Anda di halaman 1dari 8

UJI EVALUASI BEDAK

Disusun Oleh :

ALEX HERIANTO TODANG 1901011089


ELSY MUYASSIRAH IRVA 1901011098
JERNIH MARISATUA LUMBANTORUAN 1901011106
JOANA SITANGGANG 1901011107
PUTRI BALQIS SORAYA 1901011116

PROGRAM S1 FARMMASI
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2022

A. Pengertian
Bedak adalah jenis kosmetik yang bertujuan untuk membuat wajah agar lebih menarik dan
menutupi bintik-bintik dan noda. Pada jurnal ini membahas tentang pewarna alami pada
bedak kompak dimana bedak tidak hanya berfungsi menghapus kilau minyak karena keringat
dan sebum serta menjaga riasan dapat bertahan lebih lama tetapi penambahan warna pada
bedak dapat memberi kesan halus pada kulit atau efeknya sama seperti pewarna pipi.

B. Tujuan
1. Untuk menguji apakah sediaan bedak sudah layak untuk digunakan.
2. Untuk menguji apakah sediaan bedak sudah memenuhi standart mutu yang sudah
ditentukan.

C. Evaluasi sediaan
Pemeriksaan mutu fisik sediaan dilakukan terhadap masing-masing sediaan bedak kompak.
Pemeriksaan mutu fisik meliputi:
 Uji homogenitas
 Uji poles
 Uji daya sebar
 Uji kekerasan
 Uji keretakan
 Uji stabilitas
 Uji iritasi
 Uji pH
 Uji organoleptis
 Uji daya lekat
 Uji penentuan SPF
 Uji kesukaan

1. Uji Homogenitas
Pewarna pada bedak wajah harus dapat terdispersi secara homogen dalam
dasar bedak. Tidak boleh ditemukan adanya warna yang tidak merata pada bedak.
Pemeriksaan homogenitas dapat dilakukan dengan menyebarkan bedak pada
kertas putih dan dilihat homogenitasnya pada kaca pembesar. Jika warna pada
dasar bedak menyebar secara merata, maka bedak dikatakan homogen. Alatnya
yaitu : Objek Glass
2. Uji Poles
Uji poles dapat dilakukan dengan mempoleskan sediaan bedak kompak
dengan menggunakan aplikator yang benar. Pengompakan yang tidak benar akan
mempengaruhi hasil dari parameter ini. Jika tekanan terlalu besar bedak kompak
yang dihasilkan tidak dapat dipoles dengan mudah dan akan ada gaya adhesi yang
cukup terhadap puff. Jika tekanannya terlalu rendah bedak kompak akan menjadi
kurang kompak dan mempunyai kecendrungan menjadi remuk dan pecah.

3. Uji Daya Sebar


Sediaan dihaluskan terlebih dahulu lalu ditimbang sebanyak 0,5 gram dan
diletakkan ditengah-tengah kaca ditutup dengan kaca lain yang telah ditimbang
beratnya dan dibiarkan selama 1 menit. Kemudian diukur diameter sebarnya,
setelah itu ditambah beban 50 gram dan dibiarkan selama 1 menit, lalu diukur
diameter sebarnya. Dilakukan terus-menerus hingga diperoleh diameter yang
cukup untuk melihat pengaruh beban terhadap perubahan diameter sebar sediaan.
Alatnya yaitu :
4. Uji Kekerasan
Sediaan yang telah di buat di uji kekerasannya dengan menggunakan alat uji
kekerasan (copley). Dihidupkan alat uji kekerasan dengan menekan tombol on
yang terdapat dibelakang alat. Diletakkan 1 sediaan uji coba terlebih dahulu lalu
ditekan tombol new size, tujuannya agar alat selanjutnya dapat menyesuaikan
ukuran sediaan yang akan diuji kekerasannya. Setelah itu, dibersihkan guard
dengan kuas lalu, diletakkan sediaan yang akan diuji kekerasannya. Kemudian
tekan tombol test, maka alat akan menampilkan nilai kekerasan dari sediaan.
Alatnya yaitu : Brinell Hardness Tester TBBCM

5. Uji Keretakan
Uji keretakan bedak kompak dilakukan dengan menjatuhkan bedak kompak
pada permukaan kayu beberapa kali (2-3 kali) pada ketinggian 8-10 inci. Jika
bedak kompak tidak rusak, menunjukkan bahwa kekompakannya lulus uji dan
dapat disimpan tanpa memberikan hal-hal yang tidak memuaskan.

6. Uji Stabilitas
Uji ini meliputi parameter organoleptik yaitu dilakukan pengamatan terhadap
adanya perubahan bentuk, warna dan bau dari sediaan bedak kompak dilakukan
terhadap masing-masing sediaan selama penyimpanan pada suhu kamar pada hari
ke 1, hari ke 7, hari ke 15 dan selanjutnya setiap 5 hari sekali hingga hari ke 90.
Alatnya yaitu : Climatic Chamber
7. Uji Ph

Tujuan :

 Melihat tingkat keasaman sediaan.


 Untuk sediaan bedak diusahakan netral

Alatnya yaitu : Digital Ph Meter

8. Uji organoleptis
Tujuan : Memeriksa kesesuaian bentuk,bau, rasa, dan warna sediaan
spesifikasi yang telah ditentukan
Prinsip : Pemeriksaan bau, bentuk, rasa dan warna menghunakan panca indra
Syarat : Bentuk, bau, rasa, dan warna sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan.
9. Uji daya lekat
Uji daya lekat dilakukan dengan cara bedak padat diaplikasikan pada
punggung tangan. Penilaian daya lekat bedak padat pada kulit menggunakan
skala penilaian 1-4, yaitu skor 1 yaitu tidak menempel, skor 2 yaitu cukup
lekat dan mudah menempel, skor 3 yaitu lekat dan mudah menempel, skor 4
yaitu sangat lekat dan mudah menempel

10. Uji Iritasi


Uji iritasi dilakukan terhadap sediaan bedak kompak dengan maksud untuk
mengetahui bahwa bedak yang dibuat dapat menimbulkan iritasi pada kulit
atau tidak. Iritasi dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu iritasi primer yang
akan segera timbul sesaat setelah terjadi perlekatan atau penyentuhan pada
kulit dan iritasi sekunder yang reaksinya baru timbul beberapa jam setelah
penyentuhan atau perlekatan pada kulit.

Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji tempel terbuka (open
Test) pada lengan bagian bawah dalam terhadap 10 orang panelis. Uji tempel
terbuka dilakukan dengan mengoleskan sediaan yang dibuat pada lokasi
lekatan dengan luas tertentu (2,5 x 2,5 cm), dibiarkan terbuka dan diamati apa
yang terjadi. Uji ini dilakukan sebanyak 2-3 kali sehari selama dua hari
berturut-turut.
Reaksi iritasi positif ditandai oleh adanya kemerahan, gatal-gatal atau
bengkak pada kulit lengan bawah bagian dalam yang diberi perlakuan. Adanya
eritema diberi tanda (+), eritema dan papula (++), eritema, papula disertai
pembentukan vesikula(+++), edema dan vesikula (++++) dan yang tidak
menunjukkan reaksi apa-apa diberi tanda (-).

11. Uji penentuan SPF


Nilai SPF dihitung menggunakan persamaan matematis mansur, spektrum
serapan sampel diperoleh dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis
pada panjang gelombang 290-320 nm dengan menggunakan etanol sebagai
blanko.nilai serapan dicat at setiap interval 5 nm dari panjang gelombang 290
nm sampai 320 nm. Nilai serapan yang diperoleh dikalikan EE x 1 untuk
masing masing interval. Jumlah EE x 1 yang diperoleh dikalikan dengan
faktor koreksi akhirnya diperoleh nilai SPF dari sampel yang diuji ( Mansur,
1986). Pengolahan data penentuan nilai SPF
 Serapan diukur pada panjang gelombang 290, 295, 230, 305, 310, 315,
320 nm
 Nilai serapan yang diperoleh dikali dengan EE x 1 untuk masing-
masing panjang gelombang
 Hasil perkalian serapan EE x 1 dijumlahkan
 Hasil penjumlahan kemudian dikalikan dengan faktor koreksi yang
nilainya 10 untuk mendapatkan nilai SPF sediaan
 Perhitungan nilai SPF digunakan persamaan sebagai berikut :
Keterangan : EE = Spektrum efek erithemal
I = intensitas spektrum sinar
A = Serapan produk tabir surya
CF = Correction factor

12. Uji Kesukaan (Hedonic test)


Uji kesukaan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis
terhadap sediaan yang dibuat. Jumlah panel uji kesukaaan makin besar
semakin baik. Sebaiknya jumlah itu melebihi 20 orang panelis. Pengujian
dilakukan dengan cara: setiap panelis mengoleskan masing-masing sediaan
bedak kompak yang dibuat pada kulit punggung tangannya lalu, memberikan
penilaian terhadap masing-masing bedak kompak berdasarkan tekstur dan
warna.
Parameter pengamatan pada uji kesukaan adalah kemudahan penyapuan
sediaan bedak kompak, homogenitas dan intensitas warna. Menurut Badan
Standarisasi Nasional (2006) data yang diperoleh dari lembar penilaian
ditabulasi dan ditentukan nilai kesukaan setiap sediaan dengan mencari hasil
rerata pada setiap panelis pada tingkat kepercayaan 95%, menggunakan
rumus:
Keterangan: P : tingkat kepercayaan
X : Nilai rata-rata
1,96 : Koefisien standar deviasi pada taraf 95%
S : Simpangan baku
n : Banyaknya panelis

Kriteria panelis (Soekarto, 1981):


 Panelis yang digunakan adalah panelis tidak terlatih yang diambil secara acak
sebanyak 30 orang panelis. Jumlah anggota panelis semakin besar semakin
baik.

 Berbadan sehat.

 Tidak dalam tekanan.

 Mempunyai pengetahuan dan pengalaman tentang cara-cara penilaian


organoleptik.

Anda mungkin juga menyukai