Anda di halaman 1dari 27

STRATEGI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA

PEMANDIAN AIR PANAS DAN GOA ERGENDANG DI DESA PANUNGKIREN


SINEMBAH TANJUNG MUDA HILIR
KABUPATEN DELI SERDANG

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Geografi Pariwisata

Oleh:
Kelompok 5
Gilbert Iglesias Butarbutar (3173131014)
Ade Suryani Nasution (3173131003)
Edelweis Putra Falipido S. (3173331009)
Azzahra Putri (3173331005)
Nurlaily Hidayati Purba (3171131019)
Hawani Atika Suri Samosir (3173331020)

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. yang telah memberikan rahmat serta
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Mini Riset sebagai tugas untuk
penambahan nilai kami.
Di sini kami mengucapkan terimakasih kepada Dr.Sugiharto, M.Si. selaku dosen
pengampu mata kuliah Geografi Pariwisata. Serta kami ucapkan terimakasih kepada keluarga
dan rekan-rekan yang telah memberikan dukungan dan doa sehingga kami mampu
menyelesaikan tugas ini dengan lancar dan tanpa halangan apapun.
Dalam penyusunan tugas ini tidak luput dari kesalahan dan kekeliruan, untuk itu kami
mohon kritik dan saran demi perbaikan kedepannya. Semoga penyusunan laporan mini riset
ini memberikan manfaat bagi pembaca dan dapat memberikan pengetahuan serta wawasan
untuk kita semua.

Medan, 23 November 2019

(Kelompok 5)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Objek wisata merupakan tempat dimana kita dapat menemukan kesinambungan atau
keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup. Dengan berwisata kita dapat
menghilangkan sedikit kejenuhan setelah melakukan berbagai aktivitas yang berat. Tempat-
tempat wisata merupakan tempat yang paling ramai dikunjungi masyarakat, sehingga tempat
wisata merup akan solusi yang baik untuk meningkatkan jumlah pendapatan masyarakat.
Kabupaten Deli Serdang mempunyai potensi wisata kekayaan alam yang menjadi
obyek pariwisata. Potensi tersebut memiliki daya tarik tersendiri untuk diminati para
wisatawan baik dalam maupun wisatawan luar negeri. Kabupaten Deli Serdang mempunyai
lokasi yang sangat stategis, selain itu, Kabupaten Deli Serdang memiliki jalan utama sebagai
jalan Lintas Sumatra yang menghubungkan kabupaten yang satu dengan kabupaten yang
lainnya.
Salah satu potensi alam yang dimiliki Kabupaten Deli Serdang adalah wisata
Pemandian Air Panas dan Goa Ergendang. Wisata pemandian air panas ini patut menjadi
kebanggaan masyarakat Desa Panungkiren Sinembah Tanjung Muda Hilir Kabupaten Deli
Serdang karena melihat keadaan daerahnya tidak memungkinkan adanya sumber mata air
panas bumi karena daerah ini terletak di pesawahan dan perkebunan penduduk dimana lokasi
ini jauh dari pegunungan berapi.
Menurut pengelola objek pariwisata ini, kolam ini memang sengaja dibuat oleh
penduduk Desa Panungkiren untuk memikat wisatawan agar mau datang berkunjung dan
berwisata ke daerah tersebut. Airnya langsung bersumber dari Air Panas Penen, Deli Serdang
yang dialirkan dengan menggunakan pipa kecil. Air panas ini memiliki sedikit kadar
belerangnya yang hanya mencapai 1% namun, air yang keluar dari perut bumi ini benar-
benar berasal dari aktifitas alam. Hal ini yang menyebabkan perbedaan wisata pemandian air
panas dengan wisata lain yang ada di Kabupaten Deli Serdang.

Sumber pemandian air panas ini sudah mulai ramai dikunjungi pada beberapa tahun
belakangan karena dipercaya oleh masyarakat berkhasiat sebagai terapi penyembuhan
berbagai macam penyakit seperti stroke, rematik dan penyakit kulit. Selain itu juga di
karenakan aksesibilitas untuk menuju lokasi objek wisata ini sudah dikatakan baik karena
jalannya sudah bagus dan dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
Namun, Pengelola pariwisata Kabupaten Deli Serdang belum menyadari ada potensi
yang besar dari pemandian sumber air panas ini sebagai salah satu kekayaan alam sumber
air panas yang memiliki potensi wisata yang sangat potensial.

Berdasarkan realita dan begitu berharganya kekayaan alam tersebut, maka perlu
dilakukan identifikasi potensi- potensi wisata yang ada di obyek wisata pemandian air panas
sehingga dapat diketahui potensi mana yang sudah dikembangkan dan potensi wisata yang
belum dikembangkan, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan pengelola dalam rangka
perencanaan dan pengembangan obyek wisata pemandian air panas untuk masa yang akan
datang sehingga jumlah kunjungan wisatawan akan mengalami peningkatan
Hal ini menarik penulis untuk memilih judul “Strategi Pengembangan Objek Wisata
Pemandian Air Panas Dan Goa Ergendang Di Desa Panungkiren Sinembah Tanjung Muda
Hilir Kabupaten Deli Serdang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penulisan latar belakang masalah yang telah dikemukakan terlebih
dahulu sebelumnya, maka penulis merumuskan masalah didalam penelitian ini ialah
“Bagaimana upaya pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat
setempat di dalam pengembangan objek wisata Air Panas Dan Goa Ergendeng Deli
Serdang?”

C. Tujuan Penelitian
Merujuk pada penulisan rumusan masalah penelitian tersebut di atas maka adapun
yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu
“Untuk mengetahui bagaimana upaya pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah dan
masyarakat setempat di dalam pengembangan objek wisata Air Panas dan Goa Ergendang
Kabupaten deli Serdang.”
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pariwisata
Secara etimologis kata pariwisata berasal dari bahasa sansakerta yang terdiri atas dua
suku kata yaitu “pari yang berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, dan keliling dan kata
“wisata” yang berarti perjalanan atau bepergian. Dengan demikian pengertian dari kata
pariwisata berarti suatu perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali atau berputar-putar
dari suatu tempat ketempat yang lain. Menurut definisi yang luas seperti yang dikatan oleh
Spillane (1985:5) pariwisata adalah perjalanan dari suatu tempat ketempat lain, bersifat
sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari keseimbangan
atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkuangan hidup dalam dimensi sosial, budaya,
alam, dan ilmu.
Menurut Undang- Undang No. 10 Tahun 2009 dalam Pasal 1 butir 3, dimana yang
dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai
fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan
pemerintah daerah. Sedangkan untuk kepariwisataan pada butir ke 4, pariwisata adalah
keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multidimensi serta
multidisplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara, serta interaksi
antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah
daerah, dan pengusaha.
Pengertian yang lain menyebutkan bahwa pariwisata adalah suatu proses kepergian
sementara dari seorang atau lebih menuju tempat lain keluar tempat tinggalnya. Dorongan
kepergian adalah karena berbagai kepentingan, baik karena kepentingan ekonomi, sosial,
kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena sekedar
ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar.
2. Prasarana Dan Sarana Pariwisata
Prasarana dan sarana yang baik merupakan salah satu faktor penunjang perkembangan
pariwisata sehingga dapat menarik perhatian banyak wisatawan untuk berkunjung ke tempat
tersebut.
a. Prasarana Pariwisata
Pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan kondisi dan lokasi akan
meningkatkan aksesbilitas suatu objek wisata yang dapat meningkatkan daya tarik objek
wisata itu sendiri.
Menurut Yoeti (1996), menjelaskan bahwa prasarana wisata adalah semua fasilitas
yang dapat memungkinkan proses perekonomian berjalan dengan lancar sedemikan rupa,
sehingga dapat memudahkan manusia untuk dapat memenuhi kebutuhannya. Yoeti membagi
prasarana wisata atas 2 bagian penting, yaitu:
1) Prasarana Perekonomian ( Economy Infrastructures) dapat dibagi atas:
a) Pengangkutan (Transportation)
Pengangkutan adalah pengangkutan yang dapat membawa para wisatawan dari
negara dimana ia biasanya tinggal ke tempat atau negara yang merupakan daerah
tujuan wisata.
b) Komunikasi (Communication Infrastructures)
Tersedianya prasarana komunikasi akan dapat mendorong para wisatawan untuk
mengadakan perjalanan jarak jauh. Dengan demikian wisatawan tidak ragu- ragu
meninggalkan rumah dan anak- anaknya. Termasuk dalam kelompok ini
diantaranya telepon, telegraph, radio, Tv, surat kabar, internet dan kantor pos.
c) Kelompok yang termasuk untilities
Sarana untilities adalah penerangan listrik, persediaan air minum, sistem irigasi dan
sumber energi.
d) Sistem perbankan
Adanya pelayanan bank bagi para wisatawan dapat menjamin mutu dengan mudah
menerima atau mengirim dari dan negara asalnya tanpa mengalami birokrasi
pelayanan. Sedangkan untuk pembayaran lokal, wisatawan dapat menukar uangnya
pada money changer setempat.
2) Prasarana Sosial (Social Infrastructures)
Prasarana sosial adalah semua faktor yang menunjang kemajuan atau menjamin
kelansungan prasarana perekonomian yang ada. Termasuk dalam kelompok ini adalah:
a) Sistem pendidikan (School System)
Adanya lembaga- lembaga pendidikan yang mengkhususkan meningkatkan diri
dalam suatu usaha untuk pendidikan kepariwisataan yang tidak hanya merupakan
pelayanan bagi para wisatawan tetapi juga untuk memlihara dan mengawasi suatu
badan usaha yang bergerak dalam kepariwisataan.
b) Pelayanan kesehatan (Health Service Facilities)
Harus ada jaminan bahwa di daerah tujuan wisata tersedia pelayanan bagi suatu
penyakit yang mungkin akan diderita dalam perjalanan.
c) Faktor keamanan (Safety Factor)
Perasaan tidak aman (unsafe) dapat terjadi di suatu tempat yang baru saja
dikunjungi. Adanya perlakuan yang tidak wajar dari penduduk setempat seakan-
akan wisatawan mengganggu ketentraman.
d) Petugas yang langsung melayani wisatawan (Goverment Apparatus)
Termasuk dalam kelompok ini antara lain petugas imigrasi, petugas bea cukai,
petugas kesehatan, polisi dan pejabat- pejabat lainnya yang berkaitan dengan
pelayanan para wisatawan.

