Anda di halaman 1dari 18

GLIKOLISIS, DEKARBOKSILASI OKSIDATIF

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metabolisme energi dan


zat gizi makro)

Dosen Pengampu Ni Made wiasty sukanya. S.Tr.Kes., M. Biomed.

Disusun Oleh:

1. SATRIAWAN 2102010006
2. SUCI WIDYANI 2102010020
3. RANGGA PRATAMA 2102010030
4. YUMIKO NUR AYUMI 2102010031

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS BUMIGORA
MATARAM
2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk
mata kuliah Metabolisme energi dan zat gizi makro dengan judul “Glikolisis,
Dekarboksilasi Oksidatif”.

Makalah ini tentunya jauh dari kata sempurna tapi penulis memiliki tujuan untuk
menjelaskan atau memaparkan point-point di makalah ini, sesuai dengan
pengetahuan yang di peroleh, baik dari buku  maupun sumber-sumber yang lain.
Semoga apa yang dipaparkan di dalam makalah ini bisa memberikan manfaat bagi
kita semua. Bila ada kesalahan tulisan atau kata-kata di dalam makalah ini,
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Mataram, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2

1.3 Tujuan...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1. Glikolisis.................................................................................................................3
A. Pengertian.... ............................................................................................3
B. Tahap-tahap Gkikolisis...........................................................................3
2. Dekarboksilasi Oksidatif....................................................................................11
A. Pengertian.................................................................................................9
B. Reaksi perubahan piruvat menjadi asetil
KoA............................9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Glikolisis adalah peristiwa pengubahan glukosa menjadi asam piruvat.


Glikolisis terjadi di dalam sitosol. Glikolisis merupakan tahap pertama dari tiga
reaksi yang lain, yaitu konversi asam piruvat menjadi asetil koenzim A, siklus
Krebs, dan sistem pengangkutan elektron yang terjadi di dalam mitokondria.
Produk akhir glikolisis adalah sebagai berikut:

a) 2 molekul asam piruvat,

b) 2 molekul NADH sebagai sumber elektron berenergi tinggi, dan

c) 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.

Glikolisis memiliki proses yang panjang yang terdiri atas 9 langkah yang
dimulai dari pengubahan glukosa menjadi glukosa 6-fosfat, fruktosa 6-fosfat,
fruktosa 1,6-difosfat, gliseraldehid 3-fosfat, 1,3 difosfogliserat, 3 fosfogliserat, 2
fosfogliserat, fosfoenol piruvat, hingga menjadi asam piruvat. Sebenarnya untuk
setiap molekul glukosa dapat dihasilkan empat molekul ATP, tetapi dua molekul
ATP telah digunakan untuk beberapa reaksi kimia tersebut.

Proses konversi asam piruvat menjadi asetil koenzim A disebut juga reaksi
dekarboksilasi oksidatif. Dengan adanya oksigen, asam piruvat hasil glikolisis
diarahkan ke dalam siklus asam trikarboksilat (siklus Krebs). Untuk memasuki
siklus Krebs, asam piruvat harus diubah terlebih dahulu menjadi asetil koenzim A.
Pengubahan asam piruvat menjadi asetil koenzim A melibatkan berbagai enzim
dan koenzim. Asetil koenzim A merupakan hasil akhir yang berenergi tinggi.
Energi inilah yang akan bertanggung jawab dalam kelancaran siklus Krebs. Untuk
dua senyawa asam piruvat hasil glikolisis, melalui proses dekorbosilasi oksidatif
dihasilkan 2 asetil KoA, 2C02, dan 2NADH + H+

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa itu glikolisis?
2. Apa saja Tahapan-tahapan dari Glikolisis?
3. Apa itu Dekarvoksilasi oksidatif
4. Bagaimana reaksi perubahan piruvat menjadi asetil KoA
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat disimpulkan tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui oengertian dari glikolisis
2. Untuk Mengetahui tahapan-tahapan dari Glikolisis
3. Untuk mengetahui pengertian dari dekarboksilasi oksidatif
4. Untuk mengetahui reaksi perubahan piruvat menjadi asetil KoA

BAB II
PEMBAHASAN
1. GLIKOLISIS
A. Pengertian
Istilah glikolisis berasal kata Yunani, glycos yang berarti gula dan lisis
yang berarti pemecahan/degradasi. Glikolisis merupakan reaksi metabolisme
untuk pemecahan gula, dan reaksi ini meliputi 10 tahap reaksi yang dikatalisis
enzim. Reaksi ini akan mengubah glukosa menjadi piruvat dan selama proses
metabolisme ini senyawa energi tinggi ATP (Adenosin trifosfat) dan NADH
(nikotinamida adenin dinukleotida) dihasilkan pula. Proses ini merupakan reaksi
anaerobik dan terjadi di bagian sel.

B. Tahap-tahap glikolisis
1. Tahap I: Investasi Energi
a. Glikolisis diawali dengan reaksi pembentukan senyawa
glukosa 6-fosfat dari glukosa.
Reaksi tersebut merupakan reaksi yang membutuhkan
energi yang diambil dari pemutusan ikatan fosfat dari
ATP. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim heksokinase atau
glukokinase (Gambar 1.1).

Gambar 1.1 Pembentukan Glukosa 6-fosfat

Sumber: Nelson, DL., and Cox, MM., 2008

Heksokinase dapat ditemukan dalam semua sel organisme. Enzim ini memiliki
spesifitas katalitik yang rendah. Hampir semua monosakarida dapat difosforilasi.
Aktivitasnya dapat dihambat oleh produknya, yaitu glukosa-6-fosfat.
Glukokinase ditemukan di dalam liver, memiliki spesifitas katalitik yang tinggi
dan tidak dapat dihambat oleh glukosa-6-fosfat. Enzim ini aktif bila kadar glukosa
tinggi di dalam darah.

b. Isomerisasi glukosa-6-fosfat.
Reaksi yang kedua adalah pembentukan isomer fruktosa-
6-fosfatdari glukosa-6-fosfat. Reaksi ini berjalan spontan
dan merupakan rate limiting step pada proses glikolisis.
Pada reaksi ini dibutuhkan 1 mol ATP dan diregulasi
secara ketat. Fosfofruktokinase dapat dihambat oleh ATP
(Gambar 1.2).

Gambar 1.2 Isomerisasi Glucose-6-Fosfat (Aldose) Menjadi Fruktosa-6-Fosfat

Sumber: Nelson, DL., and Cox, MM., 2008.

c. Fosforilasi kedua.
Reaksi fosforilasi fruktosa-6-fosfat menjadi fruktosa-1, 6-
bisfosfat oleh enzim fosfofruktokinase. Reaksi ini
berjalan spontan dan merupakan rate limiting step pada
proses glikolisis. Pada reaksi ini dibutuhkan 1 mol ATP
dan diregulasi secara ketat. Fosfofruktokinase dapat
dihambat oleh ATP (Gambar 1.3).
Gambar 1.3 Fosforilisasi Fructose-6-Fosfat Menjadi Fructose-1,6-Bisfosfat

Sumber: Nelson, DL., and Cox,MM., 2008

d. reaksi pemutusan menjadi 2 triosafosfat.


Reaksi ini dikatalisis oleh enzim aldolase dan terjadi
pemutusan aldol yang meupakan kebalikan dari reaksi
kondensasi aldol membentuk membentuk 2 molekul
gliseraldehid-3-fosfat yang selanjutnya mengalami
isomerisasi membentuk dihidroksi-asetonfosfat. Reaksi
isomerisasi ini dikatalisis oleh enzim triosefosfat
isomerase (Gambar 1.4).
Gambar 1.4 Reaksi Pembentukan Triosafosfat

Sumber: Nelson, DL., and Cox,MM., 2008

e. Isomerisasi triosafosfat (Gambar 1.5)

Gambar 1.5 Isomerisasi Triosafosfat

Sumber: Nelson, DL., and Cox, MM., 2008

Hanya gliseraldehid-3-fosfat yang akan diteruskan dalam proses glikolisis


sehingga dengan adanya reaksi isomerisasi ini memungkinkan proses glikolisis
berjalan sempurna. Pada akhir tahap I glikolisis ini menghasilkan 2 molekul
gliseraldehid-3-fosfat dan membutuhkan 2 molekul ATP untuk setiap 1 molekul
glukosa.

2. Tahap II, Reaksi Oksidasi


a. Oksidasi gliseraldehid 3 fosfat.
Reaksi ini dikatalisis oleh enzim gliseraldehid-3-fosfat
dehidrogenase dengan NAD+ sebagai ko-ensimnya
(Gambar 1.6). Pada reaksi oksidasiini terjadi addisi gugus
fosfat dan NAD+ diubah menjadi NADH. Pada reaksi ini
gliseraldehid akan mengalami oksidasi dan NAD'
mengalami reduksi. Reaksi reduksi NAD+ ditunjukkan
pada Gambar 1.7.

Gambar 1.6 Reaksi Oksidasi Gliseraldehida-3-P

Sumber: Nelson, DL., and Cox,MM., 2008

Gambar 1.7 Reaksi Reduksi NAD+ Menjadi NADH


Sumber: Nelson, DL., and Cox,MM., 2008

b. Transfer fosfat untuk membentuk ATP.


Senyawa 1,3 bisfosfogliserat merupakan senyawa
berenergi tinggi yang selanjutnya gugus fosfat tersebut

ditransfer untuk membentuk ATP yang dikatalisis oleh


enzim fosfogliserat kinase dengan ko-faktor Mg2+. Enzim
ini mirip dengan heksokinase yang mengalami perubahan
konformasi yang diinduksi oleh substrat. Reaksi ini
bersifat reversible (Gambar 1.8)

Gambar 1.8 Reaksi Pembentukan ATP pada Proses Perubahan

1,3-Bisphosphoglycerate Menjadi 3-Phosphoglycerate + ATP

Sumber: Nelson, DL., and Cox,MM., 2008

c. Perpindahan posisi gugus fosfat.


Pada tahap ini, terjadi reaksi perpindahan gugus fosfat
pada 3-fosfogliserat yang berada pada posisi C-3
berpindah ke OH posisi C-2 yang dikatalisis oleh enzim
fosfogliserat mutase. Reaksi ini menghasilkan 2-
fosfogliserat (Gambar 1.9). Pada katalisis ini, residu
histidin berperan penting pada transfer fosfat ion dengan
memberikan dan menerima gugus fosfat.
Gambar 1.9 Reaksi Pembentukan 2-Fosfogliserat

Sumber: Nelson, DL., and Cox,MM., 2008

d. Pembentukan senyawa berenergi tinggi kedua.


Pembentukan senyawa ini dilakukan dengan dehidrasi
yang dikatalisis oleh enzim enolase yang memiliki ko
faktor Mg2+. Reaksi ini dapat dihambat oleh fluoride
(Gambar 1.10).

Gambar 1.10 Pembentukan Phosphoenolpyruvate dari 2-Fosfogliserat

Sumber: Nelson, DL., and Cox,MM., 2008

e. Pembentukan ATP akhir


Reaksi ini berjalan spontan dan terjadi transfer gugus
fosfat dari fosfoenolpirufat ke ADP membentuk ATP.
Pelepasan fosfat ion menyebabkan terjadinya ikatan enol
yang tidak stabil sehingga akan terkonversi ke bentuk
keto dan menjadi piruvat. Reaksi ini dikatalisis oleh
enzim piruvat kinase. Enzim ini memerlukan Mg2+
sebagai ko-faktor. Piruvat merupakan hasil akhir
glikolisis (Gambar 1.11).

Gambar 1.11 Pembentukan Piruvat dari Fosfoenopiruvat yang Menghasilkan


ATP

Sumber: Nelson, DL., and Cox,MM., 2008

Resume glikolisis tahap I dan tahap II ditunjukkan dalam suatu reaksi seperti pada
Gambar 1.12.
Gambar 1.12 Glikolisis Tahap I dan Tahap II (Kali Dua)

Sumber: Nelson, DL., and Cox, MM., 2008)

2. DEKARBOKSILASI OKSIDATIF
A. Pengertian

Reaksi perubahan piruvat menjadi asetil KoA disebut dekarboksilasi


oksidatif. Reaksi ini menggunakan enzim pyruvate dehidrogenase dan akan
menghasilkan asetil KoA yang akan memasuki siklus asam sitrat, sehingga
senyawa dan reaksi ini merupakan penghubung antara glikolisis dan daur asam
sitrat. Pada reaksi dekarboksilasi oksidatif ini diperlukan ko-cnzim seperti NAD,
TPP (tiamin atau vitamin B1), dan asam lipoat.

B. Reaksi perubahan piruvat menjadi asetil KoA

Ada empat tahap dalam reaksi perubahan piruvat menjadi asetil KoA.
Yang pertama, piruvat mengalami dekarboksilasi setelah bergabung dengan
tiamin pirofosfat (TPP). Kedua, gugus hidroasetil yang terikat pada TPP
mengalami oksidasi untuk membentuk gugus asetil dan bersamaan dengan itu
ditransfer ke lipoamida untuk membentuk asetil KoA. Sebagai oksidan dalam
reaksi ini adalah gugus disulfida dari lipoamida dan mengalami perubahan gugus
menjadi gugus sulfhidril. Reaksi ini juga memerlukan bantuan enzim piruvat
dehidrogenase dan sebagai hasil akhir adalah asetil lipoamida. Pada tahap ketiga,
gugus asetil dari asetil lipoamida ditransfer ke KoA untuk membentuk asetil KoA
dan dihidrolipoamide. Reaksi ini dikatalisis oleh dihidrolipoil tranasetilase. Pada
tahap keempat, lipoamida akan dibentuk kembali melalui oksidasi
dihidrolipoamide dengan bantuan enzim dihidrolipoil dehidrogenase dengan
adanya koenzim NAD2 Secara ringkas, reaksi dekarboksilasi oksidatif oksidatif
piruvat menjadi asetil KoA seperti pada Gambar 2.1. Sedangkan struktur dari
asetil KoA ditampilkan pada Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Reaksi Dekarboksilasi Oksidatif

Sumber: Berg, JM., et al., 2002

Keterangan: Piruvat dari hasil reaksi glikolisis akan diubah menjadi asetil KoA
dan karbondioksida dengan bantuan adanya TPP, lipoamida, dan NAD+.
Selanjutnya, asetil KoA akan dioksidasi lebih lanjut antara lain melalui jalur
siklus asam sitrat.
Gambar 2.1 Struktur Asetil KoA yang Penting Sebagai antara Dalam
Metabolisme Pembentukan Energi dari Karbohidrat, Asam lemak, maupun Asam
Amino

Sumber: Berg, JM., et al, 2002


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa glikolisis


merupakan serangkaian reaksi yang mengubah glukosa menjadi piruvat. Pada
keadaan aerob, langkah berikutnya adalah dekarboksilasi oksidatif piruvat
menjadi asetil ko-enzinı A (asetil KoA).

B. Saran

Untuk memahami secara rinci mengenai apa yang dipaparkan dalam


makalah ini hendaklah lebik menelisik lagi sumber-sumber lain yang sesuai
dengan tingkat pemahaman masing-masing individu terkait keterkaitan antara
Gkikolisis dengan dekarboksilasi oksidatif.
DAFTAR PUSTAKA

Setiowati, Tetty, dan Deswaty Furqonita. 2007. Biologi Interaktif : Untuk


SMA/MA Kelas XII. Jakarta : Azka Press.

Sismindari, Riris Istighfari Jenie, Rumiyati, dan Edy Meiyanto. 2015. Biokimia
Farmasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Nelson, D.L. and Cox, M.M. 2008. Lehninger Principles of Biochemistry. 5t


Edition. New York the USA: W. H. Freeman and Company.

Berg, J.M., Tymoczko JL, Stryer L. 2002. Biochemistry. 5th Ed. New York : WH
Freeman and Company.

Anda mungkin juga menyukai