METABOLISME KARBOHIDRAT
DISUSUN OLEH
DAFTAR ISI
Metabolisme Karbohidat 2
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR....................... ............................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................
D. Manfaat..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Glikolisis ..................... ........................................................ 1
B. Tinjauan Energi Proses Glikolisis.................................................... 1
C. Glikogenesis dan Glikogenelisis ..................................................... 4
D. Glukoneogenelisis ......... ................................................................. 4
E. Siklus asam sitrat ............................................................................ 7
F. Energi yang dihasilkan .................................................................... 7
G. Energi untuk gerakan otot ................................................................ 28
BAB III PENUTUP
Kesimpulan......................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 35
BAB II
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metabolisme Karbohidat 3
Di dalam kehidupan, karbohidrat merupakan molekul yang sangat penting bagi
tubuh makhluk hidup. Kata karbohidrat berasal dari kata karbon dan air. Secara
sederhana karbohidrat didefinisikan sebagai polimer gula. Karbohidrat adalah
senyawa karbon yang mengandung sejumlah besar gugus hidroksil. Karbohidrat
paling sederhana bisa berupa aldehid (disebut polihidroksialdehid atau aldosa) atau
berupa keton (disebut polihidroksiketon atau ketosa). Pokok bahasan ini erat
kaitannya dengan kerja tubuh kita sehari-hari.
Metabolisme mempunyai pengertian yang amat luas, yang pada prinsipnya dapat
diartikan sebagai semua reaksi kimia atau perubahan kimia yang terjadi di dalam
tubuh makhluk hidup. Metabolisme yang terjadi dalam tubuh mahluk hidup
melibatkan berbagai reaksi kimia yang saling berkaitan satu dengan yang lain yang
saling menunjang. misalnya dalam sintesis jaringan terlibat metabolisme protein yang
mempersiapkan kerangka dasar jaringan tersebut. Kemudian terkait metabolisme
karbohidrat dan lemak untuk melengkapi komponen-komponen jaringan , disamping
untuk memenuhi kebutuhan energi melalui metabolisme energi/bioenergetik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses glikolisis ?
2. Bagaimana proses glikogenesis dan glikogenelisis ?
3. Bagaimana proses glukoneogenelisis ?
4. Bagaimana proses siklus asam sitrat ?
5. Berapa dan bagaimana energi yang dihasilkan ?
6. Bagaimana pemanfaatan energi untuk gerakan otot ?
C. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana proses glikolisis ?
2. Mengetahui bagaimana proses glikogenesis dan glikogenelisis ?
3. Mengetahui bagaimana proses glukoneogenelisis ?
4. Mengetahui bagaimana proses siklus asam sitrat ?
5. Mengetahui berapa dan bagaimana energi yang dihasilkan ?
6. Mengetahui bagaimana pemanfaatan energi untuk gerakan otot ?
D. Manfaat
1. Manfaat akademis sebagai bahan penulisan makalah untuk memenuhi kewajiban
sebagai mahasiswa farmasi dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Biokimia.
Metabolisme Karbohidat 4
2. Manfaat teoritis sebagai wadah bagi penulis untuk memperdalam pengetahuan
yang diperoleh selama menuntut ilmu di bangku perkuliahan.
3. Manfaat praktis makalah ini sebagai bekal pengetahuan dasar mahasiswa program
studi farmasi mengenai metabolisme karbohidrat di dalam tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
Metabolisme Karbohidat 5
1. Menggunakan oksigen (aerob)
2. Tidak menggunakan oksigen (anaerob)
Proses metabolisme glukosa ini disebut dengan glikolisis. Tiap reaksi dalam glikolisis
menggunakan enzim tertentu.
a. Heksokinase
Tahap pertama proses glikolisis adalah pengubahan glukosa menjadi glukosa-6-fosfat
dengan reaksi fosforilasi. Gugus fosfat diterima dari dalam reaksi sebagai berikut.
Enzim heksokinase merupakan katalis dalam reaksi tersebut dibantu oleh ion Mg 2+
sebagai kofaktor. Heksokinase berasal dari ragi dapat merupakan katalis pada reaksi
pemindahan gugus fosfat dari ATP tidak hanya kepada glukosa tetapi juga tetapi juga
kepada fruktosa, manosa, dan glukosamina. Dalam otot, otak dan hati terdapat enzim
heksokinase yang multisubstrat ini. Enzim heksokinase dari hati dapat dihambat oleh
reaksi sendiri. Jadi apabila glukosa-6-fosfat terbentuk terbentuk dalam jumlah banyak,
maka senyawa ini akan menjadi inhibitor bagi enzim heksokinase tadi. Selanjutnya
enzim akan aktif kembali apabila konsentrasi glukosa-6-fosfat menurun pada tingkat
tertentu.
b. Fosfoheksoisomerase
Reaksi selanjutnya ialah isomerisasi, yaitu pengubahan glukosa-6-fosfat menjadi
fruktosa-6-fosfat, dengan enzim fosfoglukoisomerase.
Enzim ini
tidak
memerlukan
kofaktor dan diperoleh dari ragi dengan cara kristalisasi.
c. Fosfofruktokinase
Frukrosa-6-fosfat diubah menjagi fruktosa-1,6-difosfat oleh
++
enzim fosfofruktokinase dibantu oleh ion Mg sebagai kofaktor. Dalam reaksi ini
gugus fosfat dipindahkan dariATP kepada fruktosa-6-fosfat dari ATP sendiri akan
berubah menjadi ADP.Fosfofruktokinase dapat dihambat atau dirangsang oleh
Metabolisme Karbohidat 6
beberapa metabolit, yaitu senyawa yang terlibat dalam proses metabolisme ini.
Sebagai contoh, ATP yang berlebih dan asam sitrat dapat menghambat,dilain
pihak adanya AMP, ADP, dan fruktosa-6-fosfat dapat menjadi efektor positif yang
merangsang enzim fosfofruktokinase.
d. Aldose
Reaksi tahap
keempat dalam
rangkaian reaksi
glikolisis adalah
penguraian
molekul fruktosa-
1,6-difosfat
membentuk dua molekul triosa fosfat, yaitu dihidroksi aseton fosfat dan D-
gliseraldehida-3-fosfat. Dalam tahap ini enzim aldolase yang menjadi katalis telah
dimurnukan dan ditemukan oleh Warburg. Enzim ini terdapat dalam jaringan
tertentu dan dapat bekerja sebagai kaalis dalam reaksi penguraian beberapa ketosa
dan monofosfat, misalnya fruktosa-1,6-difosfat, sedoheptulose-1,7- difosfat,
fruktosa-1-fosfat, eritulosa-1-fosfat. Hasil reaksi penguraian tiap senyawa
tersebut yang sama adalah dihidroksi aseton fosfat.
e. Triosafosfat Isomerase
Dalam reaksi penguraian
oleh enzim aldolase
terbentuk dua macam senyawa, yaitu D-gliseraldehida-3-fosfat dan dihidroksi-
aseton fosfat. Yang mengalami reaksi lebih lanjut dalam proses glikolisis adalah
Metabolisme Karbohidat 7
D-gliseraldehida-3-fosfat. Jika sel tidak mampu mengubah dihidroksiasotonfosfat
menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat, tentulah dihidrosiasetonfosfat akan bertimbun
didalam sel. Hal ini tidak berlangsung karena dalam sel terdapat enzim triofosfat
isomerase yang dapat mengubah dihidrokasetonfosfat menjadi D-gliseraldehida-
3-fosfat. Adanya keseimbangan antara kedua senyawa tersebut dikemukakan oleh
Mayerhof dan dalam keadaan keseimbangan dihidroksiaseton fosfat terdapat
dalam jumlah dari 90%.
f. Gliseraldehida-3-fosfat Dihidrogenase
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada reaksi gliseraldehida-3-fosfat menjadi 1,3
difosfogliserat. Dalam reaksi ini digunakan koenzim NAD +. Sedangkan gugus
fosfat diperoleh dari asam fosfat. Reaksi oksidasi ini mengubah aldehida menjadi
asam karboksilat. Gliseraldehida-3-fosfat dehidrogenase telah dapat diperoleh
dalam bentuk Kristal dari ragi dan mempunyai berat molekul 145.000. Enzim ini
adalah suatu tetramer yang terdiri atas empat subunit yang masing-masing
mengikat suatu molekul NAD+, jadi pada tiap molekul enzim terikat empat
molekul NAD+.
g. Fosfogliseril
Kinase
Reaksi yang menggunakan enzim ini ialah reaksi pengubahan asam 1,3-
difosfogliserat menjadi asam 3-fosfogliserat. Dalam reaksi ini terbentuk datu
molekul ATP dari ADP dan ion Mg2+diperlukan sebagai kofaktor. Oleh karena
ATP adalah senyawa fosfat berenergi tinggi, maka reaksi ini mempunyai fungsi
untuk menyimpan energi yang dihasilkan oleh proses glikolisis dalam bentukATP.
h. Fosfogliseril Mutase
Fosfogliseril
mutase bekerja sebagai katalis pada reaksipengubahan asam 3-fosfogliserat
Metabolisme Karbohidat 8
menjadi asam 2-fosfogliserat.Enzim ini berfungsi memindahkan gugus fosfat dari
suatu atom C kepada atom C lain dalam suatu molekul. Berat molekul enzim ini
yang diperoleh dari ragi ialah 112.000.
i. Enolase
Reaksi berikutnya ialah pembentukan asam fosfofenol piruvat dari asaam 2-
fosfogliserar dengan katalis enzim enolase dan ion Mg 2+ sebagai kofaktor. Reaksi
pembentukkan asam fosfofenol piruvat ini ialah pembentukan asam fosfofenol
piruvat dari asaam 2-fosfogliserar dengan katalis enzim enolase dan ion
Mg2+ sebagai kofaktor. Reaksi pembentukkan asam fosfofenol piruvat ini ialah
reaksi dehidrasi. Adanya ion F- dapat menghambat kerja enzim enolase, sebab ion
F- dengan ion Mg2+dan fosfat dapat membentuk kompleks magnesium fluoro
fosfat. Dengan terbentuknya kompleks ini akan mengurangi jumlah ion
Mg2+ dalam campuran reaksi dan akibat berkurangnya ion Mg 2+maka efektivitas
reaksi berkurang.
j. Piruvat Kinase
Enzim ini merupakan katalis pada reaksi pemindahan gugus fosfat dari asam
fosfoenolpiruvat kepada ATP sehingga terbentuk molekul ATP dan molekul asam
piruvat. Piruvat kinase setelah dapat diperoleh dari ragi dalam bentuk kristal.
Enzim ini adalah suatu tetramer dengan berat molekul 165.000. Dalam reaksi
tersebut diatas, diperlukan Mg2+ dan K+ sebagai activator.
k. Laktat dehidrogenase
Enzim ini menggunakan enzim laktat dehidrogenase ini ialah reaksi tahap akhir
glikolisis, yaitu pembentukan asam laktat dengan cara reduksi asam piruvat.
Dalam reaksi ini digunakan NAD sebagai koenzim (Anna Poedjiadi, 1994).
Metabolisme Karbohidat 9
Metabolisme Karbohidat 10
2.2. Glikogenesis dan glikogenolisis
Apabila terdapat jumlah glukosa berlebih, mka kelebihan gukosa ini akan
disimpan dengan jalan diubah menjadi glikogen dalam hati dan jaringan otot.
Proses sintesis glikogen dari glukosa ini disebut glikogenesis. Glikogen juga
dapat diperoleh dari asam laktat yang dihasilkan pada proses glikolisis.
Pembentukan glikogen dari glukosa baik dalam hati maupun otot berlangsung
karena adanya uridin difosfat glukosa (UDPG).
Gambar UDPG
Metabolisme Karbohidat 11
UDPG + (glukosa)n →(glukosa)n+1 + UDP
Uridin difosfat dapat dibentuk dari reaksi uridintrifosfat dengan glukosa-1-fosfat. Kebalikan
dari glikogenolisis, yaitu reaksi pemecahan molekul glikogen menjadi moleku-molekul
glukosa.
Glikogen yang terdapat dalam hati dan otot dapat dipecah menjadi molekul
glukosa-1-fosfat melalui suatu proses yang disebut fosforolisis, yakni reaksi
dengan asam fosfat. Enzim fosforilase adalah enzim yang menjadi katalis pada
reaksi glikogenolisis itu
Ada dua macam fosforilase yaitu fosforilase a (bentuk aktif) dan fosforilase b
(bentuk tidak aktif yang dapat diaktifkan). Aktivasi fosforilase b berlangsung oleh
adanya fosfokinase, ATP dan ion Mg++ .
Metabolisme Karbohidat 12
tidak terdapat enzim fosfatase maka glukosa-6-fosfat tidak dapat diubah menjadi
glukosa.
2.3. Glukoneogenesis
Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati.
Di sini asam laktat diuah kembali menjadi glukosa kembali melalu reaksi
glukoneogenesis (pembentukan gula baru). Pada dasarnya glukoneogenesis ini
adalah sintetis glukosa dari senyawa bukan karbohidrat, misalnya asam laktat dan
beberapa asam amino. Walaupun proses glukoneogenesis adalah sintetis glukosa,
namun bukan kebalikan dari reaksi glikolisis, karena ada 3 tahap reaksi dalam
glikolisis yang reversibel, artinya diperlukan enzim lain untuk reaksi
kebalikannya.
Dengan adanya 3 tahap reaksi yang tidak reversibel tersebut maka proses
glukoneogenesis berlangsung melalui tahap :
Reaksi (a) menggunakan katalis piruvat karboksilase dan reaksi (b) menggunakan
fosfoenol karboksilase. Jumlah reaksi (a) dan (b) adalah :
Asam piruvat +ATP + GTP + H2O → fosfoenol piruvat +ADP + GDP + fosfat + 2
H+
Secara garis besar, hubungan antara glukoneogenesis dan siklus asam sitrat yakni
suatu siklus yang mengubah asam piruvat menjadi CO2 + H2O dan menghasilkan
sejumlah energi dalam bentuk ATP dengan proses oksidasi aerob. Apabila otot
berkontraksi, maka asam piruvat dan asam laktat dihasilkan oleh proses glikolisis.
Asam piruvat yang digunakan dalam siklus asam sitrat. Pada proses glikolisis,
asam piruvat yang dihasilkan selalu melebihi jumlah asam piruvat yang
digunakan pada siklus asam sitrat. Dalam keadaan demikian sejumlah asam
Metabolisme Karbohidat 13
piruvat diubah menjadi asam laktat dengan proses reduksi. Reaksi ini akan
menghasilkan NAD+ dari NADH.
Gambar
Dalam proses glikolisis, asam laktat adalah hasil yang terakhir, untuk
metabolisme lebih lanjut, asam laktat diubah menjadi asam piruvat terlebih
dahulu
Metabolisme Karbohidat 14
Asetil-KoA yang telah terbentuk akan menjadi bahan baku pada siklus
selanjutnya, yaitu siklus Krebs. Oleh karena itu, Asetil Ko-A disebut senyawa
intemediate atau senyawa antara. Siklus Krebs terjadi di matriks mitokondria dan
disebut juga siklus asam trikarboksilat. Hal ini disebabkan siklus Krebs tersebut
menghasilkan senyawa yang mempunyai 3 gugus karboksil, seperti asam sitrat
dan asam isositrat. Asetil koenzim A hasil dekarboksilasi oksidatif memasuki
matriks mitokondria untuk bergabung dengan asam oksaloasetat dalam siklus
Krebs, membentuk asam sitrat. Demikian seterusnya, asam sitrat membentuk
bermacam-macam zat dan akhirnya membentuk asam oksaloasetat lagi.
Siklus kreb disebut juga sebagai siklus asam sitrat, yaitu serangkaian reaksi kimia
dalam sel pada mitokondria yang berlangsung secara berurutan dan berulang.
Molekul Acetyl CoA yang merupakan produk akhir dari proses konversi Pyruvate
kemudian akan masuk kedalam Siklus Asam Sitrat. Secara sederhana persamaan
reaksi untuk 1 Siklus Asam Sitrat (Citric Acid Cycle) dapat dituliskan :
Metabolisme Karbohidat 15
elektron yang ditangkap FAD membentuk FADH2, asam suksinat berubah
menjadi asam fumarat. Kemudian asam fumarat dapat menggunakan air (H2O)
menjadi asam malat, selanjutnya asam malat melepaskan hidrogen dan elektron
ditangkap oleh NAD+ membentuk NADH. Dan akhirnya asam malat berubah
menjadi asam oksaloasetat. Asam aksaloasetat yang mendapat transfer 2 atom
karbon (2C) dari asetil Ko-A akan menjadi siklus Krebs kembali.
Pada siklus krebs ini (terjadi dimatriks mitokondria) asetil KoA diubah menjadi
KoA. Asetil KoA bergabung dengan asam oksaloasetat membentuk asam sitrat.
KoA dilepaskan sehingga memungkinkan untuk mengambil fragmen 2C lain dari
asam piruvat. Pembentukan asam sitrat terjadi diawal siklus krebs , sementara itu
sisa dua karbon dari glukosa dilepaskan sebagai CO2. Selama terjadi
pembentukan – pembentukan , energi yang dibutuhkan dilepaskan untuk
menggabungkan fosfat denga ADP membentuk molekul ATP. Pada siklus krebs,
pemecahan rantai karbon pada glukosa selesai, Jadi, sebagai hasil dari glikoslisis ,
reaksi antara dan siklus krebs adalah pemecahan satu molekul glukosa 6 karbon
menjadi 6 molekul 1 karbon, selain itu juga dihasilkan 2 molekul ATP dari
glikolisis dan 2 ATP lagi dari siklus krebs (Anonim, 2008).
Menurut Sanamontre (2005), ada beberapa reaksi-reaksi dalam siklus krebs.
Pertama-tama asetil ko-A bereaksi dengan oksaloasetat dan menjadi sitrat dengan
melibatkan enzim sitrat sintase, reaksi berlangsung dengan terjadinya kondensasi
asetil ko-A dengan oksaloasetat dan membentuk sitril ko-A, kemudain sitril ko-A
dihidrolisis menjadi sitrat dan ko-A.
Karbon dioksida (CO2) terbentuk asam α -Ketoglutamat yang disertai dengan
pelepasan hidrogen dan elektron yang ditangkap NAD membentuk NADH.
Selanjutnya asam α -Ketoglutamat juga melepaskan gugus karboksit (CO2
disertai dengan pelepasan hidrogen dan elektron yang ditangkap NAD
membentuk NADH. Asam α -Ketoglutamat lalu berikatan dengan molekul Ko-A
membentuk suksinat Ko–A. KoA kemudian dilepas dan digantikan oleh fosfat (P)
berasal dari GTP, terikat pada ADP membentuk ATP, menyebabkan suksinil Ko-A
berubah menjadi asam suksinat. Asam suksinat melepaskan 2 hidrogen (2H) dan
elektron yang ditangkap FAD membentuk FADH2, asam suksinat berubah
menjadi asam fumarat. Kemudian asam fumarat dapat menggunakan air (H2O)
menjadi asam malat, selanjutnya asam malat melepaskan hidrogen dan elektron
ditangkap oleh NAD+ membentuk NADH. Dan akhirnya asam malat berubah
menjadi asam oksaloasetat. Asam aksaloasetat yang mendapat transfer 2 atom
karbon (2C) dari asetil Ko-A akan menjadi siklus Krebs kembali.
Pada siklus krebs ini (terjadi dimatriks mitokondria) asetil KoA diubah menjadi
KoA. Asetil KoA bergabung dengan asam oksaloasetat membentuk asam sitrat.
KoA dilepaskan sehingga memungkinkan untuk mengambil fragmen 2C lain dari
asam piruvat. Pembentukan asam sitrat terjadi diawal siklus krebs , sementara itu
sisa dua karbon dari glukosa dilepaskan sebagai CO2. Selama terjadi
pembentukan – pembentukan , energi yang dibutuhkan dilepaskan untuk
menggabungkan fosfat denga ADP membentuk molekul ATP. Pada siklus krebs,
pemecahan rantai karbon pada glukosa selesai, Jadi, sebagai hasil dari glikoslisis ,
Metabolisme Karbohidat 16
reaksi antara dan siklus krebs adalah pemecahan satu molekul glukosa 6 karbon
menjadi 6 molekul 1 karbon, selain itu juga dihasilkan 2 molekul ATP dari
glikolisis dan 2 ATP lagi dari siklus krebs (Anonim, 2008).
Menurut Sanamontre (2005), ada beberapa reaksi-reaksi dalam siklus krebs.
Pertama-tama asetil ko-A bereaksi dengan oksaloasetat dan menjadi sitrat dengan
melibatkan enzim sitrat sintase, reaksi berlangsung dengan terjadinya kondensasi
asetil ko-A dengan oksaloasetat dan membentuk sitril ko-A, kemudain sitril ko-A
dihidrolisis menjadi sitrat dan ko-A.
Metabolisme Karbohidat 17
Gambar 5. Tahap reaksi keempat
Tahap keenam, suksinil ko-A menjadi suksinat yang melibatkan enzim suksinil
ko-A sintase, dengan reaksi fosforilasi ikatan thioester dari suksinil dan ko-A
yang banyak energinya. Langkah ini merupakan satu-satunya yang memberikan
energi tinggi. GTP dihasilkan oleh beberapa reaksi thioester dan fosforilasi dari
GDP.
Metabolisme Karbohidat 18
Tahap kesembilan, L-malat menjadi oksaloasetat dimana pada reaksi ini terjadi
oksidasi malet yang dihidrogenasi menjadi bentuk oksaloasetat denganakseptor
NAD. Reaksi ini melibatkan enzim malat dehidrogenase dan menghasilkan
NADH2.
Metabolisme Karbohidat 19
Kalau kita hubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan siklus Kreb’s, akan
dapat kita hitung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna (aerob) akan
menghasilkan energi dengan rincian sebagai berikut:
Glikolisis : 8P
Oksidasi piruvat (2 x 3P) : 6P
Siklus Kreb’s (2 x 12P) : 24P
Jumlah : 38P
Metabolisme Karbohidat 20
Metabolisme Karbohidat 21
3.5. ENERGI UNTUK GERAKAN OTOT
Metabolisme Karbohidat 22
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan apa yang telah dijelaskan dalam makalah ini, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Proses metabolisme glukosa ini disebut dengan glikolisis, yakni molekul glukosa membentuk
asam piruvat atau asam laktat dengan cara reduksi. Setiap langkah reaksinya memerluka
enzim tertentu. Reaksi tersebut beralngsung dalam dua fase, fase pertama yakni fosforilasi
dan oksidasi triosafosfat.
2. Proses sintesis glikogen dari glukosa ini disebut glikogenesis. Glikogen dalam hati
juga dapat disintetis dari asam laktat yang disebut glikolisis.
3. Glukoneogenesis ini adalah sintetis glukosa dari senyawa bukan karbohidrat,
misalnya asam laktat dan beberapa asam amino. Walaupun proses glukoneogenesis
adalah sintetis glukosa, namun bukan kebalikan dari reaksi glikolisis.
4. Siklus Krebs atau siklus asam sitrat terjadi di matriks mitokondria dan disebut juga
siklus asam trikarboksilat. Hal ini disebabkan siklus Krebs tersebut menghasilkan
senyawa yang mempunyai 3 gugus karboksil, seperti asam sitrat dan asam isositrat.
Asetil koenzim A hasil dekarboksilasi oksidatif memasuki matriks mitokondria untuk
bergabung dengan asam oksaloasetat dalam siklus Krebs, membentuk asam sitrat.
5. Energi yang dihasilkan apabila menghubungkan jalur glikolisis, oksidasi piruvat dan
siklus Kreb’s, akan dapat kita hitung bahwa 1 mol glukosa jika dibakar sempurna
(aerob) akan menghasilkan energi dari Glikolisis 8P, Oksidasi piruvat (2 x 3P) 6P,
Siklus Kreb’s (2 x 12P) 24P, Jumlah 38P, namun telah digunakan 2P pada saat
glikolisis sehingga menjadi 36P.
6. Dalam otot terdapat juga senyawa berenergi tinggi yaitu kreatinfosfat yang
merupakan sumber energy pertama yang digunakan pada awal aktivitas kontraktil.
Konsentrasi ATP dalam otot hanya sedikit, sedangkan konsentrasi kreatinfosfat jauh
lebih besar. Oleh karena itu, kekurangan ATP dalam otot dapat diimbangi oleh adanya
keratin fosfat.
Metabolisme Karbohidat 23