Anda di halaman 1dari 30

KOSMETIKA HERBAL

FORMULASI KRIM
ANTIOKISIDAN EKSTRAK
ETANOL DAUN SIRSAK (Annona
mucirata Linn.)
NAMA KELOMPOK 4 (FARMASI B):
1. ARINDA EKA MULIANI (K1A016006)
2. BAIQ SOFIANTI ANNISA (K1A016002)
3. ELISA AGUSTINA (K1A015009)
4. HERLAMBANG HADI PANUNTUN (K1A015015)
5. LALU HUSNUL HIDAYAT (K1A015020)
6. LUH PUTU INTAN P. S (K1A016031)
7. OCI QONITA LONDO WORO (K1A016042)
8. ROYANI WIDIASTUTI (K1A016047)
9. VERA FITRIANA (K1A016052)
10. YUNIARTHI DWI SUPUTRI (K1A016059)
2
AGENDA
1. PEMBUATAN SIMPLISIA DAN EKSTRAKSI
2. PEMBUATAN KRIM
3. EVALUASI SEDIAAN

3
1. Pembuatan Simplisia
dan Ekstraksi
PEMBUATAN SIMPLISIA
Sampel daun sirsak segar sebanyak 360 gram dipisahkan dan
dibersihkan dari kotoran dengan dicuci menggunakan air
bersih sebanyak 3 kali. Kemudian ditiriskan dan dilakukan
perajangan menggunakan gunting. Hasil perajangan
kemudian dikeringkan dengan cara dikering anginkan.
Sampel yang telah kering dipisahkan dari kotoran yang
masih tertinggal serta bagian tanaman yang rusak. Simplisia
daun sirsak dibuat menjadi serbuk dengan bantuan blender
dengan cara memasukkan simplisia kedalam blender dan
diblender hingga menjadi serbuk. Simplisia kemudian
disimpan dalam wadah yang tertutup rapat

5
PEMBUATAN SIMPLISIA

Pencucian Daun
Daun Sirsak Sirsak
6
PEMBUATAN SIMPLISIA

Penimbangan Bahan Proses Pengeringan

7
EKSTRAKSI
Ekstrak daun sirsak Diperoleh dari 400 g serbuk simplisia
dari daun yang telah dikering anginkan selama seharian.
Sampel yang sudah di serbukkan kemudian di ekstrasi
menggunakan metode sonikasi dengan pelarut etanol 70%.
Pemilihan meotode dikarnakan lebih cepat dalam proses
ekstraksi, efisien terhadap pelarut serta aman untuk
sampel sebab tidak menyebabkan perubahan struktur
senyawa yang signifikan. Hal tersebut diakibatkan dari
prinsip metode sonikasi yaitu dengan mengamati sifat
akustik gelombang ultrasonik yang dirambatkan melalui
medium yang dilewati.

8
EKSTRAKSI
Pada saat gelombang merambat, medium yang
dilewatinya akan mengalami getaran. Getaran akan
memberikan pengadukan yang intensif terhadap
proses ekstraksi. Pengadukan akan meningkatkan
osmosis antara bahan dengan pelarut sehingga
akan meningkatkan proses ekstraksi (Keil.,2007).
Selanjutnya pelarut yang digunakan bertujuan
supaya senyawa yang ada dalam sampel semakin
banyal tertarik dengan memanfaatkan sifat
kepolaran dari pelarut. Hasil pada proses ini yaitu
didapat ekstrak kental sebesar 6.9 gr
9
2. PEMBUATAN KRIM
10
FORMULASI KRIM EKSTRAK DAUN SIRSAK
No Nama Bahan Formula Fungsi

1 Ekstrak daun sirsak 1 Bahan aktif

2 Paraffinliquidum 2,7 Emolient

3 Asam stearat 1,61 Emulgator

4 Trietanolamin 0,16 Emulgator

5 Adepslanae 0,35 Emolient

6 Sodium benzoat 0,05 Pengawet

7 Aquadest Ad 10 Pelarut

11
PEMBUATAN KRIM
1. Bahan-bahan larut lemak (fase minyak) dipanaskan diatas waterbath pada
suhu 60℃ - 70℃ sampai lebur (campuran 1)

+ +
paraffin liquidum asam stearat adeps lanae

Campuran 1

12
2. Pada waterbath lain bahan – bahan larut air (fase air) dipanaskan pada
suhu 60℃ - 70℃ hingga lebur (campuran 2)

+ +
sodium benzoat TEA Aquades

Campuran 2

13
3. Campurkan fase air dan minyak pada mortir lalu gerus sampai terbentuk massa
basis krim yang homogen (campuran 3). Selanjutnya, masukkan ekstrak etanol daun
sirsak sedikit demi sedikit ke dalam kemudian di gerus hingga homogen dan
terbentuk massa krim yang stabil.

+ +
Campuran 1 Campuran 2 Ekstrak kental

Campuran 3

14
3. EVALUASI SEDIAAN

15
UJI ORGANOLEPTIS
Hasil :
✢ Memiliki warna coklat
✢ Bau seperti esktrak
✢ Konsistensi cukup padat

✢ Permasalahan : karena sediaan dibuat sebagai krim


wajah, hasil tersebut dapat mengakibatkan kurangnya
penerimaan oleh konsumen.

Want big impact?


✢ Solusi : penambahan pewarna dan pewangi yang
sesuai ke dalam formulasi
Use big image.
16
UJI HOMOGENITAS

Tujuan :
mengetahui tercampurnya bahan-bahan pada sediaan krim (Juwita, 2013).
Sebagai Parameter yang menunjukkan kualitas sediaan karena akan
mempengaruhi efek terapi dari sediaan tersebut.

Pengujian : dicuplik sampel krim kemudian dioleskan pada kaca obyek dan
diratakan lalu diamati secara visual susunan partikel dan ketidak
homogenan.

jika dioleskan pada sekeping kaca tidak adanya


pemisahan antara komponen penyususnnya
17
HASIL UJI HOMOGENITAS
Replikasi Hasil Gambar

1 Homogen

2 Homogen

3 Want big impact?


Homogen
Use big image.
18
EVALUASI STABILITAS
Uji pH
Tujuan:
✢ memastikan bahwa sediaan krim aman saat diaplikasikan sehingga tidak
mengiritasi kulit (Juwita, 2013).
✢ pH yang rendah atau dalam keadaan asam dapat mengiritasi kulit, jika
sebaliknya pH basa dapat mengakibatkan kulit menjadi kering pada saat
diaplikasikan (Ainaro et al., 2015).
Menurut SNI 16-4399-1996 dalam Astikah (2015) menyatakan bahwa
krim yang ideal adalah yang sesuai dengan pH kulit, yaitu berkisar 4,5-8,0.
PROSEDUR PENGUJIAN:
 Uji dilakukan dengan mengambil 0,2 gram sediaan krim dan dilarutkan
dalam 20 ml air. Kemudian digunakan pH stik untuk melihat pH sediaan.
Uji dilakukan dengan 3 kali pengulangan.

19
HASIL UJI pH
Uji ke - Nilai pH Gambar hasil pengamatan

Dari hasil pengamatan


1 5 diperoleh hasil yang
sama yakni nilai pH 5.
Hasil ini sesuai yang
diinginkan, dimana
2 5
sediaan krim memiliki
pH sesuai dengan
rentang pH normal kulit.

3 5

20
UJI DAYA SEBAR
Tujuan dan Syarat Uji Daya Sebar

Tujuan : Pengujian daya sebar dilakukan untuk melihat


kemampuan penyebaran krim pada permukaan kulit (Voight,
1995).

Syarat: Daya penyebaran krim yang baik adalah 5-7 cm


(Genatrika, dkk., 2016).

21
UJI DAYA SEBAR
Prosedur Pengujian Daya Sebar

Pengujian daya sebar dilakukan dengan cara menimbang sebanyak 0,5


gram sediaan krim lalu diletakkan di tengah alat kaca dan kaca penutup
yang sudah ditimbang sebelumnya. Kemudian, beban seberat 50 gram
diletakkan di atasnya lalu didiamkan selama 1 menit dan diukur
diameter penyebarannya. Prosedur diulangi untuk beban seberat 100
gram (Shovyana, 2013).

22
HASIL UJI DAYA SEBAR
Pengujia Sebelum Diberi Setelah Diberi Setelah Diberi
Diameter
n ke- Beban (cm) Beban 50 g (cm) Beban 100 g (cm)

Vertikal 3,4 4,3 4,6


Horizontal 3,3 3,6 4,3
1
Diagonal 1 3,3 4,2 4,4
Diagonal 2 3,3 4,1 4,3
Vertikal 3,3 4,3 4,7
Horizontal 3,3 4,2 4,5
2
Diagonal 1 3,6 4,2 4,5
Diagonal 2 3,5 4,1 4,4
Vertikal 3,5 4,4 4,6
Horizontal 3,4 4,1 4,5
3
Diagonal 1 3,7 4,3 4,6
Diagonal 2 3,5 4,2 4,4

23
UJI DAYA LEKAT
Tujuan dan Syarat Uji Daya Lekat
✢ Tujuan : untuk mengetahui kemampuan krim melekat,
lamanya kontak antara basis dengan kulit menjamin waktu
kontak yang efektif memberikan efek.

✢ Syarat: Daya lekat krim yang baik adalah >4detik


(Genatrika, dkk., 2016).

24
UJI DAYA LEKAT
Prosedur Pengujian Daya Lekat

✢ Uji daya lekat dilakukan dengan cara meletakkan sejumlah basis


krim secukupnya di antara kedua kaca objek. Kemudian diberi
beban 1 kg selama 5 menit. Kedua objek tersebut dipisahkan
dengan menarik kaca objek yang di atas dengan beban seberat 80
g melewati, sedangkan kaca objek yang di bawah ditahan dengan
beban. Lamanya waktu yang diperlukan untuk memisahkan kedua
objek tersebut dicatat sebagai waktu lekat.

25
UJI DAYA LEKAT
Hasil Uji Daya Lekat

✢ Pada replikasi 1, 2 dan 3 diperoleh waktu lekat 1,79 detik, 3,29


detik, dan 10 detik.
✢ Rata-rata selama 5,02 detik
✢ Telah memenuhi syarat daya lekat untuk dapat memberikan
efek.

26
DETERMINASI TIPE EMULSI
Tujuan pengujian
Determinasi tipe emulsi dilakukan untuk menguji/membuktikan
bahwa krim yang dibuat termasuk ke dalam tipe emulsi A/M.

Prosedur Pengujian
Determinasi tipe emulsi krim menggunakan metode
pengenceran. Satu tetes krim diteteskan ke dalam 30 ml air.
Krim tipe m/a akan terdistribusi merata pada medium air. Krim
tipe a/m tidak akan terdistribusi merata pada permukaan air.
Metode ini didasrkan pada kelarutan emulsi dalam cairan yang
menyusun fase kontinyu. Emulsi tipe A/M akan terencerkan oleh
minyak dan emulsi tipe M/A akan terencerkan oleh air .

27
DETERMINASI TIPE EMULSI

Hasil Pengujian Determinasi Tipe Emulsi


Berdasarkan hasil pengujian pada tabel diatas, tipe
emulsi krim yang dibuat adalah sehingga tipe emulsi
air dalam minyak. Hal ini dikarenakan krim tersebut
ketika diuji tidak tersebar atau terdistribusi merata.

Uji ke Hasil
1 Tidak terdistribusi merata
2 Tidak terdistribusi merata
3 Tidak terdistribusi merata

28
KESIMPULAN
Formulasi sediaan krim antioksidan dari daun sirsak (Annona muricata Linn.)
terdiri atas ektrak daun sirsak (bahan aktif), paraffin liquidum (emollient), asam
stearate (emulgator), trietanolamin (emulgator), adeps lanae (emollient), sodium
benzoate (pengawet), dan aquadest (pelarut). Hasil evaluasi sediaan
didapatkan bahwa untuk organoleptis berwarna coklat, memiliki bau seperti
ekstrak, dengan konsistensi lembut, sediaan krim homogen dengan pH 5
(memenuhi syarat) dimana daya lekat selama 5,02 detik (memenuhi syarat) dan
daya sebar diperoleh diameter sebar replikasi 1,2, dan 3 diperoleh diameter
berturut-turut pada beban 1(kaca) sebesar 3,425cm;3,425cm;dan 3,525 cm,
beban 2(kaca+50g beban) sebesar 4,05 cm;4,2 cm;dan 4,25cm dan beban 3
(kaca+100g beban) sebesar 4,4cm;4,525cm;dan 4,525 cm (tidak memenuhi
syarat) dan tipe emulsi sediaan krim adalah A/M.

29
Thanks!
Any questions?

30

Anda mungkin juga menyukai