Anda di halaman 1dari 12

PRAKTIKUM EKOWISATA LAUT

LAPORAN LENGKAP

KELOMPOK 1

L011201083 NUR AMALIYAH


L0112........
L0112…….
L0112…….

ASISTEN : RIO EDWIN PATIUNG RANDA

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
HALAMAN PENGESAHAN

Mata Kuliah : Ekowisata Laut


Judul : Laporan Lengkap Praktikum Ekowisata Laut

1
Kelompok : I (Satu)
Jurusan : Ilmu Kelautan
Fakultas : Ilmu Kelautan dan Perikanan

Laporan Praktikum ini telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :

Koordinator Asisten Asisten

Ardyansyah Kahar Rio Edwin Patiung Randa


NIM: L 011 19 1124

Disetujui:
Koordinator Mata Kuliah

Dr.
NIP:

Tanggal Pengesahan: Makassar, November 2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa karena atas
limpahan rahmat-Nya, Laporan Praktik Lapangan Ekowisata ini dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu. Shalawat serta salam juga kita panjatkan kepada Nabi
Muhammad SAW beserta para sahabat yang telah membawa kita dari alam yang
menuju alam yang terang benderang ini.
Tak lupa pula penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen mata
2
kuliah Ekowisata Laut, asisten dan teman-teman yang telah memberikan kritik dan
saran terhadap penulis dalam menyusun laporan Praktik Lapangan Ekowisata Laut ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis sadar akan
banyaknya kekurangan pada laporan ini. Oleh karena itu, saran, kritik dan masukan
yang membangun sangat diharapkan sehingga kedepannya lebih baik.

Penulis

Kelompok 1

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang menyimpan sejuta pesona dari keindahan
alamnya yang membuat Indonesia sangat cocok untuk mengembangkan sektor
pariwisata. Salah satu tumpuan perekonomian Indonesia yaitu parwisata yang paling
siap untuk bangkit apabila Negara sedang dalam fase krisis. Hal inilah yang membuat
pariwisata bisa dikatakan sebagai primadona. Pariwisata juga merupakan salah satu
sektor yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan serta berkaitan erat dengan
peningkatan perolehan devisa suatu Negara, membuka peluang lapangan pekerjaan
baru, dan mendorong pembangunan suatu wilayah (Sudirman, 2016). Bukan hanya
masalah ekonomi, melainkan juga masalah sosial, budaya, politik dan seterusnya.
Pariwisata adalah suatu sistem yang multi kompleks, dengan berbagai aspek yang saling
terkait dan saling mempengaruhi antar sesama. Dalam beberapa dasawarsa terakhir,

3
pariwisata telah menjadi sumber penggerak dinamika masyarakat dan menjadi salah
satu prime mover dalam perubahan sosial budaya (Pitana, 1999 dalam Nuriya, 2022)
Dalam lingkup pariwisata ada yang dimaksud ekowisata dimana, ekowisata
adalah kegiatan wisata alam didaerah yang bertanggung jawab dengan memperhatikan
unsur pendidikan, pemahaman, dan dukungan terhadap usaha-usaha konservasi sumber
daya alam, serta peningkatan pendapatan masyarakat local (Sudirman, 2016). Definisi
ekowisata yang pertama diperkenalkan oleh organisasi The Ecotourism Society (1990)
dalam Tuasikal (2020) sebagai berikut: Ekowisata adalah suatu bentuk perjalanan
wisata ke area alami yang dilakukan dengan tujuan mengkonservasi lingkungan dan
melestarikan kehidupan dan kesejahteraan penduduk setempat. Semula ekowisata
dilakukan oleh wisatawan pecinta alam yang menginginkan di daerah tujuan wisata
tetap utuh dan lestari, di samping budaya dan kesejahteraan masyarakatnya tetap
terjaga. Namun dalam perkembangannya ternyata bentuk ekowisata ini berkembang
karena banyak digemari oleh wisatawan. Wisatawan ingin berkunjung ke area alami,
yang dapat menciptakan kegiatan bisnis. Ekowisata kemudian didefinisikan sebagai
berikut: Ekowisata adalah bentuk baru dari perjalanan bertanggung jawab ke area alami
dan berpetualang yang dapat menciptakan industri pariwisata (Eplerwood, 1999 dalam
Fandeli, 2000). Dari kedua definisi ini dapat dimengerti bahwa ekowisata dunia telah
berkembang sangat pesat.
Salah satu kawasan wisata pantai yang terletak di kawasan Jalan Metro Bunga,
Kecamatan Tamalete, Kabupaten Makassar yakni Wisata Pantai Biru yang banyak
dikunjungi oleh wisatawan. Selain menjadi tempat tujuan wisata, pantai biru ini juga
dapat dijadikan sebagai tempat menggelar acara pernikahan dengan tema Outdoor
ditepian pantai. Dimana pengelola Pantai Biru ini telah menyediakan dekorasi khusus
untuk menyelenggarakan penikahan di tepian pantai. Oleh karena itu, perlu
dilakukannya analisis kesesuaian ekowisata pantai terhadap wisata Pantai Biru.
B. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktik ini yaitu mengukur kesesuaian Wisata Pantai Biru sebagai
kawasan wisata pantai dengan menghitung parameter pada analisis Indeks Kesesuaian
Wisata (IKW).
Kegunaan praktikum ini adalah dapat memberikan informasi mengenai kesesuaian
Wisata Pantai Biru sebagai kawasan wisata pantai dari menghitung parameter pada analisis
Indeks Kesesuaian Wisata (IKW).

4
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Wisata Pantai


2.2.1 Kesesuaian Wisata
Penganalisisan sesuai ataupun tidaknya pariwisata ialah pasnya disertai abilitas
areal guna menopang keseluruhan paradigma aktivitas wisata. Aktivitas wisata yang
dibangun hendaklah disejajarkan perihal potensinya serta urgensinya. Per aktivitas
wisatanya disertai syarat sumber daya serta lingkungan berkesesuaian perihal obyek
wisata nan dibangun. Eksistensi 10 parameter yang dipergunakan guna menelaah
kebersesuaian wisata pantai golongan rekreasi, yakni kedalaman perairan, tipe serta
lebar pantai, material dasar perairan, kecepatan arus, kemiringan pantai, kecerahan
perairan, penutupan lahan pantai, biota berbahaya serta ketersediaan air tawar.
Setelah mendapatkan semua data parameter tersebut kemudian dihitung dengan
rumus IKW (Indeks Kesesuaian Wisata) (Yulianda, 2007).
2.2.2 Daya Dukung Kawasan Wisata
Dipaparkan (Yulianda, et al., 2010) menjabarkan bahwasanya daya dukung
ialah abilitas guna mendapati wisatawan perihal pemakaian SDA begitu optimal
serta berkesinambungan disertai ketiadaan rusaknya lingkungannya. Daya dukung
perihal wilayah dibarengi permaknaan lainnya yakni perasaan nyaman
pengunjungnya dalam melaksanakan aktivitas (potensi ekologi) dalam hal area yang
dipergunakan untuk kegiatan tersebut, dan hal ini di pengaruhi oleh jam oprasional
daerah dan waktu yang dihabiskan oleh pengunjung dalam melakuakan kegiatan
tersebut (Pangemanan, et al., 2012).
2.5.3 Pengelolaan Wisata Pantai
Rencana pembangunan pariwisata maksudnya membikin satu rancangan guna
melahirkan satu areal yang dibarengi peluang obyek ataupun areal guna keperluan
finansial areal. Pada satu wilayah yang dibarengi peluang guna pengembangkan
pariwisatanya menjadikannya senantiasai mesti disertai kendali perihal pembikinan
ataupun pemakaian peluang obyeknya ataupun areal wisatanya, sebab guna
memakai ataupun merasai penataan alamiahnya ialah suatu potensi tiada mesti
merubahnya secara keseluruhan (Gesvita, 2014).
Tingkatan perancangan pariwisata diawali daripada pembangunan pariwisata
daerah yang meliputi terbangunnya fisik obyek serta atraksi wisata. Begitu
dilaksanakan, kita bakal mampu mengenali paradigma pembikinan serta totalan

5
bertamunya wisatawan jikalau nyatanya menggapai urgensi nan sudah dipastikan,
berikutnya bakal membayangkan rancangan utamanya. Guna membangunnya mesti
dilaksanakan sejumlah “approach” bersama komunitas pariwisata yang ada
(pemerintahan pula swasta) serta sejumlah pihak terkait yang dinantikan mampu
menyokong berlanjutnya pembangunan pariwisata areal terkait (Rani, 2014)
konsep pengelolaan ekowisata tiada sekadar menomor satukan perihal
berkesinambungannya tapi mengacu melebihinya, yakni menjagakan nilaian SDA
serta SDM. Supaya nilaian terkait terjagakan, menjadikan pengupayaan ekowisata
tiada melaksanakan pengeksploitasian SDA, tapi sekadar mempergunakan jasa alam
serta kultural konsorsium guna memenuhi keinginan fisik, wawasan, serta
psikologis pengunjungnya (Yulianda, 2007).
B. Potensi Wisata Pantai
C. Scienic Beauty Estimation (SBE)
D. Dampak aktivitas wisata

6
III. METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat


Waktu pelaksanaan praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 3 Desember
2022. Praktikumini bertempat pantai biru kecamatan tamalate, kota makassar, sulawesi
selatan. lokasi penelitian seperti yang terdapat pada Gambar 1 berikut ini.

