Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH KONSUMSI JANTUNG PISANG KEPOK TERHADAP

PENINGKATAN PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS GAMBESI KOTA TERNATE
Sitti Hubaya M1, Karimah S2, Sulima H.G3
1,2,3
Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate, Maluku Utara

Abstrak:Pengaruh Konsumsi Jantung Pisang Kepok Terhadap Peningkatan Produksi ASI Pada
Ibu Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Gambesi Kota Ternate.
Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan produksi ASI pada ibu menyusui yang
mengkonsumsi jantung pisang kepok. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Quasy
Eksperimental dengan Equivalent Time Sampel Design.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu post partum kurang dari 40 hari yang menyusui
di wilayah kerja Puskesmas Gambesi Kota Ternate yang berjumlah 60 orang. Jenis
pengambilan sampel yaitu teknik total sampling. Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini
sebanyak 60 ibu menyusui.
Sampel penelitian dalam rancangan ini adalah dua sampel yang ekivalen waktunya. Teknik
pengumpulan data adalah data primer dengan observasi (pengamatan) secara langsung kepada
responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan diteliti.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Quasy Eksperimental dengan Equivalent Time
Sampel Design. Instrumen dalam penelitian ini adalah menggunakan lembar observasi. Data
diolah dengan system manual dan komputerisasi. Pengolahan data melalui tahap-tahap editing,
coding, entry, dan cleaning. Analisis data dengan cara Bivariat dan Univariat. Penelitian ini
dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Gambesi Kota Ternate di Tahun 2015.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable pengaruh konsumsi jantung pisang kepok
terhadap peningkatan produksi ASI yaitu hasil analisis Odds Ratio menunjukkan ibu yang
mengkonsumsi jantung pisang kapok lebih berpengaruh 4,750 kali lebih besar untuk mengalami
peningkatan produksi ASI dari pada yang tidak mengkonsumsi jantung pisang kapok (OR =
4,750; 95% CI: 1,584-14,245) dan secara statistik menunjukkan ada hubungan yang bermakna
(p = 0,009).

Number ofReferences: 17 (2001-2015)

PENDAHULUAN melalui aliran darah serta merangsang


sel-sel pembuat ASI untuk memproduksi
1.1 Latar Belakang ASI.
Air Susu Ibu (ASI) adalah Menyusui sejak dini mempunyai
makanan bayi yang paling penting, dampak yang positif baik bagi ibu
terutama pada bulan-bulan pertama maupun bayinya.Bagi bayi, menyusui
kehidupan bayi. Proses keluarnya Air mempunyai peran penting untuk
Susu Ibu (ASI) yang sangat berpengaruh menunjang pertumbuhan, kesehatan dan
dalam produksi ASI adalah hormonal kelangsungan hidup bayi karena ASI
yaitu prolaktin dan oksitosin. Hormon kaya dengan zat gizi dan antibodi.
prolaktin berperan dalam proses produksi Sedangkan bagi ibu, menyusui dapat
ASI.Hormon ini diproduksi oleh kelenjar mengurangi morbiditas dan mortalitas
pituitari, berada didalam otak yang karena proses menyusui akan
berpengaruh terhadap berbagai fungsi merangsang kontraksi uterus sehingga
fisiologis tubuh. Prosesnya saat bayi mengurangi perdarahan pasca
menyusu, rangsangan sensorik akan melahirkan. Menyusui dalam jangka
dikirim ke otak, lalu direspon otak panjang dapat memperpanjang jarak
dengan mengeluarkan hormon prolaktin kelahiran karena masa amenorhoelebih
yang akan kembali menuju payudara
1 | JURNAL KESEHATAN Vol.VIII No.1
panjang.UNICEF dan WHO membuat pencegahan dan pengobatan penyakit,
rekomendasi pada ibu terutama untuk penyakit kronis, penyakit
untuk menyusui eksklusif selama 6 bulan degeneratif dan kanker.WHO juga
kepada bayinya.Sesudah umur 6 bulan, mendukung upaya-upaya dalam
bayi baru dapat diberikan makanan peningkatan keamanan dan khasiat dari
pendamping ASI (MP-ASI) dan ibu tetap obat tradisional.Penggunaan obat
memberikan ASI sampai anak berumur tradisional secara umum dinilai lebih
minimal 2 tahun. Pemerintah Indonesia aman daripada penggunaan obat modern.
melalui Kementerian Kesehatan juga Hal ini disebabkan karena obat
merekomendasikan para ibu untuk tradisional memiliki efek samping yang
menyusui eksklusif selama 6 bulan relatif lebih sedikit daripada obat modern
kepada bayinya, namun pada hasil dalam penggunaan yang tepat dan
Riskesdas sampai pada tahun 2013 rasional.
cakupan ASI eksklusif sebesar 30,2%. Agar ibu berhasil dalam
Riskesdas 2013 tentang layanan memberikan ASI secara eksklusif, maka
kesehatan tradisional (Yankestrad) terdiri ibu yang sedang menyusui bayinya harus
dari 4 jenis yaituyankestrad ramuan mendapat tambahan makanan untuk
(pelayanan kesehatan yang menggunakan menghindari kemunduran dalam
jamu, aromaterapi, gurah, homeopati dan pembuatan danproduksi ASI. Jika
spa), keterampilan dengan alat makanan ibu terus-menerus tidak
(akupuntur, chiropraksi, kop/bekam, memenuhi asupan gizi yang cukup, tentu
apiterapi, ceragem dan akupresur), kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam
keterampilan tanpa alat (pijat-urut, pijat- payudara ibu tidak akan bekerja dengan
urut khusus ibu/bayi, pengobatan patah sempurna dan pada akhirnya akan
tulang dan refleksi), dan keterampilan berpengaruh terhadap produksi ASI. Ibu
dengan pikiran (hipnoterapi, pengobatan menyusui harus memperhatikan beberapa
dengan meditasi, prana dan tenaga hal untuk meningkatkan kualitas dan
dalam), dan hasil penelitian tersebut jumlah volume ASI yang dimilikinya.
menunjukkan sebanyak 89.753 dari Jumlah ASI sedikit bisa diatasi ibu
294.962 (30,4%) rumah tangga di dengan mengkonsumsilabu siam dan
Indonesia memanfaatkan yankestrad kacang panjang20, daun katuk dan
16
dalam 1 tahun terakhir.Untuk jantung pisang. Sayur-sayuran tersebut
memperlancar produksi ASI sejumlah terbukti mampu meningkatkan volume
usaha bisa dilakukan yaitu dengan air susu ibu.
mengkonsumsi sejumlah booster ASI Provinsi Maluku Utaramemiliki
seperti herbal (daun katuk, daun kelor, luas wilayah sekitar 140.255.36Km2,
jantung pisang dan lainnya).Obat herbal dengan iklim tropis yang ditumbuhi
telah diterima secara luas hampir di berbagai jenis tanaman di pemukiman
seluruh negara di dunia. Menurut WHO yang dimanfaatkan oleh leluhur untuk
(World Health Organization) negara- kesehatan sebagai obat herbal.Kota
negara di Afrika, Asia dan Amerika Latin Ternate merupakan salah satu pulau yang
menggunakan obat herbal sebagai ada di Provinsi Maluku Utara,
pelengkap pengobatan primer yang masyarakat Kota Ternate masih
mereka terima,65% dari penduduknya memegang adat istiadat dan kebiasaan
telah menggunakan pengobatan yang turun temurun sebagai warisan dari
tradisional (Depkes RI, 2008). WHO leluhur atau orang tua mengenai
(World Health Organization) pengobatan tradisional dan masih
merekomendasikan penggunaan obat kentalnya kepercayaan masyarakat
tradisional termasuk herbal, dalam tentang kelebihan dan kemanjuran dari
pemeliharaan kesehatan masyarakat, tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk

2 | JURNAL KESEHATAN Vol.VIII No.1


mengatasi berbagai penyakit.Hal ini yang Rancangan penelitian yang
membuat masyarakat di Kota Ternate digunakan adalah
tetap menggunakan obat tradisional QuasyEksperimentaldenganEquivalent
sebagai pengobatan alternatif. Maka tidak Time Sampel Design
jarang penggunaan tanaman obat atau
yang dikenal dengan herbal juga 4.2 PopulasidanSampel
digunakan bagi ibu-ibu pascapersalinan 4.2.1 Populasi
di Kota Ternate. Populasi dalam penelitian ini
Salah satu jenis keanekaragaman adalah seluruh ibu post partum kurang
hayati tersebut adalah jantung pisang dari 40 hari yang menyusui di wilayah
yang merupakan bagian dari tanaman kerja Puskesmas Gambesi Kota Ternate
pisang, dipilihnya jantung pisang untuk yang berjumlah 60 orang.
dapat meningkatkan produksi ASI karena
harganya murah dan untuk 4.2.2 Sampel
memperolehnya sangat mudah.Hampir di Jenis pengambilan sampel yaitu
setiap pekarangan rumah penduduk teknik total sampling. Sehingga jumlah
ditanami pohon pisang sampeldalam penelitian ini sebanyak 60
kepok.Berdasarkan data dari Dinas ibu menyusui. Sampel penelitian dalam
Kesehatan Provinsi Maluku Utara, bahwa rancangan ini adalah dua sampel yang
cakupan pemberian ASI eksklusif tahun ekivalen waktunya.
2014 mencapai 88% dan tahun 2013 Kriteria inklusi (penerimaan) yaitu :
mencapai 90% . 1) Ibu postpartum yang menyusui
Hasil survey pendahuluan pada kurang dari 40 hari.
tanggal 14 sampai dengan 18 April 2015 2) Ibuyangbelumpernah
yang dilakukan oleh penulis terhadap 25 mengkonsumsi jantung pisang kepok
orang ibu menyusui yang mengkonsumsi dalam bentuk sayur bening.
jantung pisang kepok dan 10 orang ibu Kriteria eksklusi (penolakan) yaitu :
menyusui yang tidak mengkonsumsi 1) Ibu postpartum yang menyusui lebih
jantung pisang kepok dalam bentuk sayur dari 40 hari.
bening yang tinggal di wilayah kerja 2) Ibu yang sudah pernah mengkonsumsi
Puskesmas Gambesi Kota Ternate, jantung pisang kapok dalam bentuk
ditemukan bahwa dari 25orang tersebut sayur bening.
tidak memiliki masalah dalam produksi
ASI, sebaliknya dari 10 orang yang tidak 4.3 Teknik Pengumpulan Data
mengkonsumsi jantung pisang kepok Teknik pengumpulan data adalah
memiliki masalah produksi ASI (ASI data primer dengan observasi
kurang). (pengamatan) secara langsung kepada
responden penelitian untuk mencari
perubahan atau hal-hal yang akan
1.2 Rumusan Masalah diteliti.

Apakah konsumsi jantung pisang 4.4 Instrumen Penelitian


kepokberpengaruh terhadap Instrumendalampenelitianiniadala
peningkatan produksi ASI pada ibu hmenggunakanlembarobservasi.
menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas
Gambesi Kota Ternate? HASIL DAN PEMBAHASAN
METODE PENELITIAN
5.1 Hasil Penelitian
4.1 RancanganPenelitian Penelitian ini dilakukan di
wilayah kerja Puskesmas Gambesi Kota

3 | JURNAL KESEHATAN Vol.VIII No.1


Ternate. Subjek penelitian pada Jumlah 60 100

kelompok kasus dalam penelitian ini


Sumber : Data Primer, 2015
adalah ibu post partum kurang dari 40
Tabel 5.1 menunjukkan
hari yang menyusui di wilayah kerja
Puskesmas Gambesi Kota Ternate yang bahwa distribusiresponden
berjumlah 60 orang. berdasarkan umur, persentase
tertinggi berada pada kelompok
5.1.1 Hasil Analisis Deskriptif umur 20 – 35 tahun yaitu sebanyak
Karakteristik Umum Responden 42 orang (70,0%) sedangkan
Pada tahap ini dilakukan persentase terendah berada pada
analisis univariat untuk kelompok umur <20 dan >35 tahun
karakteristik umum responden yaitu sebanyak 18 orang (30%).
yang mencakup umur ibu, tingkat 2) Tingkat pendidikan
pendidikan, pekerjaan, paritas, Tingkat pendidikan
frekuensi makan dan jenis makanan merupakan jenjang pendidikan
dan variabel yang terlibat dalam formal terakhir yang ditamatkan
penelitian ini, dengan tujuan untuk oleh responden. Tingkat
mengetahui distribusi frekuensi pendidikan pada penelitian ini
responden berdasarkan variabel- dibagi dalam 4 kategori yaitu SD,
variabel yang diteliti, mencakup SMP/ sederajat, SMA/ sederajat,
mengkonsumsi jantung pisang dan Akademi/S1. Distribusi
kapok dan peningkatan produksi responden berdasarkan tingkat
ASI. pendidikan di Wilayah Kerja
1) Umur Puskesmas Gambesi Kota Ternate
Umur adalah lama hidup dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut
seorang responden yang dihitung ini.
berdasarkan ulang tahun terakhir.
Umur merupakan salah satu sifat Tabel 5.2.
karakteristik tentang orang dalam
studi epidemiologi dan menjadi Distribusi Responden
variabel yang cukup penting karena Berdasarkan Pendidikan Di Wilayah
sejumlah penyakit yang ditemukan Kerja Puskesmas
dengan berbagai variasi frekuensi Gambesi Kota Ternate Tahun 2015
yang disebabkan oleh umur.
Tingkat n 100
Ditribusi responden berdasarkan Pendidikan
kelompok umur dapat dilihat pada SD 6 10.0
tabel 5.1: SMP/sederajat 18 30.0
SMA/sederajat 22 36.7
Tabel 5.1. Akademi / S1 14 23.3

Jumlah 60 100
Distribusi Responden
Berdasarkan Kelompok Umur Di Sumber : Data Primer, 2015
wilayah kerja Puskesmas Gambesi
Kota Ternate Tahun 2015 Tabel 5.2 menunjukkan bahwa
distribusiresponden berdasarkan
pendidikan dengan persentase
Kelompok n 100
Umur
tertinggi adalah SMA yaitu sebanyak
<20 dan > 35 18 30.0 22 orang (36,7%) Sedangkan
20 – 35 42 70.0 persentase terendah adalah

4 | JURNAL KESEHATAN Vol.VIII No.1


berpendidikan SD yaitu 6 orang Berdasarkan Jenis Makanan Di
(10,0%). Wilayah kerja Puskesmas Gambesi
3) Pekerjaan Kota Ternate
Pekerjaan adalah pekerjaan Tahun 2015
yang dijalani oleh responden, dimana
dibagi dalam beberapa kategori yaitu
PNS, pegawai swasta, wiraswasta,
petani, dan IRT. Distribusi responden
berdasarkan pekerjaan dapat dilihat
pada tabel 5.3 : Jenis Makanan n 100
Ya 38 63,3
Tidak 22 36,7
Tabel 5.3.
Jumlah 60 100
Distribusi Responden
Berdasarkan Pekerjaan Di Wilayah Sumber : Data Primer, 2015
Kerja Puskesmas Gambesi Kota
Ternate Tabel 5.4 menunjukkan
Tahun 2015 bahwa distribusiresponden
berdasarkan jenis makanan, persentase
tertinggi berada pada ibu yang
Pekerjaan n 100
PNS
mengkonsumsi makanan lengkap tiap
17 28.3
Pegawai Swasta 6 10.0 harinya yaitu sebanyak 38 orang
Wiraswasta 3 5.0 (63,3%) sedangkan persentase
Petani 6 10.0
terendah berada pada ibu yang tidak
IRT 28 46.7
lengkap mengkonsumsi makanan tiap
hariya yaitu sebanyak 22 orang
Jumlah 60 100 (36,7%).
Sumber : Data Primer, 2015 5) Konsumsi Jantung Pisang Kepok
Tabel 5.3menunjukkan bahwa Distribusi responden
distribusiresponden berdasarkan berdasarkan ibu menyusui yang
pekerjaan, sebagian besar responden mengkonsumsi jantung pisang kepok
tidak bekerja atau sebagai ibu rumah dapat dilihat pada tabel 5.5 :
tangga dengan persentase sebanyak 28
orang (43,3%) sedangkan persentase Tabel 5.5.
terendah adalah bekerja sebagai Distribusi Responden
Wiraswastasebanyak3 orang (5,0%). Berdasarkan Konsumsi Jantung
Pisang Kepok Di Wilayah kerja
4) Jenis Makan Puskesmas Gambesi Kota Ternate
Jenis makan dalam penelitian ini Tahun 2015
adalah makanan yang dikonsumsi ibu Konsumsi Jantung n 100
menyusui terdiri dari makanan pokok, Pisang Kepok
lauk hewani dan nabati, sayuran dan Ya 30 50,0
Tidak 30 50,0
buah.Distribusi responden berdasarkan
jenis makanan dapat dilihat pada tabel Jumlah 60 100
5.4 : Sumber : Data Primer, 2015
Tabel 5.4. Tabel 5.5 menunjukkan
Distribusi Responden bahwa distribusiresponden
berdasarkan konsumsi jantung pisang
kepok, persentase tertinggi berada

5 | JURNAL KESEHATAN Vol.VIII No.1


pada ibu yang mengkonsumsi jantung dengan variabel dependen
pisang kepoksebanyak 30 orang (peningkatan produksi ASI)
(50,0%) lebih tinggi dari ibu yang ditunjukkan dengan nilai p < 0,05,
tidak mengkonsumsi jantung pisang nilai OR > 1 dan nilai 95% CI tidak
kepok sebanyak 30 orang (50,0%). mencakup angka 1.
6) Peningkatan Produksi ASI 1) Pengaruh konsumsi jantung pisang
Peningkatan produksi ASI dalam kepok terhadap peningkatan
penelitian ini adalah frekuensi produksi ASI
menyusui dilihat dari banyak dan Variabel konsumsi jantung
seringnya ibu dalam memberikan ASI pisang kepok dalam penelitian ini ibu
pada bayi.Distribusi responden menyusui mengkonsumsi bunga yang
berdasarkanpeningkatan produksi ASI dihasilkan oleh pokok pisang yang
dapat dilihat pada tabel 5.6 : berfungsi untuk menghasilkan
buahpisangdan dibagi atas dua
Tabel 5.6. kategori yaitu ya dan tidak. Pengaruh
konsumsi jantung pisang kepok
Distribusi Responden terhadap peningkatan produksi ASI
Berdasarkan peningkatan produksi dapat dilihat pada tabel 5.7 :
ASI Di Wilayah kerja Puskesmas
Gambesi
Tabel 5.7.
Kota Ternate Tahun 2015
Peningkatan Produksi ASI n 100
Pengaruh Konsumsi Jantung Pisang
Ya 33 55,0 Kepok TerhadapPeningkatan Produksi
Tidak 27 45,0 ASIPada Ibu Menyusui DiPuskesmas
Gambesi KotaTernate Tahun 2015
Jumlah 60 100

Sumber : Data Primer, 2015 Konsumsi Peningkatan Produksi ASI OR


n % (95%CI)
Jantung Meningkat Tidak p value
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa Pisang
Kepok
Meningkat
n % n %
distribusiresponden berdasarkan
peningkatan produksi ASI, persentase Ya 22 73,3 8 26,7 30 100 4,750
1,584-14,245
tertinggi berada pada ibu yang Tidak 11 36,7 19 63,3 30 100 0,009
menyusui > 8x/hari sebanyak 33 orang Jumlah 33 55,0 27 45,0 60 100
(55,0%) lebih tinggi dari ibu yang
tidak mengalami peningkatan produksi Sumber : Data Primer, 2015
ASIdilihaat dari frekuensi menyusui <
8x/hari sebanyak 27 orang (45,0%). Tabel 5.7 menunjukkan bahwa
responden yangmengkonsumsi
5.1.2 Hasil Analisis Faktor jantung pisang kepok cenderung
Pengaruh Konsumsi Jantung mengalami peningkatan produksi ASI
Pisang Kepok sebanyak 22 orang (73,3%),
sedangkanrespondenyangtidak
Analisis ini dilakukan untuk mengkonsumsi jantung pisang kepok
mengetahui pengaruh antara variabel cenderung tidak mengalami
independen dan variabel dependen. peningkatan produksi ASI sebanyak
Analisis ini juga merupakan salah satu 19 orang (63,3%).
langkah untuk melakukan seleksi Hasil analisis Odds Ratio
terhadap variabel yang akan masuk ke menunjukkan ibu yang mengkonsumsi
dalam analisis multivariat. Adanya jantung pisang kapok lebih
hubungan antara variabel independen berpengaruh 4,750 kali lebih besar

6 | JURNAL KESEHATAN Vol.VIII No.1


untuk mengalami uyangsedangmemberikanASI
peningkatanproduksi ASI dari pada padabayi,yaitu:mengkonsumsisay
yang tidak mengkonsumsi jantung ur-sayuran dan buah-buahan yang
pisang kapok (OR = 4,750; 95% CI: dapat meningkatkan volume ASI.
1,584-14,245) dan secara statistik Jumlah ASI sedikit bisa diatasi
menunjukkan ada hubungan yang ibu dengan mengkonsumsi
bermakna (p = 0,009). jantung pisang. Sayur-sayuran
tersebut terbukti mampu
5.2 Pembahasan meningkatkan volume air susu
1) Pengaruh konsumsi jantung ibu.
pisang kepok terhadap Sebagai negara yang
peningkatan produksi ASI terletak di kawasan tropis, di
Indonesia banyak ditemukan
Air susu ibu (ASI) adalah jantung pisang atau bunga pada
makanan terbaik untuk bayi pohon pisang. Kandungan nutrisi
karena merupakan makanan dalam jantung pisang antara lain
alamiah yangsempurna, mudah protein, karbohidrat, serat, lemak,
dicerna oleh bayi dan kalsium, fosfor, zat besi, tembaga,
mengandungzat gizi yang sesuai kalium, magnesium, serta vitamin
dengan kebutuhan bayi E.
untukpertumbuhan, kekebalan Hasil penelitian
dan mencegah berbagaipenyakit menunjukkan bahwa responden
serta untuk kecerdasan bayi, aman yangmengkonsumsi jantung
danterjamin kebersihannya karena pisang kepok cenderung
langsung diberikankepada bayi mengalami peningkatan produksi
agar terhindar dari gangguan ASI sebanyak 22 orang (73,3%),
pencernaanseperti diare, muntah sedangkanrespondenyangtidak
dan sebagainya. mengkonsumsi jantung pisang
Agar ibu berhasil dalam kepok cenderung tidak
memberikan ASIsecara eksklusif, mengalami peningkatan produksi
maka ibu yang sedang ASI sebanyak 19 orang (63,3%).
menyusuibayinya harus mendapat Pemanfaatan jantung
tambahan makanan pisang pada masyarakatsudah
untukmenghindari kemunduran banyak ditemui, seperti
dalam pembuatan danproduksi menyembuhkan lukalecet pada
ASI. Jika makanan ibu terus- kaki, memberikan perasaan
menerus tidakmemenuhi asupan kenyangyang lebih lama,
gizi yang cukup, tentu kelenjar- digunakan untuk membuat
kelenjarpembuatair susu dalam sayurkarena kandungan protein
payudaraibu dan vitamin, serta dimakanuntuk
tidakakanbekerjadengan memperlancar dan
sempurnadan pada memperbanyak produksiASI.
akhirnyaakanberpengaruh Pengolahan jantung pisang pada
terhadap produksi ASI.Ibu masyarakatbiasa dilakukan
menyusui harus memperhatikan dengan cara direbus,
beberapa hal untuk meningkatkan diurap,dikukus dan dioseng-
kualitas dan jumlah volume oseng. Jantung pisang
ASIyangdimilikinya.Ada menjadibahan makanan yang
beberapa memiliki banyak manfaat
saranyangperludiperhatikanparaib danmudah didapatkan oleh

7 | JURNAL KESEHATAN Vol.VIII No.1


masyarakat karena bisadengan untuk merangsang alveoli yang
mudah ditanam di pekarangan bekerjaaktif dalam pembentukan
rumah.Dengan pemanfaatan ASI. Hasil penelitian inijuga
jantung pisang batu yangdapat menyatakan bahwa peningkatan
meningkatkan produksi ASI, produksi ASIjuga dirangsang oleh
dapat membantukeberhasilan hormon oksitosin.
program pemerintah Peningkatanhormon oksitosin
(KementerianKesehatan) dalam dipengaruhi oleh polifenol yang
upaya pemberian ASI Eksklusif. adapada jantung pisang batu yang
Berdasarkanhasil analisis akan membuat ASImengalir lebih
Odds Ratio menunjukkan ibu deras dibandingkan dengan
yang mengkonsumsi jantung sebelummengkonsumsi jantung
pisang kapok lebih berpengaruh pisang batu. Oksitosinmerupakan
4,750 kali lebih besar untuk hormon yang berperan untuk
mengalami peningkatanproduksi mendorongsekresi air susu (milk
ASI dari pada yang tidak let down). Peran oksitosin
mengkonsumsi jantung pisang padakelenjar susu adalah
kapok (OR = 4,750; 95% CI: mendorong kontraksi sel-
1,584-14,245) dan secara statistik selmiopitel yang mengelilingi
menunjukkan ada hubungan yang alveolus dari kelenjar
bermakna (p = 0,009). susu,sehingga dengan
Hal ini sesuai dengan berkontraksinya sel-sel miopitel
penelitian yang dilakukan oleh isidari alveolus akan terdorong
Elly Wahyuni, dkk (2012) di keluar menuju saluransusu,
Puskesmas Srikuncoro Bengkulu sehingga alveolus menjadi kosong
Tengah, dari hasil penelitian ini dan memacuuntuk sintesis air
diperoleh bahwa intensitasrata- susu berikutnya.
rata frekuensi ASI sebelum
konsumsi jantung pisang kepok KESIMPULAN DAN SARAN
adalah 5,7 kali. Setelah
mengkonsumsi jantung pisang 4.1 Kesimpulan
kepok mengalami peningkatan Berdasarkan hasil penelitian dan
menjadi 9,75 kali. Perbedaan nilai pembahasan dengan mengacu pada
rata-rata peningkatan Produksi rumusan masalah dan hipotesis
ASI adalah 5,458 dengan peneltian, maka dapat ditarik
sig0,000. Karena < 0,05, kesimpulan sebagai berikut:
kesimpulan Ha diterima yang 1. Distribusi responden berdasarkan
berarti ada pengaruh konsumsi peningkatan produksi ASI,
jantung kepok terhadap persentase tertinggi berada pada
peningkatan produksi ASI. ibu yang mengalami peningkatan
Berdasarkan teori produksi ASIsebanyak 33 orang
Linggadalam Murtiana (2011), (55,0%) lebih tinggi dari ibu yang
yang menyatakan bahwajantung tidak mengalami peningkatan
pisang batu memiliki beberapa produksi ASI sebanyak 27 orang
senyawa yang dapat (45,0%).
meningkatkan produksi dan 2. Ada pengaruh konsumsi jantung
kualitas ASI.Peningkatan pisang kepok terhadap
produksi ASI dipengaruhi oleh peningkatan produksi ASI pada
adanyapolifenol dan steroid yang ibu menyusui di Puskesmas
mempengaruhi reflekprolaktin Gambesi Kota Ternate artinya

8 | JURNAL KESEHATAN Vol.VIII No.1


jantung pisang batu merupakan Moleong, Lexy J. (2007) Metodologi
jenis makanan yang mengandung Penelitian Kualitatif, Penerbit PT Remaja
Laktogogum yaitu suatu zat gizi Rosdakarya. Offset, Bandung.
yang dapat meningkatkan dan Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan
memperlancar produksiASI Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta 2003
terutama pada ibu yang Puswanto Budhi, 2013., Herbal dan
mengalami masalahdalam Keperawatan Komplementer, Yogyakarta:
produksi ASI. Medical Book.
4.2 Saran Putri Widi Nugraheni, 2012, Kunyit
1. Bagi Wilayah kerja Puskesmas sebagai obat Maag, Jawa Tengah
Gambesi Kota Ternate, petugas Prawirohardjo S, 2006, Ilmu Kebidanan
kesehatan khususnya bidan agar dan Kandungan, Jakarta: EGC.
lebih meningkatkan keterampilan Sri Hartati W,2011, Deskripsi penelitian
melalui literatur terbaru, pelatihan dasar tentang herbal Medicine,
serta konseling pada setiap Yogyakarta:UGM.
pemeriksaan ibu hamil, sehingga Sugiyono, 2006, Metodologi Penelitian
memiliki pengetahuan tentang Pendidikan, Pedekatan Kuantitatif,
manfaat yang cukup terhadap kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta.
jantung pisang batu dalam Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan pada
meningkatkan produksi ASI. Masa Nifas, Jakarta: Salemba Medika.
Diharapkan agar peneliti Saryono Arisetiawan, 2010. Metodologi
lain dapat melanjutkan penelitian penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 dan
ini dengan faktor-faktor lain yang S2. Yogyakarta: Medical Book.
dapat meningkatkan produksi ASI Yulianti N, 2009., Sehat cantik, bugar
seperti: sayur katuk, labu siam, dengan Herbal dan Obat Tradisional,
kacang panjang dan buah-buahan Yogyakarta; Andi
yang mengandung banyak air
akan membantu ibu
menghasilkan ASI yang
berlimpah,seperti melon,
semangka, pear, dan banyak lagi
buah-buahan berair serta banyak
faktor lain, seperti psikologi,
pelaksanaan Inisiasi Menyusu
Dini (IMD), statusgizi dan
penggunaan alat kontrasepsi.

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah Amin, 2013. Panduan


Menyusun Proposal Skripsi Tesis &
Disertasi. Jakarta: Smart Pustaka
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta :
Rineka Cipta
Jannah, 2011, Asuhan kebidanan Ibu
Nifas, Jakarta: Ar-Ruzz Media.Manuaba,
2012., Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan KB. Jakarta:EGC.

9 | JURNAL KESEHATAN Vol.VIII No.1

Anda mungkin juga menyukai