analisis tersebut
dalam Rapfish, model yang baik lebih besar (MC-MDS>5%) atau lebih
ditunjukkan dengan nilai stress yang lebih kecil (MC-MDS<5%). Jika nilai selisih
kecil dari 0,25 dan sebaliknya jika nilai kedua analisis ini >5% maka hasil analisis
stress lebih tinggi dari 0,25 maka hasil MDS tidak memadai sebagai penduga nilai
MDS memiliki ketepatan yang rendah indeks keberlanjutan, dan jika nilai selisih
(Edwarsyah 2008). Sedangkan R2 ialah kedua analisis tersebut <5% maka hasil
kuadrat dari koefesien korelasi yang analisis MDS memadai untuk menduga
menunjukkan proporsi varian dari the nilai indeks keberlanjutan Kawasan Wisata
optimally scaled data, yang disumbangkan Mandeh .
oleh prosedur penskalaan
multidimensional yang merupakan ukuran

Jurnal Buana – Volume-4 No-3 2020 E-ISSN : 2615-2630


491

IKb-KWM yaitu 78,82 pada skala


sustainibilitas 0 – 100, termasuk kategori
Hasil dan Pembahasan sangat berkelanjutan dengan nilai Stress
0,12 dan R2 0,95 tertera pada tabel 2. .
Indeks dan Status Keberlanjutan
Nilai IKb-KWM ini diperoleh berdasarkan
Kawasan Wisata Mandeh Multidimensi 24 atribut yang tercakup dalam tiga
Analisis Rap-KWM multidimensi dimensi yaitu demensi ekologi (11 atribut),
dengan menggunakan teknik ordinasi ekonomi (5 atribut), dan sosial (8 atribut).
melalui MDS menghasilkan nilai IKb-
KWM yang terlihat pada Gambar 6. Nilai

60 Up
Other Distingishing Features

40
20
Bad
78,82 Good
0
0 50 100 150
-20
-40
-60
Down
Kawasan Wisata Mandeh Sustainibility
Real Fisheries Reference anchors Anchors
Gambar 6. Analilsis Rap-KWM Indeks dan Status Keberlanjutan Multidimensi
Kawasan Wisata Mandeh.

Tabel 2. Indeks dan Nilai Stress Analisis Keberlanjutan Kawasan Wisata Mandeh.
Indeks Status
Kawasan Wisata Mandeh
78.82 Sangat Berkelanjutan
Stress : 0.12
R² : 0.95
Sumber. Pengolahan Data Primer 2019
Indeks dan Status Keberlanjutan menunjukan analisis Rap-KWM yang
Masing-Masing Dimensi menunjukkan nilai sustainibilitas dimensi
Dimensi Ekologi ekologi dan tabel 3 menjelaskan stress
Analisis Keberlanjutan Kawasan serta R2.
Wisata Mandeh pada Gambar 7,
60 Up
40
Other Distingishing

20 76,42
Bad Good
Features

0
-20 0 20 40 60 80 100 120
-20
-40
-60 Down
Kawasan Wisata Mandeh Ecology Sustainibility
Real Fisheries Reference anchors Anchors

Jurnal Buana – Volume-4 No-3 2020 E-ISSN : 2615-2630


492

Gambar 7. Analilsis Rap-KWM Indeks dan Status Keberlanjutan Multidimensi Dimensi


Ekologi Kawasan Wisata Mandeh

Tabel 3. Indeks dan Nilai Stress Analisis Keberlanjutan KawasanWisata Mandeh Dimensi
Ekologi
Indeks Status
Dimensi Ekologi
76,47 Sangat Berkelanjutan
Stres : 0,13
R² : 0.94
Sumber : Pengolahan Data Primer 2019
Hasil analisis indeks keberlanjutan dapat ditingkatkan lagi dengan cara
Kawasan Wisata Mandeh dimensi ekologi mengelola kawasan dengan baik dan
menunjukkan adanya keragaman yang baik berkelanjutan.
yaitu 76,42. Nilai indeks keberlanjutan Hasil analisis sensitivitas (leverage
dikategorikan baik atau sangat analysis) diperoleh nilai RMS (Root Maen
berkelanjutan. Hal ini mengandung makna Square) dari masing masing atribut
dimensi ekologi. Pada gambar 8 tersaji
Kawasan Wisata Mandeh sangat
nilai RMS dari masing-masing atribut yang
berkelanjutan dalam aspek ekologi dengan mempengaruhi keberlanjutan Kawasan
nilai stress 0,13 dan R2 0,94. Agar nilai Wisata Mandeh .
indeks dimensi dimasa yang akan datang

Leverage of Attributes
Tsunami 5,9
Banjir 5,1
Pengelolaan Sampah 2,6
Kondisi Perairan 1,3
Attribute

Kondisi jalan 1,3


Fungsi Kawasan 1,4
Kawasan Lindung 1,4
Penggunaan Lahan 1,4
Kawasan Manggrove 1,6
Abrasi Pantai 4,4
Longsor 5,2
0,0 1,0 2,0 3,0 4,0 5,0 6,0 7,0
RMS %
Gambar 8. Hasil Analisis Leverage IKb-KWM Dimensi Ekologi
Berdasarkan hasil analisis leverage baik agar indeks keberlanjutan Kawasan
Keberlanjutan Kawasan Wisata Mandeh Wisata Mandeh meningkat dimasa yang
dimensi ekologi dijelaskan pada gambar 8, akan datang.
dari 11 atribut yang dianalisis ada 4 atribut Atribut yang sensitif yang
yang paling sensitif mempengaruhi mempengaruhi keberlanjutan Kawasan
besarnya nilai indeks keberlanjutan Wisata Mandeh dari dimensi ekologi yang
dimensi ekologi yaitu: (1) Tsunami, (2) tertera pada gambar 8, adalah Tsunami.
Longsor, (3) Banjir, dan (4) Abrasi Pantai. Hal ini sesuai dengan lokasi Kawasan
Dengan demikian atribut tersebut perlu Wisata Mandeh yang berada pada
mendapat perhatian dan dikelola dengan pinggiran pantai barat Pulau Sumatera

Jurnal Buana – Volume-4 No-3 2020 E-ISSN : 2615-2630


493

yang berhadapan langsung dengan Banjir merupakan atribut ketiga


Megathrust yaitu mekanisme gerakan sensitif pada diemensi ekologi yang
lempeng bumi yang menimbulkan gempa mmelukan perhatian untuk pengelolaan
dan memunculkan gelombang pasang atau lebih baik. Berdasarkan RDTR Kawasan
tsunami,Dengan potensi tsunami yang Wisata Mandeh potensi banjir pada
besar dan belum adanya alat peringatan Kawasan wisata mandeh terdapat pada
dini tsunami seperti serine di Kawasan muara dari empat sungai besar yang
Wisata Mandeh, shelter untuk lokasi terdapat pada tiap tiap nagari di kawasan
memungsi juga belum tersedia dan jalur wisata mandeh dan pembangunan
evakuasi yang belum terarahkan jika perumahan pada wilayah rawa rawa juga
seandainya terjadi tsunami. menambah potensi banjir di Kawasan
Longsor merupakan atribut kedua wisata mandeh dikarenakan hilangnya
sensitif pada diemensi yang memerlukan resapan dan sempitnya area tampungan.
perhatian penangulangan baik, hal ini Abrasi pantai merupakan atribut
dikarenakan dikarenakan belum adanya terakhir yang sensitif pada diemensi
rambu rambu tentang bahaya longsor dan ekologi. Hal ini dikarenakan sudah
terjadinya perubahan penggunaan lahan terjadinya abrasi pada salah satu nagari
berupa pembalakan hutan serta yaitu nagari Sungai Nyalo dan potensi
pembangunan yang dilakukan oleh bencana abrasi berada pada hampir
masyarakat ataupun stakeholder terkait. sepanjang pantai kawasan wisata mandeh
Berdasarkan RDTR Kawasan Wisata yakni denagn panjang 57,3 kilometer dari
Mandeh 2016-2036 Keberadaan potensi pannjang keseluruhan pantai sepanjang
bahaya longsor yang paling dominan 75,09 kilometer.
berada pada tingkatan bahaya longsor Dimensi Ekonomi
sedang yang berada dihampir sepanjang Analisis Keberlanjutan Kawasan
jalan utama Kawasan Wisata Mandeh, Wisata Mandeh pada gambar 9
yang nantinya berakibat seandainya menunjukan analisis Rap-KWM yang
longsor terjadi maka akses penghubung menunjukkan nilai sustainibilitas dimensi
masing masing objek kawasan dan menuju ekonomi dan tabel 4 menjelaskan stress
atau keluar kawasan akan terganggu. serta R2.

60 Up
Other Distingishing Features

40

20
Bad 85,69
Good
0
0 20 40 60 80 100 120
-20

-40

-60 Down
Economy Sustainibility
Real Fisheries Reference anchors Anchors

Jurnal Buana – Volume-4 No-3 2020 E-ISSN : 2615-2630


494

Gambar 9. Analilsis Rap-KWM Indeks dan Status Keberlanjutan Multidimensi


Dimensi Ekonomi Kawasan Wisata Mandeh

Tabel 4. Indeks dan Nilai Stres Analisis Keberlanjutan KawasanWisata Mandeh Dimensi
Ekonomi
Indeks Status
Dimensi Ekonomi
85,69 Sangat Berkelanjutan
Stres : 0,14
R² : 0.96
Sumber. Pengolahan Data Primer 2019
Hasil analisis indeks keberlanjutan datang dapat ditingkatkan lagi dengan
Kawasan Wisata Mandeh dimensi cara mengelola kawasan dengan baik dan
ekonomi menunjukkan adanya keragaman berkelanjutan.
yang baik yaitu 85,69. Nilai indeks Hasil analisis sensitivitas (leverage
keberlanjutan dikategorikan baik atau analysis) diperoleh nilai RMS (Root Maen
sangat berkelanjutan. Hal ini mengandung Square) dari masing masing atribut
dimensi ekonomii. Pada gambar 10 tersaji
makna Kawasan Wisata Mandeh sangat
nilai RMS dari masing-masing atribut yang
berkelanjutan dalam aspek ekonomi mempengaruhi keberlanjutan Kawasan
dengan nilai stress 0,14 dan R2 0,96. Agar Wisata Mandeh.
nilai indeks dimensi dimasa yang akan

Leverage of Attributes

Unit Usaha Produksi 14,3

Unit Usaha Jasa 4,6


Attribute

Pendapatan Penduduk 4,3

Serapan Tenaga Kerja 4,3

Kontribusi Terhadap PAD 4,3

0,0 5,0 10,0 15,0 20,0


RMS %

Gambar 10. Hasil Analisis Leverage IKb-KWM Dimensi Ekonomi


Berdasarkan hasil analisis leverage dengan baik agar indeks keberlanjutan
keberlanjutan Kawasan Wisata Mandeh Kawasan Wisata Mandeh meningkat
dimensi ekonomii dijelaskan pada gambar dimasa yang akan datang.
10, dari 5 atribut yang dianalisis ada 1 Atribut yang sensitif yang
atribut yang paling sensitif mempengaruhi mempengaruhi keberlanjutan Kawasan
besarnya nilai indeks keberlanjutan Wisata Mandeh dari dimensi ekonomi
dimensi ekonomi yaitu, unit usaha yang tertera pada (gambar 10), adalah unit
produksi. Dengan demikian atribut tersebut usaha produksi. Hal ini dikarenakan unit
perlu mendapat perhatian dan dikelola usha produksi di Kawasan Wisata Mandeh

Jurnal Buana – Volume-4 No-3 2020 E-ISSN : 2615-2630


495

masih dalam keadaan tetap hal ini Dimensi Sosial


dikarenakan Kawasan Wisata Mandeh Analisis Keberlanjutan Kawasan
tersendiri objek wisatanya terletak secara Wisata Mandeh pada gambar 11
tersebar dan belum adanya pusat oleh oleh menunjukan analisis Rap-KWM yang
yang menaungi Kawasan Wisata Mandeh. menunjukkan nilai sustainibilitas dimensi
serta kebanyakan masyarakat kawasan ekonomi dan tabel 5 menjelaskan stress
wisata mandeh berpropesi sebagai nelayan. serta R2.

60 Up
Other Distingishing Features

40

20
Bad 85,34
0 Good
0 50 100 150
-20

-40

-60 Down
Kawasan Wisata Mandeh Social Sustainibility
Real Fisheries Reference anchors Anchors
Gambar 11. Analilsis Rap-KWM Indeks dan Status Keberlanjutan Multidimensi
Dimensi Sosial Kawasan Wisata Mandeh

Tabel 5. Indeks dan Nilai Stres Analisis Keberlanjutan Kawasan Wisata Mandeh Dimensi
Sosial
Indeks Status
Dimensi Sosial
85,34 Sangat Berkelanjutan
Stres : 0,13
R² : 0.96
Sumber. Pengolahan Data Primer 2019
Hasil analisis indeks keberlanjutan datang dapat ditingkatkan lagi dengan
Kawasan Wisata Mandeh dimensi social cara mengelola kawasan dengan baik dan
menunjukkan adanya keragaman yang baik berkelanjutan.
yaitu 85,34. Nilai indeks keberlanjutan Hasil analisis sensitivitas (leverage
dikategorikan baik atau sangat analysis) diperoleh nilai RMS (Root Maen
berkelanjutan. Hal ini mengandung makna Square) dari masing masing atribut
Kawasan Wisata Mandeh sangat dimensi ekonomii. Pada gambar 12 tersaji
berkelanjutan dalam aspek ekonomi nilai RMS dari masing-masing atribut yang
2
dengan nilai stress 0,13 dan R 0,96. Agar mempengaruhi keberlanjutan Kawasan
nilai indeks dimensi dimasa yang akan Wisata Mandeh .

Jurnal Buana – Volume-4 No-3 2020 E-ISSN : 2615-2630


496

Leverage of Attributes

Konflik Lahan 8,93


Kearifan Lokal 6,55
Objek Wisata 1,99

Attribute
Permukiman Penduduk 2,28
Jumlah penduduk 2,35
Sarana Kesehatan 2,43
Sarana Pendidikan 2,68
Kunjungan Wisatawan 3,01

0 2 4 6 8 10

RMS %

Gambar 12. Hasil Analisis Leverage IKb-KWM Dimensi Sosial


Berdasarkan analisis leverage kearifan lokal didalamnya, dengan
keberlanjutan Kawasan Wisata Mandeh dijadikannya kawasan tersebut menjadi
diemensi sosial dijelaskan pada gambar 12, kawasan wisata berpotensi merubah
dari 8 atribut yang dianalisis ada 2 atribut tatanan kearifan lokal masyarakat yang
yang paling sensitif mempengaruhi disebabkan terbukannya kawasan tersebut.
besarnya nilai indeks keberlanjutan Berdasarkan gambar 13 dapat
dimensi sosial yaitu, konflik lahan dan deketahui bahwa indeks masing-masing
kearifan lokal. Dengan demikian atribut dimensi keberlanjutan Kawasan Wisata
tersebut perlu mendapat perhatian dan Mandeh yang paling dominan adalah
dikelola dengan baik agar indeks dimensi ekonomi dengan indeks status
keberlanjutan Kawasan Wisata Mandeh keberlanjutannya 85,69, dimensi sosial
meningkat dimasa mendatang. dengan indeks status keberlanjutan 85, 34,
Atribut yang paling sensitif dan dimensi ekologi denagn indeks
mempengaruhi keberlanjutan Kawasan keberlanjutan 77,47. Masing – masing
Wisata Mandeh (gambar 12) dari dimensi dimensi menujukan ststus sangat
sosial adalah konflik lahan, hal ini berkelanjutan dan untuk itu penjagaan
dikarenakan koflik lahan terjadi status kebeberlanjutan tersebut sangat
dikarenakan status kepemilikan lahan yang penting guna status keberlanjutan kawasan
belum disertifikasi dan semakin majunya wisata mandeh dimasa mendatang. Hal
kawasan wisata mandeh berdampak pada yang perlu untuk mengurangi sensitifitas
harga dari lahan yang berada pada atribut yang mempengaruhi keberlanjutan
kawasan tersebut yang mendorong kawasan wisata mandeh harus
masyarakat untuk bersaing dalam perioritaskan pada masing-masing dimensi
kepemilikan lahan. (ekologi, ekonomi, dan sosial) agar
Atribut yang sensitif selanjutya yang keberlanjutan kawasan wisata mandeh
mempengaruhi kebelanjutan dimensi sosial dapat ditingkatkan.
adalah kearifan lokal, hal ini dikarenakan
di dalam Kawasan Wisata Mandeh
terdapat nagari-nagari yang memiliki

Jurnal Buana – Volume-4 No-3 2020 E-ISSN : 2615-2630


497

Gambar 13. Diagram Layang Analisis Indeks dan Status


Keberlanjutan Kawasan Wisata Mandeh
Adapun parameter statistik dari untuk menetukan perlu tidaknya
analisis Rap-KWM dengan menggunakan penambahan atribut untuk mencerminkan
metode MDS berfungsi sebagai standar dimensi yang dikaji secara akurat
untuk menentukan ketepatan terhadap hasil (mendekati kondisi yang sebenarnya).
kajian yang dilakukan di wilayah Nilai stress dan R2 analisis multi diemnsi
penelitian. Hasil analisis menunjukkan Kawasan wisata mandeh terdapat pada
2
nilai “stress” dan R (koefesien tabel 9, ekologi pada tabel 10, ekonomi
determinasi) untuk setiap dimensi maupun pada tabel 16, dan sosial pada tabel 26
multi dimensi. Nilai tersebut berfungsi dijelaskan pada tabel 6 sebagai berikut.

