Anda di halaman 1dari 4

II.6.

4 Evaluasi Sediaan Lipstik

II.6.4.1 Pemeriksaan Organoleptis

Lipstik yang baik tidak hanya ditentukan oleh fisiko-kimia saja tetapi juga

sifat organoleptisnya(58). Pengujian organoleptis sediaan dilakukan dengan panca

indera untuk mendeskripsikan bentuk atau konsistensinya(34). Pemeriksaan

terhadap organoleptis yang dilakukan meliputi tekstur, kesan kilau, daya oles,

aroma dan warna.

II.6.4.2 Pemeriksaan pH

Pemeriksaan pH dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Alat

terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar netral (pH

7,01) dan larutan dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga pH

tersebut. Elektroda dicuci dengan aquadest, lalu dikeringkan dengan tisu. Sampel

dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu ditimbang 1 gram sediaan kemudian dilarutkan

dalam 100 ml aquadest. Kemudian elektroda dicelupkan ke dalam larutan

tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang

ditunjuk pH meter merupakan pH sediaan lipstik(59). Dicatat pHnya dan dilakukan

sebanyak 3 kali pengulangan(60). Pemeriksaan pH dilakukan untuk melihat

kesesuaian pH sediaan dengan rentang pH fisiologis bibir yaitu 4,5-7(61).

II.6.4.3 Pemeriksaan Titik Leleh

Penentuan titik leleh penting karena dapat membatasi penyimpanan yang

aman. Metode pengamatan titik leleh lipstik dapat diketahui menggunakan

melting point apparatus. Lipstik diisi ke dalam pipa kapiler dan diletakkan di
melting point apparatus. Diamati sediaan lipstik tersebut hingga benar-benar

meleleh(4). Titik leleh sediaan lipstik yaitu 50-70oC(13).

II.6.4.4 Pengujian Kekuatan Lipstik

Pengamatan dilakukan terhadap kekuatan lipstik dengan cara lipstik

diletakkan horizontal kemudian digantungkan beban yang berfungsi sebagai

penekan. Tiap 30 detik berat penekan ditambah (10 gram). Penambahan berat

sebagai penekanan dilakukan terus menerus sampai lipstik patah, pada saat lipstik

patah merupakan nilai kekuatan lipstiknya(9).

II.6.4.5 Pemeriksaan Stabilitas

Diamati masing-masing sediaan lipstik selama penyimpanan pada suhu

kamar (28oC±5oC) selama penyimpanan pada hari ke-1, 3, 5, 7, 14, 21 dan 28(62).

Pengamatan yang dilakukan meliputi pemeriksaan organoleptis (tekstur, kesan

kilau, daya oleh, aroma dan warna), pH, titik leleh serta kekuatan lipstik.

II.6.4.6 Pemeriksaan Homogenitas

Masing-masing sediaan dari tiap formula lipstik yang dibuat dari ekstrak

etanol selaput biji kesumba keling dengan variasi konsentrasi cera alba dan

carnauba wax diperiksa homogenitasnya dengan cara mengoleskan sediaan

sejumlah tertentu pada kaca objek. Sediaan harus menunjukkan susunan yang

homogen dan tidak terlihat adanya butir-butir kasar(60).

II.6.4.7 Uji Iritasi

Uji iritasi dilakukan terhadap sediaan lipstik yang dibuat dengan maksud

untuk mengetahui lipstik yang dibuat dapat menimbulkan iritasi pada kulit atau

tidak. Iritasi dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu iritasi primer yang akan
segera timbul sesaat setelah terjadi pelekatan atau penyentuhan pada kulit dan

iritasi sekunder yang reaksinya baru timbul beberapa jam setelah pelekatan pada

kulit. Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji tempel terbuka (Patch

Test) pada lengan bawah bagian dalam terhadap 10 orang responden. Kriteria

sukarelawan yang dijadikan responden yaitu wanita berbadan sehat, usia antara

17-25 tahun, tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan alergi, bersedia

menjadi sukarelawan untuk uji iritasi serta sukarelawan adalah orang terdekat dan

sering berada di sekitar pengujian sehingga lebih mudah diawasi dan diamati bila

ada reaksi yang terjadi pada kulit yang sedang diuji(31).

Uji tempel terbuka dilakukan dengan mengoleskan sediaan yang dibuat

pada lokasi lekatan dengan luas tertentu, dibiarkan terbuka dan diamati apa yang

terjadi. Uji ini dilakukan sebanyak 3 kali sehari (pagi, siang dan sore hari) selama

3 hari berturut-turut selama 10 menit untuk tiap sediaan. Reaksi iritasi positif

ditandai oleh adanya kemerahan, gatal atau bengkak pada kulit lengan bawah

bagian dalam yang diberi perlakuan. Adanya kulit merah diberi tanda (+), gatal-

gatal (++), bengkak (+++) dan yang tidak menunjukkan reaksi apa-apa diberi

tanda (-)(13).

II.6.4.8 Pemeriksaan Hedonik

Pemeriksaan hedonik ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan

responden terhadap sediaan lipstik yang dibuat. Uji ini dilakukan secara visual

terhadap 20 orang responden dengan kriteria yang digunakan adalah wanita,

berusia 17-25 tahun dan tidak memiliki kulit yang sensitif atau alergi. Setiap

responden dioleskan lipstik yang dibuat pada kulit punggung tangan. Kemudian
para responden diharapkan untuk mengisi lembar pengumpul data yang telah

disediakan. Waktu selang untuk mencoba lipstik yang selanjutnya kurang lebih 15

menit dan setelah lipstik dicoba diharapkan responden membersihkan tangannya

menggunakan tisu basah untuk mencoba lipstik yang selanjutnya. Parameter uji

hedonik yang diuji meliputi tekstur, kesan kilau, daya oles, aroma dan warna.

Pengujian untuk warna dan kesan kilau dilihat secara visual, untuk aroma dicium

melalui indera penciuman secara visual, untuk tekstur dan daya oles dilakukan

secara visual dengan mengoleskan 5 kali pada punggung tangan untuk dilihat

melekat dengan baik atau tidak(60). Masing-masing akan mendapat penilaian

berkisar 1 sampai 5, dimana (1) sangat tidak suka, (2) tidak suka, (3) agak suka,

(4) suka dan (5) sangat suka(13).

Anda mungkin juga menyukai