Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MAKALAH BIOKIMIA

METABOLISME KARBOHIDRAT

DISUSUN OLEH

Albertus Eka Purnama Yudha (K1A016002)


Lalu Mulyawan Mustika Candhra (K1A016030)
Ida Neni Apriani (K1A0160
Oci Qonita Londoworo (K1A016042)
Vera Fitriana (K1A016052)

PROGRAM STUDI FARMASI


UNIVERSITAS MATARAM
2018
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Metabolisme Karbohidrat” dapat
terselesaikan.
Makalah ini berisi tentang bagaimana proses metabolisme yang terjadi didalam tubuh
kita, glikolisis dan siklus asam sitrat, gikogenesis, glikogenolisis, glukoneogenelisis dan
energi yang dihasilkan serta pemanfaatannya untuk pergerakan otot.
Untuk penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan-kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebab itu dibutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga bermanfaat.
Mataram, 23 Maret 2018

DAFTAR ISI

Metabolisme Karbohidat 2
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR....................... ............................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................
D. Manfaat..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Glikolisis ..................... ........................................................ 1
B. Tinjauan Energi Proses Glikolisis.................................................... 1
C. Glikogenesis dan Glikogenelisis ..................................................... 4
D. Glukoneogenelisis ......... ................................................................. 4
E. Siklus asam sitrat ............................................................................ 7
F. Energi yang dihasilkan .................................................................... 7
G. Energi untuk gerakan otot ................................................................ 28
BAB III PENUTUP
Kesimpulan......................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 35

BAB II
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metabolisme Karbohidat 3
Di dalam kehidupan, karbohidrat merupakan molekul yang sangat penting bagi
tubuh makhluk hidup. Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara
sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah
senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat
paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksialdehid atau aldosa) atau
berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Pokok bahasan ini erat
kaitannya dengan kerja tubuh kita sehari-hari.

Metabolisme mempunyai pengertian yang amat luas, yang pada prinsipnya dapat
diartikan sebagai semua reaksi kimia atau perubahan kimia yang terjadi di dalam
tubuh makhluk hidup. Metabolisme yang terjadi dalam tubuh mahluk hidup
melibatkan berbagai reaksi kimia yang saling berkaitan satu dengan yang lain yang
saling menunjang. misalnya dalam sintesis jaringan terlibat metabolisme protein yang
mempersiapkan kerangka dasar jaringan tersebut. Kemudian terkait metabolisme
karbohidrat dan lemak untuk melengkapi komponen-komponen jaringan , disamping
untuk memenuhi kebutuhan energi melalui metabolisme energi/bioenergetik.

Kesemuanya terkait dalam suatu keterpaduan yang serasi termasuk disini


pengendalian/kontrol sehingga semuanya dapat berjalan serasi, efektif dan efisien bagi
kelangsungan hidup mahluk tersebut . Akan amat sulit untuk menjelaskan secara
simultan, keseluruhan rangkaian yang terkait menjadi satu tersebut. Olehnya itu
didalam pembahasan metabolisme akan dibahas satu persatu, kemudian dicoba
merangkumnya utk memberikan gambaran secara simultan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses glikolisis ?
2. Bagaimana proses glikogenesis dan glikogenelisis ?
3. Bagaimana proses glukoneogenelisis ?
4. Bagaimana proses siklus asam sitrat ?
5. Berapa dan bagaimana energi yang dihasilkan ?
6. Bagaimana pemanfaatan energi untuk gerakan otot ?

C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana proses glikolisis ?
2. Mengetahui bagaimana proses glikogenesis dan glikogenelisis ?
3. Mengetahui bagaimana proses glukoneogenelisis ?
4. Mengetahui bagaimana proses siklus asam sitrat ?
5. Mengetahui berapa dan bagaimana energi yang dihasilkan ?
6. Mengetahui bagaimana pemanfaatan energi untuk gerakan otot ?

D. Manfaat
1. Manfaat akademis sebagai bahan penulisan makalah untuk memenuhi kewajiban
sebagai mahasiswa farmasi dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Biokimia.

Metabolisme Karbohidat 4
2. Manfaat teoritis sebagai wadah bagi penulis untuk memperdalam pengetahuan
yang diperoleh selama menuntut ilmu di bangku perkuliahan.
3. Manfaat praktis makalah ini sebagai bekal pengetahuan dasar mahasiswa program
studi farmasi mengenai metabolisme karbohidrat di dalam tubuh.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PROSES GLIKOLISIS

Metabolisme karbohidrat dibagi menjadi dua:

Metabolisme Karbohidat 5
1. Menggunakan oksigen (aerob)
2. Tidak menggunakan oksigen (anaerob)

Proses metabolisme glukosa ini disebut dengan glikolisis. Tiap reaksi dalam glikolisis
menggunakan enzim tertentu.

a. Heksokinase
Tahap pertama proses glikolisis adalah pengubahan glukosa menjadi glukosa-6-fosfat
dengan reaksi fosforilasi. Gugus fosfat diterima dari dalam reaksi sebagai berikut.

Enzim heksokinase merupakan katalis dalam reaksi tersebut dibantu oleh ion Mg 2+
sebagai kofaktor. Heksokinase berasal dari ragi dapat merupakan katalis pada reaksi
pemindahan gugus fosfat dari ATP tidak hanya kepada glukosa tetapi juga tetapi juga
kepada fruktosa, manosa, dan glukosamina. Dalam otot, otak dan hati terdapat enzim
heksokinase yang multisubstrat ini. Enzim heksokinase dari hati dapat dihambat oleh
reaksi sendiri. Jadi apabila glukosa-6-fosfat terbentuk terbentuk dalam jumlah banyak,
maka senyawa ini akan menjadi inhibitor bagi enzim heksokinase tadi. Selanjutnya
enzim akan aktif kembali apabila konsentrasi glukosa-6-fosfat menurun pada tingkat
tertentu.

b. Fosfoheksoisomerase
Reaksi selanjutnya ialah isomerisasi, yaitu pengubahan glukosa-6-fosfat menjadi
fruktosa-6-fosfat, dengan enzim fosfoglukoisomerase.

Enzim ini
tidak
memerlukan
kofaktor dan diperoleh dari ragi dengan cara kristalisasi.

c. Fosfofruktokinase
Frukrosa-6-fosfat diubah menjagi fruktosa-1,6-difosfat oleh
++
enzim fosfofruktokinase dibantu oleh ion Mg sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini
gugus fosfat dipindahkan dariATP kepada fruktosa-6-fosfat dari ATP sendiri akan
berubah menjadi ADP.Fosfofruktokinase dapat dihambat atau dirangsang oleh

Metabolisme Karbohidat 6
beberapa metabolit, yaitu senyawa yang terlibat dalam proses metabolisme ini.
Sebagai contoh, ATP yang berlebih dan asam sitrat dapat menghambat,dilain
pihak adanya AMP, ADP, dan fruktosa-6-fosfat dapat menjadi efektor positif yang
merangsang enzim fosfofruktokinase.

d. Aldose
Reaksi tahap
keempat dalam
rangkaian reaksi
glikolisis adalah
penguraian
molekul fruktosa-
1,6-difosfat
membentuk dua molekul triosa fosfat, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan D-
gliseraldehida-3-fosfat. Dalam tahap ini enzim aldolase yang menjadi katalis telah
dimurnukan dan ditemukan oleh Warburg. Enzim ini terdapat dalam jaringan
tertentu dan dapat bekerja sebagai kaalis dalam reaksi penguraian beberapa ketosa
dan monofosfat, misalnya fruktosa-1,6-difosfat, sedoheptulose-1,7- difosfat,
fruktosa-1-fosfat, eritulosa-1-fosfat. Hasil reaksi penguraian tiap senyawa
tersebut yang sama adalah dihidroksi aseton fosfat.

e. Triosafosfat Isomerase
Dalam reaksi penguraian
oleh enzim aldolase
terbentuk dua macam senyawa, yaitu D-gliseraldehida-3-fosfat dan dihidroksi-
aseton fosfat. Yang mengalami reaksi lebih lanjut dalam proses glikolisis adalah

