Anda di halaman 1dari 2

Evaluasi Sediaan

Yang pertama dilakukan uji stabilitas busa sediaan sabun transparan, tujuan uji stabilitas ini
adalah untuk mengetahui stabilitas yang diukur dengan tinggi busa dalam tabung reaksi dengan
skala dengan rentan waktu tertentu dan kemampuan surfaktan untuk menghasilkan busa.
Menurunnya volume cairan yang mengalir dari busa setelah rentan waktu tertentu setelah busa
pecah dan menghilang dinyatakan sebagai persen. Stabilitas busa dinyatakan sebagai ketahanan
suatu gelembung untuk mempertahankan ukuran dan atau pecahnya lapisan film dari gelembung,
untuk stabilitas busa setelah lima menit busa harus mampu bertahan antara 60-70% dari volume
awal (Dragon et al., 1969). Penelitian Golemanov et al, (2008) menyatakan bahwa kombinasi
surfaktan anionik dan amfoterik (SLS dan CAPB) membentuk film gelembung yang tipis dan laju
penurunan busa secara vertikal sangat cepat dan hilang dalam waktu 100 detik.

Pembentukan busa disebabkan adanya perbedaan tegangan osmotik dalam cairan, molekul
terlarut seperti surfaktan mengubah tegangan permukaan cairan yang kemudian akan membentuk
gelembung. Busa yang didapat pada hasil sediaan sabu kali ini yakni setinggi 3,8 cm dimana busa
stabil selama 5 menit mampu bertahan60-70% tinggi busa.

Selanjutnya dlakukan uji pH sabun, evaluasi pH merupakan salah satu aspek pada evaulasi
sediaan sabun padat transparan, pengukuran pH dilakukan bertujuan untuk melihat pH sediaan yang
terpengaruh terhadap sifat iritasi kulit. Menurut (Jellinek et al.,1970 cit Fachmi, 2008), pH sabun
umumnya berkisar antara 9,5–10,8 jumlah alkali yang ada dalam sabun mempengaruhi besarnya
nilai pH. Pembuatan sabun melibatkan pemakaian sejumlah besar NaOH yang mempengaruhi pH
namun pH ekstrak juga mempengaruhi, pH ekstrak Aloe vera yang kami gunakan yakni 4,5 hal ini
dapat meningkatkan pH sediaan sabun padat transparan karena bersifat asam. Didapat hasil pH
sediaan sabun transaparan jadi kelompok 2 ini yakni nilai pH 10. pH yang sangat tinggi atau sangat
rendah dapat meningkatkan daya absorbsi kulit sehingga kulit menjadi teriritasi. Namun hal ini
masih bisa diterima karena batas keberterimaan dari pH sabun adalah 9-11 dengan pH optimum dari
sabun adalah 9,2 (Hernani, 2010).

Uji organoleptik berupa warna, bau dan tekstur. Sabun yang kami hasilkan memiliki warna
yang tidak terlalu transparan dimana hal ini menunjukkan terdapat kesalahan dari cara pengerjaan.
Bau dari sabun kami adalah aroma citrus dimana baunya wangi dan segar. Tekstur dari sabun kami
halus, padat dan homogen.

Sensasi setelah penggunaan dilakukan ke pada masing-masing anggota kelompok 2


kemudian dicatat pendapat kita setelah menggunakan sabun. Kelompok kami menyatakan bahwa
tangan terasa halus, lembut bersih dan keset setelah penggunaannya. Hal ini menandakan bahwa
sabun terbukti baik.

Badan Standarisasi Nasional, 1994, Standar Mutu Sabun Mandi, SNI 06-3532-1994, Dewan
Standarisasi Nasional, Jakarta
Dragon S, Patricia M. Daley B.A, Henry F, Maso, & Lester I., 1969, Studies on Lanolin
Derivatives In Shampoo Systems, J. Soc. Cosmetic Chemis's, 20, 777 793 (Dec. 9,
1969).
Qisti, Rachmiati. 2009. Sifat Kimia Sabun Transparan dengan Penambahan Madu pada
Konsentrasi yang Berbeda. Bogor, Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas
Peternakan Institut Pertanian Bogor
Rahadiana, P., Andayani L.S. 2014. Pabrik Sabun Transparan Beraroma Terapi dari Minyak
Jarak dengan Proses Saponifikasi Trigliserida Secara Kontinyu. Program Studi D3
Teknik Kimia FTI-ITS
Suryani, Nelly dkk.,. 2018. Modul Praktikum Kosmetologi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai