Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KOSMETOLOGI

“LIPBALM”

Dosen pengampu:
1. Apt. Andita Eltivitasari, M.Pharm.Sci.
2. Apt. Nur Ismiyati, M.Sc

Disusun oleh:
1. Pita Ernawati 20484092
2. Teresia Pau 20484093
3. Joisce Leony Ellysabeth Carin 20484094
4. Riswanda Nur Anggi Azizah 20484095

LABORATORIUM PRAKTIKUM KOSMETOLOGI


PROGRAM STUDI D3 FARMASI
POLTEKKES BHAKTI SETYA INDONESIA YOGYAKARTA
2022
A. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mengetahui, memahami serta mampu menjelaskan cara pembuatan
lipbalm dan mengevaluasinya.
B. Dasar Teori
Kosmetika adalah bahan atau sediaan yang dimaksud untuk digunakan pada bagian
luar tubuh manusia (rambut, kuku dan organ genital bagian luar) atau gigi dan mukosa
mulut terutama untuk membersihkan, mengharumkan, mengubah penampilan dan
memelihara tubuh pada kondisi baik. Kosmetik dekoratif adalah kosmetik yang diperlukan
untuk merias atau menutup cacat pada kulit sehingga menghasilkan penampilan lebih
menarik serta menimbulkan efek psikologis yang baik, seperti percaya diri. Terdapat
beberapa contoh dari kosmetik dekoratif yaitu lipstik, lipbalm, bedak, dan eye-shadow
(Dini, 2015).
Bibir merupakan salah satu bagian kulit yang membutuhkan perlindungan agar
kelembaban bibir tetap terjaga. Hal ini disebabkan karena bibir tidak memiliki folikel rambut
dan kelenjar keringat serta lapisan korneum yang sangat tipis dibanding kulit biasa yakni
terdiri 3-4 lapisan. Karena kulit bibir lebih tipis, bibir menjadi lebih mudah luka dan
mengalami perdarahan. Bibir merupakan bagian kulit yang paling sensitif terhadap cuaca
panas dan dingin yang bisa menyebabkan kerusakan pada bibir yaitu, bibir menjadi kering
dan pecah-pecah (Ambari et al., 2020).
Selain cuaca panas dan dingin, paparan sinar UV matahari serta dapat merusak sel
keratin bibir yang berfungsi melindungi bibir. Sel keratin yang rusak akan terkelupas
sehingga bibir terlihat pecah-pecah, bibir menjadi kering dan warna bibir menjadi kusam.
Selain kusam, bibir yang pecah-pecah dapat menimbulkan rasa nyeri, tidak nyaman
dipandang serta kulit bibir semakin tidak sehat. Untuk memperbaiki kondisi bibir tersebut
diperlukan sediaan kosmetik lip balm yang dapat merawat bibir (Ayu, 2021).
Lip balm adalah sediaan yang diaplikasikan pada bibir untuk mencegah bibir kering
dan melindungi dari efek lingkungan yang buruk. Lip balm digunakan sebagai langkah
awal untuk mencegah terjadinya masalah bibir. Lip balm merupakan sediaan kosmetik
yang diaplikasikan pada bibir dengan komponen utama seperti lilin, lemak dan minyak
dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kekeringan pada bibir dengan meningkatkan
kelembaban bibir dengan cara membentuk lapisan minyak yang tidak dapat bercampur
pada permukaan bibir. Lapisan yang terbentuk oleh lip balm merupakan lapisan pelindung
bibir dari lapisan luar.
Penggunaan lip balm bertujuan lebih kepada perawatan bibir daripada untuk tujuan
riasan yaitu untuk melindungi dan menjaga kelembaban bibir. Secara umum, lip balm
mengandung zat pelembab dan vitamin yang dapat memproteksi bibir. Lip balm atau salep
bibir adalah lilin substansi dioleskan pada bibir yang digunakan untuk menjaga bibir agar
tidak mudah kering dan pecah-pecah. Biasanya lip balm digunakan untuk bibir yang
membutuhkan proteksi, umpamanya pada keadaan udara dingin dengan kelembaban
yang rendah dan untuk mencegah penguapan air pada cuaca yang panas. Lip balm
merupakan sediaan kosmetik yang dibuat dengan basis yang sama dengan basis lipstick
(Nazliniwaty et al., 2019).
C. Alat dan Bahan
Alat Bahan
Batang pengaduk Setil alkohol 8 gr
Sendok tanduk Adeps lanae 11 gr
Water bath Cera alba 16 gr
Cawan Porselin Tween 80 5 gr
Gelas Ukur Nipagin 0,2 gr
Neraca Analitik Pewangi qs
Beaker glass Paraffin cair ad 100
pH Universal

D. Cara Kerja

Cera alba dimasukkan ke dalam cawan porselin, dilebur di atas water bath kemudian
ditambahkan setil alkohol,adeps lanae,paraffin cair,dilebur sampai homogen

Tambahkan tween 80, aduk sampai homogen

Tambahkan nipagin, aduk sampai homogen

Tambahkan minyak permen, aduk hingga homogen

Masukkan kedalam wadah yang bersih yang telah disiapkan.


E. Hasil dan Pembahasan
Evaluasi Sediaan Sabun Batang
1. Uji Organoleptis
Uji organoleptik dilakukan dengan mengamati tampilan fisik sediaan dengan cara
melakukan pengamatan terhadap bentuk, warna, dan bau dari sabun. Berikut tabel hasil
pengamatan sabun batang:
Replikasi Bentuk Bau Warna
1 Semi padat Strawberry (Minyak permen) Kuning
2 Semi padat Strawberry (Minyak permen) Kuning
3 Semi padat Strawberry (Minyak permen) Kuning

2. Uji Nilai pH
Sejumlah lipbalm dilarutkan dalam aquadest 1:1. Nilai ph diukur menggunakan
kertas indikator pH. Sediaan diukur ph nya sebanyak 3 kali pengulangan. Pengamatan
dilakukan sebelum dan setelah penyiimpanan untuk mengetahui perubahan nilai Ph dari
sediaan yang dihasilkan. Lipbalm sebaiknya memiliki ph yang sesuai dengan ph kulit
yaitu 4,5-6,5. Berikut hasil uji nilai pH lipbalm:
- Alat yang digunakan : Kertas indikator pH
- Syarat nilai Ph sediaan : 4,5-6,5
Replikasi Nilai pH
1 5
2 6
3 6
Rata-rata 5,6

3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan cara mengoleskan sampel sebanyak 0,1 g pada
gelas objek lalu diamati. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sediaan harus
terdispersi merata dalam sediaan. Berikut hasil uji homogenitas lipbalm:
Replikasi Homogenitas
1 Homogen
2 Homogen
3 Homogen
4. Uji Daya Lekat
Sediaan diletakkan diatas obyek glass yang telah ditentukan luasnya, obyek glass
yang lain diletakkan diatas sediaan, diletakkan beban 500 g selama 5 menit. Obyek
glass dipasang pada alat tes daya lekat, kemudian melepaskan beban 80 gram dan
mencatat waktu yang diperlukan obyek glass untuk saling terlepas. Syarat daya lekat
sediaan yaitu >4 detik. Berikut hasil uji daya lekat lipbalm:
Replikasi Daya lekat(detik)
1 3,30
2 2,34
3 3,71
Rata-rata 3,11

5. Uji Daya Sebar


Sebanyak 0,5 gram sediaan diatas kaca bulat berskala pada bagian tengah,
kemudian ditutup dengan kaca bulat lain yang sudah ditimbang dan diketahui beratnya.
Kaca penutup diangkat dan diukur diameter penyebaran krim secara membujur dan
melintang. Beban seberat 50 gram ditambahkan setiap satu menit hingga berat total
mencapai 250 gram. Rata-rata diameter penyebaran sediaan setiap penambahan beban
dicatat dengan satuan cm. Persyaratan daya sebar untuk sediaan topikal adalah 3-5 cm2.
Berikut hasil uji daya sebar lipbalm:
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

Beban D1 D2 Rata D1 D2 Rata- D1 D2 Rata-


(cm) (cm) -rata (cm) (cm) rata (cm) (cm) rata

10 g 3,5 3,5 3,5 3,5 3,6 3,55 3,6 3,6 3,6


100 g 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,6 3,7 3,8 3,75
150 g 3,8 3,8 3,8 3,8 3,7 3,75 3,8 4,0 3,9
200 g 4,0 4,0 4,0 4.0 3,8 3,9 4.0 4,5 4,25
250 g 4,5 4,5 4,5 4,5 4,0 4,25 4,4 4,6 4,5

Pembahasan

Lip balm adalah sediaan yang diaplikasikan pada bibir untuk mencegah bibir kering
dan melindungi dari efek lingkungan yang buruk. Lip balm digunakan sebagai langkah
awal untuk mencegah terjadinya masalah bibir. Lip balm merupakan sediaan kosmetik
yang diaplikasikan pada bibir dengan komponen utama seperti lilin, lemak dan minyak
dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kekeringan pada bibir dengan meningkatkan
kelembaban bibir (Ambari et al., 2020).
Pada praktikum ini dilakukan pembuatan lipbalm dengan bahan setil alkohol sebagai
pengental, adeps lanae sebagai pelunak, cera alba sebagai pengeras, tween 80 sebagai
surfaktan, nipagin sebagai pengawet, pewangi, dan paraffin cair sebagai emmolient.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu memasukkan cera alba ke dalam cawan porselin,
dilebur di atas water bath. Kemudian ditambahkan dengan setil alkohol adeps lanae dan
paraffin cair dilebur hingga tercampur homogen. Cera alba dileburkan terlebih dahulu dari
pada bahan yang lain karena cera alba membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melebur
dari pada setil alkohol. Langkah selajutnya yaitu menambahkan tween 80 dan nipagin,
kemudian diaduk hingga homogen setelah homogen kemudian ditambahkan pewangi atau
minyak permen. Penambahan ini dilakukan pada tahap terakhir karena minyak permen atau
pewangi memiliki sifat yang mudah menguap.
Evaluasi yang dilakukan untuk mengevaluasi sediaan Lip balm adalah uji
organoleptis, uji pH, uji homogenitas, uji daya lekat, dan uji daya sebar masing-masing
sebanyak tiga kali replikasi. Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati bentuk, bau,
dan warna. Didapatkan hasil yang sama pada tiga kali replikasi dengan bentuk semi padat,
bau strawberry (minyak permen) dan warna kuning. Uji pH dilakukan dengan alat ph
universal dan syarat pH kulit yaitu 4,5-6,5 didapatkan hasil nilai pH 5,6 dan sediaan yang
dihasilkan sudah memenuhi syarat pH kulit bibir. Uji homogenitas diamati apakah sediaan
terdispersi secara rata dengan objek glass atau tidak. Hasil rerata tiga kali replikasi uji
menunjukan bahwa sampel homogen dan semua bahan lip balm telah terdispersi secara
merata.
Uji daya lekat dilakukan diatas obyek glass dan diletakan beban 500 gr selama 5
menit dengan syarat uji >4 detik. Uji daya lekat dilakukan untuk mengetahui lama
bertahannya sediaan yang melekat pada kulit. Semakin besar daya lekat maka sediaan
semakin lama melekat pada kulit, sehingga akan efektif dalam melembabkan. Jika daya
lekat terlalu lama maka akan menimbulkan rasa tebal dan tidak nyaman pada
pemakaiaanya. Didapatkan hasil 3,15 detik dari rerata tiga kali replikasi. Hasilnya tidak
memenuhi syarat karena kurang dari 4 detik.
Uji daya sebar dilakukan diatas kaca bulat yang berskala pada bagian tegahnya dan
diberi beban 50 gram setiap 1 menit hingga mencapai 250 gr. Dengan syarat sebar 3-5 cm2.
Pada replikasi pertama didapatkan hasil rerata 3,88 cm2, pada replikasi kedua didapatkan
hasil rerata 3,81 cm2, replikasi ketiga didapatkan hasil 4 cm2 dan diperoleh rerata dan ketiga
replikasi yaitu 3,90 cm2.. Sediaan yang baik memiliki daya sebar yang besar pada
pegaplikasian di permukaan kulit tanpa memerlukan tekanan. Dapat disimpulkan bahwa
ketiga replikasi tersebut sudah memenuhi syarat uji daya sebar pada sediaan topikal.
Tugas

1. Apa saja titik kritis pembuatan lipbalm?


Jawab: Titik kritis pada pembuatan lipbalm adalah pada saat pemanasan dan
pengadukan bahan.
2. Bagaimana mengontrol titik kritis pembuatan lipbalm?
Jawab: Pada saat pemanasan suhunya 90°C dan pada saat pengadukan dilakukan
dengan hati-hati dan harus benar-henar homogen.
3. Isilah tabel berikut
Nama bahan Fungsi Rentang Sumber pustaka
konsentrasi teoritis
Setil alkohol Pengental 2-10 % (Dewi et al., 2022)
Adeps lanae Pelunak 10-5% (Dewi et al., 2022)
Cera alba Pengeras 3-6% (Widayanti et al.,
2014)
Tween 80 Surfaktan 5% (Dewi et al., 2022)
Nipagin Pengawet 0,02%-0,3% (Dewi et al., 2022)
Paraffin cair Emollient -

F. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Lip balm adalah sediaan yang diaplikasikan pada bibir untuk mencegah bibir kering
dan melindungi dari efek lingkungan yang buruk.
2. Uji organoleptis menghasilkan sediaan lipbalm dengan bentuk semi padat, wangi
strawberry (minyak permen), dan berwarna kuning.
3. Uji homogenitas sudah memenuhi syarat yaitu sediaan lipbalm terdispersi secara
sempurna.
4. Pada uji ph memenuhi syarat sediaan yaitu 5,6.
5. Pada uji daya lekat sediaan lipbalm belum memenuhi syarat uji daya lekat karena
hasilnya 3,15 detik dan hasilnya kurang dari 4 detik.
6. Pada uji daya sebar sudah memenuhi syarat uji daya sebar pada sediaan topikal yaitu
3,90 cm2.
DAFTAR PUSTAKA

ambari, Y., Hapsari, F. N. D., Ningsih, A. W., Nurrosyidah, I. H., & Sinaga, B. (2020). Studi
Formulasi Sediaan Lip Balm Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia Sappan L.) Dengan
Variasi Beeswax. Journal Of Islamic Pharmacy, 5(2), 36–45.
Https://Doi.Org/10.18860/Jip.V5i2.10434

Ayu, D. P. (2021). Formulasi Dan Evaluasi Pelembab Bibir (Lip Balm) Ekstrak Bunga Mawar
(Rosa Damascena Mill). 1(3), 248–253.

Dewi, K. P., Sumarlini, T., & Irianto, I. D. K. (2022). Pemanfaatan Sari Buah Jambu Biji Merah
( Psidiumguajava Linn .). Farmasi, 4(1), 29–35.

Dini, P. (2015). Analisis Perilaku Pemakaian Kosmetik Rias Wajah (Dekoratif) Pada Remaja
Pubertas (Suatu Survei Yang Dilakukan Pada Siswi Kelas Xi Sma Negeri 86 Jakarta).
Paper Knowledge . Toward A Media History Of Documents, 3(April), 49–58.

Nazliniwaty, Laila, L., & Wahyuni, M. (2019). Pemanfaatan Ekstrak Kulit Buah Delima
(Punica Granatum L.) Dalam Formulasi Sediaan Lip Balm. Jurnal Jamu Indonesia, 4(3),
87–92. Https://Doi.Org/10.29244/Jji.V4i3.153

Widayanti, A., Sarteka, F., & Sutyasningsih. (2014). Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Cera
Alba Sebagai Wax Terhadap Nilai Viskositas Lipgloss Sari Buah Bit (Beta Vulgaris L.).
Jurnal Farmasains, Fakultas Farmasi Dan Sains Uhamka. Jakarta., 4(2), Hlm. 159-164.
LAMPIRAN

Gambar 1 Hasil Sediaan Lipbalm Gambar 2 Proses Pembuatan

Gambar 3 Uji Nilai Ph Gambar 4 Uji Homogenitas


Gambar 5 Uji Daya Sebar Gambar 6 Uji Daya Lekat

Gambar 7 Label kemasan Lipbalm

Anda mungkin juga menyukai