Tabel 6. Parameter Statistik (Goodness Of Fit) Dari Analisis Indeks Dan Status
Keberlanjutan Kawasan Wisata Mandeh Dimasing - Masing Dimensi
Parameter Statistik Multi Dimensi Ekologi Ekonomi Sosial
S-Stress 0,12 0,13 0,14 0,13
R² 0,95 0,94 0,96 0,96
Sumber. Pengolahan Data Primer 2019
Berdasarkan tabel 6, nilai stress dan pengaruh kesalahan pembuatan skor pada
2
R analisis Rap-KWM multi dimensi dan setiap atribut pada dimensi yang
masing- masing dimensi berada pada nilai disebabkan oleh kesalahan prosedur atau
(< 0,25), yang mana nilai tersebut pemahaman terhadap atribut, variasi
menandakan ketepatan atribut baik (good pemberian skor karena perbedaan opini
of fit). Sedangkan Koefesien Determinasi atau penilaian oleh peneliti yang berbeda,
(R2) disetiap dimensi dan multi dimensi stabilitas proses analisis MDS, kesalahan
cukup tinggi (mendekati 1), dengan memasukkan data atau penilaian atau ada
demikian kedua parameter statistik ini data yang hilang (missing data), dinilai
menunjukan bahwa seluruh atribut yang “stress” yang terlalu tinggi. Dengan
digunakan pada setiap dimensi sudah demikian hasil akhir analisis Rap-KWM
cuckup baik menerangkan keberlanjutan berupa IkB-KWM (Indeks keberlanjutan
Kawasan Wisata Mandeh Provinsi Kawasan Wisata Mandeh) di lokasi
Sumatera Barat. penelitian mempunyai tingkat
Analisis Monte Carlo dalam penilaian kepercayaan yang tinggi.
analisis Rap-KWM untuk melihat melihat

Jurnal Buana – Volume-4 No-3 2020 E-ISSN : 2615-2630


498

Pada analisis keberlanjutan Kawasan kesalahan (perbedaan) yang tidak banyak


Wisata Mandeh, analisis Monte Carlo mengubah nilai indeks total maupun
dilakukan dengan beberapa kali perdimensi, dijelaskan pada tabel 7.
pengulangan ternyata mengandung

Tabel 7. Perbedaan Nilai Indeks Keberlanjutan Analisis Monte Carlo Dengan Nilai Analisis
Rap-KWM
Dimensi Keberlanjutan MDS Monte Carlo Perbedaan
Multidimensi 78.82 77.25 1.58
Ekologi 76.42 75.23 1.19
Ekonomi 85.69 83.75 1.95
Sosial 85.34 83.86 1.49
Sumber. Pengolahan Data Primer 2019
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat memiliki nilai indeks sebesar 76,42
bahwa nilai indeks keberlanjutan Kawasan (sangat berkelanjutan), diemensi
Wisata Mandeh pada selang kepercayaan ekonomi memiliki nilai indeks
95% didaptkan hasil yang tidak banyak tertinggi sebesar 85,69 (sangat
mengalami perbedaan antara hasil analisis berkelanjutan), dan dimensi sosial
MDS dengan hasil analisis Monte Carlo. memiliki nilai indeks sebesar 85,34
Kecilnya perbedaan ini menunjukkan (sangat berkelanjutan)
bahwa sistem yang dikaji memiliki tingkat 3. Atribut-atribut yang sensitif
kepercayaan yang tinggi. Hasil uji statistic berpengaruh terhadap keberlanjutan
ini menunjukkan bahwa metoda Rap-KWM Kawasan Wisata Mandeh dari ketiga
cukup baik sebagai salah satu alat evaluasi dimensi (ekologi, ekonomi, dan sosial)
keberlanjutan Kawasan Wisata Mandeh. yaitu 7 atribut yaitu : (1) Tsunami, (2)
Longsor, (3) Banjir, dan (4) Abrasi
KESIMPULAN dan SARAN Pantai, (5) Unit usaha produksi, (6)
Kesimpulan Konflik lahan dan (7) Kearifan lokal
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah 4. Hasil uji statistik metode Rap-KWM
sebagai berikut. cukup baik untuk dipergunakan
1. Hasil pengamatan di lapangan dan sebagai salah satu alat untuk
studi pustaka menunjukakan terdapat mengevaluasi keberlanjutan Kawasan
24 (dua puluh empat ) indikator yang Wisata Mandeh secara kuantitatif dan
dapat mencerminkan indeks cepat (rapid appraisal)
keberlanjutan Kawasan Wisata Saran
Mandeh Provinsi Sumatera Barat. Nilai Terkait temuan-temuan yang ada dalam
Indeks Keberlanjutan Kawasan Wisata penelitian ini yaitu sebagai berikut.
Mandeh (IkB-KWM) secara analisis 1. Perlu dilakukan upaya yang dilakukan
multidimensi dengan metode Rap- oleh stakeholder terkait seperti dinas
KWM adalah sebesar 78,82 pada skala pariwisata, dinas lingkungan, BPBD
sustainabilitas 0 – 100 (sangat dan mayarakat guna meningkatkan
berkelanjutan) nilai indeks keberlanjutan Kawasan
2. Hasil analisis setiap dimensi Wisata Mandeh dengan cara mengelola
menunjukkan dimensi ekologi tujuh atribut sensitif terutama pada

