Disusun Oleh :
PROGRAM S1 FARMMASI
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2022
A. Pengertian
Bedak adalah jenis kosmetik yang bertujuan untuk membuat wajah agar lebih menarik dan
menutupi bintik-bintik dan noda. Pada jurnal ini membahas tentang pewarna alami pada
bedak kompak dimana bedak tidak hanya berfungsi menghapus kilau minyak karena keringat
dan sebum serta menjaga riasan dapat bertahan lebih lama tetapi penambahan warna pada
bedak dapat memberi kesan halus pada kulit atau efeknya sama seperti pewarna pipi.
B. Tujuan
1. Untuk menguji apakah sediaan bedak sudah layak untuk digunakan.
2. Untuk menguji apakah sediaan bedak sudah memenuhi standart mutu yang sudah
ditentukan.
C. Evaluasi sediaan
Pemeriksaan mutu fisik sediaan dilakukan terhadap masing-masing sediaan bedak kompak.
Pemeriksaan mutu fisik meliputi:
Uji homogenitas
Uji poles
Uji daya sebar
Uji kekerasan
Uji keretakan
Uji stabilitas
Uji iritasi
Uji pH
Uji organoleptis
Uji daya lekat
Uji penentuan SPF
Uji kesukaan
1. Uji Homogenitas
Pewarna pada bedak wajah harus dapat terdispersi secara homogen dalam
dasar bedak. Tidak boleh ditemukan adanya warna yang tidak merata pada bedak.
Pemeriksaan homogenitas dapat dilakukan dengan menyebarkan bedak pada
kertas putih dan dilihat homogenitasnya pada kaca pembesar. Jika warna pada
dasar bedak menyebar secara merata, maka bedak dikatakan homogen. Alatnya
yaitu : Objek Glass
2. Uji Poles
Uji poles dapat dilakukan dengan mempoleskan sediaan bedak kompak
dengan menggunakan aplikator yang benar. Pengompakan yang tidak benar akan
mempengaruhi hasil dari parameter ini. Jika tekanan terlalu besar bedak kompak
yang dihasilkan tidak dapat dipoles dengan mudah dan akan ada gaya adhesi yang
cukup terhadap puff. Jika tekanannya terlalu rendah bedak kompak akan menjadi
kurang kompak dan mempunyai kecendrungan menjadi remuk dan pecah.
5. Uji Keretakan
Uji keretakan bedak kompak dilakukan dengan menjatuhkan bedak kompak
pada permukaan kayu beberapa kali (2-3 kali) pada ketinggian 8-10 inci. Jika
bedak kompak tidak rusak, menunjukkan bahwa kekompakannya lulus uji dan
dapat disimpan tanpa memberikan hal-hal yang tidak memuaskan.
6. Uji Stabilitas
Uji ini meliputi parameter organoleptik yaitu dilakukan pengamatan terhadap
adanya perubahan bentuk, warna dan bau dari sediaan bedak kompak dilakukan
terhadap masing-masing sediaan selama penyimpanan pada suhu kamar pada hari
ke 1, hari ke 7, hari ke 15 dan selanjutnya setiap 5 hari sekali hingga hari ke 90.
Alatnya yaitu : Climatic Chamber
7. Uji Ph
Tujuan :
8. Uji organoleptis
Tujuan : Memeriksa kesesuaian bentuk,bau, rasa, dan warna sediaan
spesifikasi yang telah ditentukan
Prinsip : Pemeriksaan bau, bentuk, rasa dan warna menghunakan panca indra
Syarat : Bentuk, bau, rasa, dan warna sesuai dengan spesifikasi yang
ditentukan.
9. Uji daya lekat
Uji daya lekat dilakukan dengan cara bedak padat diaplikasikan pada
punggung tangan. Penilaian daya lekat bedak padat pada kulit menggunakan
skala penilaian 1-4, yaitu skor 1 yaitu tidak menempel, skor 2 yaitu cukup
lekat dan mudah menempel, skor 3 yaitu lekat dan mudah menempel, skor 4
yaitu sangat lekat dan mudah menempel
Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji tempel terbuka (open
Test) pada lengan bagian bawah dalam terhadap 10 orang panelis. Uji tempel
terbuka dilakukan dengan mengoleskan sediaan yang dibuat pada lokasi
lekatan dengan luas tertentu (2,5 x 2,5 cm), dibiarkan terbuka dan diamati apa
yang terjadi. Uji ini dilakukan sebanyak 2-3 kali sehari selama dua hari
berturut-turut.
Reaksi iritasi positif ditandai oleh adanya kemerahan, gatal-gatal atau
bengkak pada kulit lengan bawah bagian dalam yang diberi perlakuan. Adanya
eritema diberi tanda (+), eritema dan papula (++), eritema, papula disertai
pembentukan vesikula(+++), edema dan vesikula (++++) dan yang tidak
menunjukkan reaksi apa-apa diberi tanda (-).
Berbadan sehat.