b. Sarana Pariwisata
Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata maupun objek wisata tertentu
harus sesuai dengan kebutuhan wisatawan baik secara kuantitaf maupun kualitatif. Sarana
wisata secara kualitatif yang menujukkan pada jumlah sarana wisata yang harus disediakan
dan secara kualitatif merujuk pada mutu pelayanan yang diberikan yang tercermin pada
kepuasan wisatawan yang memperoleh pelayanan. Dalam hubungan dengan jenis dan mutu
pelayanan sarana wisata di daerah tujuan wisata telah disusun suatu standart wisata baku,
baik secara nasional maupun internasional, sehingga penyediaan sarana wisata tinggal
memilih atau menentukan jenis dan kualitas yang akan disediakan dalam buku Yoeti (1996),
sarana kepariwisataan terbagi atas:
1) Sarana pokok pariwisata (Main Tourism Superstructures)
Sarana pokok pariwisata adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya tergantung
pada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan pariwisata, misalnya: travel
agent, tour operator, perusahaan angkutan wisata, hotel, restoran, objek wisata/
atraksi wisata.
2) Sarana pelengkap pariwisata (Suplementing Tourism Superstructures)
Sarana pelengkap pariwisata adalah perusahaan atau tempat- tempat yang menyedikan
fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok
pariwisata, tetapi juga yang penting adalah membuat agar wisatawan dapat lebih lama
tinggal pada suatu Daerah Tujuan Wisata (DTW).
3) Sarana penunjang pariwisata (Supporting Tourism Superstructures)
Sarana penunjang pariwisata adalah perusahaan yang memnunjang sarana pelengkap
dan sarana pokok berfungsi tidak hanya membuat wisatawan tinggal lebih lama pada
daerah tujuan wisata. Tetapi fungsi lebih penting adalah agar wisatawan baik
domestik maupun mancanegara lebih banyak mengeluarkan atau membelanjakan
uangnya di tempat yang dikunjunginya. Termasuk ke dalam kelompok ini adalah
night club, steambath, dan casino.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011
Tentang Rencana Induk Pembangunan Keprariwisataan Nasional Tahum 2010- 2025, dalam
pembangunan kepariwisataan harus mempertimbangkan hal- hal sebagai berikut:
1) Prasarana umum meliputi: jaringan listrik dan lampu penerangan, jaringan air bersih,
jaringan telekomunikasi, sistem pembuangan air limbah.
2) Fasilitas umum meliputi: fasilitas keamanan (pemadam kebakaran, fasilitas tanggap
bencana di destinasi yang rawan bencana), fasilitas keuangan dan perbankan
(anjungan tunai mandiri dan tempat penukaran uang), fasilitas bisnis (kios kelontong
dan toko obat 24 jam, warung internet, telepon umum, sarana penitipan dan
penyimpanan barang), fasilitas kesehatan (poliklinik 24 jam dan fasilitas pertolongan
pertama pada kecelakaaan), fasilitas sanitasi dan kebersihan (toilet umum, jasa binatu,
dan tempat sampah), fasilitas khusus bagi penderita cacat fisik, anak- anak dan lanjut
usia, fasilitas rekreasi (fasilitas peristirahatan, fasilitas bermain anak- anak, fasilitas
olahraga, dan fasilitas pejalan kaki), fasilitas lahan parkir, dan fasilitas ibadah.
3) Fasilitas pariwisata meliputi: fasilitas akomodasi, fasilitas rumah makan, fasilitas
informasi dan pelayanan pariwisata, fasilitas pelayanan keimigrasian, pusat informasi
pariwisata, polisi pariwisata dan satuan tugas wisata, toko cendramata, petunjuk arah/
papan informasi/ rambu lalu lintas wisata, dan bentuk bentang lahan.

4. Tinjauan Tentang Strategi


Strategi adalah Rencana yang disatukan, luas dan berintegrasi yang menghubungkan
keunggulan strategis perusahaan dengan tantangan lingkungan, yang dirancang untuk
memastikan bahwa tujuan utama dari perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang
tepat oleh organisasi (Glueck dan Jauch, p.9, 1989). Kata strategi berasal dari bahasa Yunani
"strategia" yang diartikan sebagai "the art of the general" atau seni seorang panglima yang
biasanya digunakan dalam peperangan.
Menurut bussines dictionary, pengertian strategi adalah metode atau rencana yang
dipilih untuk membawa masa depan yang diinginkan, seperti pencapaian tujuan atau solusi
untuk masalah; pengertian strategi adalah seni dan ilmu perencanaan dan memanfaat sumber
daya untuk penggunaan yang paling efisien dan efektif.
Menurut Henry Mintzberg (1998), seorang ahli bisnis dan manajemen, bahwa
pengertian strategi terbagi atas 5 definisi yaitu strategi sebagai rencana, strategi sebagai
pola, strategi sebagai posisi (positions), strategi sebagai taktik (ploy) dan terakhir strategi
sebagai perpesktif.
 Pengertian strategi sebagai rencana adalah sebuah program atau langkah terencana
(a directed course of action) untuk mencapai serangkaian tujuan atau cita cita yang
telah ditentukan; sama halnya dengan konsep strategi perencanaan.
 Pengertian strategi sebagai pola (pattern) adalah sebuah pola perilaku masa lalu yang
konsisten, dengan menggunakan strategi yang merupakan kesadaran daripada
menggunakan yang terencana ataupun diniatkan. Hal yang merupakan pola berbeda
dengan berniat atau bermaksud maka strategi sebagai pola lebih mengacu pada
sesuatu yang muncul begitu saja (emergent).

 Definisi strategi sebagai posisi adalah menentukan merek, produk ataupun perusahan
dalam pasar, berdasarkan kerangka konseptual para konsumen ataupun para penentu
kebijakan; sebuah strategi utamanya ditentukan oleh faktor faktor ekternal.
 Pengertian strategi sebagai taktik, merupakan sebuah manuver spesifik untuk
mengelabui atau mengecoh lawan (competitor).
 Pengertian strategi sebagai perspektif adalah mengeksekusi strategi berdasarkan
teori yang ada ataupun menggunakan insting alami dari isi kepala atau cara berpikir
ataupun ideologis.

Adapun definisi strategi baik secara umum maupun secara khusus ialah sebagai
berikut:
a. Definisi Umum
Strategi adalah proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada
tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar
tujuan tersebut dapat dicapai.
b. Definisi Khusus
Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan
terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh
para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa
yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi
pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core
competencies).
Jadi berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwasanya strategi
merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk
menetapkan tujuan dengan adanya kegiatan merancang sesuatu hal guna mencapai tujuan
yang hendak akan dicapai.

5. Pengembangan Pariwisata
Menurut Pitana (2005:56), pengembangan pariwisata adalah kegiatan untuk
memajukan suatu tempat atau daerah yang dianggap perlu ditata sedemikian rupa baik
dengan cara memelihara yang sudah berkembang atau menciptakan yang baru. Sehingga
pengembangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk mewujudkan
keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata mengintegrasikan segala
bentuk aspek diluar pariwisata yang berkaitan secara langsung akan kelangsungan
pengembangan pariwisata.
Menurut Yoeti, pengembangan pariwisata adalah salah satu cara untuk membuat suatu objek
wisata menjadi menarik dan dapat membuat pengunjung tertarik untuk mengunjunginya.
Oleh karena itu, pariwisata diharapkan mampu menaikkan taraf hidup masyarakat yang berda
di sekitar daerah kawasan pariwisata melalui keuntungan secara ekonomi.
Pengembangan pariwisata dilakukan dengan penyediaan fasilitas infrastruktur,
sehingga dengan demikian wisatawan dan masyarakat setempat akan saling diuntungkan.
Pengembangan juga harus melihat dari berbagai aspek seperti: aspek budaya, sejarah, dan
ekonomi daerah tujuan wisata.
Sedangkan terkait pariwisata yaitu sejak 6 Agustus 1969 dari awal pemerintah telah
mengeluarkan Intruksi Presiden R.I No.9 Tahun 1969 dimana dalam BAB II pasal 3
disebutkan bahwa usaha-usaha pengembangan pariwisata di Indonesia bersifat suatu
pengembangan industri pariwisata dan merupakan bagian dari usaha pengembangan dan
pembangunan serta kesejahteraan masyarakat dan negara.
Sesuai dengan instruksi presiden tersebut, dikatakan pula bahwa tujuan
pengembangan pariwisata di Indonesia adalah :
a. Meningkatkan pendapatan devisa negara pada khususnya dan pendapatan negara
dan masyarakat pada umumnya, perluasan kesempatan kerja serta mendorong
kegiatan-kegiatan industri penunjang dan industri-industri sampingan lainnya.
b. Memperkenalkan dan mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan
Indonesia.
c. Meningkatkan persaudaraan/persahabatan nasional dan internasional.
Dalam pelaksanaan pengembangan pariwisata alam di kawasan pelestarian alam
diperlukan suatu pengusahaan bisnis pariwisata agar mampu menyerap wisatawan baik
wisatawan lokal maupun mancanegara dengan pengembangan aktivitas- akitivitas tradisional,
menata objek dan daya tarik alam yang khas, konservasi dan pemberian insentif wisata alam
terhadap wisatawan lokal.
Ada beberapa faktor yang perlu diketahui dalam perencanaan pengembangan
pariwisata, yaitu:
1) Wisatawan
Dalam hal ini perlu diketahui karakteristik wisatawan yang akan diharapka untuk
datang atau berkunjung.
2) Transportasi
Bagaimana transportasi yang terssdia untuk dapat membawa wisatawan dari negara
asal ke daerah tujuan wisata (DTW) serta transportasi lokal yang digunakan untuk
melakukan perjalanan wisata selama di daerah tujuan wisata (DTW).
3) Objek dan Daya Tarik Wisata
Bagaimana dengan kesiapan potensi wisata dan objek wisata, baik alam, budaya,
maupun objek buatan yang ada di daerah tujuan wisata, apakah sudah memberikan
nilai daya tarik bagi wisatawan serta memenuhi 3 syarat, yaitu:
a) Apa yang dapat dilihat (something to see)
b) Apa yang dapat dilakukan (something to do)
c) Apa yang dapat dibeli (something to buy)
4) Fasilitas Pelayanan
Fasilitas apa saja yang tersedia di daerah tujuan wisata, terutama akomodasi, restoran,
pelayanan umum seperti bank/ money changer, kantor pos, rumah sakit, dan
sebagainya.
5) Infrastruktur Pendukung
Bagaimana ketersediaan infrastruktur pendukung seperti air bersih, listrik,
telekomonikasi, dan tempat pembuangan sampah, hal ini sangat penting dalam
pengembangan pariwisata.
6) Masyarakat Lokal
Kesiapan dan dukungan masyarakat lokal, karena masyarakat lokal mempunyai peran
penting dalam pengembangan pariwisata.
7) Informasi
Wisatawan perlu mendapatkan informasi mengenai daerah tujuan wisata yang akan
dikunjunginya, agar wisatawan secepatnya mengambil keputusan.

Menurut Suwantoro(1996:70), unsur pokok yang harus mendapat perhatian guna


menunjang pengembangan pariwisata didaerah tujuan wisata meliputi :
1. Obyek dan DayaTarikWisata
Daya tarik wisata yang juga disebut obyek wisata merupakan potensi yang menjadi
pendorong kehadiran wisatawan kesuatu daerah tujuan wisata.Pada umumnya daya tarik
suatu obyek wisata berdasar pada:
a. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyamandan
bersih.
b. Adanya aksesibilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
c. Adanya spesifikasi/ciri khusus yang bersifat langka.
d. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani
wisatawan;
e. Obyek wisata alam memiliki daya tarik tinggi (pegunungan, sungai, pantai,
hutan dan lain-lain).
f. Obyek wisata budaya dalam bentuk atraksi kesenian, upacara- upacara adat,
nilai luhur yang terkandung dalam suatu obyek buah karya manusia pada masa
lampau.
2. Prasarana Wisata
Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber daya buatan manusia yang
mutlak dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanannya di daerah tujuan wisata, seperti
jalan, listrik, air, telekomunikasi, terminal, jembatan dan lain sebagainya.
3. Sarana Wisata
Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk
melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya. Berbagai sarana
wisata yang harus disediakan didaerah tujuan wisata ialah hotel, biro perjalanan, alat
transportasi, restoran dan rumah makan serta sarana pendukung lainnya.
a. Tipe dan Tingkatan Perencanaan Pengembangan Pariwisata
Edward Inskeep (1991, dalam Ridwan 2012) menyebutkan bahwa tipe dan tingkatan
perencanaan pariwisata diklasifikasikan dalam tingkatan sebagai berikut:
1) Perencanaan Pariwisata Nasional (National Planning)
Dalam perencanaan pariwisata nasional, mencakup elemen- elemen sebagai berikut:
a) Kebijakan pariwisata nasional
b) Rencana struktur fisik mencakup identifikasi atraksi/ daya tarik wisata utama,
rancangan wilayah- wilayah pengembangan pariwisata, gerbang- gerbang akses
internasional, dan transportasi internal yang menghubungkan antar wilayah-
wilayah pengembangan pariwisata.
c) Pertimbangan- pertimbangan aspek sarana prasarana pokok
d) Mengatur kualitas, jumlah dan tipe secara umum terhadap fasilitas akomodasi dan
fasilitas penunjang serta aspek pelayanan wisata lainnya.
e) Rute- rute utama di dalam konteks nasional
f) Kebijakan investasi, pengaturan, dan struktur organisasi/ kelembagaan pariwisata
g) Program- program umum promosi dan pemasaran
h) Program pelatihan dan pendidikan
i) Standar desain dan pembangunan fasilitas
j) Analisis dampak dan pertimbangan- pertimbangan aspek ekonomi, sosial,
budaya, dan lingkungan.
k) Teknik implementasi tingkat nasional termasuk pentahapan pembangunan dan
strategi pembangunan jangka pendek dan jangka panjang serta pemrograman
proyek.
2) Perencanaan Pariwisata Daerah (Regional Planning)
Dalam perencanaan pariwisata daerah, mencakup elemen- elemen sebagai berikut:
a) Kebijakan daerah
b) Akses daerah dan jaringan transportasi internal dalam daerah yang
menghubungkan dengan fasilitas dan pusat pelayanan wisata
c) Tipe dan lokasi atraksi/ daya tarik wisata
d) Lokasi area pengembangan pariwisata termasuk area untuk resort
e) Jumlah, tipe, dan lokasi fasilitas akomodasi, dan fasilitas wisata lainnya
f) Program pelatihan dan pendidikan tingkat daerah
g) Program strategi pemasaran dan promosi
h) Analisis dampak dan pertimbangan aspek ekonomi, sosial, budaya, dan
lingkungan
i) Kebijakan investasi, penganturan, regulasi, dan struktur kelembagaan
j) Teknik implementasi tingkat nasional termasuk pentahapan pembangunan dan
strategi pembangunan jangka pendek dan pemrograman proyek.