Jurnal Buana – Volume-4 No-3 2020 E-ISSN : 2615-2630


499

empat faktor dominan dimensi ekologi Kavanagh, P. 2001. Rapid Appraisal Of


(tsunami, longsor, banjir, dan abrasi), Fisheries (Rapfish) Project :
satu faktor dominan diemnsi ekologi Rapfish Software Description (For
Microsoft Exel). University of
(unit usaha produksi), dan dua factor
British Columbia, Fishies Centre,
dominan dimensi sosial (konflik lahan Vancounter.
dan kearifan lokal).
2. Karna keberlanjutan Kawasan Wisata Keputusan Bupati Pesisir Selatan No 9
Mandeh setiap dimensi saat ini Tahun 2003 tentang Pelestarian
dikategorikan sangat berkelanjutan, Lingkungan Hidup Wisata Mandeh.
agar status keberlanjutan tidak turun
maka diperlukannya penjagaan dan Lipsey, Richard G. 1990. Pengantar Ilmu
mempertahankan status keberlanjutan ekonomi . Jakarta : Rineka Cipta
untuk keberlanjutan Kawasan Wisata Otto, Soemarwoto, 1994 Ekologi,
Mandeh dimasa yang akan datang. Lingkungan Hidup Dan
Pembangunan. Jakarta :
DAFTAR PUSTAKA Djambatan.
Bintarto, Hadisumarmo Surastopo. 1979. PP No 50 tahun 2011 Tetang Rencana
Metode Analisa Geografi Jakarta.
Induk Kepariwisataan Nasional
LP3ES.
Edwarsyah, 2008.Rancang Bangun Ruhimat 2005. Status Keberlanjutan Usaha
Kebijakan Pengelolaan Daerah Tani Agrofotestri Pada Lahan
Aliran Sungai dan Pesisir. (Studi Masyarakat : Studi Kasus di
Kasus : DAS dan Pesisir Citarum Keceamatan Rancah, Kabupaten
Jawa Barat). Disertasi Program Ciamis, Provinsi Jawa Barat
Doktoral Sekolah Pascasarjana
http://ejournal.forda-
IPB tidak diterbitkan.
mof.org/latihan/index.php/JPSE/art
Enda. 2010. Ilmu Prilaku Kesehatan. icle/view/961. Penelitian Sosial dan
Jakarta : Rineka Cipta. Ekonomi Kehutanan Vol 12 (2)
Faridz, et al. 2018. Indeks dan Status Dowload tanggal 16 Juni 2019
Keberlanjutan Ketersediaan
Ruslan, Sabuhan, Sutahjo, dan
Tembakau Madura.
(http://journal.trunojoyo.ac.id). Widiatmaka. 2013. Evaluasi
Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Keberlanjutan Pengelolaan
dan Kebijakan Pertanian. Vol 7. Perkebunan Kelapa Sawit Pola
No 2. Dowload tanggal 24 Juni Inti-Plasma di PT. Perkebunan
2019. Nusantara VII Muara Enim,
Groenen, Velden. 2004. Multidiemsional Sumatera Selatan.
Scalling. Econometric Institute (https://journal.unpak.ac.id/index.p
Reseach Papers From Erasmus hp/ekologia/article/view/12)
Scholl of Economics. Papers No Jurnal Ekologia. Vol 12 (1)
E1 2004-15. Dowload tanggal 15 Juni 2019
https://econpapers.repec.org/paper
/emseureir/1274.htm. Dowload
tanggal 15 Juni 2019

Jurnal Buana – Volume-4 No-3 2020 E-ISSN : 2615-2630


500

Lampiran 1. Atribut Skor Keberlanjutan Kawasan Wisata Mandeh Dimensi Ekologi


Dimensi Pilihan
Baik Buruk Keterangan
/atribut Skor
Fungsi 0, 1, 2, 3 3 0 Didasarkan pada keberadaan Kawasan Wisata
Kawasan Mandeh terhadap fungsi kawasan di Kawasan Wisata
Mandeh. (3) Sangat baik dijadikan kawasan wisata,
(2) agak baik dijadikan kawasan wisata, (1) tidak baik
untuk dijadikan kawasan wisata, (0) sangat tidak baik
untuk dijadikan kawasan wisata.
Kawasan 0, 1, 2, 3 3 0 Didasarkan pada keberadan kawasan lindung yang
Lindung berada disekitar kawasan wisata mandeh. (3) sangat
tidak menggagu kawasan lindung, (2) tidak mengagu
kawasan lindung, (1) menganggu kawasan lindung,
(0) sangat tidak mengganggu kawasan lindung
Penggunaan 0, 1, 2, 3 3 0 Didasarkan pada penggunaan lahan keselurauhan area
Lahan Kawasan Wisata Mandeh. (3) Sangat bauk dijadikan
kawasan wisata, (2) agak baik dijadikan kawasan
wisata, (1) tidak baik untuk dijadikan kawasan wisata,
(0) sangat tidak baik untuk dijadikan kawasan wisata.
Kawasan 0, 1, 2, 3 3 0 Didasarkan pada keberadaan kawasan manggrove di
Manggrove kawasan wisata mandeh. (3) Sangat baik dijadikan
kawasan wisata, (2) agak baik dijadikan kawasan
wisata, (1) tidak baik untuk dijadikan kawasan wisata,
(0) sangat tidak baik untuk dijadikan kawasan wisata.
Bencana 0, 1, 2 2 0 Didasarkan pada pengaruh potensi abrasi Terhadap
Abrasi Keberadaan Kawasan Wisata Mandeh. (2) Tidak
berpengaruh, (1) Berpengaruh tapi kecil, (0) Sangat
Berpengaruh
Bencana 0, 1, 2 2 0 Didasarkan pada potensi bencana banjir terhadap
Banjir Keberadaan Kawasan Wisata Mandeh. (2) Tidak
berpengaruh, (1) Berpengaruh tapi kecil, (0) Sangat
Berpengaruh
Bencana 0, 1, 2 2 0 Didasarkan pada potensi bencana longsor terhadap
Longsor Keberadaan Kawasan Wisata Mandeh. (2) Tidak
berpengaruh, (1) Berpengaruh tapi kecil, (0) Sangat
Berpengaruh
Bencana 0, 1, 2 2 0 Didasarkan pada potensi bencana tsunami terhadap
Tsunami Keberadaan Kawasan Wisata Mandeh. (2) Tidak
berpengaruh, (1) Berpengaruh tapi kecil, (0) Sangat
Berpengaruh
Kondisi 0, 1, 2, 3 2 0 Didasarkan pada kondisi perairan di Kawasan Wisata
Perairan Mandeh. (3) Sangai baik, (2) Baik, (1) Tidak baik, (0)
Sangat tidak baik
Kondisi 0, 1, 2, 3 2 0 Didasarkan pada kondisi jalan di Kawasan Wisata
Jalan Mandeh. (3) Sangai baik, (2) Baik, (1) Tidak baik, (0)
Sangat tidak baik
Pengelolaan 0, 1, 2, 3 2 0 Didasarkan pada pengelolaan di Kawasan Wisata
Sampah Mandeh. (3) Sampah didaur ulang, (2) Sampah
dibakar, (1) Sampah dibuang pada suatu tempat, (0)
sampah dibuang sembarangan

Jurnal Buana – Volume-4 No-3 2020 E-ISSN : 2615-2630


501

Lampiran 2. Atribut Skor Keberlanjutan Kawasan Wisata Mandeh Dimensi Ekonomi


Dimensi
Skor Baik Buruk Keterangan
/atribut
Serapan 0, 1, 2 2 0 Didasarkan pada perkembangan serapan tenaga kerja
Tenaga bidang pada pariwisata di Kawasan Wisata Mandeh.
Kerja (2) Meningkat, (1) Tetap, (0) Menurun
Pendapatan 0, 1, 2 2 0 Didasarkan padaperkembangan keadaan pendapatan
finansial perkapita penduduk di Kawasan Wisata Mandeh (2)
Penduduk Meningkat, (1) Tetap, (0) Menurun
Unit Usaha 0, 1, 2 2 0 Didasarkan pada keadaan dan jumlah unit usaha
Produksi produksi di Kawasan Wisata Mandeh (2) Meningkat,
1) Tetap, (0) Menurun
Unit Usaha 0, 1, 2 2 0 Didasarkan pada keadaan dan jumlah unit usaha Jasa
Jasa di Kawasan Wisata Mandeh (2) Meningkat, (1) Tetap,
(0) Menurun
Kontribusi 0, 1, 2 2 0 Didasarkan pada kontribusi Kawasan Wisata Mandeh
terhadap terhadap PAD bidang pariwisata Kabupaten Pesisir
PAD Selatan. (2) Meningkat, (1) Tetap, (0) Menurun

Jurnal Buana – Volume-4 No-3 2020 E-ISSN : 2615-2630


502

Lampiran 3. Atribut Skor Keberlanjutan Kawasan Wisata Mandeh Dimensi Sosial


Dimensi
Skor Baik Buruk Keterangan
/atribut
Jumlah 0, 1, 2 2 0 Didasarkan pada pengaruh jumlah penduduk terhadap
Penduduk Kawasan Wisata Mandeh. (2) Tidak berpengaruh, (1)
Berpengaruh tapi kecil, (0) Sangat berpengaruh
Pemukiman 0, 1, 2 2 0 Didasarkan pada pengaruh pemukiman penduduk
Penduduk terhadap Kawasan Wisata Mandeh. (2) Tidak
berpengaruh, (1) Berpengaruh tapi kecil, (0) Sangat
berpengaruh
Sarana 0, 1, 2, 3 2 0 Didasarkan pada pengaruh Kawasan Wisata Mandeh
pendidikan terhadap sarana pendidikan di Kawasan Wisata
Mandeh. (3) Berpengaruh sangat baik, (2)
Berpengaruh baik (1) Tidak berpengaruh (0)
Berpengaruh buruk
Sarana 0, 1, 2, 3 3 0 Didasarkan pada pengaruh Kawasan Wisata Mandeh
Kesehatan terhadap sarana pendidikan di Kawasan Wisata
Mandeh. (3) Berpengaruh sangat baik, (2)
Berpengaruh baik (1) Tidak berpengaruh (0)
Berpengaruh buruk
Kearifan 0, 1, 2 2 0 Didasarkan pada pengaruh keberadaaan Kawasan
Lokal Wisata Mandeh terhadap kearifan masyarakat (0)
Kebudayaaan masayarakt berganti dengan yang baru,
(1) Kebudayaan masyarakat mulai mengalami
perubahan, (2) Kebudayan masyarakat masih tetap
Konflik 0, 1, 2 2 0 Didasarkan pada konflik kepemilikan lahan yang
Lahan berada di Kawasan Wisata Mandeh (0) Sering terjadi,
(1) Kadang terjadi (2) Tidak sama sekali terjadi
Objek 0, 1, 2, 3 3 0 Didasarkan pada pengaruh pertambahan jumlah objek
Wisata wisata di Kawasan Wisata Mandeh (3) Berpengaruh
sangat baik, (2) Berpengaruh baik (1) Tidak
berpengaruh (0) Berpengaruh buruk
Kunjungan 0, 1, 2 2 0 Didasarkan pada jumlah kunjungan wisatawan yang
Wisatawan berkunjung ke kawasan wisata mandeh. (2)
Meningkat, (1) Tetap, (0) Menurun

Jurnal Buana – Volume-4 No-3 2020 E-ISSN : 2615-2630

Anda mungkin juga menyukai