ABSTRACT
The Relationship between Daun Bangun and Wake Against Breast Milk Production in Post-partum mothers
in Seribu Dolok Village in 2020 ”. This type of research is descriptive analytic with a total sample of 30
postpartum mothers. Based on the results of the research above, it can be seen that the respondents who
consumed the wake-wake leaves were 22 people (73%) post-partum mothers, while the respondents who did
not consume the wake-wake leaves were as many as 8 people (27%) post-partum mothers. The good milk
production is 25 people (83%) postpartum mothers, while the respondents whose milk production is not
good are 5 people (17%) postpartum mothers using the Chi-Square test obtained a sig value of 0.000 <α =
0.05, df = 2, obtained X2 count> X2 table (19.402> 5,991), this result means that there is a relationship
between leaves and wake of breast milk production in postpartum mothers in the Kelurahan Thousand
Dolok in 2020.
Latar Belakang
mengatakan Daun Bangun-bangun (Coleus asal usulnya, batangnya berbentuk bulat dan
amboinicus, L.), sebutan yang lazim dipakai sedikit berambut, jarang berbunga
oleh orang Batak, merupakan salah satu (warnanya ungu putih) namun mudah sekali
etnobotani Indonesia yang secara turun dibiakkan dengan stek dan cepat berakar di
Utara sebagai menu sayuran sehari-hari dan Tanaman herbal merupakan tanaman
terutama disajikan untuk ibu-ibu yang baru yang biasa digunakan dalam pengobatan
berbagai jenis penyakit. Penggunaan vertigo, sariawan dan anti kanker. Daun ini
tanaman herbal sebagai ramuan obat di mengandung kalium yang berfungsi sebagai
Indonesia telah dikenal sejak dahulu. Saat penimbul rasa tenang, pembersih darah serta
ini penggunaan tanaman herbal sebagai dapat penghilang nyeri. Produksi air susu
salah satu obat alternatif untuk akan optimal jika dalam kondisi yang
menyembuhkan penyakit atau hanya untuk tenang, tidak sakit dan tidak stress. (Astutik,
meningkat. Hal ini disebabkan tanaman Daun bangun – bangun dipercaya dapat
herbal mudah didapat, harga relatif murah, meningkatkan produksi air susu ibu (ASI)
cara pembiakan mudah dan hampir tidak ada dan memiliki kandungan zat gizi tinggi,
efek samping yang ditimbulkan. Di terutama zat besi dan karoten. Konsumsi
khasiat tersendiri. Masyarakat Indonesia mineral seperti zat besi, kalium, seng, dan
amboinicus Lour) merupakan salah satu Utara, daun bangun – bangun diyakini
jenis tanaman herbal. Tradisi masyarakat mampu meningkatkan produksi air susu ibu,
suku Batak percaya bahwa daun bangun – bahwa 4 jam setelah pemberian daun
bangun mampu meningkatkan produksi air torbangun akan meningkatkan volume ASI
susu ibu yang sedang menyusui. Manfaat sebesar 47,4%. Ibu – ibu yang
lain dari daun bangun – bangun adalah mengkonsumsi daun bangun – bangun
sebagai obat asma, batuk rejan, influenza, mengatakan bahwa mereka merasa segar
dan tidak lelah. Komposisi kandungan kimia mempunyai berbagai manfaat lain, seperti
daun bangun – bangun secara ilmiah belum mengurangi kegemukan dan dapat
banyak diketahui. Bahwa daun bangun – membantu melindungi para ibu terhadap
vitamin B1, vitamin B12, beta karoten, timbul dikemudian hari. Namun, angka ibu
niasin, karvakrol, kalsium, asam – asam yang menyusui masih rendah, dan para
lemak, asam oksalat, dan serat. Sementara wanita membutuhkan dukungan dari bidan
menyebutkan bahwa senyawa kimia utama serta tenaga kesehatan lainnya ketika mulai
dalam daun bangun – bangun adalah menyusui dan selama anak masih bayi
terpineol dan selinene. Disamping itu, subjek yang berdiri sendiri ketika budaya,
kandungan daun bangun – bangun sudah dukungan sosial, dan pengetahuan serta
jamu ibu hamil yang menurut penelitian kesehatan secara jelas berdampak terhadap
mempunyai sifat oksitosik, yaitu zat yang angka awal inisiasi serta lamanya pemberian
memiliki sifat merangsang kontraksi yang ASI. Pemberian ASI harus ditempatkan
kuat pada dinding rahim (Astutik, 2019). dalam konteks sosio – politis yang lebih luas
Menyusui merupakan isu kesehatan agar kita dapat memahami mengapa para ibu
masyarakat yang utama. Air Susu Ibu (ASI) membuat pilihan sehubungan dengan
mengandung semua nutrisi yang dibutuhkan pemberian nutrisi untuk bayinya dan untuk
bayi dalam enam bulan pertama membantu para profesional kesehatan dalam
bahwa Air Susu Ibu tidak hanya membantu mereka dalam melakukan praktik. Tujuan
melindungi bayi terhadap infeksi, tetapi juga bab ini adalah untuk mengidentifikasi peran
ASI dalam meningkatkan kesehatan mengkaji manfaat menyusui terhadap
masyarakat serta mengurangi kesenjangan kesehatan serta bahayanya bila langkah ini
terhadap ibu maupun bayinya dengan jalan tidak dilakukan (Pollard, 2019).
untuk waktu dua tahun atau lebih, karena (2018) Persentase bayi 0-5 bulan yang masih
ASI sangat seimbang dalam memenuhi mendapat ASI eksklusif sebesar 54,0%,
kebutuhan nutrisi bayi yang baru lahir dan sedangkan bayi yang telah mendapat ASI
merupakan satu – satunya makanan yang eksklusif sampai usia enam bulan adalah
dibutuhkan sampai usia enam bulan. sebesar 29,5%. Mengacu pada target Renstra
Keuntungan dalam menyusui adalah bahwa tahun 2016 yang sebesar 42%, namun secara
ASI langsung tersedia, tidak mengeluarkan nasional cakupan pemberian ASI eksklusif
biaya, dapat diberikan langsung bila sebesar 80%. Melihat hal ini pemberian ASI
dibutuhkan dan pada suhu yang tepat, dan eksklusif belum memenuhi target nasional.
bayi dapat mengatur jumlah yang Di Sumatera Utara untuk pemberian ASI
dibutuhkannya pada setiap waktu menyusu. eksklusif sudah mencapai target yaitu
Bahan – bahan yang terdapat dalam ASI sebesar 46,8% dari target Renstra 42%
sifatnya eksklusif, tidak dapat ditiru oleh namun belum memenuhi target nasional
bagi ibu maupun bayi. Sekalipun banyak Dalam Jurnal mengatakan bahwa ASI
keuntungan yang dapat diperoleh dari ASI, memiliki peranan penting dalam
seluruh bayi di dunia yang mendapat ASI terutama di periode sensitif (0-24 bulan).
dilaporkan oleh ibu pada masa awal ditemukan di Kelurahan Seribu Dolok
galaktagogum yang berasal dari tanaman yang menyusui bayinya yang dilihat dari
merupakan salah satu upaya yang dilakukan data puskesmas setempat. Berdasarkan
dalam mengatasi hal tersebut. Daun bangun penelitian diatas maka peneliti tertarik untuk
empiris telah diketahui bermanfaat untuk Daun Bangun – bangun Terhadap Produksi
meningkatkan produksi ASI. Beberapa ASI Pada Ibu Nifas di Kelurahan Seribu
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode jumlah ibu nifas dikelurahan seribu dolok
analitik korelasi pendekatan cross sectional berkisar 30 orang dan dianjurkan kepada ibu
yang bertujuan untuk mengetahui Hubungan nifas oleh tenaga kesehatan agar banyak
ASI Pada Ibu Nifas di Kelurahan Seribu Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Dolok Tahun 2020. Penelitian ini dilakukan Ibu nifas yang menyusui di kelurahan seribu
di Kelurahan Seribu Dolok. Dikarenakan dolok tahun 2020 dengan jumlah 30 orang.
Analisa Data
Untuk menganalisis data dilakukan Nifas di Kelurahan Seribu Dolok dengan uji
dengan bantuan komputer. Untuk statistik ini yaitu menggunakan uji Chi
mengetahui hubungan daun bangun – Squre. Apabila α < 0,05 maka ada hubungan
bangun terhadap produksi ASI pada Ibu Daun Bangun-bangun terhadap produksi
ASI pada Ibu Nifas di Kelurahan Seribu gagal ditolak artinya tidak ada hubungan
HASIL PENELITIAN
karakteristik responden menurut umur dapat (50,0%) dan minoritas berumur 18-24 tahun
pertanyaan tentang daun bangun – bangun. produksi ASI pada ibu nifas, sedangkan
Dari pertanyaan tentang daun bangun – minoritas responden yaitu sedikit 7 orang
bangun yang diperoleh mayoritas responden (23%) suku batak yang tidak mengetahui
Berdasarkan tabel terdapat 10 orang (87%) manfaat ASI bagi bayi dapat
ASI bagi ibu nifas yang mengkonsumsi daun bulan, dan 4 orang (13%) responden bagi
bangun – daun bangun. Dari pertanyaan ibu mengurangi resiko terjadinya anemia.
Berdasarkan tabel diatas dapat (73%) ibu nifas, sedangkan responden yang
daun bangun – bangun sebanyak 22 orang sebanyak 8 orang (27%) ibu nifas.
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Produksi Asi Pada Ibu Nifas Di Kelurahan
Seribu Dolok.
diketahui bahwa responden produksi ASI produksi ASI nya tidak baik sebanyak 5
nya yang baik sebanyak 25 orang (83%) ibu orang (17%) ibu nifas.
Uji Chi-Square
sebanyak 8 orang (27%) ibu nifas. yang produksi ASI nya tidak baik sebanyak
Produksi ASI nya yang baik sebanyak 25 5 orang (17%) ibu nifas.
Berdasarkan hasil tabel diatas 5.991), hasil ini berarti ada hubungan daun
diperoleh nilai sig 0,000 < α = 0,05, df = 2 pada ibu nifas di kelurahan seribu dolok
PEMBAHASAN
dengan Produksi ASI pada Ibu Nifas produksi ASI pada ibu nifas di kelurahan
sebanyak 22 orang (73%) ibu nifas, sangat penting untuk menghasilkan air susu
sedangkan responden yang tidak ibu yang berkualitas dan dalam jumlah yang
mengkonsumsi daun bangun – bangun cukup. Karena itu, gizi pada ibu menyusui
sebanyak 8 orang (27%) ibu nifas. Produksi menentukan gizi untuk bayinya. Kurangnya
ASI nya yang baik sebanyak 25 orang (83%) konsumsi makanan ibu baik dalam segi
ibu nifas, sedangkan responden yang jumlah maupun kandungan gizinya akan
produksi ASI nya tidak baik sebanyak 5 menentukan dan berpengaruh terhadap
orang (17%) ibu nifas dengan menggunakan produksi ASI dan juga terhadap
uji Chi-Square diperoleh nilai sig 0,000 < α perkembangan buah hatinya.
(19.402 > 5.991), hasil ini berarti ada (2019), produksi ASI sangat dipengaruhi
oleh makanan yang dimakan ibu, apabila ibu Selain pola makan yang
makan secara teratur dan cukup seimbang, produksi ASI juga sangat
mengandung gizi yang diperlukan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu
mempengaruhi produksi ASI karena kelenjar faktor yang utama adalah faktor kejiwaan.
pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan Ibu yang cemas dan stres dapat mengganggu
Untuk membentuk produksi ASI yang baik, ASI karena menghambat pengeluaran ASI.
makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, Pengeluaran ASI akan berlangsung baik
protein, lemak, dan vitamin, serta mineral pada ibu yang merasa rileks dan nyaman.
yang cukup selain itu ibu dianjurkan minum Ada beberapa jenis stres yang umum dialami
lebih anyak kurang lebih 8-12 gelas/hari. oleh ibu menyusui. Dari mulai khawatir
Komposisi zat gizi dalam 100 akan kurangnya kuantitas produksi ASI, atau
gram daun bangun – bangun dibandingkan merasa kualitas ASInya tidak cukup baik
dengan daun katuk (Sauropus androgymus) untuk sang bayi, takut bentuk tubuh atau
mengandung lebih banyak kalsium, besi dan payudaranya berubah (faktor estetika). Stres
karoten total. Data komposisi daun bangun – akibat perubahan pola / gaya hidup terutama
memperlihatkan bahwa ibu dengan gizi yang eksklusif 6 bulan, stres karena merasa
baik umumnya mampu menyusui bayinya pemberian ASI kurang praktis bagi ibu yang
selama minimal 6 bulan. Sebaliknya pada bekerja, dan stres dari kurang tepatnya
ibu yang gizinya kurang baik, biasanya tidak dukungan suami / sang ayah bagi kegiatan
mampu menyusui bayinya dalam jangka memberikan ASI sebagai makanan terbaik
waktu selama itu bahkan tidak jarang air bagi bayi (Gunawan, 2018).
mempengaruhi produksi ASI adalah tercukupi. Selain pola makan yang eimbang,
fisiologi, faktor istirahat, faktor isapan anak, kejiwaan. Ibu yang tidak mengalami cemas
faktor obat – obatan. Seorang ibu menyusui dan stres akan memproduksi ASI secara
harus memperhatikan beberapa hal ini agar maksimal, sebaliknya pada ibu yang selalu
produksi ASI tetap lancar (Kristiyani, 2019). dalam keadaan tertekan akan berdampak
Menurut penulis, pola makan pada produksi ASInya yaitu volume ASI
yang seimbang yang bergizi tinggi yang berkurang. Adapun hasil penelitian yang lain
lemak, vitamin dan mineral serta air dan peningkatan produksi ASI yang banyak
dapat mencukupi kebutuhan energi dapat dikonsumsi oleh Ibu nifas untuk
memaksimalkan produksi ASI, karena meningkatkan produksi ASI pada saat ibu
makanan yang memenuhi prinsip gizi menyusui, ternyata daun bangun – bangun
seimbang yang dikonsumsi oleh ibu mempunyai standart gizi yang sangat tinggi
didalam tubuh ibu sehingga ibu tetap sehat pada ibu nifas.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA