Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH PEMBERIAN BUAH PEPAYA TERHADAP

KELANCARAN ASI PADA IBU MENYUSUI


DI PRAKTEK MANDIRI BIDAN WILAYAH
KERJA PUSKESMAS MUARA BADAK

MANUSKRIP

Diajukan sebagai syarat untuk mencapai Sarjana Terapan Kebidanan

WIRDANINGSIH
NIM. PO7224319043

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2020
Pengaruh Pemberian Buah Pepaya Terhadap Kelancaran ASI Pada Ibu
Menyusui di Praktek Mandiri Bidan Wilayah Kerja
Puskesmas Muara Badak

Wirdaningsih 1*, Endah Wahyutri 2, Nursari Abdul Syukur 3

1. mahasiswa jurusan kebidanan samarinda, Poltekkes Kemenkes Kalimantan


Timur
2. dosen jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
3. dosen jurusan keperawatan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

*Penulis Korespondensi : Wirdaningsih, Jurusan Kebidanan Prodi D-IV


Kebidanan Samarinda, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan
Timur, Indonesia, E-mail : werdanengseh50@gmail.com,
Phone : +6282254162004

Abstrak

Latar belakang : Pemberian air susu ibu pada bayi merupakan metode pemberian
makanan yang terbaik. Cakupan ASI Eksklusif di Praktek Mandiri Bidan Kecamatan
Muara Badak masih di bawah target, hal ini dapat disebabkan produksi ASI tidak
mencukupi. Laktagogum merupakan zat yang dapat meningkatkan produksi ASI, yang
mana laktagogum terdapat pada buah pepaya.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui pengaruh pemberian buah pepaya terhadap
kelancaran ASI pada ibu menyusui di Praktek Mandiri Bidan wilayah kerja Puskesmas
Muara Badak.
Desain penelitian : Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian eksperimental. Rancangan penelitian quasi experimental dan desain one group
pre test and post test design dengan menggunakan kelompok pembanding. Sampel
penelitian ini adalah ibu post partum di Praktek Mandiri Bidan yang berada di wilayah
kerja Puskesmas Muara Badak berjumlah 21 orang. Tekni menggunakan sampel
menggunakan purposive sampling. Analisis data yang dilakukan yaitu analisis bivariat
menggunakan uji t berpasangan (paired sampel t test).
Hasil penelitian : Karakteristik responden sebagian besar umur ibu antara 19-29 tahun
berjumlah 26 orang (61,9%), paritas 2 anak berjumlah 20 orang (47,6%), pendidikan
tamat SMA berjumlah 31 orang (73,8%), melakukan IMD setelah melahirkan berjumlah
42 orang (100%), pekerjaan sebagai IRT berjumlah 23 orang (54,8%) dan umur anak 2
bulan berjumlah 13 orang (31%). Jumlah ASI sebelum diberikan buah pepaya pada
kelompok intervensi rata-rata 178,57. Sedangkan kelompok kontrol rata-rata yaitu
194,29. Jumlah ASI setelah diberikan buah pepaya pada kelompok intervensi rata-rata di
hari pertama yaitu 191,42. Sedangkan kelompok kontrol -rata di hari pertama yaitu
194,29. Ada pengaruh pemberian buah pepaya terhadap kelancaran ASI pada ibu
menyusui di Praktek Mandiri Bidan (p value 0,001 < 0,05).
Kesimpulan penelitian : Ada pengaruh pemberian buah pepaya terhadap kelancaran ASI
pada ibu menyusui di Praktek Mandiri Bidan.

Kata Kunci : buah pepaya, kelancaran ASI.

ii
The Effect of Papaya Fruit Giving With Smoothness Breastfeeding in Lactating
Mothers at Midwife Independent Practice of Muara Badak
Health Center Working Area

Wirdaningsih 1*, Endah Wahyutri 2, Nursari Abdul Syukur 3

1. student midwifery samarinda, Polytechnic Ministry of Health, East Kalimantan


2. lecturer of midwifery major, Polytechnic Ministry of Health, East Kalimantan
3. lecturer of nursing major, Polytechnic Ministry of Health, East Kalimantan

*Corresponding Author : Wirdaningsih, department of Midwifery Samarinda,


Polytechnic Ministry of Health of East Kalimantan, Indonesia
E-mail : werdanengseh50@gmail.com, Phone : +6282254162004

Abstract

Background: Giving breast milk to babies is the best method of feeding. Exclusive
breastfeeding coverage in Midwife Mandiri Midwife Independent Practice is still below
the target, this can be caused by insufficient milk production. Laktagogum is a substance
that can increase milk production, which is found in lactagogum papaya fruit.
Objective: To determine the effect of papaya fruit giving with smoothness breastfeeding
in lactating mothers at Midwife Independent Practice of Muara Badak Health Center
working area.
Design: The type of research used in this study is experimental research. Quasi
experimental research design and one group pre-test and post-test design using a
comparison group. The sample of this study was post partum mothers at Midwife
Independent Practice of Muara Badak Health Center working area, amounting to 21
people, using purposive sampling. Data analysis performed was bivariate analysis using
paired t test (paired sample t test).
Result: Characteristics of respondents most of the mothers aged between 19-29 years
were 26 people (61.9%), parity of 2 children amounted to 20 people (47.6%), high school
graduation education amounted to 31 people (73.8%), performing IMD after giving birth
amounted to 42 people (100%), work as IRT numbered 23 people (54.8%) and the age of
2 months children amounted to 13 people (31%). The amount of breast milk before being
given papaya in the intervention group was on average 178.57. While the average control
group is 194.29. The amount of breast milk after papaya fruit was given to the
intervention group on the first day was 191.42. While the average control group on the
first day was 194.29. There is an effect of giving papaya fruit on the smoothness of
breastfeeding in breastfeeding mothers in Midwives Independent Practice (p value 0.001
<0.05).
Conclusion: There is an effect of papaya fruit giving with smoothness breastfeeding in
lactating mothers at Midwife Independent Practice of Muara Badak Health Center
working area.