b. Upaya Pemerintah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana
Induk Pembangunan Kepariwisataan menyatakan pembangunan pariwisata dilakukan
berdasarkan asas manfaat, kekeluargaan, adil dan merata, keseimbangan, kemandirian,
kelestarian, partisipatif, berkelanjutan, demokkratis, kelestarian dan kesatuan yang
diwujudkan melalui pelaksanaan rencana pembangunan kepariwisataan dengan
memperhatikan keanekaragaman, keunikan, kekhasan budaya dan alam, kebutuhan manusia
untuk berwisata.
Menurut Suwontoro (2004 dalam Yulios, 2017) pemerintah bertanggung jawab atas 4 hal
utama, yaitu:
1) Perencanaan Pariwisata
Pariwisata merupakan industri yang memiliki kriteria- kriteria khusus, mengakibatkan
dampak positif dan negatif. Untuk memenuhi kriteria khusus tersebut, memaksimalkan
dampak positif dan meminimalkan dampak negatif yang ditimbulkan sehubungan dengan
pengembangan pariwisata diperlukan perencanaan pariwisata yang matang, karena setiap
daerah tujuan wisata memiliki permasalahan yang berbeda dan jalan keluar yang berbeda
pula.
Secara garis besar perencanaan pariwisata mencakup beberapa hal penting yaitu: (1)
perencanaan pembangunan ekonomi yang bertujuan untuk memacu pertumbuhan berbagai
jenis industri yang berkaitan dengan pariwisata; (2) perencanaan penggunaan lahan; (3)
perencanaan infrastruktur yang berhubungan dengan jalan, bandar udara, dan keperluan
lainnya seperti listrik, air, pembuangan sampah, dan lain- lain; (4) perencanaan pelayanan
sosial yang berhubungan dengan penyediaan lapangan pekerjaan, pelayanan kesehatan,
pendidikan dan kesejahteraan sosial; dan (5) perencanaan keamanan yang mencakup
keamanan internal untuk daerah tujuan wisata dan para wisatawan.
2) Pembangunan Pariwisata
Pembangunan pariwisata umumnya dilakukan oleh sektor swasta terutama
pembangunan fasilitas dan jasa pariwisata. Namun, pengadaan infrastruktur umum seperti
jalan, listrik dan air yang berhubungan dengan pengembangan pariwisata terutama untuk
proyek- proyek yang berskala besar yang memerlukan dana yang sangat besar seperti
pembangunan bandar udara, jalan untuk transportasi darat, proyek penyediaan air bersih, dan
proyek pembungan limbah merupakan tanggung jawab pemerintah dan juga pemerintah
berperan sebagai penjamin dan pengawas para investor yang menanamkan modal dalam
bidang pengembangan pariwisata.
3) Kebijakan Pariwisata
Kebijakan yang di buat pemerintah harus dijadikan panduan dan ditaati oleh para
stakeholders. Kebijakan- kebiajakan yang harus dibuat dalam pariwisata adalah kebijakan
yang berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesempatan kerja, dan
hubungan politik terutama politik luar negeri bagi daerah tujuan wisata yang mengandalkan
wisatawan mancanegara. Kebijakan pemerintah merupakan kebijakan jangka panjang yang
mencakup tujuan pengembangan.
4) Peraturan Pariwisata
Peraturan dibuat oleh pemerintah yang memiliki peran yang sangat penting dalam
melindungi wisatawan melakukan perjalanan. Kepentingan tersebur adalah: (1) peraturan
perlindungan wisatawan terutama bagi biro perjalanan wisata yang mengharuskan wisatawan
untuk membayar uang muka (deposito payment) sebagai jaminan pemesanan jasa seperti
akmomodasi tour, dan lain- lain; (2) peraturan keamanan kebakaran yang mencakup
peraturan mengenai kumlah minimal lampu yang ada di masing- masing hotel dan alat- alat
pendukung lainny; (3) peraturan keamanan makan dan kesehatan yang mengatur mengenai
standart kesehatan makanan yang disuguhkan kepada wisatawan; (4) peraturan standart
kompetensi pekerja yang membutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus seperti pilot, sopir
dan nahkoda.
c. Upaya Masyarakat
Masyarakat lokal adalah penduduk asli yang bermukim di daerah wisata, yang
menjadi salah satu pemegang kunci dalam pengembangan pariwisata, karena sesungguhnya
merekalah yang menyediakan sebagian antraksi sekaligus yang menentukan kualitas produk
wisata. Maka tak jarang masyarakat lokal yang sudah lebih dahulu terlibat dalam pengelolaan
aktivitas pariwisata sebelum ada kegiatan pengembangan dan perencanaan yang lebih besar
yang biasanya dilakukan oleh pemerintah atau investor asing. Oleh karena itu peran mereka
tampak dalam bentuk penyediaan akomodasi dan jasa guiding dan sumber tenaga kerja yang
akan mengelola daerah wisata tersebut. selain itu masyarakat lokal biasanya mempunyai
tradisi dan kearifan lokal dalam pemeliharaan sumberdaya pariwisata yang tidak dimiliki oleh
pelaku pariwisata lainnya.
Suwontoro 2004 (dalam Yulios, 2017) mengungkapkan menurut sifatnya, partisipasi
dapat dibedakan atas dua, yaitu partisipasi aktif dan partisipasi pasif. Partisipasi aktif dapat
dilaksanakan secara langsung, baik secara perorangan maupun secara bersama- sama secara
sadar ikut membantu program pemerintah dengan inisiatif dan reaksi mau melibatkan diri
dalam kegiatan pengusahaan melalui pembinaan rasa memiliki dari kalangan masyarakat.
Sedangkan partisipasi pasif adalah timbulnya kesaradan untuk tidak melakukan
kegiatan yang dapat mengganggu atau merusak lingkungan alam. Upaya peningkatan peran
serta pasif dapat dilakukan melalui penyuluhan maupun dialog dengan pemerintah,
penyebaran informasi dengan pentingnya upaya pelestarian sumber daya alam sekitar daerah
wisata.

B. Kerangka Berpikir

Pengembangan suatu potensi objek wisata merupakan suatu cara yang dilakukan
untuk membuat suatu hal menjadi lebih baik lagi yang kemudian untuk di lihat serta
dirasakan oleh para wisatawan yang datang berkunjung sehingga menimbulkan perasaan
senang dan lebih tertarik lagi untuk mau datang berkunjung kembali ke tempat wisata
tersebut. Objek dan daya tarik wisata yang ada di Desa Panungkiren, Sinembah Tanjung
Muda Hilir Kabupaten Deli Serdang sangatlah menarik untuk dijelajahi. Maka dari itu
diperlukan upaya untuk mengembangkan potensi objek wisata di daerah tersebut. Dalam
pengembangan potensi objek pariwisata ada beberapa unsur yang perlu diperhatikan seperti
prasarana dan sarana yang ada di kawasan objek wisata dan masyarakat sekitar. Upaya
pengembangan tersebut berasal dari pemerintah dan masyarakat sekitar. Demikian halnya
dengan objek wisata di Desa Panungkiren diperlukan upaya pengembangan supaya mampu
menarik lebih banyak lagi pengunjung untuk datang berwisata ke lokasi tersebut. Melalui
pemaparan tersebut dan untuk memudahkan dalam mengetahui kerangka pemikiran pada
penelitian ini, maka kerangka pemikiran dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagai
berikut :
Desa Panungkiren

Objek Wisata Air Panas Dan


Goa Ergendang

Kondisi Objek Wisata : Upaya


 Aksesibilitas Pengembangan
 Sarana  Pemerintah
 Prasarana  Masyarakat

Strategi Pengembangan Objek Wisata


Air Panas dan Goa Ergendang
Kabupaten Deli Serdang

Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir


BAB III
METODE PENELITIAN
A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang kami lakukan di Pemandian Air Panas Gua Aergendang, yang
berada di Penungkiren, Sinembah Tanjung Hilir, Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara.
Tempat yang kami jadikan tujuan Penelitian kami ini berada jauh dari daerah permukiman.

Lokasi Pemandian Air Panas dan Goa ergendang

2. Waktu Penelitian

Penelitian yang kami lakukan ini pada Hari Selasa, yaitu pada Tanggal 12 November

2019. Yang kami lakukan mulai dari pukul 12.00 Wib sampai selesai.

B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data yang kelompok kami gunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Teknik Komunikasi Langsung

Teknik komunikasi langsung merupakan cara untuk mendapatkan informasi dengan

bertanya langsung kepada responden. Alat pengumpul data yang digunakan adalah daftar

wawancara dengan tanya jawab langsung kepada pihak yang bersangkutan.

2. Teknik Observasi Langsung

Teknik observasi langsung merupakan pengamatan langsung mengenai kondisi yang

sekarang dilokasi penelitian, dengan demikian melalui observasi akan diperoleh gambaran

nyata atas fenomena yang terjadi secara objektif. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan

informasi secara langsung dalam mempelajari karakteristik dan aktivitas lokal masyarakat

sekaligus pemeriksaan kembali atas kebenaran informasi yang diperoleh.

C. TEKNIK ANALILIS DATA

Teknik yang kami gunakan untuk menganalisis data yang telah diperoleh dari
penelitian yang telah kami lakukan tersebut ialah dengan cara membahas hasil penelitian
tersebut dengan menggunakan media tambahan yang ada hubungannya dengan pembahasan
yang akan dibahas. Lalu, data yang sudah kami bahas secara lebih detail tersebut kami
kembangkan lagi secara lebih luas dan agar mudah dipahami oleh sipembaca nanti.
Menganalisis suatu data yang telah diperoleh harus menggunakan media tambahan
seperti buku pendukung atau dengan cara melakukan pengembangan materi yang akan
dibahas dengan cara melakukan diskusi tentang materi tersebut.

D. ALAT YANG DIGUNAKAN

Adapun alat yang kami gunakan selama melakukan penelitian ini adalah :
 Camera (sebagai alat pengambilan gambar)
 Handphone (alat perekam)
 BukuTulis (untuk mencatat segala hasil dari penelitian yang dilakukan)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Deskripsi Geografis Pemandian Air Panas Dan Goa Ergendang

Pemandian Air Panas Dan Goa Ergendang terletak di Desa Penungkiren, Sinembah
Tanjung Muda Hilir Kabupaten Deli Serdang. Adapun jarak lokasi objek wisata ini dari
Medan ke Goa Ergendang sekitar 40,7 km dimana objek wisata ini dapat ditempuh dengan
kurun waktu sekitar 1 jam 30 menit melalui rute Medan-Delitua-Jalan Besar Sibiru Biru-Desa
Panungkiren dengan menggunakan kendaraan roda 2, sedangkan jika kita menggunakan
kendaraan roda 4 waktu tempuh untuk menuju objek wisata tersebut berkisar 2 jam 15 menit.

b. Kondisi Objek Wisata


1. Aksesibilitas
Menurut observasi yang telah kelompok kami lakukan, lamanya waktu tempuh
menuju objek wisata tersebut dipengaruhi oleh baik buruknya kondisi jalan menuju ke sana.
Dari pengamatan yang kami lakukan, kondisi jalan menuju objek wisata tersebut sudah cukup
baik dikarenakan jalan nya yang sebagian sudah beraspal namun masih ada yang rusak dan
berlubanhg.
Disisi lain, kondisi jalan menuju lokasi objek wisata tersebut menurut kami masih
kurang lebar. Selain itu, kondisi jalan tersebut masih kurang fasilitas penerangan jalan seperti
lampu jalan dan marka jalan sebagai penunjuk arah menuju lokasi wisata tersebut.
2. Sarana Wisata
Menurut observasi yang telah kami lakukan, sarana wisata yang telah tersedia pada
lokasi objek wisata Pemandian Air Panas Dan Goa Ergendang ini diantaranya:
- Kolam pemandian air panas sebanyak 4 kolam
- Toilet / kamar ganti sebanyak 8 ruangan
- Lahan parkir yang cukup luas bagi kendaraan roda dua dan roda empat
- Kios-kios penjual makanan/minuman dan kios penyewaan baju renang beserta
pelampung bagi wisatawan di lokasi objek wisata
- Sudah tersedianya tempat ibadah seperti Mushola
Berdasarkan paparan sarana yang telah tersedia di lokasi objek wisata tersebut,
menurut kami masih terdapat beberapa kekurangan terkait penyediaan sarana di objek wisata
tersebut, yaitu:
- Penginapan
Menurut kami, dikarenakan jauhnya jarak dan waktu tempuh menuju objek wisata
tersebut ada baiknya pihak pengelola objek wisata menyediakan beberapa sarana penginapan
bagi para wisatawan yang datang dari lokasi yang cukup jauh dan tidak memungkinkannya
para wisatawan tersebut untuk pulang hari.
- Rest Area
Menurut kami, penyediaan lokasi rest area yang masih kurang di sepanjang jalan
menuju objek wisata tersebut bagi para wisatawan yang datang dari lokasi jauh maupun dekat
sangatlah diperlukan. Dikarenakan lokasi objek wisata tersebut cukup terpencil dan jauh dari
kota maka pengadaan loaksi rest area ini akan sangat bermanfaat keberadaannya bagi para
wisatawan.
3. Prasarana Wisata
Menurut observasi yang telah kelompok kami lakukan, pengadaan prasarana wisata
yang terdapat di lokasi objek wisata ini sudah cukup memadai. Adapun pengadaan prasarana
yang kelompok kami maksud di objek wisata tersebut, yaitu:
- Tempat sampah yang sudah cukup banyak disetiap sudut lokasi objek wisata.
- Penerangan di objek wisata tersebut sudah cukup memadai.
- Disamping pemandian air panas di objek wisata ini, kami menemukan adanya
peternakan kecil seperti peternakan Kuda, ayam, bebek, dan ikan.
- Adanya taman bunga yang berada pada pintu utama objek wisata Pemandian
Air Panas dan Goa ergendang.
Berdasarkan paparan prasarana yang telah tersedia di lokasi objek wisata maupun
sepanjang jalan menuju objek wisata tersebut, menurut kami masih terdapat beberapa
kekurangan terkait penyediaan prasarana di objek wisata tersebut, yaitu:
- Angkutan umum
Menurut observasi yang telah kelompok kami lakukan, sepanjang jalan yang kami
lewati menuju objek wisata Goa Ergendang sangat minim nya angkutan umum menuju lokasi
wisata tersebut. Hal ini juga sangat berpengaruh terhadap sedikit banyaknya jumlah
wisatawan yang datang ke objek wisata Goa Ergendang.
- Penarangan Jalan
Menurut observasi yang telah kelompok kami lakukan, sepanjang jalan menuju objek
wisata ini sangat sedikit lampu jalan yang tersedia.
C. Upaya Pengembangan
1. Pemerintah
Pеmеrintаh mеrupаkаn sаlаh sаtu stаkеholdеr di dаlаm pеngеlolааn bidаng
pаriwisаtа. Pеmеrintаh jugа mеmimliki fungsi sеbаgаi pеmbuаt bеrbаgаi kеbijаkаn tеntаng
pаriwisаtа pаdа suаtu dаеrаh sеrtа bеrpеrаn dаlаm mеningkаtkаn dеvisа dаn pеndаpаtаn аsli
dаеrаh mеlаlui bidаng pаriwisаtа. Pеmеrintаh dаеrаh dаlаm hаl ini Disbudpаrporа yаng
mеnаungi bidаng kеpаriwisаtааn dihаrаpkаn mеmiliki pеrаn dаlаm mеnyеdiаkаn pаriwisаtа
di dаеrаhnyа dеngаn cаrа mеngеmbаngkаn dаyа tаrik sеrtа sаrаn kеpаriwisаtааn lаinnyа. Hаl
tеrsеbut аkаn mаmpu tеrwujud jikа pеmеrintаh sеlаku pеmеgаng kеpеntingаn mаmpu
mеngеmbаngkаn pаriwisаtа sеcаrа optimаl.
Mеnurut Subаdrа (2006) pеmеrintаh mеmiliki bеbеrаpа pеrаn dаlаm bidаng
pаriwisаtа yаitu:
- Pеrеncаnааn Pаriwisаtа
- Pеmbаngunаn Pаriwisаtа
- Kеbijаkаn pаriwisаtа

2. Masyarakat
Pada dasarnya masyarakat lokal memiliki pengetahuan tentang fenomena alam dan
budaya yang ada di sekitarnya. Namun mereka tidak memiliki kemampuan secara finansial
dan keahlian yang berkualitas untuk mengelolanya atau terlibat langsung dalam kegiatan
pariwisata yang berbasiskan alam dan budaya. Potensi-potensi yang dimiliki oleh masyarakat
lokal tersebut dimanfaatkan oleh para pengelola wilayah yang dilindungi dan pengusaha
pariwisata untuk diikutsertakan dalam menjaga kelestarian alam dan biodiversitas yang ada di
daerahnya.
Masyarakat lokal harus terlibat secara aktif dalam pengembangan pariwisata. Lebih
jauh, pariwisata juga diharapkan memberikan peluang dan akses kepada masyarakat lokal
untuk mengembangkan usaha pendukung pariwisata seperti warung makan dan lain-lain agar
masyarakat lokalnya memperoleh manfaat ekonomi yang lebih banyak dan secara langsung
dari wisatawan yang digunakan untuk meningkatkan kesejastraan dan taraf hidupnya.
Tingkat keterlibatan masyarakat dalam pariwisata sangat berbeda dan ini tergantung
dari jenis potensi, pengalaman, pengetahuan dan keahlian yang dimiliki oleh individu atau
masyarakat lokal tersebut. Keterlibatan masyarakat lokal dalam pengembangan pariwisata
melalui:
 Menyewakan tanahnya kepada operator pariwisata untuk dikembangkan sebagai
obyek dan daya tarik pariwisata serta turut serta memantau dampak-dampak yang
ditimbulkan sehubungan dengan pengembangan objek wisata tersebut.
 Bekerja sebagai karyawan tetap atau paruh waktu di perusahaan operator objek wisata
tersebut.
 menyediakan pelayanan jasa kepada operator pariwisata seperti pelayanan makanan.
BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan

2. Saran
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai