Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

BAB I ................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang......................................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah ................................................................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................... 1

BAB II ................................................................................................................................. 2
PEMBAHASAN .................................................................................................................. 2
2. 1 Enzim-enzim dalam Glikolisis .............................................................................. 2

2. 2 Proses Metabolisme Karbohidrat secara Anaerob ................................................. 3

2.3 Glikogen dan Glukoneogenesis .............................................................................. 5

2.4 Vitamin-vitamin yang Berperan dalam Proses Metabolisme ................................. 9

BAB III .............................................................................................................................. 11


PENUTUP ........................................................................................................................ 11
3. 1 Kesimpulan .......................................................................................................... 11

3. 2 Saran .................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 12

I
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Karbohidrat adalah komponen dalam makanan yang merupakan sumber energi yang utama
bagi organisme hidup. Dalam makanan kita, karbohidrat terdapat sebagai polisakarida yang
dibuat dalam tumbuhan dengan cara fotosintesis. Tumbuhan merupakan gudang yang
menyimpan karbohidrat dalam bentk amilum dan selulosa. Amilum digunakan oleh hewan dan
manusia apabila ada kebutuhan untuk memproduksi energi. Di samping dalam tumbuhan, dalam
tubuh hewan dan manusia juga terdapat karbohidrat yang merupakan sumber energi, yaitu
glikogen.
Dalam sel-sel tubuh, karbohidrat mengalami berbagai proses kimia. Proses inilah yang
mempunyai peranan penting dalam tubuh kita. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sel ini
tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sebagai contoh
apabila banyak glukosa yang teroksidasi untuk memproduksi energi, maka glikogen dal;am hati
akan mengalami proses hidrolisis untuk membentuk glukosa. Sebaliknya apabila suatu reaksi
tertentu menghasilkan produk yang berlebihan, maka ada reaksi lain yang dapat menghambat
produksi tersebut. Dalam hubungan antar reaksi ini enzi-enzim mempunyai peranan sebagai
pengatur dan pengendali. Proses kimia yang terjadi dalam sel ini disebut metabolisme.

1.2 Rumusan masalah


1. Enzim –enzim apa saja yang berperan dalam reaksi glikolisis glukosa ?
2. Bagaimana proses metabolisme karbohidrat secara anaerob?
3. Apa yang dimaksud dengan glikogen dan glukoneogenesis?
4. Vitamin apa saja yang berperan dalam proses metabolisme?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui enzim-enzim yang berperan dalam reaksi glikolisis glukosa.
2. Untuk memahami proses metabolisme karbohidrat secara anaerob.
3. Untuk memahami glikogen dan glukoneogenesis.
4. Untuk mengetahui vitamin-vitamin yang berperan dalam proses metabolisme.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2. 1 Enzim-enzim dalam Glikolisis


Menurut Anna (2005), ada 10 enzim yang berperan dalam proses glikolisis yaitu :
1. Heksokinase
Tahap pertama pada glikolisis adalah pengubahan glukosa menjadi glukoa -6-fosfat dengan
reaksi fosforilasi yang dibantu oleh enzim heksokinase yang merupakan katalis dalam reaksi
pengubahan glukosa menjadi glukosa-6-fosfat.
2. Fosfoheksoisomerase
Langkah selanjutnya dalam reaksi glikolisis dibantu oleh enzim fosfoheksoisomerase pada
pengubahan glukosa-6-fosfat menjadi fruktosa-6-fosfat.
3. Fosfofruktokinase
Dalam reaksi glikolisis yang dibantu oleh enzim fosfofruktokinase pada pengubahan
fruktosa-1,6-difosfat. Dalam reaksi ini terjadi perpindahan gugus fosfat dari ATP kepada
fruktosa-6-fosfat dan ATP sendiri berubah jadi ADP.
4. Aldolase
Dalam reaksi glikolisis yang dibantu oleh enzim aldolase pada penguraian molekul fruktosa-
1,6-difosfat membentuk dua molekul triosa fosfat, yaitu dihodroksi aseton fosfat dan D-
gliseraldehida-3-fosfat. Enzim ini sebagai katalis.
5. Triosafosfat isomerase
Dalam reaksi glikolisis yang dibantu oleh triosafosfat isomerase, enzim ini berperan sebagai
asetonfosfat menjadi D-gliseraldehida-3-fosfat.
6. Gliseraldehida-3-fosfat dehidrogenase
Enzim ini bekerja sebagai katalis pada reaksi oksidasi gliseraldehida-3-fosfat menjadi asam
1,3 difosfogliserat.
7. Fosfogliseril kinase

2
Reaksi yang menggunakan enzim ini adalah reaksi pengubahan asam 1,3-difosfogliserat
menjadi asam 3-fosfogliserat. Dalam reaksi ini mempunyai fungsi untuk menyimpan energi yang
dihasilkan oleh proses glikolisis dalam bentuk ATP.

8. Fofogliseril mutase
Fosfogliseril mutase bekerja sebagai katalis pada reaksi pengubahan asam 3-fosfogliserat
menjadi asam 2-fosfogliserat. Enzim ini berfungsi sebagai memindahkan gugus fosfat dari 1
atom C kepada atom C lainnya.
9. Enolase
Enzim ini sebagai katalis pembentukan asam fosfoenol piruvat dari asam 2-fosfogliserat
10. Piruvat kinase
Enzim ini merupakan katalis pada reaksi pemindaham gugus fosfat dari asam fosfoenol
piruvat kepada ADP sehingga terbentuk molekul ATP dan molekul asam piruvat.

2. 2 Proses Metabolisme Karbohidrat secara Anaerob


Karbohidrat mempunyai fungsi biologi penting lainnya, Pati dan glikogen berperan sebagai
penyedia sementara glukosa. Polimer karbohidrat yang tidak larut berperan sebagai unsur
struktural dan penyangga di dalam dinding sel bakteri dan ta naman dan pada jaringan pengikat
dan dinding sel organisme Karbohidrat lain berfungsi sebagai pelumas sendi kerangka, sebagai
perekat di antara sel, dan senyawa pemberi spesifi sitas biologi pada permukaan sel hewan
(Murray,K.,2002). Metabolisme merupakan reaksi dalam sel yang dikatalisis oleh enzim-enzim.
Lebih jauh, metabolisme bukanlah suatu proses acak malainkan sangat terintegrasi dan
terkoordinasi. Mempunyai tujuan dan mencakup berbagai kerjasama banyak sistem multi enzim
(Albert, Lehninger, 2000).
Katabolisme (penguraian) dari masing-masing nutrien untuk menghasilkan energi utama
(karbohidrat, lipid dan protein), berlangsung secara bertahap melalui sejumlah reaksi enzimatik
yang berurutan. Terdapat tiga tahap utama katabolisme aerobik seperti Gambar 1.2 halaman
berikut. Tahap 1. Makromolekul sel dipecahkan menjadi unit-unit pembangun utamanya. Jadi,
polisakarida dipecah menjadi heksosa atau pentosa; Lipid dipecah menjadi asam lemak, gliserol,
dan komponen lainnya, dan protein terhidrolisis menjadi 20 komponen asam aminonya. (Albert
L.Lehninger, 2000).

3
Glikolisis Kebutuhan akan glukosa di dalam semua jaringan tubuh adalah minimal, dan
sebagian (misal otak serta eritrosit) memang memerlukan glukosa dalam jumlah besar. Glikolisis
mcrupakan pemecahan glukosa. Pada periode awal, dalam proses penyelidikan terhadap
glikolisis disadari bahwa peristiwa fermentasi di dalam ragi adalah serupa dengan peristivva
pemecahan glukogen di dalam otot. Kalau suatu otot mengadakan kontraksi dalam media
anaerob, yaitu media yang kandungan oksigennya di kosongkan, maka glikogen akan
menghilang dan muncul laktat sebagai produk akhir yang utama (Albert L.Lehninger., 2000).
Kalau oksigen diambil, maka proses aerob terjadi kembali, dan glikogen kembali muncul,
sedangkan laktat menghilang. Namun, jika kontraksi otot tersebut berlangsung dalam keadaan
aerob, laktat tidak akan menumpuk dan piruvat menjadi produk glikolisis. Sebagai hasil
pengamatan metabolisme karhohidrat lazim dipisahkan monjadi fase anerob dan aerob
(Murray,K., 2000).
Walaupun begitu, pembedaan ini hanya berupa kesepakatan saja, karena reaksi yang terjadi
dalam glikolisis, dalam keadaan dengan atau tanpa oksigen tetap sama, yang berbeda hanya taraf
reaksi dan produk akhirnya. Kalau pasokan oksigen kurang maka oksidasi kembali NADH yang
terbentuk dari NAD saat glikolisis terganggu. Dalam keadaan ini, NADH akan dioksidasi
kembali melalui perangkaian dengan proses reduksi piruvat menjadi laktat, dan NAD yang
terbentuk secara demikian memungkinkan berlangsungnya glikolisis (Murray,K.,2002).
Jadi, glikolisis dapat berlangsung dalam keadaan aerob, tetapi hal ini akan membawa akibat
jumlah energi yang dibebaskan permol glukosa yang teroksidasi terbatas. Sebagai
konsekuensinya, untuk menghasilkan energi dalam suatu jumlah tartentu, lebih baik glukosa
harus mengalami glikolisis di bawah keadaan aerob (Murray,K.,2002). Glikolisis secara anaerob
dapat disebut pula dengan respirasi anaerob.Respirasi anaerob adalah respirasi yang tidak
menggunakan oksigen sebagai penerima elektron akhir pada saat pembentukan ATP. Respirasi
anaerob juga menggunakan glukosa sebagai substrat. Respirasi anaerob merupakan proses
fermentasi. Berdasarkan produknya, fermentasi dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Fermentasi Alkohol
Fermentasi ini dilakukan oleh jamur ragi. Pada fermentasi alkohol, molekul piruvat
difermentasi menjadi asetaldehid. NADH memberikan elektron dan hidrogen kepada asetaldehid
sehingga terbentuk produk akhir berupa alkohol.
2. Fermentasi Laktat

4
Fermentasi asam laktat terjadi pada otot manusia saat melakukan kerja keras dan persediaan
oksigen yang kurang mencukupi. Pada fermentasi ini, molekul asam piruvat hasil glikolisis
menerima elektron dan hidrogen dari NADH. Transfer elektron dan hidrogen menghasilkan
NAD+ kembali. Pada saat yang sama, asam piruvat diubah menjadi asam laktat menghasilkan 2
ATP.

Gambar 1 Mekanisme reaksi respirasi anaerob

2.3 Glikogen dan Glukoneogenesis


a. Glikogen
Glikogen merupakan penimbunan glukosa sebagai cadangan energi bila dibutuhkan oleh
tubuh, jumlah glikogen berbeda dalam berbagai jaringan dan bahkan dalam satu jaringan pun
jumlahnya dapat berbeda, tergantung pada penyediaan glukosa dan kebutuhan energinya.
Sebagian besar glikogen terdapat di hati dan otot (Murray,K., 2002).
Jumlah glikogen orang normal berkisar 400mM gugusan glikosil (65 gram berat kering) per
kilogram berat jaringan. Jumlah ini berkurang waktu puasa dan bertambah pada tinggi
karbohidrat. Otot mengandung 85 mM gugusan glikosil (14 gram) per kilogram jaringan
(Murray,K., 2002).
Walaupun kadar glikogen hati lebih besar dari otot, jumlah glikogen seluruhnya lebih banyak
pada otot karena massa otot lebih banyak. Seseorang dengan bobot 70 kg mempunyai otot
sebanyak 28 kg, sedang hatinya adalah 1,6 kg. Dengan demikian, jumlah total yang ada pada
hati adalah 0,6 M dan pada otot 2,4 M. Mekanisme terjadinya penimbunan glikogen, yaitu

5
glikogen dibentuk dengan setiap kali penambahan satu gugus glukosa pada molekul ini, untuk
membentuk rantai amilosa yang kemudian diatur kembali membentuk percabangan.

Keseluruhan proses ini dapat dibagi menjadi 3 tahapan ialah:


1) Perubahan glukosa 6-phospat menjadi uridin diphospat glukosa (UDP-glukosa).
2) Pemindahan satuan glikosil dari UDP-glukosa ke rantai glikogen, sehingga terjadi
perpanjangan rantai amilosa dengan ikatan Į-1.4.
3) Terjadinya percabangan dengan memindahkan sebagian rantai ke gugus hidroksil G6 rantai
didekatnya.
Pembentukan UDP-glukosa terjadi karena pemindahan dari glukosa 6-phospat menjadi
glukosa l-phospat (di sini glukosa terikat pada glikogcn melalui atom C1), reaksinya reversibel
dan dikatalisis oleh fosfoglukomutase, yang menggunakan glukosa 1,6 bi phospat, dalam kadar
rendah sebagian senyawa-antara. Glukosa l-phospat selanjutnya bereaksi dengan UTP
membentuk UDP glukosa dan pirophospat anorganik (di sini UTP yang digunakan hasil reaksi
nukleotida disfosfokinase) (Murry,K., 2002).
UDP-glukosa mengalihkan gugusan glikosilnya pada ujung percabangan glikogen, yang
dikatalisis oleh glukogen sintetase. Karena reaksi ini khusus untuk gugus hidroksil atom 1o4
ujung yang terdapat glikogen, maka terjadi pemanjangan rantai lo4, lihat kembali. Karena sifat
rantai tidak berubah pada pemanjangan ini, reaksi yang dikatalisis enzim ini terjadi terus
menerus, bila dibiarkan akibatnya membentuk rantai amilosa 1o ^4 yang sangat panjang. Tetapi,
dalam sel penimbun glikogen terdapat pula enzim glikosil -4 : 6-transferase (enzim
percabangan), yang memindahkan sebagian rantai amilosa ke gugus hidroksil C6 pada rantai
yang berdekatan (Murray,K., 2002).
Enzim ini memindahkan tujuh satuan glukosa yang terdapat pada ujung rantai yang
mengandung sekurang-kurangnya 11 satuan glukosa, ke cabang di dekatnya pada glukosa yang
terletak sekurang-kurangnya empat satuan glukosa dari percabangan yang terdekat (umunnya
yang dipindahkan 7, tetapi tidak mutlak). Rantai cabang yang baru terbentuk dengan demikian
terdiri atas 7 satuan glukosa, sedangkan sisa cabang lama terdiri 4, namun lebih lazim, sisa
cabang tersebut terdiri antara enam sampai sembilan satuan. Energi bebas standar pada ikatan 1-

6
6 glikosidik 4.800 joules/mol lebih rendah daripada ikatan 1-4 9likosidik, sehingga
keseimbangan reaksi lebih menguntungkan percabangan (Murray,K., 2002).

Gambar 2 mekanisme penimbunan glikogen

b. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis merupakan senyawa-senyawa bukan karbon menjadi glukosa atau glikogen
di bawah ini Glukosa dibentuk dari glukosa-6 phospat dengan bantuan enzim glukosa 6-
phospatase, enzim ini terdapat pada hati dan ginjal. Tetapi tidak ditemukan pada jaringan adiposa
serta otot atau dengan enzim heksokinase dan glukokinase membentuk glukosa 6-phospat dari
glukosa. Jadi, enzim-enzim ini merupakan proses kebalikan glikolisis. Subtrat utamanya adalah
asam-asam amino glukogenik, membentuk piruvat atau anggota siklus asam trikarboksilat (TCA)
masuki mitokondria sebelum konversi menjadi oksaloasetat serta konversi terakhir menjadi
glukosa. Tropionat merupakan glukosa pada hewan pemamah biak, dan memasuki lintasan
glukoneogenesis utama lewat siklus asam trikarboksilat setelah proses konversi menjadi suksinil-
KoA (Murray,K., 2002).

7
Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan tubuh akan glukosa pada saat karbohidrat tidak
tersedia dengan jumlah mencukupi di dalam makanan. Pasokan glukosa yang terus menerus
sangat diperlukan sebagai sumber energi, khususnya bagi jaringan sistem syaraf dan eritrosit.
Glukosa juga dibutuhkan untuk jaringan adiposa sebagai sumber gliserol-gliserol, dan mungkin
mempunyai peranan dalam mempertahankan kadar senyawa-senyawa antara pada siklus asam
sitrat di dalam jaringan tubuh (Murray,K., 2002).
Mekanisme glukoneogenesis dipakai untuk membersihkan berbagai produk metabolisme
jaringan lainnya dari dalam darah, misal laktat yang dihasilkan oleh otot serta eritrosit dan
gliserol dihasilkan oleh adiposa serta propionat yang merupakan asam glukogenik dari hewan
pemamah-biak. Hanya sebagian dari laktat yang terbentuk pada kerja yang berat akan dioksidasi
dalam jaringan yang lain. Sebagian sisanya akan diubah kembali menjadi glukosa atau kadang-
kadang kalau persediaan glukosa masih cukup, akan diubah menjadi lemak. Bagi tubuh lemak
merupakan bahan bakar yang ditimbun dalam jangka waktu lama, tetapi seperti glikogen dan zat
pati hanya merupakan cadangan bahan bakar sementara/singkat bila keadaan kekurangan
oksigen.

8
Gambar 3 Lintasan utama dan pengaturan glukoneogenesis

2.4 Vitamin-vitamin yang Berperan dalam Proses Metabolisme


a. Niacin (vitamin B3)
– Disintesis dari triptofan
– Bagian dari NAD dan NADP yang berikatan dengan elektron
– Defisiensi mempengaruhi semua enzim dehidrogenase yang tergantung NAD(P)
– Berakibat pada munculnya penyakit pellagra, menyebabkan dermatitis, diare, dementia dan
bisa berakhir pada kematian
– Serapan niacin oleh usus dihambat oleh alkohol, sehingga pecandu alkohol sering
menunjukkan gejala pellagra
b. Riboflavin (Vitamin B2)
– Prekursor koenzim nukleotida flavin
– Gugus pembawa elektron dari FAD dan FMN
– Defisiensi mempengaruhi fungsi flavoprotein yang berikatan dengan koenzim ini

9
– Berakibat pada cheilosis (inflamasi di sudut bibir), glossitis (lidah berwarna ungu), dan
seborrheic (“greasy”) dermatitis
c. Thiamine (Vitamin B1)
– Dibutuhkan untuk pembentukan koenzim TPP
– Cincin thiazolium dari TPP dapat membentuk carbanion aktif dalam reaksi dekarboksilasi,
atau dalam reaksi yang melibatkan gugus asetaldehida
– Defisiensi mengakibatkan “beriberi”yang dicirikan oleh by distal edema (pembengkakan),
nyeri, kelumpuhan, dan berakhir pada kematian
– Ariboflavinosis biasanya menyertai kekurangan vitamin larut air

10
BAB III

PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
Karbohidrat mempunyai fungsi biologi penting lainnya, Pati dan glikogen berperan sebagai
penyedia sementara glukosa. Polimer karbohidrat yang tidak larut berperan sebagai unsur
struktural dan penyangga di dalam dinding sel bakteri dan ta naman dan pada jaringan pengikat
dan dinding sel organisme Karbohidrat lain berfungsi sebagai pelumas sendi kerangka, sebagai
perekat di antara sel, dan senyawa pemberi spesifi sitas biologi pada permukaan sel hewan
(Murray,K.,2002). Metabolisme merupakan reaksi dalam sel yang dikatalisis oleh enzim-enzim.
Lebih jauh, metabolisme bukanlah suatu proses acak malainkan sangat terintegrasi dan
terkoordinasi. Mempunyai tujuan dan mencakup berbagai kerjasama banyak sistem multi enzim
(Albert, Lehninger, 2000).
Katabolisme (penguraian) dari masing-masing nutrien untuk menghasilkan energi utama
(karbohidrat, lipid dan protein), berlangsung secara bertahap melalui sejumlah reaksi enzimatik
yang berurutan. Terdapat tiga tahap utama katabolisme aerobik seperti Gambar 1.2 halaman
berikut. Tahap 1. Makromolekul sel dipecahkan menjadi unit-unit pembangun utamanya. Jadi,
polisakarida dipecah menjadi heksosa atau pentosa; Lipid dipecah menjadi asam lemak, gliserol,
dan komponen lainnya, dan protein terhidrolisis menjadi 20 komponen asam aminonya. (Albert
L.Lehninger, 2000).
Glikogen merupakan penimbunan glukosa sebagai cadangan energi bila dibutuhkan oleh tubuh,
jumlah glikogen berbeda dalam berbagai jaringan dan bahkan dalam satu jaringan pun jumlahnya
dapat berbeda, tergantung pada penyediaan glukosa dan kebutuhan energinya. Sebagian besar
glikogen terdapat di hati dan otot (Murray,K., 2002).

3. 2 Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan pembaca lebih memahami konsep dari metabolisme
karbohidrat di dalam tubuh.

11
DAFTAR PUSTAKA

Albert,L.Lehninger. 2000. Biochemistry Fundament, Carbohydrat. Protein, Lipid Metabolism.,The Johns


Hopkins University.

Murray. K. 2002. Harper Biochemestry, twenty fth edition. New York : Mc Graw Hill Companie.

Poedjiadi, Anna. 2005. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.

Wahjuni, Sri. 2013. Metabolisme Biokimia. Bali : Udayana University Press.

12

Anda mungkin juga menyukai