Keywords: papaya fruit giving, smoothness breastfeeding.

iii
PENDAHULUAN pendamping apapun sering disebut ASI
Angka pemberian ASI eksklusif di eksklusif (Muhartono, 2018).
Indonesia dari 29,5% pada 2017 menjadi Setelah kira-kira 6 minggu pasca
35,7% pada tahun 2018, walaupun terjadi persalinan, wanita mengalami suatu proses
peningkatan namun angka ini terbilang alamiah yang disebut nifas. Ketika proses
masih rendah karena masih di bawah target ini terjadi maka wanita akan mengalami
nasional sebesar 50% (Kemenkes RI, perubahan-perubahan fisiologis, seperti
2018). Kalimantan Timur cakupan bayi involusi uterus dan pengeluaran iochea,
yang mendapatkan ASI eksklusif adalah perubahan psikis dan fisik, serta
pada tahun 2015 sebesar 28,6% meningkat laktasi/pengeluaran air susu ibu. Laktasi
pada tahun 2016 sebesar 66,21% dan pada adalah keadaan dimana terjadi perubahan
tahun 2017 menjadi 65,10%, walaupun pada payudara ibu post partum, yang
setiap tahun telah terjadi peningkatan menyebabkan seorang ibu dapat
cakupan namun angka ini masih di bawah memproduksi air susu ibu (Muhartono,
target Renstra 2017 yaitu 50%. Kabupaten 2018).
Kutai Kartanegara sebagai salah satu Studi pendahuluan di Praktek
kabupaten di Provinsi Kalimantan Timur, Mandiri Bidan yang berada di Kecamatan
dengan kondisi yang cukup Muara Badak Kabupaten Kutai
memprihatinkan mencermati rendahnya Kartanegara, diketahui cakupan ASI
cakupan ASI eksklusif hanya sekitar 30% Eksklusif pada tahun 2018 sebesar 28%
yang jauh dari harapan minimal 50% masih di bawah target sebesar 50%.
(Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Dimana berdasarkan wawancara awal
Timur, 2018). dengan 5 orang ibu menyusui, terdapat 4
Air susu ibu yang mengandung orang menyatakan bahwa air susu tidak
nutrisi optimal, baik kuantitas dan keluar setelah melahirkan dan air susu baru
kualitasnya. Pemberian air susu ibu pada keluar dua hari setelah melahirkan tetapi
bayi merupakan metode pemberian jumlahnya sedikit dan jumlah air susu ibu
makanan yang terbaik. Air susu ibu yang sedikit sehingga ibu memberikan
memiliki semua zat gizi dan cairan yang susu formula.
sangat dibutuhkan untuk memenuhi Laktagogum merupakan zat yang
seluruh gizi bayi pada 6 bulan pasca dapat meningkatkan produksi air susu ibu.
kelahiran. Pemberian air susu ibu selama 6 Laktagogum sintetis tidak banyak dikenal
bulan pasca kelahiran tanpa makanan dan relatif mahal. Upaya dalam
peningkatan produksi air susu ibu dengan

1
cara melakukan perawatan payudara sejak METODE PENELITIAN
dini dan rutin, memperbaiki teknik Jenis penelitian yang digunakan
menyusui atau dengan mengkonsumsi dalam penelitian ini adalah penelitian
makanan. Dapat juga memanfaatkan eksperimental. Rancangan penelitian ini
potensi alam dari tumbuh-tumbuhan alam menggunakan quasi experimental
yang berkhasiat sebagai laktagogum (eksperimen semu). Pendekatan penelitian
seperti buah pepaya (Istiqomah, 2015). one group pre test and post test design
Pepaya mengandung laktagogum dengan menggunakan kelompok
merupakan buah tropis yang dikenal pembanding (kontrol). Pada penelitian ini
dengan sebutan Caricapapaya. Tanaman treatment pengaruh pemberian buah
papaya didalamnya terdapat enzim papain, pepaya dilakukan berdasarkan AKG
karotenoid, alkaloid, flavonoid, (Angka Kecukupan Gizi) sebanyak 3
monoterpenoid, mineral, vitamin, potong (100 gram) yang diberikan 3 kali
glukosinolat, dan karposida vitamin C, A, sehari selama 7 hari. Populasi dalam
B, E, serta mineral. Dikatakan juga bahwa penelitian ini adalah seluruh ibu post
pepaya memiliki efek gastroprotektif, partum di Praktek Mandiri Bidan yang
antibakterial, laksatif, dan laktagogum berada di wilayah kerja Puskesmas Muara
yang khasiatnya terlah terbukti secara Badak mulai tanggal disetujuinya
ilmiah dari buah pepaya. Kandungan penelitian. Besar sampel dalam penelitian
laktagogum (lactagogue) dalam pepaya ini ditentukan berdasarkan estimasi
dapat menjadi salah satu cara untuk (perkiraan) untuk menguji hipotesis beda
meningkatkan laju sekresi dan produksi air rerata antara 2 kelompok berpasangan.
susu ibu dan menjadi strategi untuk Sehingga sampel dalam penelitian ini
menanggulangi gagalnya pemberian ASI adalah ibu post partum di Praktek Mandiri
eksklusif yang disebabkan oleh produksi Bidan yang berada di wilayah kerja
air susu ibu yang rendah (Syarif, 2014). Puskesmas Muara Badak berjumlah 21
Berdasarkan data di atas dan orang. Pengambilan sampel pada
pengamatan sampai saat ini, maka penulis penelitian ini dilakukan dengan
ingin membuktikan tentang “Pengaruh menggunakan purposive sampling.
Pemberian Buah Pepaya Terhadap Analisis data yang dilakukan yaitu analisis
Kelancaran ASI Pada Ibu Menyusui di bivariat menggunakan uji t berpasangan
Praktek Mandiri Bidan Wilayah Kerja (paired sampel t test). Alternatif analisis
Puskesmas Muara Badak” sebagai judul data jika data berdistribusi tidak normal
penelitian ini. yaitu menggunakan wilcoxon test.

2
HASIL DAN PEMBAHASAN melahirkan berjumlah 42 orang (100%),
Hasil Penelitian pekerjaan sebagai IRT berjumlah 23 orang
1. Karakteristik Responden (54,8%) dan umur anak 2 bulan berjumlah
Tabel 1. Karakteristik Responden 13 orang (31%).
Kelompok 2. Jumlah ASI sebelum diberikan buah
Karakteristik
No Intervensi Kontrol pepaya pada ibu menyusui
Responden
n % n %
Tabel 2. Jumlah ASI sebelum diberikan
1 Umur Ibu buah pepaya
19-29 tahun 12 57,1 14 66,7
Variabel Pengukuran Kelompok Mean
30-39 tahun 9 42,9 7 33,3
2 Paritas
Jumlah Intervensi 178,57
1 anak 7 16,7 7 16,7
ASI Pre
2 anak 10 23,8 10 23,8 (ml) Kontrol 194,29
3 anak 4 9,5 4 9,5
Sumber : Data Primer, 2020
3 Pendidikan
SMP 2 4,8 1 2,4
Diperoleh jumlah ASI rata-rata
SMA 14 33,3 17 40,5 sebelum diberikan buah pepaya pada ibu
Perguruan
5 11,9 3 7,1 menyusui di Praktek Mandiri Bidan
Tinggi
4 IMD
wilayah kerja Puskesmas Muara Badak
Ya 21 50 21 50
pada kelompok intervensi yaitu 178,57.
Tidak 0 0 0 0
5 Pekerjaan Sedangkan jumlah ASI rata-rata sebelum
IRT 12 28,6 11 26,2 diberikan buah pepaya pada ibu menyusui
PNS 2 4,8 2 4,8
di Praktek Mandiri Bidan wilayah kerja
Swasta 3 7,1 2 4,8
Puskesmas Muara Badak pada kelompok
Pedagang 4 9,5 6 14,3
6 Umur Anak kontrol yaitu 194,29. Hal ini menunjukkan
1 bulan 5 11,9 6 14,3 jumlah ASI sebelum diberikan buah
2 bulan 8 19 5 11,9
pepaya pada ibu menyusui di Praktek
3 bulan 5 11,9 4 9,5
4 bulan 3 7,1 6 14,3
Mandiri Bidan wilayah kerja Puskesmas
Total 21 50 21 50 Muara Badak lebih tinggi pada kelompok
Sumber : Data Primer, 2020 kontrol dibandingkan kelompok intervensi.
Diperoleh karakteristik responden
sebagian besar umur ibu antara 19-29
tahun berjumlah 26 orang (61,9%), paritas
2 anak berjumlah 20 orang (47,6%),
pendidikan tamat SMA berjumlah 31
orang (73,8%), melakukan IMD setelah

3
3. Jumlah ASI setelah diberikan buah intervensi maupun kelompok kontrol ada
pepaya pada ibu menyusui perubahan jumlah ASI, namun jumlahnya
Tabel 3. Jumlah ASI setelah diberikan lebih banyak pada kelompok intervensi
buah pepaya
dibandingkan kelompok kontrol.
Variabel Pengukuran Kelompok Mean 4. Pengaruh pemberian buah pepaya

Intervensi 191,43 terhadap kelancaran ASI pada ibu


Jumlah ASI
Post 1
(ml)
Kontrol 194,29 menyusui
Jumlah ASI Post 3 Intervensi 204,29
(ml) Tabel 4. Pengaruh pemberian buah
Kontrol 201,90 pepaya terhadap kelancaran
Jumlah ASI Post 4 Intervensi 226,19
(ml)
ASI
Kontrol 212,38
Variabel Kelompok Pengukuran t p
Jumlah ASI Post 5 Intervensi 240,48
(ml)
Kontrol 221,43
Jumlah Intervensi
Jumlah ASI Post 6 Intervensi 263,33
ASI Pre
(ml) -2,978 0,001
(ml) Post 1
Kontrol 237,62
Kontrol
Jumlah ASI Post 7 Intervensi 281,90
Pre
(ml) - -
Post 1
Kontrol 249,05
Sumber : Data Primer, 2020
Jumlah Intervensi Post 1 -4,374 0,001
Diperoleh jumlah ASI rata-rata ASI Post 3
(ml)
setelah diberikan buah papaya hari pertama Kontrol Post 1 -2,212 0,026
Post 3
pada ibu menyusui di Praktek Mandiri
Jumlah Intervensi Post 3 -5,558 0,001
Bidan wilayah kerja Puskesmas Muara ASI Post 4
(ml)
Badak pada kelompok intervensi yaitu Kontrol Post 3 -3,740 0,026
Post 4
191,42. Sedangkan jumlah ASI rata-rata
setelah diberikan buah papaya pada hari Juml Intervensi Post 4 -4,804 0,001
ah Post 5
pertama pada ibu menyusui di Praktek ASI
(ml) Kontrol Post 4 -2,801 0,026
Mandiri Bidan wilayah kerja Puskesmas Post 5

Muara Badak pada kelompok kontrol yaitu Juml Intervensi Post 5 -7,204 0,001
ah Post 6
194,29. Hal ini menunjukkan ada ASI
(ml) Kontrol Post 5 -2,737 0,026
perubahan jumlah ASI lebih banyak pada Post 6

kelompok intervensi, sedangkan pada Juml Intervensi Post 6 -6,473 0,001


ah Post 7
kelompok kontrol tidak ada perubahan ASI
(ml) Kontrol Post 6 -3,983 0,026
setelah diberikan buah papaya pada hari Post 8

pertama pada ibu menyusui di Praktek Sumber: Data Primer, 2020


Mandiri Bidan wilayah kerja Puskesmas Diperoleh beda mean kelompok
Muara Badak. Namun setelah hari ketiga intervensi antara jumlah ASI sebelum
sampai hari ketujuh baik pada kelompok pemberian buah pepaya dengan setelah

4
pemberian buah pepaya hari pertama IMD setelah melahirkan berjumlah 42
sebesar 12,86 dan p value 0,001 < 0,05, orang (100%), pekerjaan sebagai IRT
yang artinya Ha diterima yaitu ada berjumlah 23 orang (54,8%) dan umur
pengaruh pemberian buah pepaya terhadap anak 2 bulan berjumlah 13 orang (31%).
kelancaran ASI pada ibu menyusui di Pada penelitian ini sebagian besar
Praktek Mandiri Bidan. Sedangkan beda umur ibu antara 19-29 tahun berjumlah 26
mean kelompok kontrol antara jumlah ASI orang (61,9%). Hal ini sesuai dengan
tidak ada perbedaan. Sedangkan pada hari penelitian yang dilakukan Septiani (2017)
ketiga sampai hari ketujuh baik kelompok menunjukkan bahwa pemberian ASI
intervensi maupun kelompok kontrol eksklusif lebih banyak pada kelompok
diperoleh p value < 0,05, yang artinya Ha umur 20-35 tahun (53.6%) dibandingkan
diterima yaitu ada pengaruh pemberian pada kelompok umur <20 atau >35 tahun,
buah pepaya terhadap kelancaran ASI pada namun tidak ada hubungan antara umur
ibu menyusui di Praktek Mandiri Bidan. dengan pemberian ASI eksklusif. Hal ini
Namun beda mean lebih tinggi pada juga menunjukkan bahwa sebagian besar
kelompok intervensi, dibandingkan responden berada pada rentang usia
kelompok kontrol. reproduksi sehat. Usia reproduksi sehat
Pembahasan pada wanita adalah usia 20-35 tahun,
Penelitian ini bertujuan untuk selain itu juga pada rentang usia ini
mengetahui pengaruh pemberian buah seorang wanita sudah mencapai tingkat
pepaya terhadap kelancaran ASI pada ibu kematangan mental sehingga dapat
menyusui di Praktek Mandiri Bidan menjalani proses reproduksi dengan baik.
wilayah kerja Puskesmas Muara Badak, Menurut Romlah (2019) mengemukakan
dijabarkan sebagai berikut: ibu yang berumur tua memiliki
1. Karakteristik Responden pengalaman yang lebih dari pada ibu yang
Karakteristik responden meliputi berumur muda, hal ini membuat ibu yang
umur ibu, paritas, pendidikan, IMD setelah berumur tua terus memberikan ASI kepada
melahirkan, pekerjaan dan umur anak, bayinya. Ibu yang memberikan ASI pada
yang mana pada penelitian ini diperoleh bayinya maka makin banyak ASI yang
karakteristik responden sebagian besar dikeluarkan atau dikosongkan dari
umur ibu antara 19-29 tahun berjumlah 26 payudara, semakin banyak ASI keluar
orang (61,9%), paritas 2 anak berjumlah maka akan semakin banyak pula ASI yang
20 orang (47,6%), pendidikan tamat SMA diproduksi. Peneliti berasumsi bahwa
berjumlah 31 orang (73,8%), melakukan selain pengalaman, ibu yang berumur tua

5
juga memiliki pola pikir yang lebih matang mempersiapkan kebutuhan fisik dan
dan tidak mudah menyerah dan memiliki psikologis yang berhubungan dengan
mindset yang kearah positif dalam ekonomi secara terencana dengan matang
mengambil keputusan untuk tetap untuk memperlancar produksi ASI. Ibu
menyusui, hal ini memberikan manfaat Primipara yang kurang pengalaman sering
yang merangsang hormon prolactin tetap merasa cemas dan tegang setelah
bekerja dengan baik seperti diketahui melahirkan yang berdampak pada kondisi
hormon prolaktin berfungsi merangsang fisik dan pikologis ibu, kondisi psikologis
sel sel alveoli untuk memproduksi ASI. ibu yang seperti ini dapat menyebabkan
Pada penelitian ini sebagian besar terganggunya hormon oksitosin, dimana
paritas responden 2 anak berjumlah 20 pada ibu menyusui hormon ini berfungsi
orang (47,6%). Didukung hasil penelitian mengeluarkan atau memancarkan ASI
yang dilakukan Romlah (2019) Pada penelitian ini sebagian besar
menunjukkan ada hubungan yang pendidikan tamat SMA berjumlah 31
bermakna antara paritas ibu menyusui orang (73,8%). Diharapkan dengan
terhadap produksi ASI. Produksi ASI akan pendidikan yang tinggi maka memiliki
menyesuaikan kebutuhan bayi, dan pengetahuan yang baik maka akan
produksi ASI pada ibu multipara lebih berpengaruh pada sikap dan perilaku yang
banyak dibandingkan dengan ibu baik, khususnya dalam pemberian ASI
primipara. Sistem kontrol autokrin eksklusif. Pengetahuan merupakan salah
dimulai ketika produksi ASI mulai stabil, satu komponen yang mewujudkan dan
tahap ini apabila ASI banyak dikeluarkan, mendukung terjadinya perilaku. Seseorang
payudara akan memproduksi ASI dengan yang memiliki tingkat pendidikan tinggi
banyak pula. Produksi ASI sangat maka pengetahuan akan memiliki
dipengaruhi oleh seberapa sering dan pengetahuan yang baik. Menurut teori
seberapa baik bayi menghisap, juga menyatakan bahwa orang yang memiliki
seberapa sering payudara dikosongkan. pendidikan tinggi akan merespon yang
Nugroho (2010) dimana ibu yang rasional terhadap informasi yang datang
melahirkan bayi lebih dari satu kali, dan akan berfikir sejauh mana keuntungan
produksi ASI pada hari keempat setelah yang akan mereka dapatkan. Seseorang
melahirkan lebih tinggi dibanding ibu yang yang memiliki pendidikan tinggi akan
melahirkan pertama kali. Peneliti lebih mudah menerima hal baru sehingga
berasumsi bahwa pada ibu multipara selain informasi lebih mudah diterima khususnya
sudah berpengalaman, mereka juga tentang ASI eksklusif.

6
Pada penelitian ini seluruh hipofisa yang berada di dasar otak
responden melakukan IMD setelah sehingga menghasilkan hormon prolaktin.
melahirkan. Sesuai penelitian Hastuti Prolaktin akan merangsang payudara untuk
(2017) menunjukkan bahwa sebagian besar memproduksi ASI dan dapat
responden melakukan IMD. Inisiasi meningkatkan produksi ASI (Arini, 2013).
menyusu dini (early initiation) atau Pada penelitian ini sebagian besar
permulaan menyusu dini adalah bayi mulai IRT berjumlah 23 orang (54,8%). Hasil
menyusu sendiri segera setelah lahir. Jadi, yang sama juga didapat dalam penelitian
sebenarnya bayi manusia seperti juga bayi Hafni (2016), yang menyatakan bahwa
mamalia lain mempunyai kemampuan dari 99 responden penelitian, ada 74 orang
untuk menyusu sendiri. Asalkan dibiarkan (74,7%) ibu yang tidak bekerja dibanding
kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, ibu yang bekerja. Dimana kecenderungan
setidaknya selama satu jam segera setelah ibu-ibu tidak memberikan ASI Eksklusif
lahir. Sesaat setelah ibu melahirkan maka dikarenakan banyaknya ibu-ibu yang
biasanya bayi akan dibiarkan atau bekerja. Seorang ibu yang bekerja dan
diletakkan di atas dada si ibu agar sang menyusui akan terkendala jika di tempat
anak mencari sendiri puting ibunya, ini bekerja atau di sekitar tempat bekerja tidak
disebut dengan inisiasi menyusu dini / tersedia sarana penitipan bayi atau pojok
IMD. Penyampaian ASI ke bayi dan ASI. Bila tempat bekerja dekat dengan
pemeliharaan laktasi bergantung pada rumah, ibu dapat pulang untuk menyusui
stimulasi mekanis pada puting susu. bayi pada waktu istirahat atau bisa juga
Stimulasi isapan bayi yang dikenal sebagai meminta bantuan seseorang untuk
ejeksi atau pengeluaran ASI isapan bayi membawa bayi ketempat bekerja
adalah stimulasi utama pengeluaran ASI (Dalimunthe, 2011).
dan reflek ini dapat dikondisikan (Kodrat Sebagian besar umur anak 2 bulan
(2015). Inisiasi menyusu dini (early berjumlah 13 orang (31%). Diketahui ASI
initiation) adalah membiarkan bayi baru Eksklusif adalah pemberian ASI kepada
lahir untuk merangkak ke arah payudara bayi tanpa makanan dan minuman
ibunya, menemukan puting susu, pendamping (termasuk air jeruk, madu, air
kemudian menyusu sendiri setidaknya gula), yang dimulai sejak bayi baru lahir
selama satu jam. IMD yang dilakukan sampai dengan usia 6 bulan. Setelah bayi
dalam satu jam pertama akan membangun berumur enam bulan, bayi boleh diberikan
refleks hisap bayi yang akan merangsang makanan pendamping ASI (MP-ASI),
ujung saraf di sekitar payudara ke kelnjar karena ASI tidak dapat memenuhi lagi

7
keseluruhan kebutuhan gizi bayi sesudah Puskesmas Muara Badak lebih tinggi pada
umur enam bulan. Akan tetapi, pemberian kelompok kontrol dibandingkan kelompok
ASI bisa diteruskan hingga bayi berusia 2 intervensi.
tahun (Dahlan dkk., 2013). Menurut Setelah kira-kira 6 minggu pasca
Rayhana (2016) usia anak tidak persalinan, wanita mengalami suatu proses
mempengaruhi produksi ASI, yang mana alamiah yang disebut nifas. Ketika proses
proses terjadinya pengeluaran ASI dimulai ini terjadi maka wanita akan mengalami
dan dirangsang oleh isapan mulut bayi perubahan-perubahan fisiologis, seperti
pada puting ibu. Semakin sering bayi involusi uterus dan pengeluaran iochea,
menyusu pada payudara ibu, maka perubahan psikis dan fisik, serta
produksi dan pengeluaran ASI akan laktasi/pengeluaran Air Susu Ibu (ASI).
semakin banyak. Oleh karena itu Laktasi adalah keadaan dimana terjadi
responden yang rata-rata masih usia 2 perubahan pada payudara ibu, yang
bulan masih perlu mendapatkan ASI menyebabkan seorang ibu dapat
Eksklusif. memproduksi ASI. ASI merupakan asupan
2. Jumlah ASI sebelum diberikan buah gizi terbaik dan dapat melindungi diri dari
pepaya pada ibu menyusui diare, sakit kulit, alergi, asma, infeksi
Berdasarkan hasil penelitian pernafasan dan berperan penting dalam
mengenai jumlah ASI sebelum diberikan pembentukan intelegensia, emosional dan
buah pepaya pada ibu menyusui di Praktek rohani. Salah satu faktor yang menjadi
Mandiri Bidan wilayah kerja Puskesmas penyebab kurangnya pemberian ASI
Muara Badak diketahui bahwa jumlah ASI eksklusif adalah ibu yang mengalami
rata-rata sebelum diberikan buah pepaya kesulitan dalam proses laktasi (Muhartono,
pada ibu menyusui di Praktek Mandiri 2018).
Bidan wilayah kerja Puskesmas Muara Produksi ASI dapat dipengaruhi
Badak pada kelompok intervensi yaitu oleh banyak faktor. Faktor utama yang
178,57 cc. Sedangkan jumlah ASI rata-rata dapat mempengaruhi adalah faktor
sebelum diberikan buah pepaya pada ibu hormonal, yaitu Hormon prolaktin dan
menyusui di Praktek Mandiri Bidan oksitosin. Bayi yang menghisap payudara
wilayah kerja Puskesmas Muara Badak ibu akan merangsang neurohormonal pada
pada kelompok kontrol yaitu 194,29 cc. puting susu dan areola ibu. Rangsangan
Hal ini menunjukkan jumlah ASI sebelum tersebut alan diteruskan ke hypophyse
diberikan buah pepaya pada ibu menyusui melalui nervus vagus dan dilanjutkan ke
di Praktek Mandiri Bidan wilayah kerja lobus anterior. Hormon prolaktin akan

8
keluar ketika rangsangan mencapai lobus dengan mengkonsumsi makanan yang
anterior, masuk ke peredaran darah dan dapat mempengaruhi produksi ASI.
sampai pada kelenjar pembuat ASI yang Menurut Haryono dan Setianingsih
selanjutnya akan merangsang kelenjar (2014) beberapa upaya untuk
untuk memproduksi ASI. Hormon memproduksi ASI lebih banyak dan
oksitosin merangsang pengeluaran ASI. meningkatkan kualitas ASI diantaranya
Bayi memiliki refleks memutar kepala memperbanyak konsumsi makanan
kearah payudara ibu ketika didekatkan bergizi. Asupan makanan ibu merupakan
pada payudara ibu yang disebut rooting salah satu faktor yang mempengaruhi
reflex (refleks menoleh), hal ini komposisi dan produksi ASI. Indonesia
menyebabkan rangsangan pengeluaran merupakan salah satu negara yang kaya
hormon oksitosin.¹ Kekurangan produksi akan berbagai jenis tanaman yang
kedua hormon tersebut akan menyebabkan berkhasiat sebagai tanaman obat. Beberapa
sulitnya produksi ASI yang dibutuhkan diantaranya berkhasiat sebagai laktagogum
untuk tindakan pemberian ASI pada bayi seperti buah pepaya. Laktagogum
(Muhartono, 2018). merupakan obat yang dapat meningkatkan
Istiqomah (2015) menyatakan atau memperlancar pengeluaran air susu.
pada ibu menyusui, sering terjadi kendala 3. Jumlah ASI setelah diberikan buah
seperti produksi ASI kurang, ibu kurang pepaya pada ibu menyusui
memahami tata laksana laktasi yang benar, Berdasarkan hasil penelitian
ibu ingin menyusui kembali setelah bayi mengenai jumlah ASI setelah diberikan
diberi formula (relaktasi), bayi terlanjur buah pepaya pada ibu menyusui di Praktek
mendapatkan, prelakteal feeding Mandiri Bidan wilayah kerja Puskesmas
(pemberian air gula/dekstrosa, susu Muara Badak diketahui bahwa jumlah ASI
formula pada hari-hari pertama kelahiran) rata-rata setelah diberikan buah papaya
kelainan ibu: puting ibu lecet, puting ibu hari pertama pada ibu menyusui di Praktek
luka, payudara bengkak dan ibu bekerja, Mandiri Bidan wilayah kerja Puskesmas
sedangkan pada bayi sering terjadi kendala Muara Badak pada kelompok intervensi
seperti bayi sakit atau abnormalitas bayi. yaitu 191,42 cc. Sedangkan jumlah ASI
Upaya dalam peningkatan produksi ASI rata-rata setelah diberikan buah papaya
bisa dilakukan dengan cara melakukan pada hari pertama pada ibu menyusui di
perawatan payudara sejak dini dan rutin, Praktek Mandiri Bidan wilayah kerja
memperbaiki teknik menyusui, atau Puskesmas Muara Badak pada kelompok
kontrol yaitu 194,29 cc. Hal ini

9
menunjukkan ada perubahan jumlah ASI normal lebih cepat dan mencegah
lebih banyak pada kelompok intervensi, perdarahan. Wanita yang menyusui
sedangkan pada kelompok kontrol tidak memiliki insiden lebih sedikit terkena
ada perubahan setelah diberikan buah osteoporosis dan beberapa tipe kanker
papaya pada hari pertama pada ibu termasuk kanker payudara dan kanker
menyusui di Praktek Mandiri Bidan ovarium (Lestari, 2013).
wilayah kerja Puskesmas Muara Badak. Istiqomah (2015) menyatakan
Namun setelah hari ketiga sampai hari pada ibu menyusui, sering terjadi kendala
ketujuh baik pada kelompok intervensi seperti produksi ASI kurang, ibu kurang
maupun kelompok kontrol ada perubahan memahami tata laksana laktasi yang benar,
jumlah ASI, namun jumlahnya lebih ibu ingin menyusui kembali setelah bayi
banyak pada kelompok intervensi diberi formula (relaktasi), bayi terlanjur
dibandingkan kelompok kontrol. mendapatkan, prelakteal feeding
Banyak manfaat yang didapat dari (pemberian air gula/dekstrosa, susu
pemberian ASI pada bayi, baik bagi bayi formula pada hari-hari pertama kelahiran)
itu sendiri atau bagi ibu menyusui. Pada kelainan ibu: puting ibu lecet, puting ibu
ASI mengandung antibodi dalam jumlah luka, payudara bengkak dan ibu bekerja,
besar yang berasal dari tubuh seorang ibu. sedangkan pada bayi sering terjadi kendala
Antibodi tersebut membantu bayi menjadi seperti bayi sakit atau abnormalitas bayi.
tahan terhadap penyakit, selain itu juga Oleh karena itu, perlu upaya dalam
meningkatkan sistem kekebalan tubuh peningkatan produksi ASI bisa dilakukan
bayi. Disamping itu, hormon yang terdapat dengan cara melakukan perawatan
di dalam ASI menciptakan rasa kantuk dan payudara sejak dini dan rutin,
rasa nyaman. Hal ini dapat membantu memperbaiki teknik menyusui, atau
menenangkan kolik atau bayi yang sedang dengan mengkonsumsi makanan yang
tumbuh gigi dan membantu membuat bayi dapat mempengaruhi produksi ASI salah
tertidur setelah makan, dan masih banyak satunya buah pepaya.
lagi manfaat yang lainnya. Disamping itu Nataria (2018) menyatakan pepaya
pemberian ASI oleh ibu menyusui sebagai salah satu buah yang dikenal
merupakan cara paling mudah untuk dengan sebutan Caricapapaya. Buah
menurunkan berat badan sang ibu. Dengan pepaya juga merupakan salah satu jenis
menyusui dapat membakar ekstra kalori buah yang memiliki kandungan nutrisi
sebanyak 200-250 per hari. Menyusui juga tinggi dan kaya akan manfaat bagi
dapat membantu uterus kembali ke ukuran kesehatan. Penanaman pepaya

10
membutuhkan suhu rendah untuk diketahui bahwa beda mean kelompok
menopang pertumbuhan sehingga sangat intervensi antara jumlah ASI sebelum
cocok ditanam di daerah tropis. Oleh pemberian buah pepaya dengan setelah
karena itu, menjadi hal yang wajar bila pemberian buah pepaya hari pertama
populasi pohon pepaya sangat banyak dan sebesar 12,86 cc dan p value 0,001 < 0,05,
mudah ditemukan di negara kita. yang artinya Ha diterima yaitu ada
Masyarakat bisa mendapatkan buah pengaruh pemberian buah pepaya terhadap
pepaya untuk konsumsi sehari-hari dengan kelancaran ASI pada ibu menyusui di
mudah. Buah pepaya mengandung Praktek Mandiri Bidan. Sedangkan beda
laktagogum memiliki potensi dalam mean kelompok kontrol antara jumlah ASI
menstimulasi hormon oksitosin dan tidak ada perbedaan. Sedangkan pada hari
prolaktin seperti alkolid, polifenol, steroid ketiga sampai hari ketujuh baik kelompok
flavonoid dan substansi lainnya paling intervensi maupun kelompok kontrol
efektif dalam meningkatkan dan diperoleh p value < 0,05, yang artinya Ha
memperlancar produksi ASI. Reflek diterima yaitu ada pengaruh pemberian
prolaktin secara hormonal untuk buah pepaya terhadap kelancaran ASI pada
memproduksi ASI, waktu bayi menghisap ibu menyusui di Praktek Mandiri Bidan.
puting payudara ibu, terjadi rangsangan Namun beda mean lebih tinggi pada
neorohormonal pada putting susu dan kelompok intervensi, dibandingkan
areola ibu. Rangsangan ini diteruskan ke kelompok kontrol.
hipofisis melalui nervos vagus, kemudian Hasil penelitian ini sesuai dengan
ke lobus anterior. Dari lobus ini akan penelitian Muhartono (2018) menunjukkan
mengeluarkan hormon prolaktin, masuk ke bahwa rata-rata produksi ASI sebelum
peredaran darah dan sampai pada kelenjer- mengonsumsi buah pepaya adalah 5,7 kali
kelenjer pembuat ASI. Kelenjer ini akan dengan standar deviasi 0,8131 dan rata-
merangsang untuk menghasilkan ASI. rata setelah mengonsumsi buah pepaya
4. Pengaruh pemberian buah pepaya adalah 9,75 kali dengan standar deviasi
terhadap kelancaran ASI pada ibu 0,78640. Karena perbedaan nilai rata-rata
menyusui adalah 4,05000 dengan sig 0,000 sehingga
Berdasarkan hasil penelitian sig < 0,05, dapat disimpulkan bahwa rata-
mengenai pengaruh pemberian buah rata produksi ASI sebelum dan sesudah
pepaya terhadap kelancaran ASI pada ibu mengonsumsi buah pepaya adalah berbeda.
menyusui di Praktek Mandiri Bidan Simpulan, buah pepaya dapat
wilayah kerja Puskesmas Muara Badak

11
meningkatkan sekresi dan jumlah produksi dapat menjadi salah satu cara untuk
ASI. meningkatkan laju sekresi dan produksi
Begitupula penelitian Istiqomah ASI dan menjadi strategi untuk
(2015) menunjukkan bahwa pemberian menanggulangi gagalnya pemberian ASI
buah pepaya dapat mempengaruhi eksklusif yang disebabkan oleh produksi
peningkatan produksi ASI ibu menyusui di ASI yang rendah (Kurniawan, 2013).
Desa Wonokerto di wilayah Puskesmas Mekanisme kerja laktagogum
Peterongan Kabupaten Jombang. dalam membantu meningkatkan laju
Penelitian Nataria (2018) adanya pengaruh sekresi dan produksi ASI adalah dengan
pemberian buah pepaya muda dalam secara langsung merangsang aktivitas
bentuk sayur bening terhadap peningkatan protoplasma pada sel-sel sekretoris
produksi ASI. kelenjar susu dan ujung saraf sekretoris
Pepaya adalah tanaman dari famili dalam kelenjar susu yang mengakibatkan
Caricaceae yang berasal dari Amerika sekresi air susu meningkat, atau
Tengah, Hindia Barat, bahkan kawasan merangsang hormon prolaktin yang
sekitar Costa Rica dan Meksiko. Tanaman merupakan hormon laktagonik terhadap
pepaya banyak ditanam di daerah tropis kelenjar mamae pada sel-sel epitelium
dan subtropis, di daerah kering dan basah alveolar yang akan merangsang laktasi.
atau dataran dan pegunungan sampai Tanaman pepaya (Carica Papaya L.)
dengan 1000 meter diatas permukaan laut. famili Caricaceae adalah tanaman yang
Buah ini merupakan buah yang memiliki banyak diteliti saat ini. Pepaya merupakan
gizi tinggi. Tanaman pepaya merupakan salah satu buah yang mengandung
tanaman yang banyak digunakan oleh laktagogum yang merupakan zat yang
masyarakat sejak dulu. Senyawa aktif yang dapat membantu meningkatkan dan
terkandung di dalamnya yaitu enzim memperlancar pengeluaran ASI.
papain, karotenoid, alkaloid, flavonoid, Laktagogum memiliki efek dalam
monoterpenoid, mineral, vitamin, merangsang pengeluaran hormon oksitosin
glukosinolat, dan karposida vitamin C, A, dan prolaktin seperti alkaloid, polifenol,
B, E, serta mineral. Dikatakan juga bahwa steroid, flavonoid yang efektif dalam
pepaya memiliki efek gastroprotektif, meningkatkan sekresi dan pengeluaran
antibakterial, laksatif, dan laktagogum ASI (Hegar, 2018).
yang khasiatnya terlah terbukti secara Peningkatan produksi ASI
ilmiah dari buah pepaya.¹¹ Kandungan dipengaruhi oleh adanya polifenol dan
laktagogum (lactagogue) dalam pepaya steroid yang mempengaruhi reflek

12
prolaktin untuk merangsang alveolus yang Puskesmas Muara Badak pada
bekerja aktif dalam pembentukan ASI. kelompok intervensi rata-rata 178,57
Peningkatan produksi ASI juga dirangsang cc. Sedangkan kelompok kontrol rata-
oleh hormon oksitosin, peningkatan rata yaitu 194,29 cc.
hormon oksitosin dipengaruhi oleh 3. Jumlah ASI setelah diberikan buah
polifenol yang ada pada buah pepaya muda pepaya pada ibu menyusui di Praktek
yang akan membuat ASI mengalir lebih Mandiri Bidan wilayah kerja
deras dibandingkan dengan sebelum Puskesmas Muara Badak pada
mengkonsumsi buah pepaya. Oksitosin kelompok intervensi rata-rata di hari
merupakan hormon yang berperan untuk pertama yaitu 191,42 cc. Sedangkan
mendorong sekresi air susu (milk let kelompok kontrol -rata di hari pertama
down). Peran oksitosin pada kelenjer susu yaitu 194,29 cc.
adalah mendorong kontraksi sel-sel 4. Ada pengaruh pemberian buah pepaya
miopitel yang mengelilingi alveolus akan terhadap kelancaran ASI pada ibu
terdorong keluar menuju saluran susu, menyusui di Praktek Mandiri Bidan (p
sehingga alveolus menjadi kosong dan value 0,001 < 0,05).
memacu untuk sintesis air susu berikutnya Saran
(Nataria, 2018). 1. Ibu menyusui sebaiknya rutin
KESIMPULAN DAN SARAN mengkonsumsi buah papaya,
Kesimpulan dikarenakan pemberian buah papaya
1. Karakteristik responden sebagian besar (Carica Papaya L.) pada ibu menyusui
umur ibu antara 19-29 tahun berjumlah dapat menstimulasi dalam
26 orang (61,9%), paritas 2 anak meningkatkan sekresi dan jumlah
berjumlah 20 orang (47,6%), produksi Air Susu Ibu (ASI).
pendidikan tamat SMA berjumlah 31 2. Petugas kesehatan khususnya bidan
orang (73,8%), melakukan IMD agar lebih meningkatkan keterampilan
setelah melahirkan berjumlah 42 orang melalui literatur terbaru, pelatihan
(100%), pekerjaan sebagai IRT serta konseling pada setiap
berjumlah 23 orang (54,8%) dan umur pemeriksaan ibu hamil, sehingga
anak 2 bulan berjumlah 13 orang memiliki pengetahuan tentang manfaat
(31%). yang cukup terhadap buah pepaya
2. Jumlah ASI sebelum diberikan buah dalam meningkatkan produksi ASI.
pepaya pada ibu menyusui di Praktek
Mandiri Bidan wilayah kerja