Metabolisme Karbohidat 7
D-gliseraldehida-3-fosfat. Jika sel tidak mampu mengubah dihidroksiasotonfosfat
menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat, tentulah dihidrosiasetonfosfat akan bertimbun
didalam sel. Hal ini tidak berlangsung karena dalam sel terdapat enzim triofosfat
isomerase yang dapat mengubah dihidrokasetonfosfat menjadi D-gliseraldehida-
3-fosfat. Adanya keseimbangan antara kedua senyawa tersebut dikemukakan oleh
Mayerhof dan dalam keadaan keseimbangan dihidroksiaseton fosfat terdapat
dalam jumlah dari 90%.
f. Gliseraldehida-3-fosfat Dihidrogenase
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada reaksi gliseraldehida-3-fosfat menjadi 1,3
difosfogliserat. Dalam reaksi ini digunakan koenzim NAD +. Sedangkan gugus
fosfat diperoleh dari asam fosfat. Reaksi oksidasi ini mengubah aldehida menjadi
asam karboksilat. Gliseraldehida-3-fosfat dehidrogenase telah dapat diperoleh
dalam bentuk Kristal dari ragi dan mempunyai berat molekul 145.000. Enzim ini
adalah suatu tetramer yang terdiri atas empat subunit yang masing-masing
mengikat suatu molekul NAD+, jadi pada tiap molekul enzim terikat empat
molekul NAD+.

g. Fosfogliseril
Kinase
Reaksi yang menggunakan enzim ini ialah reaksi pengubahan asam 1,3-
difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat. Dalam reaksi ini terbentuk datu
molekul ATP dari ADP dan ion Mg2+diperlukan sebagai kofaktor. Oleh karena
ATP adalah senyawa fosfat berenergi tinggi, maka reaksi ini mempunyai fungsi
untuk menyimpan energi yang dihasilkan oleh proses glikolisis dalam bentukATP.

h. Fosfogliseril Mutase
Fosfogliseril
mutase bekerja sebagai katalis pada reaksipengubahan asam 3-fosfogliserat

Metabolisme Karbohidat 8
menjadi asam 2-fosfogliserat.Enzim ini berfungsi memindahkan gugus fosfat dari
suatu atom C kepada atom C lain dalam suatu molekul. Berat molekul enzim ini
yang diperoleh dari ragi ialah 112.000.

i. Enolase
Reaksi berikutnya ialah pembentukan asam fosfofenol piruvat dari asaam 2-
fosfogliserar dengan katalis enzim enolase dan ion Mg 2+ sebagai kofaktor. Reaksi
pembentukkan asam fosfofenol piruvat ini ialah pembentukan asam fosfofenol
piruvat dari asaam 2-fosfogliserar dengan katalis enzim enolase dan ion
Mg2+ sebagai kofaktor. Reaksi pembentukkan asam fosfofenol piruvat ini ialah
reaksi dehidrasi. Adanya ion F- dapat menghambat kerja enzim enolase, sebab ion
F- dengan ion Mg2+dan fosfat dapat membentuk kompleks magnesium fluoro
fosfat. Dengan terbentuknya kompleks ini akan mengurangi jumlah ion
Mg2+ dalam campuran reaksi dan akibat berkurangnya ion Mg 2+maka efektivitas
reaksi berkurang.

j. Piruvat Kinase
Enzim ini merupakan katalis pada reaksi pemindahan gugus fosfat dari asam
fosfoenolpiruvat kepada ATP sehingga terbentuk molekul ATP dan molekul asam
piruvat. Piruvat kinase setelah dapat diperoleh dari ragi dalam bentuk kristal.
Enzim ini adalah suatu tetramer dengan berat molekul 165.000. Dalam reaksi
tersebut diatas, diperlukan Mg2+ dan K+ sebagai activator.

k. Laktat dehidrogenase
Enzim ini menggunakan enzim laktat dehidrogenase ini ialah reaksi tahap akhir
glikolisis, yaitu pembentukan asam laktat dengan cara reduksi asam piruvat.
Dalam reaksi ini digunakan NAD sebagai koenzim (Anna Poedjiadi, 1994).

 Bagan reaksi Glikolisis

Metabolisme Karbohidat 9
Metabolisme Karbohidat 10
2.2. Glikogenesis dan glikogenolisis

Apabila terdapat jumlah glukosa berlebih, mka kelebihan gukosa ini akan
disimpan dengan jalan diubah menjadi glikogen dalam hati dan jaringan otot.
Proses sintesis glikogen dari glukosa ini disebut glikogenesis. Glikogen juga
dapat diperoleh dari asam laktat yang dihasilkan pada proses glikolisis.

Konsentrasi glukosa normal dalam darah manusia adalah 100mg/100ml. Setelah


makan kadar glukosa menjadi 120-130mg/100ml kemudia turun menjadi normal
kembali. Pada saat berpuasan kadar gula darah menjadi 60-70mg/100ml. Kondisi
glukosa darah yang lebih tinggi daripada normal disebut hiperglikemia,
sedangkan yang lebih rendah disebut hipoglikemia.

Pembentukan glikogen dari glukosa baik dalam hati maupun otot berlangsung
karena adanya uridin difosfat glukosa (UDPG).

Gambar UDPG

Metabolisme Karbohidat 11
UDPG + (glukosa)n →(glukosa)n+1 + UDP

Uridin difosfat dapat dibentuk dari reaksi uridintrifosfat dengan glukosa-1-fosfat. Kebalikan
dari glikogenolisis, yaitu reaksi pemecahan molekul glikogen menjadi moleku-molekul
glukosa.

Gambar Proses glikogenolisis dan glikogenesis

Glikogen yang terdapat dalam hati dan otot dapat dipecah menjadi molekul
glukosa-1-fosfat melalui suatu proses yang disebut fosforolisis, yakni reaksi
dengan asam fosfat. Enzim fosforilase adalah enzim yang menjadi katalis pada
reaksi glikogenolisis itu

Glikogen +asam fosfat→ glukosa-1-fosfat

Ada dua macam fosforilase yaitu fosforilase a (bentuk aktif) dan fosforilase b
(bentuk tidak aktif yang dapat diaktifkan). Aktivasi fosforilase b berlangsung oleh
adanya fosfokinase, ATP dan ion Mg++ .

2 fosforilase b + 4 ATP → fosforilase a + 4 ADP

Dalam hati glukosa-1-fosfat diubah menjadi glukosa 6-fosfat yang kemudian


diubah menjadi glukosa dan enzim fosfatase . Glukosa yang terjadi masuk ke
dalam darah dan dibawa ke jaringan-jaringan. Glukosa-1-fosfat yang dihasilkan
oleh penguraian glikogen dalam otot diubah menjadi glukosa-6-fosfat untuk
digunakan lebih lanjut dalam proses glikolisis. Akan tetapi karena dalam sel otot

Metabolisme Karbohidat 12
tidak terdapat enzim fosfatase maka glukosa-6-fosfat tidak dapat diubah menjadi
glukosa.

2.3. Glukoneogenesis

Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati.
Di sini asam laktat diuah kembali menjadi glukosa kembali melalu reaksi
glukoneogenesis (pembentukan gula baru). Pada dasarnya glukoneogenesis ini
adalah sintetis glukosa dari senyawa bukan karbohidrat, misalnya asam laktat dan
beberapa asam amino. Walaupun proses glukoneogenesis adalah sintetis glukosa,
namun bukan kebalikan dari reaksi glikolisis, karena ada 3 tahap reaksi dalam
glikolisis yang reversibel, artinya diperlukan enzim lain untuk reaksi
kebalikannya.

a. Glukosa + ATP → glukosa-6-fosfat +ADP


b. Fruktosa-6-fosfat +ATP → fruktosa-1,6-difosfat +ADP
c. Fosfoenol piruvat + ADP → asam piruvat +ATP

Dengan adanya 3 tahap reaksi yang tidak reversibel tersebut maka proses
glukoneogenesis berlangsung melalui tahap :

1. Fosfoenol piruvat dibentuk dari asam piruvat melalui pembentukan asam


oksalo asetat.
a. Asam piruvat + CO2 + ATP +H2O →Asam oksalo asetat + ADP +fosfat
+2H+
b. Oksalo aseetat + guanosin trifosfat → fosfoenol piruvat +guanosin difosfat
+ CO2

Reaksi (a) menggunakan katalis piruvat karboksilase dan reaksi (b) menggunakan
fosfoenol karboksilase. Jumlah reaksi (a) dan (b) adalah :

Asam piruvat +ATP + GTP + H2O → fosfoenol piruvat +ADP + GDP + fosfat + 2
H+

2. Fruktosa-6-fosfat dibentuk dari fruktosa -1,6-difosfat dengan cara hidrolisis


oleh enzim fruktosa-1,6-difosfatase
Fruktosa-1,6-difosfat +H2O → Fruktosa-6-fosfat
3. Glukosa dibentuk dengan cara hidrolisis glukosa-6-fosfat dengan katalis
glukosa-6-fosfatase
Glukosa-6-fosfat +H2O →glukosa + fosfat

Secara garis besar, hubungan antara glukoneogenesis dan siklus asam sitrat yakni
suatu siklus yang mengubah asam piruvat menjadi CO2 + H2O dan menghasilkan
sejumlah energi dalam bentuk ATP dengan proses oksidasi aerob. Apabila otot
berkontraksi, maka asam piruvat dan asam laktat dihasilkan oleh proses glikolisis.
Asam piruvat yang digunakan dalam siklus asam sitrat. Pada proses glikolisis,
asam piruvat yang dihasilkan selalu melebihi jumlah asam piruvat yang
digunakan pada siklus asam sitrat. Dalam keadaan demikian sejumlah asam

Metabolisme Karbohidat 13
piruvat diubah menjadi asam laktat dengan proses reduksi. Reaksi ini akan
menghasilkan NAD+ dari NADH.

Gambar

Dalam proses glikolisis, asam laktat adalah hasil yang terakhir, untuk
metabolisme lebih lanjut, asam laktat diubah menjadi asam piruvat terlebih
dahulu

Gambar skema glukoneogenesis

3.3. SIKLUS KREBS


3.3.1. Pengertian Siklus Krebs

Metabolisme Karbohidat 14
Asetil-KoA yang telah terbentuk akan menjadi bahan baku pada siklus
selanjutnya, yaitu siklus Krebs. Oleh karena itu, Asetil Ko-A disebut senyawa
intemediate atau senyawa antara. Siklus Krebs terjadi di matriks mitokondria dan
disebut juga siklus asam trikarboksilat. Hal ini disebabkan siklus Krebs tersebut
menghasilkan senyawa yang mempunyai 3 gugus karboksil, seperti asam sitrat
dan asam isositrat. Asetil koenzim A hasil dekarboksilasi oksidatif memasuki
matriks mitokondria untuk bergabung dengan asam oksaloasetat dalam siklus
Krebs, membentuk asam sitrat. Demikian seterusnya, asam sitrat membentuk
bermacam-macam zat dan akhirnya membentuk asam oksaloasetat lagi.
Siklus kreb disebut juga sebagai siklus asam sitrat, yaitu serangkaian reaksi kimia
dalam sel pada mitokondria yang berlangsung secara berurutan dan berulang.
Molekul Acetyl CoA yang merupakan produk akhir dari proses konversi Pyruvate
kemudian akan masuk kedalam Siklus Asam Sitrat. Secara sederhana persamaan
reaksi untuk 1 Siklus Asam Sitrat (Citric Acid Cycle) dapat dituliskan :

3.3.2. Tahap-Tahap Proses Siklus Krebs


Menurut Budiyanto (2013), secara skematis siklus krebs dapat dilihat pada
gambar berikut :

Gambar 1. Skema siklus krebs


Karbon dioksida (CO2) terbentuk asam α -Ketoglutamat yang disertai dengan
pelepasan hidrogen dan elektron yang ditangkap NAD membentuk NADH.
Selanjutnya asam α -Ketoglutamat juga melepaskan gugus karboksit (CO2
disertai dengan pelepasan hidrogen dan elektron yang ditangkap NAD
membentuk NADH. Asam α -Ketoglutamat lalu berikatan dengan molekul Ko-A
membentuk suksinat Ko–A. KoA kemudian dilepas dan digantikan oleh fosfat (P)
berasal dari GTP, terikat pada ADP membentuk ATP, menyebabkan suksinil Ko-A
berubah menjadi asam suksinat. Asam suksinat melepaskan 2 hidrogen (2H) dan

