Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menyusui bayi adalah kewajiban yang harus dilakukan oleh ibu paska melahirkan. Hal ini

di karenakan menyusui memiliki manfaat yang sangat besar bagi pertumbuhan dan

perkembangan bayi serta memberikan efek positif bagi sang ibu. Dampak dari tidak menyusui

dapat menjadikan kerentanan terhadap penyakit baik pada ibu maupun bayi (Maria Pollard,

2017).

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 merekomendasikan untuk

menyusui secara ekslusif dalam 6 bulan pertama kehidupan bayi dan melanjutkanya untuk

waktu dua tahun atau lebih, karena ASI sangat seimbang dalam memenuhi kebutuhan bayi

yang baru lahir dan merupakan satu - satunya makanan yang dibutuhkan sampai usia enam

bulan oleh karena itu sangat dianjurkan untuk menyusu secara ondemand, artinya sesuai

dengan keinginan bayi (Maritalia, 2012).

Data WHO (2018) menunjukkan rata-rata angka pemberian ASI eksklusif di dunia baru

berkisar 40 %. Berdasarkan data International Baby Food Action Network (IBFAN) tahun

2014, Indonesia menduduki peringkat ke 3 terbawah dari 51 negara di dunia yang mengikuti

penilaian status kebijakan dan program pemberian makan bayi dan anak (Infant Young

Child Feeding) Cakupan ASI eksklusif di Indonesia sekitar 37,3%, angka tersebut masih

jauh di bawah rekomendasi WHO yaitu sebesar 50% (Kementerian Kesehatan RI, 2018).

Berdasarkan data dari Kabupaten/Kota diketahui bahwa cakupan bayi yang mendapat

ASI Eksklusif bayi < 6 bulan di Jawa Timur tahun 2021 sebesar 71,7 % Cakupan tersebut
mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2020 (79,0%). Penurunan tersebut

dikarenakan adanya pandemi covid-19 yang menyebabkan jumlah sasaran yang diperiksa

menurun jumlahnya. Namun cakupan ini sudah diatas target RPJMN tahun 2020 yaitu

sebesar 45% (Profil Kesehatan Jatim, 2021).

Jamu tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan

hewan, atau campuran dari bahan keduanya. Penggunaan jamu sudah digunakan secara

turun menurun dan di atur dalam PERMENKES RI/No: 003/MENKES/PER/I/2010. Jamu

yang sering di konsumsi oleh masyarakat Jawa yakni Jamu uyup – uyup (Anggraeni, et al.,

2022)

Jamu uyup – uyup atau jamu gepyokan merupakan jamu yang digunakan untuk

meningkatkan produksi ASI pada ibu yang menyusui. Bahan baku jamu uyup – uyup

bervariasi antar pembuat jamu. Namun, pada umumnya selalu menggunakan bahan dari

tanaman sekitar dan empon – empon seperti daun papaya, daun sembukan, daun meniran,

daun jambu biji serta temulawak. Cara pengolahan pada umumnya jugatidak jauh berbeda

antar penjual jamu (Efrina, et al., 2018).

Jahe merupakan tanaman rimpang yang banyak memiliki khasiat pengobatan,

berdasarkan aroma, warna, bentuk dan besarnya rimpang dikenal tiga jenis jahe yaitu jahe

gajah, jahe emprit dan jahe merah. Jahe mengandung atsiri dan oleoresin yakni senyawa

yang memberikan rasa pahit dan pedas. Senyawa aktif yang menghasilkan produksi ASI

adalah 10-dehydroginger-dione, 10 ginger-dione, 6-gingerdione dan 6 gingerol. Kandungan

senyawa aktif pada jahe adalah galaktogogue alami yang menjanjikan untuk meningkatkan

volume ASI pada ibu menyusui dan tidak memiliki efek samping (Paritakul, et al., 2016).
Hasil studi literature review menyatakan khasiat mengkonsumsi galaktogogue herbal

untuk memperlancar produksi ASI. Konsumsi Jahe dapat meningkatkan laktasi dan

mencegah kekurangan ASI tanpa efek samping. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian efektifitas penggunaan jamu tradisional berbahan dasar jahe

untuk kelancaran produksi ASI di wilayah kerja Puskesmas Tulungrejo, Kecamatan

Glenmore.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh konsumsi jamu tradisional terhadap kelancaran produksi ASI di

wilayah kerja Puskesmas Tulungrejo, Kecamatan Glenmore.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh konsumsi jamu tradisional terhadap kelancaran produksi ASI di

wilayah kerja Puskesmas Tulungrejo, Kecamatan Glenmore.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mendeskripsikan produksi ASI pada ibu nifas yang mengkonsumsi jamu tradisional

melalui peningkatan berat badan bayi di Puskesmas Tulungrejo, Kecamatan

Glenmore.

2. Menganalisis pengaruh konsumsi jamu tradisional terhadap kelncaran produksi ASi

pada ibu nifas di wilayah kerja Puskesmas Tulungrejo, Kecamatan Glenmore.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan serta

menambah wawasan bagi ibu nifas tentang penggunaan jamu tradisional bagi kelancaran

produksi ASI.

1.4.2 Tenaga Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan, pertimbangan

serta kebijakan bagi pelayanan kesehatan dalam tradisi penggunaan jamu tradisional di

wilayah kerja Puskesmas Tulungrejo, Kecamatan Glenmore.

Anda mungkin juga menyukai