13
Ucapan Terima Kasih DAFTAR PUSTAKA
Ucapkan rasa terima kasih serta Arikunto, S. (2016). Prosedur
penghargaan sebesar-besarnya kepada Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.
yang terhormat :
1. Bapak H. Supriadi B., S.Kp., M.Kep Baskoro, A. (2018). ASI Panduan
Praktis Ibu Menyusui.
selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Jogjakarta: Banyu Media.
Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia Kalimantan Timur. Bonaditya. (2014). Pepaya carica.
Penebar Swadya. Jakarta.
2. Nursari Abdul Syukur, M.Keb selaku
Ketua Program Studi Sarjana Terapan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Timur. (2018). Data Cakupan
ASI Eksklusif. Kalimantan
Kementerian Kesehatan Republik Timur: Dinkes.
Indonesia Kalimantan Timur
Dahlan, S. (2014). Statistika Untuk
sekaligus Pembimbing II yang telah
Kedokteran dan Kesehatan.
memberikan bimbingan dengan penuh Jakarta: Salemba Medika.
kesabaran dalam penulisan skripsi ini. Jakarta.
3. Inda Corniawati, M.Keb selaku Ketua
Depkes, RI. (2018), Buku Kesehatan
Jurusan Kebidanan Politeknik Ibu dan Anak. Jakarta : Depkes
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Republik Indonesia Kalimantan Fikawati, S. (2015). Penyebab
Timur. keberhasilan dan kegagalan
praktik pemberian asi eksklusif.
4. Dr. Hj. Endah Wahyutri, S.Pd.,
Jurnal Kesmas. Vol 4(3):120-
M.Kes selaku Pembimbing I yang 131.
telah memberikan bimbingan dengan
Haryono, R dan Setianingsih, S.
penuh kesabaran dalam penulisan
(2014). Manfaat Asi Eksklusif
skripsi ini. Untuk Buah Hati Anda.
5. Drs. H. Lamri, M.Kes selaku Penguji Yogyakarta: Gosyen Publising.
Utama yang memberikan saran dan Hegar. B. (2018). Bedah ASI Kajian
kritik demi perbaikan skripsi ini. dari berbagai sudut Pandang
Ilmiah. Jakarta : IDI Cabang
6. Keluarga yang selalu memberikan
DKI.
dukungan dan doanya dalam
penulisan skripsi ini. Istiqomah, S.B. (2015). Pengaruh Buah
Pepaya Terhadap Kelancaran
Produksi ASI Pada Ibu Menyusui
di Desa Wonokerto Wilayah

14
Puskesmas Peterongan Jombang Notoatmodjo, S. (2015). Metodologi
Tahun 2014. Jurnal Edu Health. Penelitian Kesehatan. Jakarta :
5(2):58-63. PT Rineka Cipta.

Kaliappan, N.D. (2018). Nugroho, T. (2011). ASI dan Tumor


Pharmacognostical studies on the Payudara. Yogyakarta: Nuha
leaves of Plectranthus Medika.
amboinicus (Lour) Spreg. Int J
Green Pharm. 8(3):182-184. Nursalam. (2015). Konsep dan
Penerapan Metodologi
Kementerian Kesehatan Republik Penelitian Ilmu Keperawatan,
Indonesia. (2018). Situasi dan Pedoman Skripi, Tesis dan
analisis asi eksklusif. Jakarta: Instrumen Penelitian
Kemenkes RI Keperawatan. Jakarta : Sagung
Seto.
Kurniawan, Bayu. (2013). Determinan
Keberhasilan Pemberian Air Pratiwi, T.I. (2017). Exclusive
Susu Ibu Eksklusif. Jurnal Breastfeeding Improvement
Kedokteran Brawijaya. Program Using Carica Papaya
27(4):201-212. Leaf Extract on the Levels of
Prolactin Hormones.
Lestari. (2013). Pengaruh dukungan International Journal of
sosial pada keberhasilan Science and Research (IJSR).
menyusui di RSUD Panembahan. 1(1):1-19.
Jakarta : Prosiding Konferensi
Nasional Ke-7Asosiasi Program Ramaiah, S. (2016). ASI dan Menyusui.
Pascasarjana Perguruan Tinggi Jakarta: PT. Bhuana Ilmu
Muhammadiyah‘Aisyiyah Populer.
(APPPTMA).
Roesli, U. (2015). Mengenal ASI
Muhartono, R.G. dan Gumanda, H.P. Ekslusif. Jakarta: Trubus
(2018). Pengaruh Pemberian Agriwidya.
Buah Pepaya (Carica Papaya Sabri, L. dan Hastono, S.P. (2010).
L.) Terhadap Kelancaran Statistik Kesehatan. Jakarta :
Produksi Air Susu Ibu (ASI) PT Raja Grafindo Persada.
pada Ibu Menyusui. Jurnal
Medula. 8(1):36-42. Sari, I.P. (2015). Daya laktagogum
jamu uyup-uyup dan ekstrak
Nataria, D. (2018). Peningkatan daun katu (sauropus
Produksi ASI dengan Konsumsi androgynous Merr.) pada
Buah Pepaya. Jurnal Kesehatan glandula ingluvrca merpati.
Prima Nusantara Bukittinggi. Majalah Farmasi Indonesia.
9(1): 62-78 14(1):265-9.

15
Sri, W. (2016). Early Breastfeeding fungsional untuk ibu menyusui.
Initiation : Impact Of Socio JIPI. 19(1) :38-42.
Demographic, Knowledge And
Social Support Factors. WHO. (2018). Breastfeeding. Diakses
Diakses pada pada https://www.who.int/life-
Https://Scialert.Net/Abstract/?D course/news/events/world-
oi=Pjn.2017.207.215 breastfeeding-week-2018/en/

Sugiyono. (2014). Statistik. Jakarta : Widiyanti, D dan Heryati, K. (2018).


PT. Gramedia Pustaka Utama. Effect On Food Consumption
Postpartum Mother’s
Sujarweni, V.W. (2015). Statistik Breastfeeding In Clinical
Untuk Kesehatan. Yogyakarta : Pratice Midwife In Bengkulu
Gava Media. City. International Journal of
Recent Scientific Research.
Syarief, H; Damanik, R.M; Sinaga, T; 1(1):1-18.
Doloksaribu, T.H. (2014).
Pemanfaatan daun bangun- )
bangun dalam pengembangan
produk makanan tambahan

16

Anda mungkin juga menyukai