Anda di halaman 1dari 19

EMULSI

Kelompok 4, Farmasi B, Universitas Mataram


Pokok Bahasan
01 Bentuk sediaan Emulsi (Ex: Krim)

02 Tipe emulsi

03 Cara Pembuatan Emulsi

04 Evalusi Sedian Emulsi


Section Break
Insert the Sub Title of Your Presentation
Pendahuluan
Penuaan dini ditandai dengan kondisi kulit kering, kasar, keriput dan noda
hitam, hal inilah yang ditakuti oleh wanita saat ini. Faktor penyebab penuaan
dini salah satunya yakni radikal bebas. Sehingga dibuat sediaan KRIM ANTI-
AGING mengandung antioksidan dari terong ungu (Solanum melongena L.)
adalah sayuran yang mempunyai antioksidan yang unggul karena
mengandung nasunin (Dewana & Rohmani, 2014).
dan tomat (Solanum lycopersicum L.) juga mengandung likopen sebagai
antioksidan (Surbakti & Berawi, 2016).

Adapun tujuan penggunaan krim anti aging yaitu,


Membantu mencegah penuaan dini, Menyamarkan flek hitam,Menghilangkan
kerutan dibawah mata, Mencerahkan, dan melembabkan kulit
Definisi
Emulsi adalah suatu sistem yang terdiri atas
EMULSI dua fase cairan yang tidak saling melarutkan,
dimana satu cairan terdispersi dalam bentuk
globula (fase terdispersi) di dalam cairan
lainnya (fase kontinyu), tipe emulsi ada tipe
O/ W dan tipe W/ O.

Krim adalah emulsi yang terdiri dari O/W,


yang ditujukan untuk penggunaan kulit.
Keuntungan sediaan emulsi adalah
menghasilkan perasaan nyaman untuk
penggunaan kulit, mempunyai kemampuan
berpenetrasi kuilt dengan kecepatan tinggi,
kenyamanan dalam penggunaan lama,
meningkatkan penyebaran bahan aktif dan
tetap stabil selama periode penyimpanan
jangka lama yang mudah dicuci dengan air
(Altuntaş & Yener, 2015).
Dimana dalam pembuatan emulsi ini
digunakan emulgator untuk menjaga stabilitas
krim.
TIPE EMULSI
Minyak dalam air (m/a)
Mengapa ???

Formulasi yang tepat


untuk penggunakan
kosmetik secara umum

Tesktur ringan

Sebagai pembawa
bahan aktif yang mudah
dicuci dengan air
EMULGATOR
SPAN 60 dan TWEEN 80
• Emulgator nonionik
Span 60

• Tidak bersifat toksik

Tween 80
• Stabil terhadap asam lemah dan basa lemah

• Tidak memiliki reaksi hipersensitivitas

Ketentuan
• Tidak mengiritasi

• Nilai HLB untuk tipe emulsi m/a = 8-18


• Kombinasi emulgator Span 60 dan Tween 80 untuk tipe emulsi m/a = 1-10%
PEMBUATAN KRIM ANTI-AGING
EKSTRAK EEKSTRAK
TERONG TOMAT
UNGU

PEMBUATAN PROSES
EKSTRAK PENCAMPUR
AN
AKHIR

PEMBUATAN KRIM ANTI-AGING


FORMULA
KRIM
ANTI-AGING
(EMULSI)
PEMBUATAN EKSTRAK TERONG UNGU
PEMBUATAN EKTRAK TOMAT
Pembuatan Krim Anti-aging
UJI ORGANOLEPTIS

UJI HOMOGENTIAS FISIK

UJI PH

EVALUASI UJI DAYA SEBAR

SEDIAAN KRIM
UJI TIPE KRIM
UJI ORGANOLEPTIK
Pengujian ini meliputi
perubahan warna, bau
(ketengikan), konsistensi
dan terjadinya pemisahan
fase secara visual.
Spesifikasi krim yang harus
dipenuhi adalah memiliki
warna sediaan yang
homogen, bau harum,
Tabel 2 menunjukkan bahwa bentuk fisik konsistensi lembut dan
sediaan telah memenuhi persyaratan
tidak terjadi pemisahan fase.

UJI ORGANOLEPTIK
UJI HOMOGENITAS FISIK
Pengujian homogenitas ini dilakukan de
ngan cara mengoleskan krim yang telah
dibuat pada kaca objek yang bersih dan
kering sehingga membentuk lapisan yan
g tipis kemudian ditutupkan dengan kac
a objek yang lain, kemudian amati di ba
wah mikroskop, dilihat warnanya seraga
m atau tidak

UJI HOMOGENITAS FISIK

Hasil yang didapatkan adalah krim tampak homogen secara


fisik karena distribusi partikel merata di kaca objek (Gambar
1). Pada pengamatan menggunakan mikroskop dengan
menggunakan perbesaran 40x tampak bahwa kedua krim
tidak terdapat gumpalan di dalamnya (Gambar 2).
UJI PH Pengujian PH pada kri
m dilakukan dengan m
emasukkan krim ke da
lam beker glass, lalu di
ukur pH-nya dengan p
H meter yang sebelum
nya telah dikalibrasi de
ngan dapar standar (p
H 4 dan pH 7). Penguk
uran dilakukan pada kr
im yang baru dibuat da
Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai pH krim yang didapat n telah disimpan. Krim
berada dalam rentang 6,0-7,0 yang sesuai dengan pH kulit. sebaiknya memiliki pH
sehingga aman untuk diaplikasikan ke kulit. pH sediaan harus kulit yaitu 6,0-7,0.
berada dalam rentang pH kulit untuk mencegah terjadinya
iritasi pada kulit. Selain itu, pH produk adalah faktor yang dapat
digunakan sebagai indikator keamanan UJI PH
UJI DAYA SEBAR
Pengujian ini dilakukan dengan
meletakkan kaca transparan di
atas kertas grafik. Pada kaca
tersebut diletakkan 0,5 g krim
kemudian ditutup dengan kaca
transparan lainnya dan dibiarkan
selama ± 5 detik untuk
mendapatkan berapa diameter
daerah yang terbentuk.
Kemudian dilanjutkan dengan
menambah beban di atas kaca
transparan tersebut beban 50,
100, 200, dan 500 g dan diamati Pada Tabel 4 dapat dilihat hasil pengujian daya
diameter daerah yang terbentuk. sebar kedua formula sediaan krim dilakukan
Spesifikasi sediaan adalah krim dengan variasi beban dan didapatkan krim dapat
menyebar dengan baik. Penilaian uji daya sebar ini
dapat menyebar dengan mudah untuk menggambarkan kemudahan krim ketika
dan merata. diaplikasikan pada kulit. Semakin mudah diratakan
pada kulit berarti akan memperluas area kulit yang
UJI DAYA SEBAR
kontak dengan krim yang berarti kemungkinan zat
aktif untuk diabsorbsi akan makin besar.
UJI HOMOGENITAS FISIK
Sebanyak 1 tetes sediaan krim ditempatkan
di atas gelas objek ditambah 1 tetes larutan
metilen blue, dicampur merata, diamati di
bawah mikroskop, terbentuk warna biru
homogen pada fase luar yang
menunjukkan terbentuknya emulsi tipe
minyak dalam air (m/a).

UJI HOMOGENITAS FISIK

Pada Gambar 3 menunjukkan bahwa hasil pengujian tipe emulsi ketiga formula
sediaan krim adalah tipe air dalam minyak (A/M). Hal ini ditunjukkan bahwa
warna biru yang dihasilkan dari pereaksi Metilen Blue tersebar merata pada krim
Thank You

Anda mungkin juga menyukai