Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Critical Book Review ( CBR) secara singkat dapat diartikan sebagai evaluasi
terhadap suatu buku yang akan direview. Latar belakang kami membuat critical
book ini yaitu untuk mengevaluasi, seperti mengulas atau mereview,
menginterprestasi serta menganalisis isi sebuah buku, yang menitik beratkan pada
evaluasi ( penjelasan, interprestasi dan analisis) mengenai keunggulan dan
kelemahan buku, apa yang menarik dari buku tersebut, bagaimana isi buku
tersebut bisa mempengaruhi cara berfikir pembaca dan menambah pemahaman
pembaca terhadap suatu bidang kajian tertentu. Dengan kata lain, melalui CBR ini
pembaca (reviewer) menguji pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut
pandang pembaca berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengulas isi sebuah buku

2. Untuk mencari dan mengetahui informasi yang ada dalam buku

3. Untuk membandingkan isi buku pertama dan buku kedua

1.3 Manfaat

1. Untuk menambah pengetahuan tentangmetabolism karbohidrat

2. Untuk menambah wawasan tentang mengerti mengkritik buku sebuah buku.

1
BAB II

IDENTITAS BUKU

2.1 IDENTITAS BUKU I

Judul buku : Biokimia Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan Lipid

Penulis : Muhammad Wirahadikusumah

Kota Terbit : Bandung

Penerbit : ITB Bandung

Tahun Terbit : 1985

ISBN :-

2.2 IDENTITAS BUKU II


Judul buku : Biokimia Metabolisme & Bioenergitika
Penulis : Yohanis Ngili
Kota Terbit : Yogyakarta
Penerbit : Graha Ilmu
Tahun Terbit : 2009
ISBN : 978-979-756-558-9

2
BAB III

RINGKASAN ISI BUKU

3.1 Ringkasan Buku Pertama


Karbohidrat adalah komponen makananyang merupakan sumber energi utama
organisme hidup. Pada proses pencernaan, karbohidrat dihidrolisis menjadi
mono sakarida glukosa,fruktosa, galaktosa,manosa atau monosakarida lainnya
dimulut, lambung maupun usus. Senyawa ini selanjutnya diadsorsi melalui
dinding usus dan dibawah oleh darah ke hati selanjutnya monosakarida
tersebut dimetabolisme. Katabolisme dan anabolisme karbohidrat berjalan
bersama-sama dalam keadaan imbang dinamik, sehingga katabolisme
(degradasi)biomolekul yang menghasilkan energi yang diimbangi oleh proses
biosintetik yang menimbulkan dan mempertahankan keteraturan pada sel
hidup.
A. Glikolisis
Glikolisis adalah proses katabolisme glukosa ( memiliki 6 atom karbon)
secara enzimatik melalui 10 tahap reaksi enzimatik, untuk menghasilkan
2 molekul piruvat (memiliki 3 atom c). Glikolisis merupakan lintasan
umum dari katabolisme didalam tubuh hewan, tumbuhan, dan juga banyak
didalam banyak mikroorganisme.

3
Proses glikolisis pemecahan glukosa 6- karbon melalui 10 tahap reaksi
enzimatik menjadi 2 molekul piruvat 3-karbon ) dibagi atas dua fase. Fase
pertama adalah fase persiapan yang terdiri dari 5 tahap enzimatik dimana
glukosa ( 6 karbon) difosforilasi dengan menggunakan 2 molekul ATP
membutuhkan energi dan selanjutnya diuraikan memjadi 2 molekul
gliseraldehida 3-posfatmanosa,guja dapat masuk pada fase persiapan glikolisis
setelah mengalami fosforilasi. Fase kedua adalah fase penyimpanan energi

4
yang terdiri dari 5 tahap reaksi sisanya dimana 2 molekul gliseraldehida 3-
posfat diubah menjadi 2 molekul piruvat dan terbentuk 4 molekul ATP.
1. Kesepuluh tahap reaksi enzimatik pada proses glikolisis
 Fosforilasi glukosa
Reaksi fosforilasi glukosa menjadi glukosa-6-fosfat dengan katalis e
nzim heksikinase dan kofaktor Mg+2 gugus fosfat diterima dari ATP.
Mg+2
D−Glukosa + ATP D−Glukosa 6−fosfat + AD
 Pengubahan glukosa 6-fosfat menjadi fruktosa 6-fosfat
Reaksi isomerisasi glukosa 6-fosfat ( aldosa) menjadi fruktosa 6-
fosfat (ketosa) dengan enzim osfoglukoisomerase. Reaksi ini berjalan
pada kedua arah.
D−Glukosa 6−fosfat D−fruktosa 6−fosfat
 Fosforilasi fruktosa 6-fosfat menjadi 1,6-difosfat
Pada tahap ini terjadi reaksi pemindahan gugus fosfat dari ATP
kesenyawa fruktosa 6-fosfat pada posisi 1,menghasilkan fruktosa 1,6-
difosfat. Reaksi ini dikatalisis enzim fosfofruktokinase dengan
kofaktor ionMg+2 dan reaksi ini tidak dapat balik.
Mg+2
D−fruktosa 6−fosfat + ATP D−Gfruktosa 1,6−difosfat+ ADP
 penguraian fruktosa 1,6-difosfat
pada tahap ini terjadi penguraian fruktosa 1,6-difosfat menjadi
menjadi dua triosa fosfat yang berbeda yaitu gliseraldehida 3-fosfat
(aldolase) dan dihidroksiasetonfosfat (ketosa) dengan katalis enzim
aldolase fruktosa difosfat.
D- fruktosa 1,6-difosfat dihidroksiasetonfosfat + D-
gliseraldehida 3-fosfat
 Interkonversi Triosa Fosfat
senyawa dihidroksiasetonfosfat diubah menjadi D-gliseraldehida 3-
fosfat dengan bantuan enzim isomerase triosa fosfat.

5
Dihidroksiasetonfosfat D- gliseraldehida 3-fosfat
 oksidasi gliseraldehida 3-fosfat menjadi asam 1,3-difosfatogliserat
tahap ini gugus aldehid pada D-gliseraldehida 3-fosfat mengalami
oksidasi dan penambahan asam fosfat menjadi suatu anhidrida
karboksilat yaitu asam 1,3-difosfagliserat dengan bantuan enzim
dehidrogenase gliseraldehida fosfat dan koenzim NAD+.
gliseraldehida 3-fosfat + NAD+ + H3PO4 Asam 1,3-
difosfagliserat + NADH + H+
 Pemindahan fosfat dari Asam 1,3-difosfagliserat ke ADP
Pada tahap ini terjadi pemilihan gugus fosfat berenergi tinggi dari 1,3-
difosfogliserat ke ADP membentuk ATP dan 3-fosfogliserat dengan
bantuan enzim kinase fosfogliserat dan kofaktor ion Mg+2 .
1,3-difosfagliserat + ADP 3-fosfogliserat + ATP
 Pengubahan 3-Fosfogliserat menjadi 2-fosfogliserat
Pada tahap ini terjadi reaksi pemindahan gugus fosfat dari posisi 3
asam 3-fosfogliserat ke posisi 2 sehingga terbentuk senyawa 2-
fosfogliserat dengan bantuan enzim fosfogliseratmutase dan
kofaktorMg+2 .
Asam 3-Fosfogliserat asam 2-fosfogliserat
 Dehidrasi 2 fosfogliserat menjadi fosfoenolpiruvat
Pada tahap ini terjadi reaksi dehidrasi dari asam 2 fosfogliserat
menjadi fosfoenolpiruvat dengan bantuan enzim enolase dan ion Mg +2
sebagai kofaktor.
Mg+2
Asam 2 Fosfogliserat Fosfoenolpiruvat + H2O
 Pemindahan gugus fosfat dari fosfoenolpiruvat ke ADP
tahap terakhir pada glikolisis adalah pemindahan gugus fosfat
berenergi tinggi dari fosfoenolpiruvat ke ADP yang dikatalis oleh
enzim kinase piruvat dan kofaktor ion Mg+2 dan K+ .
Mg+2

6
Asam fosfoenolpiruvat + ADP asam piruvat + ATP

Energi pada proses glikolisis


Dalam proses glikolisis satu mol glukosa diubah menjadi dua mol
asam laktat. Pada fase pertama proses glikolisis digunakan dua mol
ATP yang diubah menjadi ADP. Pada fase kedua mengubah dua mol
triosa yang terbentuk pada fase pertama menjadi dua mol asam laktat
dan menghasilkan 4 mol ATP.
Glukosa + 2 fosfat + 2 ADP 2 laktat + 2 ATP + 2 H2O

B. Tiga Jalur Penting Yang Dilalui Piruvat Setelah Glikolisis

1. Pada organisme aerobik, piruvat yang terbentuk pada proses


glikolisis selanjutnya dioksidasi dengan melepaskan gugus
karboksilnya sebagai CO2, Untuk membentuk gugus asetil pada
asetil-koenzim A. selanjutnya gugus asetil dioksidasi sempurna
menjadi CO2 dan H2O pada silus asam sisrat dengan
melibatkan molekul oksigen.
2. Pada jaringan hewan dalam keadaan anaerobik (kontraksi aktif
otot kerangka) dan pada mikroorganisme yang menjalankan
fermentasi laktat piruvat yang terbentuk pada glikolisis
direduksi menjadi laktat.
3. Pada beberapa mikro organisme, misalnya pada ragi roti,
piruvat yang terbentuk dari glikolisis diubah secara anaerobik
menjadi etanol dan CO2 yang disebut dengan permentasi.

C. Siklus Asam Sitrat (SAS)


Siklus asam sitrat (Siklus krebs atau siklus asam trikarboksilat)
ialah suatu siklus reaksi kimia dalam sel ( pada mitokondria) yang

7
mengubah asam piruvat menjadi CO2, H2O dan sejumlah energi
dalam bentuk ATP dengan proses oksidasi aerob.Siklus asam sitrat
pertama-tama dikemukakan sebagai lintas oksidasi piruvat dalam
jaringan hewan pada tahun 1937 Ilans krebs (jerman).

Bagan reaksi reaksi kimia pada siklus asam sitrat


1. Delapan tahap reaksi siklus asam sitrat

 Pembentukan asam sitrat

8
Asam sitrat (berkarbon-6) dibentuk dari reaksi kondensasi
asetil-koA dengan asam oksaloasetat dengan bantuan
enzim sitrat sintase.
 Pembentukan asam isositrat
Asam sitrat diubah menjadi asam isositrat melalui asam
akonitat dengan bantuan enzimakonitase.
 Pembentukan asam α-ketoglutarat
Asam isositrat diubah menjadi asam oksalosuksinat dengan
bantuan enzim isositrat dehidrogenase dan koenzim
NADP+ ,kemudian asam karboksilat diubah menjadi asam
α-ketoglutarat dengan bantuan enzim dekarboksilase dan
juga dihasilkan CO2.
 Pembentukan suksinil KoA
Asam α-ketoglutarat diubah menjadi suksinil KoA melalui
reaksi dekarboksilasi oksidatif. Reaksi berlangsung antara
asam α-ketoglutarat dengan koenzim A menghasilkan
suksinil KoA dan melepaskan CO2 dan NADH. Reaksi ini
tidak reversibel.
 Pembentukan asam suksinat
Asam suksinat terbentuk dari suksinil-koA dengan cara
melepaskan koenzim A serta pembentukan guanosin
trifosfat ( GTP) dan guanosin difosfat (GDP) dengan
bantuan enzim suksinil koA sintetase. enzim suksinil
bekerja pada reaksi reversibel.
 Pembentukan asam fumarat
Dalam reaksi ini asam suksinat diubah menjadi asam
fumarat melalui proses oksidasi dengan menggunakan
enzim suksinat dehidrogenase dan FAD sebagai koenzim.
 Pembentukan asam malat

9
Asam malat terbentuk dari asam fumarat dengan cara adisi
molekul air. Enzim fumarase bekerja sebagai katalis dalam
reaksi ini.
 Pembentukan asam oksaloasetat
Tahap akhir dalam siklus asam sitrat aialah dehidrogenasi
asam malat untuk membentuk asam oksaloasetat dengan
bantuan enzim malat dehidrogenase.

2. Energi yang dihasilkan ooleh reaksi glikolisis dan siklus asam


sitrat Energi yang dihasilkan dari metabolisme glukosa
menjadi CO2 dan H2O serta sejumlah energi dalam bentuk
ATP melalui glikolisis dan siklus asam sitrat menghasilakan 36
mol ATP tiap mol glukosa.Pembentukan molekul ATP ada dua
macam yaitu pembentukan ATP pada tingkat substrat dan
pembentukan ATP melalui fosforilasi oksidatif atau transfer
elektron.
ATP yang dihasilkan pada reaksi glikolisis dan SAS

Reaksi Koenzim Jumlah


ATP / Mol
Glukosa
tingkat pemindahan elektron
3 fosfogliseraldehida 1,3- NAD 4
difosfogliserat NAD 6
Piruvat asetilkoA NADP 6
Isositrat α-ketoglutarat NAD 6
A-Ketoglutarat suksinil FAD 4
KoA NAD 6
suksinat Fumarat
malat oksaloasetat
Tinkat substrat
1,3-difosfogliserat 3-fosfogliserat 2
Fosfoenolpiruvat piruvat 2
2

10
Suksinil KoA Suksinat

Jumlah ATP 38
Digunakan Untuk Fosforilasi Glukosa 2

Jumlah Bersih 36
metabolisme tiap 1 mol glukosa menjadi CO2 + H2O melalui glikolisis dan
SAS menghasilkan 36 ATP

3.2 Ringkasan Buku Kedua


Glikolisis
Glikolisis merupakan suatu proses yang menyebabkan terjadinya konversi
satu molekul glukosa menjadi dua molekul piruvat. Glikolisis merupakan
jalur metabolisme primitif karena bekerja pada sel yang paling sederhana
sekalipun dan tidak memerlukan oksigen. Jalur glikosis memiliki lima fungsi
utama dalam sel, yakni :
1. Glukosa diubah menjadi piruvat yang bisa dioksidasi dalam siklus asam
sitrat.
2. Banyak senyawa selain glukosa yang dapat me_masuki jalur pada tahap
intermediet.
3. Dalam beberapa sel , jalur ini dimodifikasi untuk meungkinkan sintesis
glukosa.
4. Jalur ini mengandung intermediet-intermediet yang terlibat dalam reaksi
metabolisme alternative.
5. Untuk setiap molekul glukosa yang dikonsumsi, dua molekul ADP
difosforilasi oleh fosforilasi tingkat substrat untuk menghasilkan dua
molekul ATP.
Persamaan reaksi kimia lengkap untuk glikolisis :
C6H12O6 + 2ADP + 2 NAD= + 2PI 2C5H4O3 + 2ATP + 2NADH + 2H= +
2H2O
Langkah-langkah siklus glikolisis :

11
Langkah 1- adalah fosforilasi α-D-glukosa menjadi α-D-glukosa 6-
fospat.Enzim yang mengkatalis reaksi ini adalah heksokinase dengan
membutuhkan ATP dan Mg2+.
Langkah 2- isomerisasi α-D-glukosa 6-fospat oleh glukosa-6-fospat
.isomerase menjadi α-D-fruktosa 6-fospat. Reaksi ini merupakan reaksi
reversible bebas.
Langkah 3- adalah fosforilasi menjadi α-D-fruktosa 6-fospat menjadi menjadi
α-D-fruktosa 1,6-difospat. Enzim yang berperan adalah fosfruktokinase
dengan membutuhkan ATP dan Mg2+.
Langkah 4- adalah pemotongan ruktosa1,6-bifospat. Reaksi reversibel ini
dikatalisis oleh fruktosa 1,6-bifosfat aldolase , yang biasanya hanya disebut
aldolase.
Langkah 5 – adalah isomerisasi. Dihidroksiaseton fosfat serta D-gliseraldehid
3- fosfat diinterkonvesikan oleh enzim triosefosfat isomerase.
Langkah 6- melibatkan oksidasi D-gliseraldehid 3- fosfat diiringi dengan
fosforilasi intermediet asamkarboksilat untuk menghasilakan D-
1,3bisfosfogliserat. Enzim yang berperan adalah gliseraldehid-3-fosfat
dehidrogenase.
Langkah 7 – konversi D-1,3bisfosfogliserat menjadi D-3-fosfogliserat. Reaksi
ini menghasilkan energi dan ATP di produksi
Langkah 8 – isomeerisasi antara D-3-fosfogliserat menjadi D-2-fosfogliserat .
reaksi ini dikatalis oleh enzim fosfogliseromutase.
Langkah 9 – melibatkan dehidrasi D-2-fosfogliserat oleh enolaseuntuk
menghasilkan fosfoenolpiruvat. Reaksi ini juga membutuhkan Mg2+.
Langkah 10 – konversi irreversibel fosfoenolpiruvat menjadi piruvat yang
dikatalis oleh kinase. Langkah ini adalah langkah kedua yang menghasilkan
energi dalam jalur glikolisis yang juga menghasilkan ATP. Mg2+ juga
dibutuhkan dalam langkah ini.

Laju proses glikolisis dikendalikan dalam tiga tahap.

12
1. Langkah I merupakan titik control yang pertama.pada langkah ini,
glukosa diubah menjadi glukosa 6-fosfat dengan enzim
Heksokinase.Enzim ini terdapat dalam semua sel , dan bukan merupakan
enzim spesifik untuk glukosa melainkan akan mengkatalisis fosforilasi
pada banyak heksosa maupun turunannya. Aktivitas heksokinase
diregulasi oleh konsentrasi produk utamanya, yakni glukosa 6-fosfat.
Produk ini mngeinhibisi aktivitas heksokinase dalam suatu proses yang
dikenal sebagai inhibisi produk. Dalam sel mamalia, fungsi regulator ini
menjadi dua tujuan. Pertama memastikan bahwa sel glukosa 6-fospat yang
telah mencukupi kebutuhan energy, maka foforilasi glukosa dalam sel
tersebut selanjutnya akan dikurangi. Kedua, karena penghilang glukosa
dari darah (dengan terjadinya konversi nenjadi glukosa 6-fosfat di dalam
sel) mengalami penurunan , maka akan terjadi peningkatan konsentrasi
glukosa darah bilaa pasokan glukosa dari tempat lain terus
berlangsung.akibatnya , glukosa akan menjadi lebih banyak untuk enzim
fosforilasi lainnya yakni glukokinase. Glukokinase merupakan enzim
spesifik untuk D-glukosa dan hanya terdapat dalam hati. Enzim ini juga
mengubah glukosa menjadi glukosa 6-fosfat.
2. Langkah 3e adalah titik control kedua pada glikosisis, yang melibatkan
perubahan fruktosa 6-fosfat menjadi frukktosa 1,6-bisfosfat dengan
dikatalisis oleh fosforuktokinase. Enzim yang merupakan titik utama
dalam control glikosis adalah fosfofruktokinase yang merupakan enzim
alosterik. Dengan demikian aktivitas enzim diregulasi oleh sejumlah
efektor , yang semuanya terlibat dalam tereduksi energi.
3. Langkah 10 adalah titik kontrol ketiga dalam proses glikolisis. Langkah
ini melibatkan perubahan fosfoenolpiruvat menjadi piruvat, yang
dikatalisis oleh piruvat kinase. Enzim ini diaktifkan oleh fruktosa 1,6-
bisfosfat serta fosfoenolpiruvat, dan diinhibisi oleh ATP , sitrat, serta
asam lemak rantai panjang. Hal ini berarti bahwa aktivitas piruvat kinase
diregulasi dengan cara yang sama seperti fosfofrutokinase. Kedua enzim

13
ini diinhibisi ketika sel dalam keadaan berenergi tinggi ketika tersedia
bahan bakar alternative selain glukosa. Selain itu fruktosa 1,6 – biofosfat
(produk dari reaksi yang dikatalisis oleh fosfofruktokinase) mengaktivasi
piruvat kinasem sama seperti fosfoenolpiruvat ( substrat dari piruvat
kinase).
Bagan

Tidak hanya glikosisi dalam semua sel yang dikendalikan oleh ketiga
enzim diatas, tetapi jika sel dalam keadaan berenergi tinggi atau jumlah
glukosa sangat banyak (atau keduanya) , maka kelebihan glukosa tidak
didegradasi oleh jaringan lain melainkan ditangkap secara selektif oleh
glikokonase di dalam hati tempat senyawa tersebut disimpan.

14
Siklus Asam Sitrat
Siklus asam sitrat adalah suatu urutan reaksi dimana dua atom karbon
dari asetilKoA pada akhirnya dioksidasi menjadi CO2.Siklus ini adalah
jalur inti untuk pelepasan energi dari asetil-KoA, yang di produksi dalam
katabolisme karbohidrat, asam lemak dan beberapa asam amino. Proses ini
terlibat dengan dua proses lain yang dinamakan transport elektron dan
fosforilasi oksidatif.
Nama Asetil-KoA adalah singkatan untuk senyawa asetil
koenzim A yang memiliki struktur seperti ditunjukkan dalam gambar 3-1.
Koenzim A memiliki tiga komponen , yakni ADP dengan tambahan gugus
3 fosfat, asam pantotenat, dan β-merkaptoetilamin. Koenzim A adalah
pengangkut gugus asil , terutama gugus asetil yang menempel pada tiol
dari β-merkaptoetilamin. Karena itulah singkatan KoA digunakan untuk
koenzim A dan asetil-KoA untuk asetil Koenzim A. dalam beberapa hal ,
gugus tiol ditekankan degan memasukkan SH ke dalam singkatan , yakni
CoASH ( koenzim A) dan CoASCOCH3 atau CH3COSCoA (Asetil
koenzim A).

Siklus
Siklus ini membentuk bagian pusat dari proses tiga langkah yang
mengoksidasi molekum bahan bakar organic menjadi CO 2 dengan
concomitant produksi ATP.
Langkah I – Oksidasi molekul bahan bakar menjadi asetil KoA sumber
energi utama yakni glukosa yang diubah oleh glikosis menjadi pirivat.
Piruvat dihhidrogenase (suatu kompleks tiga enzimdan lima koenzim) lalu
mengoksidasi piruvat (menggunakan NAD= yang direduksi menjadi
NADH) untuk membentuk asetil CoA dan CO2. karena reaksi ini
melibatkan oksidasi sekaligus kehilangan co2. Proses ini disebut
dekarbosilasi oksidatif.
Langkah 2 – Siklus Asam Sitrat

15
Siklus ini memiliki 8 tahap :
a. Sitrat ( 6C ) terbentuk dari kondensasi irreversible asetil CoA ( 2C )
dan oksaloasetat (4C) –dikatalisis oleh sintase
b. Sitrat diubah menjadi isositrat (6C) oleh isomerisasi yang dikatalisis
oleh akonitasi. Ini sebenarnya merupakan reaksi dua langkah selama
cis-akonitat terbentuk sebagai intermediet. Cis-akonitat inilah yang
diambil namanya oleh enzim tadi.
c. Isositrat dioksidasi menjadi α-ketoglutarat (5C) dan CO2 , oleh isositrat
dehydrogenase. Enzim mitokondria ini memerlukan NAD= ,yang
direduksi menjadi NADH.
d. α-ketoglutarat dioksudasi menjadi suksinil CoA (4C) dan CO 2 oleh α-
ketoglutarat dehydrogenase kompleks. Seperti pirivat di hidrogenase,
ini merupakan kompleks tiga enzim menggunkan NAD= sebagai
kofaktor.
e. Suksinil CoA diubah menjadi suksinat (4C) oleh suksinil CoA sintase ,
reaksi ini menggunakan energi yang dilepaskan oleh pemotongan
ikatan suksinil CoA untuk mensitesis GTP ( terutama pada hewan )
atau ATP (pada tumbuhan) dari Pi dan GDP atau ADP.
f. Suksinat dioksidasi menjadi fumarat (4C) oleh suksinat
dehydrogenase. FAD terikat erat pada enzim ini dan direduksi untuk
menghasilkan FADH2.
g. Fumarat diubah menjadi malat (4C) oleh fumarase , merupakan reaksi
hidrasi yang memerlukan penambahan molekul air.
h. Malat dioksidasi menjadi oksaloasetat (4C) oleh malat dihidrogenase.
=
NAD diperlukan lagi olej enzim sebagai kofator untuk menerima
pasangan elektron bebas dan menghasilkan NADH.
Langkah 3 – Oksidasi NADH dan FADH2 yang diproduksi oleh siklus
asam sitrat. NADH dan FADH2 yang di produksi olej siklus asam sitrat
direoksidasi dan energy yang dilepaskan digunakan untuk menerima ATP
oleh fosforilasi oksidatif.

16
GAMBAR SIKLUS ASAM SITRAT

Regulasi Siklus Asam Sitrasat


Terdapat empat enzim regulator utama dalam siklus asam sitrat, yaitu
sitrat sintase (langkah 1) , isositrat dehydrogenase (langkah3) , 2-
oksoglutarat dehydrogenase (langkah 4), dan suksinat dehydrogenase
(langkah 6).

17
Pada titik kontrol pertama , sitrat sintase mengkatalis kondensasi asetil-
KoA dengan oksaloasetat untuk menghasilkan sitrat (∆ G O = -32,2 kJ mol
-1
). Meskipun reaksi ini bersifat reveribel, tapi kesetimbangan cendrung
menuju pembentukan sitrat karena adanya hidrolisis ikatan dalam senyawa
intermediet sitroil-KoA.sitroil-KoA terikat pada sitrat sintase , dan
hidrolisis ikaatan tioester untuk menghasilkan sitrat dan koenzim A adalah
proses ekseorganik. Sitrat sintase diinhibisi olej substratnya (Asetik KoA
dan Oksaloasetat), dan aktivitasnya dipengaruhi olej status energy
mitokondria dan oleh silsinil-KoA , yang berkompetisi dengan asetil-KoA
untuk sisi aktif enzim tersebut.

Reaksi – reaksi anabolisme dan katabolisme dalam siklus asam sitrat

Reaksi reaksi anabolisme


Intermediet yang dihilangkan Nasib metabolisme
biosintesis asam
Sitrat lemak
2-Oksoglutarat sinntesis glutamat
suksinil-KoA biosintesis heme
Malat Glukoneogenesis
Oksaloasetat sintesis aspartat
Reaksi reaksi katabolisme
intermediet yang
dihasilkan sumber
2-Oksoglutarat Glutamat
suksinil-KoA
Oksaloasetat degradasi beberapa
Fumarat asam amino
2-Oksoglutarat
Oksaloasetat Aspartat

BAB IV

18
PENUTUP

4.1 Kelebihan
Pada buku pertama ini termasuk lengkap, reaksi dan proses-
prosesnya tergambar jelas. Terdapat grafik yang menggambarkan
ketergantungan kecepatan fosforilasi glukosa pada konsentrasi glukosa dan
terdapat delapan tahap siklus asam sitrat yang membuat pembaca buku ini
menjadi mudah memahaminya.
Pada buku kedua ini untuk siklus asam sitrat bahwa ada
kemungkinan pada materi siklus asam sitrat termasuk lengkap dan lebih
spesifik dan menjadi lebih mudah untuk dipahami oleh pembacanya.

4.2 Kekurangan
Pada buku pertama bagian siklus asam sitrat terdapat delapan
tahapan, namun tidak terlalu dijelaskan tentang pertahapannya karena
tahapan ini termasuk hal penting pada materi ini dan namun pada bagian lain
terlalu banyak kata-kata yang kemungkinan akan membingungkan pembaca.
Pada buku kedua ini juga tidak terdapat bagan yang
menggambarkan reaksi glikolisis, padahal bagan ini termasuk penting, karena
cukup memudahkan pembaca agar mengerti reaksi glikolisis dengan mudah.

DAFTAR PUSTAKA

19
Ngili. Y, 2009, Biokimia Metabolisme Dan Bioenergitika, Graha Ilmu:
Yogyakarta

Wirahdikusumah. M, 1985, Biokimia Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan


Lipid, ITB: Bandung

20

Anda mungkin juga menyukai