Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI JUS KURMA DAN SUSU

KEDELAI TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU MENYUSUI


DI WILAYAH PUSKESMAS LEYANGAN
KABUPATEN SEMARANG

Jazaum Mubarokah *) ; Sri Wahyuni ; Elisa Ulfiana

Jurusan Kebidanan ; Poltekkes Kemenkes Semarang


Jl. Tirto Agung ; Pedalangan ; Banyumanik ; Semarang
Jazaum_mubarokah@yahoo.com
Abstrak

Cakupan ASI eksklusif di Indonesia masih rendah, 32% alasan ibu berhenti memberikan ASI eksklusif
karena mengeluh ASI kurang. Produksi dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin
yang berkaitan dengan nutrisi ibu. Tujuan penelitian untuk membuktikan pengaruh pemberian
kombinasi jus kurma dan susu kedelai terhadap produksi ASI. Penelitian ini dilakukan di wilayah
puskesmas Leyangan Kabupaten Semarang. Jenis penelitian quasi eskperimen dengan Non-equivalent
Control Group Design. Populasinya ibu menyusui di wilayah puskesmas Leyangan Kabupaten
Semarang. Teknik pengambilan sampel non probability sampling dengan teknik purposive sampling,
jumlah sampel 20 responden, 10 kelompok eksperimen diberi kombinasi jus kurma dan susu kedelai
dan 10 kelompok kontrol diberi susu kedelai saja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
kelompok eksperimen yang ada pengaruh terhadap produksi ASI, dengan t hitung sebesar -16,122
dengan p-value sebesar 0,000, dan pada kelompok kontrol juga terdapat pengaruh signifikan dengan t
hitung -11,524 dan p-value 0,000. Hasil uji t indepnedent menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
selisih rata-rata produksi ASI pada kedua kelompok tersebut dengan p-value 0,000 dan t hitung 4,569.
Dari penelitian ini bidan diharapkan dapat mengenalkan kepada masyarakat khususnya ibu menyusui
mengenai manfaat kombinasi jus kurma dan susu kedelai untuk produksi ASI.

Kata kunci : Kombinasi Jus Kurma dan Susu Kedelai, Produksi ASI, Ibu Menyusui

Abstract

The coverage of exclusive breastfeeding in Indonesia is still low, 32% of reasons the mother stopped
giving exclusive breastfeeding for complaining of less milk. Breast milk production and expenditure
are influenced by the hormone prolactin associated with maternal nutrition. The purpose of this study
was to prove the effect of combination of juice of dates and soy milk to milk production in
breastfeeding mothers in the area of puskesmas Leyangan, Semarang regency. This research was
conducted in the area of puskesmas Leyangan, Semarang regency. This research is quasi eskperimen
using Non-equivalent Control Group Design. The population is nursing mothers in the area of
puskesmas Leyangan, Semarang regency. Sampling technique is non probability sampling with
purposive sampling technique, sample size 20 responden, 10 experimental group with combination of
date palm juice and soy milk and 10 control group given soy milk only. The results showed that in the
experimental group there was an effect on milk production, with t arithmetic equal to -16.122 with p-
value of 0.000, and in control group there was also significant influence with t arithmetic -11,524 and p-
value 0.000. The result of t indepnedent test shows that there is difference of mean difference of milk
production in both groups with p-value 0.000 and t count 4,569. From this study midwife is expected to
introduce to the community, especially nursing mothers about the benefits of the combination of dates
and soy milk for milk production

Keyword : Combination of Dates Juice and Soy Milk, Milk Production, Breastfeeding Mothers

1. Pendahuluan untuk pencernaan, perkembangan otak dan


Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang pertumbuhan bayi (Dadiyanto, dkk, 2011),
paling cocok untuk bayi karena di dalam ASI selain itu juga mengandung kolostrum yang
terkandung lebih dari seratus jenis zat gizi yang kaya akan antibodi karena mengandung protein
dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi dan tidak untuk daya tahan tubuh dan pembunuh kuman
dapat disamakan dengan susu jenis manapun dalam jumlah tinggi sehingga pemberian ASI
(Damayanti, 2010). ASI mengandung nutrisi eksklusif dapat mengurangi risiko kematian
ideal untuk menunjang kesehatan, pada bayi (Kemenkes RI, 2015).
pertumbuhan, perkembangan bayi yang tepat
Sosialisasi mengenai ASI eksklusif Produksi Air Susu Ibu (ASI) dapat
merupakan salah satu upaya yang telah meningkat atau menurun tergantung pada
dilakukan pemerintah untuk menekan Angka stimulasi kelenjar payudara, adapun salah satu
Kematian Bayi (Dinkes Kabupaten Semarang, faktor yang dapat mempengaruhi produksi ASI
2015), selain itu dalam rangka menurunkan antara lain status gizi ibu (Maryunani, 2012).
angka kesakitan dan kematian anak, United Menurut Murtiana (2011) dalam jurnal
Nation Childrens Fund (UNICEF) dan World penelitian Sianturi, Y. (2015) bahwa produksi
Health Organization (WHO) dan pengeluaran ASI dipengaruhi oleh hormon
merekomendasikan sebaiknya anak hanya prolaktin yang berkaitan dengan nutrisi ibu.
disusui air susu ibu (ASI) selama paling sedikit Tambahan makanan yang didapatkan
enam bulan. selama menyusui bertujuan untuk menghindari
Besarnya manfaat ASI ini tidak diikuti kemunduran dalam pembuatan dan produksi
dengan kesadaran masyarakat (ibu) untuk ASI. Jika makanan ibu terus menerus tidak
memberikan ASI kepada bayinya, hal ini memenuhi asupan gizi yang cukup, tentu
ditunjukan dengan data cakupan pemberian ASI kelenjar-kelenjar pembuat air susu dalam
eksklusif di Indonesia yang masih rendah payudara ibu tidak akan bekerja dengan
walaupun pada tahun 2015 meningkat yaitu sempurna dan pada akhirnya akan berpengaruh
sebesar 55,7 % dibandingkan dengan cakupan terhadap produksi ASI (Sianturi, Y., 2015), dan
pada tahun 2014 yaitu 52,3 % (Kemenkes RI, pada akhirnya ibu akan beralih ke susu formula,
2015), sedangkan di Jawa Tengah cakupan ASI hal ini menyebabkan tidak tercapainya
Eksklusif pada tahun 2015 sebesar 61,6 % dan keberhasilan ASI eksklusif, selain itu
pada tahun 2014 sebesar 60,7%, walaupun kekurangan gizi pada ibu menyusui
terjadi peningkatan, namun masih terdapat menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu
daerah yang presentase cakupannya masih dan bayinya. Gangguan pada bayi meliputi
sangat rendah, yaitu di Kabupaten Semarang, proses tumbuh kembang anak terhambat dan
pada tahun 2015 cakupannya hanya sebesar bayi mudah sakit dan terkena infeksi
6,72% (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2015). (Putriningtyas & Hidana, 2016).
Cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Semarang tahun 2014 sebesar 21,3 % mengalami Wardani tahun 2015 bahwa yougurt kurma
penurunan bila dibandingkan tahun 2013 yaitu dapat memperlancar ASI, karena buah kurma
sebesar 36,29 %. Rata-rata cakupan ASI eksklusif matang sangat kaya dengan unsur kalsium dan
di seluruh wilayah kecamatan yang ada di zat besi, kandungan ini sangat penting sekali
kabupaten Semarang adalah sebesar 44,8%, dari dalam proses pembentukan ASI. Selain itu
26 puskesmas wilayah kecamatan yang ada di menurut Satuju (2010) bahwa buah kurma
kabupaten Semarang, masih terdapat 15 mengandung hormon yang mirip dengan
kecamatan yang cakupannya masih berada di hormon oksitosin, hormon ini membantu
bawah rata-rata, yaitu diantarnya, Ungaran memacu kontraksi pada pembuluh darah vena
44,3%, Susukan 43,4%, Sumowono 42%, yang ada disekitar payudara ibu, sehingga
Tengaran 39,2%, Jimbaran 38,1%, Kaliwungu memacu kelenjar air susu untuk memproduksi
32,9%, Kalongan 31,5%, Bawen 30,2%, Jetak ASI (Wardani, 2015).
(Getasan) 29,8%, Leyangan 29,4%, Pringapus Bahan makanan lain yang dapat
29,3%, Bergas 29,1%, Bringin 28,7%, Lerep meningkatkan produksi ASI adalah kacang-
27,1%, Ambarawa 22,5% (Dinkes Kabupaten kacangan, salah satunya yaitu kacang kedelai.
Semarang, 2015). Hasil penelitian menunjukan bahwa ternyata
Menurut Tjekyan (2003) dalam jurnal susu kedelai juga baik untuk ibu menyusui.
penelitian Permatasari (2015), alasan ibu Seorang ibu menyusui harus memenuhi
berhenti memberikan ASI secara eksklusif kebutuhan nutrisinya secara baik supaya bisa
adalah 32% karena mengeluh ASI kurang, 28% menghasilkan ASI berkualitas sehingga bayinya
karena bekerja, 16% karena iklan, 16% kondisi bisa tumbuh sehat dan tepat sesuai tahap
puting, 4% ingin disebut modern, 4% ikut- perkembangan usianya. Susu kedelai ternyata
ikutan. Ibu berfikir bayi mereka tidak akan mampu meningkatkan kandungan protein pada
mendapat cukup ASI, sehingga ibu sering ASI sehingga sangat baik untuk bayi. Protein
mengambil langkah berhenti menyusui dan berperan penting dalam pertumbuhan otak
menggantinya dengan susu formula oleh sebab bayi. Karena, kecerdasan otak bayi dipengaruhi
itu bayi akan mudah terserang penyakit infeksi. oleh kualitas ASI. Kedua susu kedelai juga
mengandung zat besi yang dibutuhkan untuk
bayi dalam setiap harinya. Sehingga dengan
mengkonsumsi susu kedelai kualitas ASI akan Variab Kelomp N Mean SD Min M
el ok ax
menjadi lebih baik (Sianturi, Y., 2015).
Umur Eksperi 10 24,90 2,33 22 30
Puskesmas Leyangan adalah puskesmas (th) men 10 24,00 2,75 21 29
yang terletak di wilayah kecamatan Ungaran Kontrol
Timur di kabupaten Semarang, cakupan ASI LILA Eksperi 10 24,95 1,04 23,5 27,
eksklusif di wilayah tersebut masih rendah dan (cm) men 10 25,10 1,02 24,0 0
Kontrol 27,
termasuk dalam kecamatan yang cakupannya di 0
bawah cakupan rata-rata di kabupaten
Semarang, bahkan cakupan pada tahun 2015 Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik
sebesar 29,4%, menurun sangat derastis Responden berdasarkan Paritas pada Ibu
dibanding pada tahun 2014 yaitu sebesar Menyusui di wilayah Puskesmas Leyangan
100,6%. Kabupaten Semarang
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti
tertarik untuk meneliti tentang pengaruh Kelompok Kelompok
kombinasi jus buah kurma dan susu kedelai Paritas Eksperimen Kontrol
terhadap produksi ASI pada ibu menyusui di F % F %
wilayah puskesmas Leyangan Kabupaten Primipara 6 60,0 7 70,0
Multipara 4 40,0 3 30,0
Semarang. Jumlah 10 100,0 10 100,0

2. Metode Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui


bahwa dari 10 responden ibu menyusui
Jenis penelitian ini yaitu quasi eksperimen
kelompok eksperimen, rata-rata berumur 24,90
dengan desain penelitian Non-equivalent control
tahun dengan umur paling muda 22 tahun dan
group design. Populasi penelitian terdiri dari 30
paling tua 30 tahun. Sedangkan pada kelompok
ibu menyusui. Teknik pengambilan sampel
kontrol memiliki rata-rata umur 24 tahun
yaitu menggunakan teknik purposive sampling
dengan umur paling muda 21 tahun dan paling
dengan sampel penelitian yaitu ibu menyusui
tua 29 tahun. Dalam penelitian ini karakteristik
hari ke 4-10 yang memenuhi kriteria inklusi dan
umur dikategorikan menjadi 3 yaitu umur < 20
eksklusi di wilayah kerja Puskesmas Leyangan
tahun, 20-35 tahun, dan > 35 tahun. Sehingga
kabupaten Semarang sebanyak 20 ibu, 10 untuk
dari hasil penelitian terlihat bahwa seluruh
kelompok eksperimen dan 10 untuk kelompok
responden berada pada kategori umur 20-35
kontrol. Pada hari ke 3 ibu nifas dinilai produksi
tahun.
ASInya dengan observasi frekuensi dan lama
menyusui selama 1 hari sebelum diberi Dalam penelitian ini status gizi di
perlakuan, kemudian mulai hari ke 4 sampai kategorikan dalam 2 kategori yaitu status gizi
hari ke 10 ibu diberikan kombinasi 100 ml jus baik yang memiliki LILA > 23 cm, dan status
kurma dan 400 ml susu kedelai pada kelompok gizi kurang memiliki LILA < 23 cm.
eksperimen dan diberikan 200 ml susu kedelai Berdasarkan tabel 1 rata-rata lingkar lengan atas
saja pada kelompok kontrol. ibu menyusui pada kelompok eksperimen
Penilaian produksi ASI dilakukan setiap sebesar 24,95 cm, dengan lingkar lengan atas
hari selama diberikan perlakuan pada kedua minimal 23,5 cm dan maksimal 27,0 cm. Pada
kelompok dengan cara observasi frekuensi dan ibu menyusui kelompok kontrol memiliki rata-
lama menyusui perhari, yang kemudian rata lingkar lengan atas sebesar 25,10 cm dengan
dihitung dengan menggunakan rumus taksiran lingkar lengan atas minimal 24,0 cm dan
volume ASI. Pengolahan data dilakukan dengan maksimal 27,0 cm. Artinya dalam penelitian ini
menggunakan uji Independent t Test. seluruh responden ukuran LILAnya > 23 cm,
yang artinya seluruh responden pada penelitian
3. Hasil dan Pembahasan ini berstatus gizi baik.

Karakteristik ibu menyusui di wilayah kerja Karakteristik paritas dalam penelitian


Puskesmas Leyangan Kabupaten Semarang ini di kategorikan menjadi 3 yaitu primiara,
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik multipara dan grande multipara. Hasil dari
Responden berdasarkan Umur dan Lingkar table 2 dapat diketahui bahwa dari 10
Lengan Atas pada Ibu Menyusui di wilayah responden ibu menyusui kelompok eksperimen,
Puskesmas Leyangan Kabupaten Semarang sebagian besar merupakan ibu primipara,
sejumlah 6 orang (60,0%). Begitu juga pada
kelompok kontrol, sebagian besar merupakan Varia
Kelompok N Mean SD T p-value
bel
ibu primipara, sejumlah 7 orang (70,0%).
Produ Eksperimen 10 590,32 47,80 0,150 0,883
ksi Kontrol
Produksi ASI pada Ibu Menyusui Sebelum ASI 10 587,19 45,73
Diberi Perlakuan pada Kelompok Eksperimen (cc)
dan Kontrol
Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui
Tabel 3. Produksi ASI pada Ibu Menyusui
bahwa sebelum perlakuan, rata-rata produksi
Sebelum Diberi Perlakuan pada Kelompok
ASI responden pada kelompok eksperimen
Eksperimen dan Kontrol sebesar 590,32 cc sedangkan pada kelompok
kontrol tidak jauh berbeda yaitu sebesar 587,19
Variab Kelomp N Mean SD Min Max
el ok cc.
Produ Eksperi 10 590,32 47, 500, 675,
ksi men 10 587,19 80 0 0 Berdasarkan uji t independen,
ASI Kontrol 45, 533, 656, didapatkan nilai t hitung sebesar 0,150 dengan
(cm) 73 3 2
p-value 0,883. Oleh karena p-value 0,883 > 
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak
bahwa dari 10 ibu menyusui kelompok ada perbedaan yang signifikan produksi ASI
eksperimen, sebelum diberikan kombinasi jus responden sebelum perlakuan antara kelompok
kurma dan susu kedelai, rata-rata memiliki eksperimen dan kelompok kontrol. Ini juga
produksi ASI sebesar 590,32 cc dengan standar menunjukkan bahwa kedua kelompok memiliki
deviasi 47,80 cc, produksi ASI minimal 500,0 cc produksi ASI yang setara sebelum penelitian
dan maksimal 675,0 cc. Sedangkan pada atau dapat dinyatakan homogen sebelum
kelompok kontrol, sebelum diberikan susu penelitian.
kedelai, rata-rata produksi ASI-nya sebanyak
587,19 cc dengan standar deviasi 45,73 cc, Uji Normalitas
produksi ASI minimal 533,3 cc dan maksimal
656,2 cc. Tabel 6. Uji Normalitas

Uji Homogenitas Variab Perlak Kelomp N p- Kesimp


el uan ok value ulan
Tabel 4. Uji Homogenitas Karakteristik Sebelu Eksperi 10 0,886 Normal
Responden m men 10 0,325 Normal
Produ Kontrol
Variabel Kelompok N Mean SD p-value ksi
Eksperimen 10 24,90 2,33 ASI Sesud Eksperi 10 0,833 Normal
Umur 0,224 (cc)
Kontrol 10 24,00 2,75 ah men 10 0,922 Normal
Eksperimen 10 1.40 0,516 Kontrol
Paritas 0,398
Kontrol 10 1.30 0,483
Status Eksperimen 10 24,95 1,04
Gizi Kontrol 10 25,10 1,02 0,827 Berdasarkan uji normalitas
(LILA) menggunakan Saphiro Wilk sebagaimana
disajikan pada tabel 6 didapatkan p-value untuk
Berdasarkan tabel 4 hasil dari uji produksi ASI pretest kelompok eksperimen dan
homogenitas karakteristik responden kontrol masing-masing sebesar 0,886 dan 0,325,
berdasarkan umur didapatkan p-value sebesar dan untuk produksi ASI posttest kelompok
0,224, pada karakteristik berdasarkan paritas p- eksperimen dan kelompok kontrol masing-
value sebesar 0,398, dan pada karakteristik masing sebesar 0,833 dan 0,922 yang mana
berdasarkan status gizi p-value sebesar 0,827, semua p-value tersebut lebih besar dari  (0,05),
semua p-value karakteristik responden dan menunjukkan data berdistribusi normal.
menunjukka lebih besar dari  (0,05), sehingga Karena data yang diperoleh berdistribusi
dapat dikatakan bahwa karakteristik responden normal maka pengujian dilakukan
pada penelitian ini homogen. menggunakan uji t independen dan uji t
dependen.
Tabel 5. Uji Homogenitas Produksi ASI pada Ibu
Menyusui Sebelum Perlakuan antara Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Perbedaan Produksi ASI Sebelum dan kedelai pada kelompok kontrol di wilayah
Sesudah Diberikan Kombinasi Jus Buah Puskesmas Leyangan kabupaten Semarang.
Kurma dan Susu Kedelai pada Kelompok
Eksperimen Pengaruh Jus Buah Kurma terhadap
Peningkatan Produksi ASI pada Ibu Menyusui
Tabel 7. Perbedaan Produksi ASI Sebelum dan
Sesudah Diberikan Kombinasi Jus Kurma dan Tabel 9. Perbedaan Produksi ASI antara
Susu Kedelai pada Kelompok Eksperimen Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Varia Perlakua Kelo p-


N Mean SD T p-value Variabel N Mean SD T
bel n mpok value
Produksi ASI (cc) Ekspe 10 217,13 42,59 4,5
Prod rimen 10 135,46 37,17 69
Sebelum 10 590,32 47,80 0,000
uksi -16,122 0,000 Kontr
Sesudah 10 807,45 36,57
ASI ol

Berdasarkan tabel 7, dapat diketahui Berdasarkan tabel 9, dapat diketahui


pada kelompok eksperimen, sebelum perlakuan, bahwa rata-rata peningkatan produksi ASI pada
rata-rata produksi ASI sebesar 590,32 cc, ibu menyusui kelompok eksperimen yang
kemudian meningkat menjadi 807,45 cc sesudah kombinasi jus kurma dan susu kedelai sebesar
diberikan perlakuan. Berdasarkan uji t 217,13 cc, sedangkan pada kelompok kontrol
dependen, didapatkan nilai t hitung sebesar - yang diberikan susu kedelai saja, meningkat
16,122 dengan p-value sebesar 0,000. Terlihat hanya sebesar 135,46 cc.
bahwa p-value 0,000 <  (0,05), sehingga
disimpulkan bahwa ada perbedaan secara Berdasarkan uji t independen,
signifikan produksi ASI ibu menyusui sebelum didapatkan nilai t hitung 4,569 dengan p-value
dan sesudah diberikan kombinasi jus kurma sebesar 0,000. Terlihat bahwa p-value 0,000 < 
dan susu kedelai wilayah Puskesmas Leyangan (0,05), ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
kabupaten Semarang. secara signifikan Jus Buah Kurma terhadap
peningkatan produksi ASI pada ibu menyusui
Perbedaan Produksi ASI Sebelum dan di wilayah Puskesmas Leyangan kabupaten
Sesudah Diberikan Susu Kedelai pada Semarang.
Kelompok Kontrol
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
Tabel 8. Perbedaan Produksi ASI Sebelum dan penelitian yang dilakukan oleh Wardani tahun
Sesudah Diberikan Susu Kedelai pada 2015 bahwa yougurt kurma dapat
Kelompok Kontrol memperlancar ASI, karena buah kurma matang
sangat kaya dengan unsur kalsium dan zat besi,
Variab
Perlakuan N Mean SD T p-value kandungan ini sangat penting sekali dalam
el proses pembentukan ASI. Beberapa kandungan
Produ Sebelum 10 587,19 45,73 -11,524 0,000
dalam 100 grm buah kurma yaitu energi 251
ksi ASI Sesudah 10 722,65 39,02
kkal, kalsium 35 gr, zat besi 0.91 mg, protein
2.81 g, karbohidrat 66.78 g. Sejalan dengan hal
Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui tersebut penelitian yang dilakukan oleh
bahwa pada kelompok kontrol, sebelum Putriningtyas tahun 2016, menunjukkan bahwa
diberikan susu kedelai, rata-rata produksi ASI pemberian sari kurma dapat meningkatkan
ibu menyusui sebesar 587,19 cc, kemudian berat badan bayi usia 0-5 bulan. Gizi ibu
meningkat menjadi 722,65 cc sesudah diberikan menyusui sangat erat kaitannya dengan
susu kedelai. produksi air susu, yang sangat dibutuhkan
untuk tumbuh dan kembang bayi. Jika
Berdasarkan uji t dependen, didapatkan pemberian ASI berhasil baik, berat badan bayi
nilai t hitung sebesar -11,524 dengan p-value akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot
sebesar 0,000. Terlihat bahwa p-value 0,000 <  serta kebiasaan makan memuaskan (Banudi, La,
(0,05), sehingga disimpulkan bahwa ada 2012; h. 49).
perbedaan secara signifikan produksi ASI ibu
menyusui sebelum dan sesudah diberikan susu Selain dari jus kurma, dalam penelitian
ini susu kedelai juga ikut berperan dalam
produksi ASI, penelitina yang dilakukan oleh
Sianturi, Y. tahun 2015 juga sejalan dengan ASI nya lebih besar daripada kelompok pada
penelitian ini, yang menyatakan bahwa susu kelompok kontrol yang diberi susu kedelai saja.
kedelai baik untuk ibu menyusui, seorang ibu
menyusui harus memenuhi kebutuhan Hasil tersebut didukung dengan hasil
nutrisinya secara baik supaya bisa penelitian oleh Satuju (2010) bahwa buah kurma
menghasilkan ASI berkualitas sehingga bayinya mengandung hormon yang mirip dengan
bisa tumbuh sehat dan tepat sesuai tahap hormon oksitosin, hormon ini membantu
perkembangan usianya. Susu kedelai ternyata memacu kontraksi pada pembuluh darah vena
mampu meningkatkan kandungan protein pada yang ada disekitar payudara ibu, sehingga
ASI sehingga sangat baik untuk bayi. Protein memacu kelenjar air susu untuk memproduksi
berperan penting dalam pertumbuhan otak ASI (Wardani, 2015). Dengan
bayi. Karena, kecerdasan otak bayi dipengaruhi mengkombinasikan jus kurma yang memiliki
oleh kualitas ASI. kandungan yang dapat memperlancar ASI dan
susu kedelai yang memiliki kandungan protein
Hasil penelitian oleh Sianturi, Y. tahun tinggi yang mana protein tersebut dapat
2015 juga mendukung penelitian ini, dimana mensintesis hormon prolaktin dimana hormon
pada penelitian ini pada kelompok kontrol hasil tersebut berperan penting dalam produksi ASI
produksi ASInya juga meningkat setelah diberi sehingga lebih efektif dalam membantu
perlakuan dengan susu kedelai saja, diketahui produksi ASI pada ibu selama menyusui. Hal
bahwa pada kelompok kontrol, sebelum itu sesuai dengan teori, yaitu peningkatan
diberikan susu kedelai, rata-rata produksi ASI kebutuhan protein pada ibu menyusui bukan
ibu menyusui sebesar 587,19 cc, kemudian hanya untuk transformasi menjadi protein susu,
meningkat menjadi 722,65 cc sesudah diberikan tetapi juga untuk sintetis hormon yang
susu kedelai. Berdasarkan uji t dependen, memproduksi (prolaktin) serta yang
didapatkan nilai t hitung sebesar -11,524 dengan mengeluarkan ASI (oksitosin) (Arisman, 2009; h.
p-value sebesar 0,000. Terlihat bahwa p-value 45-47).
0,000 <  (0,05), sehingga disimpulkan bahwa
ada perbedaan secara signifikan produksi ASI Pembentukan air susu ibu salah satunya
ibu menyusui sebelum dan sesudah diberikan dipengaruhi oleh hormon prolaktin. Hormon
susu kedelai pada kelompok kontrol di wilayah prolaktin merupakan hormon utama yang
Puskesmas Leyangan kabupaten Semarang. mengendalikan dan menyebabkan keluarnya air
susu ibu. Hormon ini mengatur sel-sel dalam
Dalam penelitian ini, hasil produksi ASI alveoli agar memperoduksi air susu.
antara kelompok eksperimen yang diberi Pengeluaran hormon prolaktin akan terhambat
kombinasi jus kurma dan susu kedelai dan apabila ibu dalam keadaan gizi ibu yang buruk.
kelompok kontrol yang diberi susu kedelai saja Apabila gizi ibu baik maka akan memacu
ada perbedaan. Setelah dilakukan uji perbedaan sekresi prolaktin yang akan merangsang
peningkatan (selisih) produksi ASI antara adenohipofise (hipofise anterior) sehingga
sesudah diberikan kombinasi jus kurma dan keluar prolaktin.
susu kedelai dengan yang diberikan kedelai
saja, didapatkan nilai t hitung 4,569 dengan p- Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan
value sebesar 0,000. Terlihat bahwa p-value yang di makan ibu, apabila ibu makan secara
teratur dan cukup mengandung gizi yang
0,000 <  (0,05), ini menunjukkan bahwa ada
diperlukan akan dapat mempengaruhi produksi
pengaruh secara signifikan Jus Buah Kurma
ASI, karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat
terhadap peningkatan produksi ASI pada ibu
bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang
menyusui di wilayah Puskesmas Leyangan
cukup (Kristiyansari, 2009).
kabupaten Semarang, dengan rata-rata
peningkatan produksi ASI pada ibu menyusui 4. Simpulan dan Saran
kelompok eksperimen yang diberi kombinasi Simpulan
jus kurma dan susu kedelai sebesar 217,13 cc, a. Karakteristik responden berdasarkan
sedangkan pada kelompok kontrol yang umur, bahwa seluruh responden pada
diberikan susu kedelai saja, meningkat hanya kedua kelompok berada pada rentang
sebesar 135,46 gram. Artinya pada kelompok umur 21-30 tahun, dimana termasuk
eksperimen yang diberikan kombinasi jus dalam kategori usia reproduksi sehat.
kurma dan susu kedelai peningkatan produksi Karkteristik berdasarkan paritas, sebagian
besar responden adalah primipara.
Karakteristik berdasarkan status gizi Banudi, La. 2012. Gizi Kesehatan Reproduksi: Buku
bahwa seluruh responden dalam Saku Bidan. Jakarta: EGC.
penelitian ini memiliki status gizi baik Bartelsi, M. 2008. Manfaat Kedelai dan
karena LILA 23,5 cm. Pengolahannya, Klaten: Sahabat.
b. Ada perbedaan produksi ASI sebelum Baskoro, A. 2008. ASI Panduan Praktis Ibu
dan sesudah perlakuan pada kelompok Menyusui. Jogjakarta: Banyu Media.
eksperimen yang diberi kombinasi jus Kristiyansari, Weni. 2009. ASI, Menyusui &
kurma dan susu kedelai, dengan rata-rata Sadari.Yogyakarta : Muha Medika.
produksi ASI ibu menyusui sebesar Kristiyansari, Weni. 2009. ASI, Menyusui &
590,32 cc, kemudian meningkat menjadi Sadari.Yogyakarta : Muha Medika.
807,45 cc sesudah diberikan kombinasi jus Maritalia, Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas
kurma dan susu kedelai. dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka
c. Ada perbedaan produksi ASI sebelum Pelajar.
dan sesudah pemberian susu kedelai Marmi. 2014. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas
pada kelompok kontrol dengan rata-rata “Puerperium Care”. Yogyakarta: Pustaka
produksi ASI ibu menyusui sebesar Pelajar.
587,19 cc, kemudian meningkat menjadi Mary E. Beck. 2000. Nutrition and Dietetics for
722,65 cc sesudah diberikan susu kedelai. Nurses. Hartono A dan Kristiani (Ed).
d. Ada perbedaan pengaruh antara Ilmu Gizi dan Diet. Yogyakarta: ANDI.
kelompok eksperimen yang diberi Maryunani, A. 2012. Inisisai Menyusui Dini, ASI
kombinasi jus kurma dan susu kedelai Eksklusif dan Manajemen Laktasi. Jakarta:
dan kelompok kontrol yang diberi susu Trans Info Media.
kedelai, dengan rata-rata selisih Putriningtyas, ND & Rachma Hidana. (2016).
peningkatan produksi ASI pada ibu Pemberian Sari Kurma pada Ibu Menyusui
menyusui kelompok eksperimen sebesar Efektif Meningkatkan Berat Badan Bayi
217,13 cc, sedangkan pada kelompok Usia 0-5 Bulan. Laporan Penelitian.
kontrol meningkat hanya sebesar 135,46 Yogyakarta : Jurnal Medika Respati.
cc. Rosy, dkk. 2015. Kurma Dari Gurun ke Tropis.
Depok: PT. Trubus Swadaya.
Saran Satuju, S. 2010. Kurma Khasiat dan Aneka
a. Bagi ibu menyusui diharapkan untuk Olahannya. Jakarta : Penebar Plus.
dapat mengkonsumsi makanan yang Sianturi, Yohana. (2015). Pengaruh Konsumsi
dapat meningkatkan produksi ASI yaitu Susu Kedelai terhadap Produksi ASI di
dengan mengkonsumsi kombinasi jus Klinik Wipa. Sumatera Utara :
kurma dan susu kedelai. Universitas Sumatera Utara.
b. Bagi bidan diharapkan dapat Sulieman AME, Elhafise IAA, Abdelrahim AM.
mengenalkan kepada masyarakat dan (2012). Comparative study on five sudanese
khususnya ibu menyusui mengenai date (Phoenix dactyfera L.) fruit cultivars.
manfaat dari kombinasi jus kurma dan Food and nutrition Sci, Vol. 3, Hal. 1245-
susu kedelai untuk meningkatkan 1251.
produksi ASI. Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan
c. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan Kebidanan pada Masa Ibu Nifas.
dapat meneliti penelitian yang serupa Yogyakarta: Penerbit ANDI.
dengan menambah jumlah responden, Supranto, J. 2000. STATISTIK : TEORI DAN
menggunakan teknik pengukuran APLIKASI Edisi Keenam. Jakarta :
produksi ASI yang lain selain Erlangga.
menggunakan rumus taksiran volume Wardani, Nur Atika (2015). Pengaruh Youghurt
ASI, serta menambahkan atau mengganti Kurma sebagai Pelancar Air Susu Ibu.
variabel kontrol dengan variabel yang Laporan Penelitian. Lumajang.
lain.

5. Daftar Pustaka

Arisman, MB. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi


dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai