Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

FORMULASI TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR DAN SEMI PADAT

“KRIM FASE MINYAK”

Dosen Pengampu:

Dra Suhartinah, M.Sc.,Apt

Disusun Oleh:

1. Valencia Febri Cristianti (24185646A)

2. Luthfianisa Afifah Zulkifli (24185649A)

3. Anjar Putri Wijayanti (24185650A)

4. Muhammad All Geepran (25195826A)

5. Septina Dwi Haryanti (25195963A)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA

2021
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu memformulasikan dan membuat sediaan
II. DASAR TEORI

Farmakope Indonesia Edisi III krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi
mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.Farmakope
Indonesia Edisi IV krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Formularium Nasional, krim
adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kental mengandung air tidak kurang dari 60% dan
dimaksudkan untuk pemakaian luar. Secara Tradisional istilah krim digunakan untuk sediaan
setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair di formulasi sebagai emulsi air dalam
minyak(a/m) atau minyak dalam air (m/a) (Budiasih, 2008). Krim merupakan obat yang digunakan
sebagai obat luar yang dioleskan ke bagian kulit badan. Obat luar adalah obat yang pemakaiannya
tidak melalui mulut, kerongkongan, dan
ke arah lambung. Menurut definisi tersebut yang termasuk obat luar adalah obat luka,
obat kulit, obat hidung, obat mata, obat tetes telinga, obat wasir, injeksi, dan lainnya.

Kualitas dasar krim, yaitu:


1.Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka krim harus bebas dari in
kopatibilitas, stabil pada suhu kamar, dan kelembaban yang ada dalam kamar.

2.Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi lunak dan
homogen.

3.Mudah dipakai, umumnya krim tipe emulsi adalah yang paling mudah dipakai dan
dihilangkan da
ri kulit.

4.Terdistribusi merata, obat harus terdispersi merata melalui dasar krim padat atau cair pada
penggunaan (Anief, 1994).

III. ALAT DAN BAHAN

ALAT BAHAN
Stemper Asam stearat 2,7 gram
Mortir Cera alba 0,45 gram
Batang pengaduk Vaselin putih 2,07 gram
Spatula Propilen glikol 1,62 gram
Beaker glass Nipasol 0,0125 gram
Timbangan digital Nipagin 0,0125 gram
viskometer Tea 0,36 gram
Pipet Aquades ad 22,5 gram
Tabung reaksi Minyak zaitun 22,5 gram
waterbath
Cawan penguap
Objek glass
Keping kaca
IV. CARA KERJA
a. Cara Pembuatan Krim
Menyiapkan alat dan bahan

Menimbang semua bahan yang akan digunakan

Meleburkan basis minyak (Asam stearate, Cera alba, Vaselin putih, Nipasoldan minyak
zaitun) dalam cawan penguap menggunakan waterbath lalu masukan kedalam mortar
panas kemudian aduk ad homogen

Meleburkan basis minyak (Asam stearate, Cera alba, Vaselin putih dan Nipasol) dalam
cawan penguap menggunakan waterbath lalu masukan kedalam mortar panas kemudian
aduk ad homogen

Memanaskan basis air (TEA, Propilen glikol, Aquadest, dan Nipagin) diatas waterbath lalu
tuang ke dalam mortar yang berbasis minyak aduk ad homogen (Hati-hati jangan samp
berbusa)

Menuangkan kedalam wadah kemudian menguji mutu fisik basis

b. Uji Homogenitas Gel

Krim dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan yang cocok.

Diamati apakah sediaan krim menunjukkan susunan yang homogen.

c. Uji Daya Menyebar Gel

Timbang 0,5 g krim. Letakkan ditengah alat ( kaca bulat ).

Timbanglah dahulu kaca yang satunya. Letakkan kaca tersebut diatas masa krim dan
biarka selama 1 menit.

Ukurlah berapa diameter krim yang menyabar (dengan mengambil panjang rata-rata
diameter dari beberapa sisi)
Tambahkan 50 g beban tambahan, diamkan selama 1 menit dan catatlah diameter krim
yang menyebar seperti sebelumnya.

Teruskan dengan menambah tiap kali dengan beban tambahan 50 g dan catat diameter
krim yang menyebar, setelah 1 menit.

Ulangi masing-masing 3 kali untuk tiap krim yang tersisa.

Buat grafik hubungan antara beban dan luas yang menyebar.

d. Uji Daya Lekat Gel

Letakkan krim (secukupnya) diatas obyek glass yang telah ditentukan luasnya.

Letakkan obyek glass yang lain diatas krim tersebut. Tekanlah dengan beban 1 Kg selama
5 menit.

Pasanglah obyek glass pada alat uji.

Ulangi sebanyak 3 kali.

Lepaskan beban seberat 80 g dan catat waktunya hingga kedua obyek glass tersebut
terlepas.

\
Lakukan tes untuk formula krim yang lain dengan masing-masing 3 kali pecobaan.

e. Uji penyimpanan pada suhu kamar dan suhu 40-500C

Masukkan krim kedalam tabung reaksi berskala, simpan pada suhu kamar dan
suhu 40-500C

Amati persen pemisahan tiap minggu selama satu bulan

Persen pemisahan dicari dengan rumus :

Persen pemisahan = Skala pemisahan x 100% / Skala seluruhnya


f. Uji Viskositas

Memasang Viskotester pada klemnya dengan arah horizontal / tegak lurus dengan arah
klem

Rotor kemudian dipasang pada viskotester dengan menguncinya berlawanan arah dengan
jarum jam

Masukan sampel ke dalam mangkuk, kemudian alat dihidupkan

Catat berapa kekentalan sampel setelah jarum pada viskositas stabil.

V. HASIL PENGAMATAN
 HASIL EVALUASI MUTU

VI. PEMBAHASAN
VII. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

Jakarta. 448, 515, 771, 1000.

Anda mungkin juga menyukai