Anda di halaman 1dari 3

Tugas P11.

Fitoterapi Laktagoga (Pelancar Asi)


ANGGOTA KELOMPOK:
1. Teresia Pau 20484093
2. Joisce Leony Ellysabeth Carin 20484094
3. Riswanda Nur Anggi Azizah 20484095
4. Bertha Yanti Kisiwaitow 20484096*
Bahan Kasus : Ibu H baru saja melahirkan anak pertamanya. Ia khawatir akan produksi ASI –
nya yang sedikit. Beliau berkonsultasi dengan seorang terapis apakah ada obat tradisional yang
dapat memperlancar ASInya, mengingat setelah selesai cuti, ia akan kembali bekerja sehingga
waktu menyusui menjadi berkurang.
➢ Analisis Kasus : Seorang ibu datang kepada seorang terapis, beliau datang untuk
berkonsultasi setelah melahirkan anak pertamanya karena khawatir akan produksi ASI-nya
yang sedikit. Beliau menanyakan apakah ada obat tradisional yang dapat memperlancar
asinya. Karena setelah cuti beliau akan Kembali bekerja dan takut waktu menyusuinya
menjadi berkurang.
➢ Formula jamu godogan dan efek farmakologinya :
Bahan simplisia Banyak Efek Farmakologi
Daun katuk 25 gr Meningkatkan produksi ASI
Daun bangun-bangun 10 gr Meningkatkan produksi ASI
Daun pepaya 5 gr Meningkatkan produksi ASI

➢ Manfaat dari komponen bahan formula jamu laktagoga


• Daun katuk memiliki kandungan protein, lemak, kalsium, posfor, besi, vitamin A,
vitamin B1,vitaminC. Kandungan gizi daun katuk adalah kandungan steroid dan
polifenol yang bisa membantu untuk meningkatkan kadar prolaktin. Kadar prolactin
yang sangat tinggi ini akan membantu untuk meningkatkan, mempercepat dan juga
melancarkan produksi ASI (Baequny et al., 2020).
• Daun Bangun-bangun sendiri punya kandungan flavonoid, saponin, polifenol,
prolactin, dan juga oksitoksi sehingga bermanfaat sekali untuk ibu yang sedang dalam
masa menyusui. Zat besi, magnesium, serta kalium yang terdapat pada daun ini juga
mampu membantu menaikkan berat badan bayi melalui ASI yang ia konsumsi. Salah
satu zat yang dapat membuat produksi ASI meningkat adalah Laktogagum. Banyak ibu
yang telah mengkonsumsi daun ini sebagai pelancar ASI.
• Kandungan quercetin di dalam daun pepaya ternyata bisa meningkatkan hormon
prolaktin. Hormon tersebut yang bisa merangsang produksi ASI.
➢ Cara penyajian jamu godogan
• Ramuan simplisia (sediaan kering) formula jamu pelancar ASI dengan dosis 25 gram
untuk daun katuk, 10 gram daun bangun-bangun, serta 5 gram untuk daun pepaya yang
telah dikemas dan disertai aturan merebus dan minum jamu ( satu kemasan untuk pagi
dan sore), kemudian jamu tersebut diminum secara terus menerus. Pagi formula
peningkat volume ASI direbus dengan lima gelas air, direbus hingga air yang tersisa
kira kira dua gelas untuk diminum pagi satu gelas dan sore satu gelas) selama 28 hari
(Zuraida, 2012)
➢ KIE untuk formula jamu godogan
• Hindari minum jamu bersamaan dengan konsumsi obat dari dokter. Tujuannya untuk
menghindari adanya reaksi tertentu yang berbahaya antara obat dan jamu.
• Jamu dikonsumsi 2 kali sehari pagi dan sore
• Formula jamu pelancar ASI dapat meningkatkan volume ASI
lebih tinggi dibandingkan dengan simplisia tunggal daun katuk dengan dosis 30
gram, hal ini dikarenakan kandungan zat gizi yang terdapat dalam formula jamu
tersebut lebih banyak. salah satu yang mempengaruhi produksi ASI adalah asupan
gizi ibu.
• Bagi Mama yang memiliki riwayat penyakit tertentu, hindari untuk minum jamu.
• Perhatikan reaksi bayi setelah Mama mengonsumsi jamu. Jika bayi menunjukkan reaksi
negatif, seperti diare, kolik, atau lainnya, sebaiknya konsumsi jamu dihentikan. Reaksi
tersebut mungkin gejala alergi atau bayi tidak cocok dengan jamu.

Tugas
1. Hal – hal apa saja yang perlu dipertimbangkan dalam membuat jamu pelancar ASI?
o Membandingkan khasiat jamu pada subyek penderita dengan sediaan simplisia
(rebusan) sebagai kontrol, lalu dibandingkan dengan bentuk kemasan lainnya. Seperti
penyediaan ramuan jamu dalam kemasan kapsul, puyer atau kantung celup.
o Dipertimbangakn air yang digunakan harus air yang bersih dan menggunakan air
mengalir
o Pemilihan bahan baku yang digunakan harus baik bebas dari kerusakan dikarenakan
hama tanaman.
2. Sebutkan contoh bahan alam yang dapat dipergunakan untuk memperlancar ASI pada ibu
menyusui! Jelaskan efeknya berdasarkan penelitian ilmiah
• Daun Katuk
Daun katuk (Sauropus androgynus(L.)Merr.) Daun katuk mengandung vitamin
A, B, C, K, dan pro vitamin A (betakaroten), kalsium, fosfor, zat besi dan serat, juga
berfungsi sebagai antioksidan. bahwa daun katuk juga mengandung steroid
dan polifenol yang dapat meningkatkan kadar prolaktin,hormon pelancar ASI.
Kadar prolaktin yang tinggi ini akan meningkatkan, mempercepat, dan
memperlancar produksi ASI. International Conference on Food Engineering &
Biotechnology, Journal of Sauropus Androgynus Leaf menyebutkan bahwa ekstrak
daun katuk bisa meningkatkan kuantitas produksi ASI hingga 50,7% (Syahadat &
Siregar, 2020).
• Turi (Sesbania grandiflora L.)
merupakan tanaman yang banyak tumbuh disawah, di tepi jalan sebagai pohon
pelindung, dan juga ditanam sebagai tanaman pembatas pekarangan. Tanaman ini
dikenal masyarakat sebagai sayuran dan lalapan. Secara umum turi terkenal sebagai
sayuran dan obat penyakit diare, melancarkan sekresi air susu, mengatasi pusing,
radang tenggorokan, demam, sakit kepala, hidung berlendir, dan rematik. Kandungan
gizi daun turi adalah mengandung karbohidrat, protein, kalsium, mineral, fosfor,
kalium, tanin, glikosida, dan vitamin. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
pemberian ekstrak daun turi (Sesbania grandiflora L.) mampu meningkatkan jumlah
sekresi air susu dan diameter alveolus kelanjar ambing mencit (Mus musculus).
Konsentrasi yang paling efektif terdapat pada perlakuan P3 yaitu konsentrasi yang
paling tinggi sebesar 40 % (Widiyati, 2009).
• Daun kelor
Daun kelor mengandung berbagai macam zat gizi serta sumber fitokemikal. Rendahnya
gizi mikro yang dikonsumsi ibu menyusui akan memengaruhi kemampuan untuk
menyediakan ASI dengan kandungan gizi mikro yang cukup untuk pertumbuhan bayi.
Ana- lisis statistik menggunakan uji t sampel berpasangan dan bebas. Kuantitas ASI
meningkat pada kedua kelompok EK (397±118 menjadi 661±158, p=0,001) dan TK
(449±129 to 600±120, p=0,001). Peningkatan kuantitas ASI berbeda sig-nifikan
antara kelompok EK dan TK (masing-masing 263±41 vs. 151±9, p=0,40). Kadar besi,
vitamin C dan vita-min E tidak berubah sebelum dan sesudah intervensi pada kedua
kelompok (p>0,05). Pemberian EK dan TE dapat meningkatkan volume ASI,
peningkatan volume ASI lebih tinggi pada kelompok yang mendapat EK dibanding TK,
tetapi tidak berpengaruh terhadap kualitas ASI (besi, vitamin C dan vitamin E) (Zakaria
et al., 2016).
➢ Sumber atau Daftar Pustaka
Baequny, A., Supriyono, & Hidayati, S. (2020). Efektivitas Minum Jamu (Ramuan Daun
Katuk, Kunyit, Lempuyangan, Asem Jawa) Terhadap Produksi Asi Pada Ibu Nifas.
15, 274–282.
Syahadat, A., & Siregar, N. (2020). Skrining Fitokimia Daun Katuk ( Sauropus
Androgynus ) Sebagai Pelancar Asi. Jurnal Kesehatan Ilmiah Indonesia, 5(1), 85–89.
Widiyati, S. W. (2009). Pengaruh pemberian ekstrak daun turi (Sesbania grandiflora l.)
terhadap jumlah sekresi air susu dan diameter alveolus kelenjar ambing mencit (Mus
musculus). 1–104.
Zakaria, Hadju, V., As’ad, S., & Bahar, B. (2016). Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun
Kelor Terhadap Kuantitas Dan Kualitas Air Susu Ibu (Asi) Pada Ibu Menyusui Bayi
0-6 Bulan. Jurnal MKMI, 12(3), 161–169.
Zuraida, Z. (2012). Pengaruh Formula Jamu Pelancar Air Susu Ibu (ASI) Terhadap
Peningkatan Volume Asi. 1–59. http://repository.litbang.kemkes.go.id/588/2/157 LIT
- Pengaruh Formula Jamu Pelancar Air Susu Ibu %28ASI%29_ocr cs.pdf

Anda mungkin juga menyukai