Metabolisme Karbohidat 15
elektron yang ditangkap FAD membentuk FADH2, asam suksinat berubah
menjadi asam fumarat. Kemudian asam fumarat dapat menggunakan air (H2O)
menjadi asam malat, selanjutnya asam malat melepaskan hidrogen dan elektron
ditangkap oleh NAD+ membentuk NADH. Dan akhirnya asam malat berubah
menjadi asam oksaloasetat. Asam aksaloasetat yang mendapat transfer 2 atom
karbon (2C) dari asetil Ko-A akan menjadi siklus Krebs kembali.
Pada siklus krebs ini (terjadi dimatriks mitokondria) asetil KoA diubah menjadi
KoA. Asetil KoA bergabung dengan asam oksaloasetat membentuk asam sitrat.
KoA dilepaskan sehingga memungkinkan untuk mengambil fragmen 2C lain dari
asam piruvat. Pembentukan asam sitrat terjadi diawal siklus krebs , sementara itu
sisa dua karbon dari glukosa dilepaskan sebagai CO2. Selama terjadi
pembentukan – pembentukan , energi yang dibutuhkan dilepaskan untuk
menggabungkan fosfat denga ADP membentuk molekul ATP. Pada siklus krebs,
pemecahan rantai karbon pada glukosa selesai, Jadi, sebagai hasil dari glikoslisis ,
reaksi antara dan siklus krebs adalah pemecahan satu molekul glukosa 6 karbon
menjadi 6 molekul 1 karbon, selain itu juga dihasilkan 2 molekul ATP dari
glikolisis dan 2 ATP lagi dari siklus krebs (Anonim, 2008).
Menurut Sanamontre (2005), ada beberapa reaksi-reaksi dalam siklus krebs.
Pertama-tama asetil ko-A bereaksi dengan oksaloasetat dan menjadi sitrat dengan
melibatkan enzim sitrat sintase, reaksi berlangsung dengan terjadinya kondensasi
asetil ko-A dengan oksaloasetat dan membentuk sitril ko-A, kemudain sitril ko-A
dihidrolisis menjadi sitrat dan ko-A.
Karbon dioksida (CO2) terbentuk asam α -Ketoglutamat yang disertai dengan
pelepasan hidrogen dan elektron yang ditangkap NAD membentuk NADH.
Selanjutnya asam α -Ketoglutamat juga melepaskan gugus karboksit (CO2
disertai dengan pelepasan hidrogen dan elektron yang ditangkap NAD
membentuk NADH. Asam α -Ketoglutamat lalu berikatan dengan molekul Ko-A
membentuk suksinat Ko–A. KoA kemudian dilepas dan digantikan oleh fosfat (P)
berasal dari GTP, terikat pada ADP membentuk ATP, menyebabkan suksinil Ko-A
berubah menjadi asam suksinat. Asam suksinat melepaskan 2 hidrogen (2H) dan
elektron yang ditangkap FAD membentuk FADH2, asam suksinat berubah
menjadi asam fumarat. Kemudian asam fumarat dapat menggunakan air (H2O)
menjadi asam malat, selanjutnya asam malat melepaskan hidrogen dan elektron
ditangkap oleh NAD+ membentuk NADH. Dan akhirnya asam malat berubah
menjadi asam oksaloasetat. Asam aksaloasetat yang mendapat transfer 2 atom
karbon (2C) dari asetil Ko-A akan menjadi siklus Krebs kembali.
Pada siklus krebs ini (terjadi dimatriks mitokondria) asetil KoA diubah menjadi
KoA. Asetil KoA bergabung dengan asam oksaloasetat membentuk asam sitrat.
KoA dilepaskan sehingga memungkinkan untuk mengambil fragmen 2C lain dari
asam piruvat. Pembentukan asam sitrat terjadi diawal siklus krebs , sementara itu
sisa dua karbon dari glukosa dilepaskan sebagai CO2. Selama terjadi
pembentukan – pembentukan , energi yang dibutuhkan dilepaskan untuk
menggabungkan fosfat denga ADP membentuk molekul ATP. Pada siklus krebs,
pemecahan rantai karbon pada glukosa selesai, Jadi, sebagai hasil dari glikoslisis ,

Metabolisme Karbohidat 16
reaksi antara dan siklus krebs adalah pemecahan satu molekul glukosa 6 karbon
menjadi 6 molekul 1 karbon, selain itu juga dihasilkan 2 molekul ATP dari
glikolisis dan 2 ATP lagi dari siklus krebs (Anonim, 2008).
Menurut Sanamontre (2005), ada beberapa reaksi-reaksi dalam siklus krebs.
Pertama-tama asetil ko-A bereaksi dengan oksaloasetat dan menjadi sitrat dengan
melibatkan enzim sitrat sintase, reaksi berlangsung dengan terjadinya kondensasi
asetil ko-A dengan oksaloasetat dan membentuk sitril ko-A, kemudain sitril ko-A
dihidrolisis menjadi sitrat dan ko-A.

Gambar 2. Tahap reaksi pertama


Tahap kedua, sitrat menjadi cis-sitrat dengan melibatkan enzim aconitase, yaitu
dengan menghidrolisis sitrat yang merupakan isomer dari isositrat dan
menghasilkan cis-asositat sebagai intermedietnya.

Gambar 3. Tahap reaksi kedua


Tahap ketiga, cis-aconitate menjadi isositrat, dalam reaksi ini juga melibatkan
enzim aconitase dengan saling menukarkan atom H dengan gugus OH dari tahap
kedua di atas.

Gambar 4. Tahap reaksi ketiga


Tahap keempat, terjadinya reaksi isositrat menjadi α-ketoglutarat dengan
melibatkan enzim isositrat dehidrogenase, melalui proses dekarboksilasi oksidatif
dari isositrat menjadi oksalosuksinat sebagai intermedietnya. Lalu CO2
meninggalkan oksalosuksinat yang kemudian berubah menjadi α- ketoglutarat.
Reaksi ini menghasilkan NADH.

Metabolisme Karbohidat 17
Gambar 5. Tahap reaksi keempat
Tahap keenam, suksinil ko-A menjadi suksinat yang melibatkan enzim suksinil
ko-A sintase, dengan reaksi fosforilasi ikatan thioester dari suksinil dan ko-A
yang banyak energinya. Langkah ini merupakan satu-satunya yang memberikan
energi tinggi. GTP dihasilkan oleh beberapa reaksi thioester dan fosforilasi dari
GDP.

Gambar 7. Tahap reaksi keenam


Tahap ketujuh, suksinat menjadi fumarat dengan melibatkan enzim suksinat
dehidrogenase dengan reaksi oksidasi dua atom hidrogen dari suksinat terlepas
menuju penerima, FAD. Lalu reaksi ini menghasilkan fumarat dan FADH2.

Gambar 8. Tahap reaksi ketujuh


Tahap kedelapan, fumarat menjadi L-malat dengan melibatkan enzim Lmalase,
dimana pada masuknya H2O ke dalam fumarat yang kemudian menghasilkan L-
malat.

Gambar 9. Tahap reaksi kedelapan

Metabolisme Karbohidat 18
Tahap kesembilan, L-malat menjadi oksaloasetat dimana pada reaksi ini terjadi
oksidasi malet yang dihidrogenasi menjadi bentuk oksaloasetat denganakseptor
NAD. Reaksi ini melibatkan enzim malat dehidrogenase dan menghasilkan
NADH2.

Gambar 10. Tahap reaksi kesembilan


Tahap terakhir, reaksi oksaloasetat dengan asetil ko-A menjadi sitrat dengan
melibatkan enzim sitrat sintase melalui reaksi kondensasi oksaloasetat dengan
asetil ko-A menjadi sitril ko-A. Lalu sitril ko-A dihidrolisis lagi menjadi sitrat dan
ko-A.

3.4. Energi Yang Dihasilkan Oleh Metebolisme Karbohidrat


Pada glikolisis aerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
– hasil tingkat substrat :+ 4P
– hasil oksidasi respirasi :+ 6P
– jumlah :+10P
– dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : – 2P
+ 8P
Pada glikolisis anaerob, energi yang dihasilkan terinci sebagai berikut:
– hasil tingkat substrat :+ 4P
– hasil oksidasi respirasi :+ 0P
– jumlah :+ 4P
– dikurangi untuk aktifasi glukosa dan fruktosa 6P : – 2P
Dengan Demikian rincian energi yang dihasilkan dalam siklus asam sitrat
adalah:
1. Tiga molekul NADH, menghasilkan :3X3P = 9P
2. Satu molekul FADH2, menghasilkan : 1 x 2P = 2P
3. Pada tingkat substrat = 1P
Jumlah = 12P
Satu siklus Kreb’s akan menghasilkan energi 3P + 3P + 1P + 2P + 3P = 12P.

Metabolisme Karbohidat 19
Kalau kita hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan siklus Kreb’s, akan
dapat kita hitung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob) akan
menghasilkan energi dengan rincian sebagai berikut:
Glikolisis : 8P
Oksidasi piruvat (2 x 3P) : 6P
Siklus Kreb’s (2 x 12P) : 24P
Jumlah : 38P

Metabolisme Karbohidat 20
Metabolisme Karbohidat 21
3.5. ENERGI UNTUK GERAKAN OTOT

Otot yang bergerak karena digunakan untuk bekerja memerlukan sejumlah


energy. Dalam keadaan anaerob, asam laktat banyak terjadi sehingga
menimbulkan rasa lelah dan dalam hal ini glikogen dalam otot berkurang. Dengan
jalan beristirahat rasa lelah hilang, karena adanya oksigen yang cukup maka
proses kimia dalam siklus asam sitrat akan berjalan dengan baik dan hal ini
mengakibatkan berkurangnya asam laktat dalam otot karena diubah kembali
menjadi asam piruvat dan sejumlah glikogen disintesis kembali. Dalam otot
terdapat juga senyawa berenergi tinggi yaitu kreatinfosfat yang merupakan
sumber energy pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil.
Konsentrasi ATP dalam otot hanya sedikit, sedangkan konsentrasi kreatinfosfat
jauh lebih besar. Oleh karena itu, kekurangan ATP dalam otot dapat diimbangi
oleh adanya keratin fosfat.

Gambar reaksi kreatin fosfat menjadi kreatin

Keratinfosfat dapat bereaksi dengan ADP secara reversible untuk membentuk


ATP dengan jalan memberikan gugus fosfat kepada ADP dan berubah menjadi
keratin. Apabila ATP banyak dibutuhkan maka reaksi berkisar ke kanan,
sedangkan apabila ATP telah dapat terbentuk kembali oleh proses glikolisis dan
siklus asam sitrat, maka reaksi tersebut berjalan ke kiri, artinya kreatinfosfat
terbentuk kembali.

Metabolisme Karbohidat 22
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah dijelaskan dalam makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Proses metabolisme glukosa ini disebut dengan glikolisis, yakni molekul glukosa membentuk
asam piruvat atau asam laktat dengan cara reduksi. Setiap langkah reaksinya memerluka
enzim tertentu. Reaksi tersebut beralngsung dalam dua fase, fase pertama yakni fosforilasi
dan oksidasi triosafosfat.
2. Proses sintesis glikogen dari glukosa ini disebut glikogenesis. Glikogen dalam hati
juga dapat disintetis dari asam laktat yang disebut glikolisis.
3. Glukoneogenesis ini adalah sintetis glukosa dari senyawa bukan karbohidrat,
misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Walaupun proses glukoneogenesis
adalah sintetis glukosa, namun bukan kebalikan dari reaksi glikolisis.
4. Siklus Krebs atau siklus asam sitrat terjadi di matriks mitokondria dan disebut juga
siklus asam trikarboksilat. Hal ini disebabkan siklus Krebs tersebut menghasilkan
senyawa yang mempunyai 3 gugus karboksil, seperti asam sitrat dan asam isositrat.
Asetil koenzim A hasil dekarboksilasi oksidatif memasuki matriks mitokondria untuk
bergabung dengan asam oksaloasetat dalam siklus Krebs, membentuk asam sitrat.
5. Energi yang dihasilkan apabila menghubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan
siklus Kreb’s, akan dapat kita hitung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna
(aerob) akan menghasilkan energi dari Glikolisis 8P, Oksidasi piruvat (2 x 3P) 6P,
Siklus Kreb’s (2 x 12P) 24P, Jumlah 38P, namun telah digunakan 2P pada saat
glikolisis sehingga menjadi 36P.
6. Dalam otot terdapat juga senyawa berenergi tinggi yaitu kreatinfosfat yang
merupakan sumber energy pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil.
Konsentrasi ATP dalam otot hanya sedikit, sedangkan konsentrasi kreatinfosfat jauh
lebih besar. Oleh karena itu, kekurangan ATP dalam otot dapat diimbangi oleh adanya
keratin fosfat.

Metabolisme Karbohidat 23

Anda mungkin juga menyukai