Evaluasi Fisik
Stabilitas didefinisikan sebagai kemampuan suatu produk obat atau kosmetik
untuk bertahan dalam batas spesifikasi yang diterapkan sepanjang periode penyimpanan
dan penggunaan untuk menjamin identitas,kekuatan ,kualitas dan kemurnian produk.
Definisi sediaan kosmetik yang stabil yaitu suatu sediaan yang masih berada dalam batas
yang dapat diterima selama periode waktu penyimpanan dan penggunaan, dimana sifat
dan karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya pada saat dibuat.
Kestabilan fisika dari sediaan ditandai dengan adanya perubahan warna, timbul
bau,pengendapan suspensi atau cacking,perubahan konsistensi dan perubahan fisik
lainnya
Nilai kestabilan suatu sediaan faramasetika atau kosmetik dalam waktu yang singkat dapat
diperoleh dengan melakukan uji stabilitas dipercepat. Pengujian ini dimaksudkan untuk
mendapatkan informasi yang diinginkan dalam waktu sesingkat mungkin dengan cara
menyimpan sediaan sampel pada kondisi yang dirancang untuk mempercepat terjadinya
perubahan yang biasa terjadi pada kondisi normal. Jika hasil pengujian suatu sediaan pada uji
dipercepat diperoleh hasil yang stabil, hal itu menunjukkan bahwa sediaan tersebut stabil pada
penyimpanan suhu kamar selama setahun.Pengujian yang dilakukan pada uji dipercepat yaitu
cycling test.Uji ini merupakan simulasi adanya perubahan suhu setiap tahun bahkan setiap
harinya selama penyimpanan produk.
B. Viskositas
Secara umum kenaikan viskositas dapat meningkatkan kestabilan
sediaan.Pengukuran viskositas sediaan dilakukan dengan menggunakan viskometer
Brookfield pada suhu kamar.Sediaan dimasukkan ke dalamn gelas piala sampai
mencapai volume 500 ml, kemudian spindel diturunkan hingga batas spindel tercelup ke
dalam formulasi.selanjutnya alat dinyalakan dengan menekan tombol on. Kecepatan
spindel diatur berturut-turut 0,5; 1; 2; 2,5; 5; 10; 20 rpm kemudian dibalik 20; 10; 5; 2,5;
2; 1; 0,5 rpm. Dari masing-masing pengukuran dengan perbedaan rpm, skala dibaca
ketika jarum merah yang bergerak telah stabil.Nilai viskositas dihitung.Data yang
diperoleh diplotkan terhadap tekanan geser (dyne/cm2) dan kecepatan geser (rpm).
C. Pemeriksaan pH
Gel sebaiknya memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit yaitu 4,5-6,5 karena jika
gel memiliki pH yang terlalu basa akan menyebabkan kulit yang bersisik, sedangkan jika
pH terlalu asam maka yang terjadi adalah menimbulkan iritasi kulit. Uji pH dapat
dilakukan menggunakan indikator universal atau pH meter.Jika pH diukur menggunakan
pH meter, mula- mula elektroda dikalibrasi dengan dapar standar pH 4 dan pH
7.Kemudian elektroda dicelupkan ke dalam sediaan, catat nilai pH yang muncul di
layar.Pengukuran dilakukan pada suhu ruang.
D. Konsistensi
Karakteristik fisik sangat penting untuk suatu sediaan semi padat.Pengukuran
konsistensi dapat dilakukan dengan menggunakan penetrometer. Sediaan yang akan
diperiksa dimasukkan ke dalam wadah khusus dan diletakkan pada meja penetrometer.
Peralatan diatur hingga ujung kerucut menyentuh bayang permukaan gel yang dapat
diperjelas dengan menghidupkan lampu. Batang pendorong dilepas dengan mendorong
tombol Start. Angka penetrasi dibaca lima detik setelah kerucut menembus sediaan. Dari
pengukuran konsistensi dengan penetrometer akan diperoleh yield value.Sediaan yang
baik memiliki nilai yield value diantara 100-1000 dyne/cm2. Semakin rendah nilai yield
value, semakin mudah sediaan menyebar. Sebaliknya semakin tinggi nilai yield value,
semakin sulit sediaan tersebar ketika diaplikasikan pada kulit.
9
9
Vii sterilitas
Steril adalah suatu keadaan dimana suatu zat bebas dari mikroba baik yang
patogen maupun yang tidak patogen baik dalam bentuk vegetatif maupun dalam bentuk
spora.
Uji sterilitas merupakan suatu cara pengujian untuk mengetahui suatu sediaan
atau bahan farmasi atau alat-alat kesehatan yang dipersyaratkan harus dalam keadaan
steril. Dengan demikian sediaan dan peralatan tersebut harus bebas dari
mikroorganisme.Jadi, hanya dikenal sediaan dan peralatan tersebut steril atau tidak steril,
tidak ada istilah hampir atau setengah steril.
Menurut Farmakope edisi IV (1995), uji sterilitas digunakan untuk menetapkan
apakah suatu bahan/sediaan farmasi yang diharuskan steril memenuhi syarat sesuai
dengan uji sterilitas seperti yang tertera pada masing-masing monografi, diaman untuk
penggunaannya sesuai dengan prosedur pengujian sterilitas sebagai bagian dari
pengawasan mutu pabrik, seperti yang teflera dalam sterilisasi dan jaminan sterilitas
bahan.
10 o