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan selama peneltian berlangsung dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Alat dan bahan yang di gunakan selama praktikum
No Jenis alat dan bahan Kegunaan
1. Alat tulis (pulpen, buku ) Mencatat hasil praktikum
2. Kamera digital Dokumentasi hasil praktikum
3. Papan skala Mengukur kedalam perairan
4. Sechhi disk Mengukur kecerahan
5. Meteran roll Mengukur panjang pantai, lebar
pantai, dan ketersediaan air tawar

C. Prosedur Kerja
1.siapa alat untu parameter kesesuaian daya dukung pantai antaranya :
 Secchi disk
 Meteran roll
 Papan skala
2. penentuan tipe pantai yaitu amati secara visual menggunakan pengamatan
warna dan jenis substratnya, setelah itu mendapatkan lalu cocokan
3. mengukur kedalaman perairan dapat mengunakan tongkat berskala di
masukkan dalam perairan dengan posisi vertikal sampai menyentuh dasar
perairan kemudian dilihat pada tinggi air pada tongkat.
4. mengukur kecerahan dengan menggunakan secchi disk lalu di bawah ke arah
laut kemudian di di turunkan perlahan-lahan sampai batas dada seseorang. Dapat

7
lihat kecerahan dari Ketika sudah tidak ada lagi pantulan cahaya dari secchi
disk.
Kedalaman disaat Secchi disk kelihatan kembali dinyatakan dengan d2.
Perhitungan kecerahan menggunakan rumus:

Keterangan :
K = Kecerahan (m)
d1 = Kedalaman secchi disk saat tidak terlihat
d2 = Kedalaman secchi disk saat mulai tampak kembali
5. mengukur Panjang pantai menggunakan roll mater
6. mengukur lebar pantai dilakukan menggunakan roll meter dengan cara
mengukur dari vegetasi terdekat yang ada di pantai biru sampai batas pasang
tertinggi.
7. mengukur material dasar perairan dengan mengambil material dasar perairan
pada setiap ulangannya, kemudian cocokan data yang di peroleh termasuk jenis
material dasar tersebut.
8. pengukuran ketersediaan air tawar dapat dilakukan dengan mengukur jarak
lokasi sampai pada ketersediaan air tawar terdekat, kemudian di ukur secara
vertikal dan lihat berapa hasil yang di dapatkan.
9. pengamatan biota berbahaya dengan cara mengamati biota-biota yang ada di
pantai biru kemudian mengolongkan biota tersebut berbahaya bagi manusia atau
tidak.
D. Analisis Data
Analisis data terbagai menjadi 2 yaitu, data primer dikumpulkan melalui
pengukuran langsung dan wawancara menggunakan kuesioner dibuatkan google from.
Pengukuran langsung di lapangan dilakukan untuk parameter biofisik pantai yang
meliputi: tipe pantai, lebar pantai, material dasar perairan, dan ketersediaan air tawar.
Wawancara dilakukan terhadap responden yang meliputi pengelola, pengunjung,
masyarakat sekitar, pelaku usaha wisata kawasan objek wisata serta pemerintah
setempat melalui kuesioner yang telah disusun dan dipersiapkan praktikum. Jumlah
responden untuk penelitian ini sebanyak 50 orang.
a) Analisis kesesuaian lahan

8
Analisis Kesesuaian Lahan Analisis kesesuaian lahan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu mengacu pada rumus dan matriks kesesuaian lahan untuk
wisata pantai menurut Yulianda (2007), yaitu sebagai berikut :
1. Rumus kesesuaian lahan untuk wisata pantai menurut Yulianda (2007), yaitu
sebagai berikut :

Keterangan :
IK W : Indeks Kesesuaian Wisata
Ni : Nilai parameter ke-i (Bobot Skor)
Nmaks : Nilai maksimum dari suatu kategori wisata

2. Matriks Kesesuaian Lahan untuk Wisata Pantai Kategori Rekreasi menurut


Yulianda (2007), yaitu sebagai berikut :
Tabel 2. Matriks Kesesuaian Lahan Wisata Pantai untuk Kategori Rekreasi
No Parameter B Kategori S Kategori S Kategori S Kategori S
S1 S2 S3 N
1. Kedalaman 5 0-3 4 >3-6 s >6-10 2 >10 1
perairan
2. Tipe pantai 5 Pasir 4 Pasir 3 Pasir hitam 2 Lumpur 1
putih putih,sedikit berkarang berbatu,terjal
karang sedikit
terjal
3. Lebar pantai 5 >15 4 10-5 3 3-10 2 <3 1
(m)
4. Material dasar 4 pasir 4 Karang 3 pasir 2 lumpur 1
berpasir
5. Kecerahan 3 >10 4 >5-10 3 3-5 2 <2 1
perairan (m)
6. Ketersediaan air 3 <0,5 4 >0,5-1 3 >1-2 2 >2 1
tawar

9
(jarak/km)
7. Biota berbahaya 3 Tidak 4 Bulu babi 3 Bulu babi, 2 Bulu 1
ada ikan pari babi,ikan
pari,lepu,hiu
Sumber : Yulianda (2007).
Keterangan :
S1 = Sangat sesuai, dengan nilai 80 - 100 %
S2 = Cukup sesuai, dengan nilai 60 - < 35
S3 = Sesuai bersyarat, dengan nilai 35 - < 35
N = Tidak sesuai, dengan nilai < 35
B = Bobot
S = Skor

b) Analisis Daya Dukung Kawasan


Analisis daya dukung kawasan yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
rumus daya dukung kawasan dan potensi ekologis pengunjung menurut Yulianda
(2007), yaitu sebagai berikut :
1. Rumus daya dukung kawasan untuk kategori rekreasi menurut Yulianda (2007),
yaitu sebagai berikut :

Keterangan :
DDK : Daya dukung kawasan
K : Potensi ekologis pengunjung atau kapal per satuan unit area
Lp : Luas area atau panjang area yang dapat dimanfaatkan
Lt : Luas unit area untuk kebutuhan tertentu
Wt : Waktu yang disediakan oleh kawasan untuk kegiatan wisata dalam satu hari
Wp : Waktu yang dihabiskan pengunjung atau kapal untuk tiap kegiatan tertentu.
2. Potensi ekologis pengunjung berdasarkan luas area menurut Yulianda (2007), yaitu
sebagai berikut :
Tabel 2. Potensi Ekologis Pengunjung (K) dan Luas Area Kegiatan (Lt)
Jenis kegiatan K Unit area Keterangan
(∑ pengunjung) (Lt)

10
Rekreasi pantai 1 50 m 1 orang setiap 50m
Panjang pantai
Sumber : Yulianda (2007).
Perhitungan waktu kegiatan pengunjung (Wp) didasarkan pada lamanya
waktuyang dihabiskan pengunjung di lokasi wisata untuk melakukan kegiatan
wisataseperti yang diperlihatkan pada Tabel. 3 dengan memperhitungkan waktu yang
disediakan untuk kawasan (Wt). Waktu kawasan adalah lama waktu areal dibuka dalam
satu hari.
Tabel 3. Prediksi waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan wisata.
Jenis kegiatan Waktu yang dibutuhkan Wp- Total waktu 1 hari Wt-(jam)
(jam)
Rekreasi pantai 24 24

IV. HASIL

V. PEMBAHASAN

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Nuriya. S. 2022. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Ekowisata di Desa


Srikaton Kecamatan Tanjung Bintang Kabupatem Lampung selatan. Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Sudirman. A. T. 2016. Pengembangan Ekowisata Berbasis Tradisional Terhadap


Kesejahteraan Masyarakat di Kawasan Bantimurung Bulusaraung Kabupaten
Maros. Universitas Muhammadiyah Makassar.

Tuasikal. T. 2020. Strategi Pengembangan Ekowisata Pantai Nitanghahai di Desa


Morela, Kabupaten Maluku Tengah. Jurnal Agrouht. Vol. 11. No. 1. Hal: 33-42.

11
Yulianda, F. 2007. Ekowisata bahari sebagai alternatif pemanfaatan sumberdaya pesisir
berbasis konservasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Yulianda, F. et al., 2010. Pengelolaan Pesisir dan Laut Secara Terpadu, Bogor:
Pusdiklat Kehutanan Departemen Kehutanan RISECEM - Korea International
Coorporation Agency

Rani, D., 2014. Pengembangan Potensi Pariwisata Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa
Timur (Studi Kasus: Pantai Lombang). Jurnal Politik Muda, pp. 3 (3) : 412-421.

Gesvita, I., 2014. Karakteristik Wilayah Sawahlunto Sebagai Daerah Tujuan Wisata di
Provinsi Sumatra Barat, Bandung: Bandung (ID): Departemen Pendidikan
Geografi, Universitas Pendidikan Indonesia.

Pangemanan, A., Maryunan, Luchman, H. & Boby, P., 2012. Economic Analysis of
Bunaken National Park Ecotourism Area Based on The Carriying Capacity and
Visitation Level. Asian Transaction on Basic and Applied Science, 2(4), pp. 34-
40.

12

Anda mungkin juga menyukai