Anda di halaman 1dari 4

PERANCANGAN FITOFARMAKA

1. Fitoterapi (proses pencegahan, pemeliharaan kesehatan dan pengobatan suatu penyakit menggunakan
tumbuhan obat) buah naga (misalnya+ gambar)

Pemberian ASI eksklusif merupakan langkah awal bagi seorang manusia untuk mendapatkan kehidupan yang
sehat dan sejahtera. Banyak faktor yang menyebabkan kegagalan memberikan ASI eksklusif karena kekurangan
produksi ASI. Berbagai upaya banyak dilakukan di masyarakat dalam meningkatkan produksi ASI, salah satunya
adalah dengan mengkonsumsi sayur daun katuk.

Katuk (Sauropus androgynus) merupakan tumbuhan sayuran yang banyak terdapat di Asia Tenggara. Ciri-ciri
tanaman katuk adalah cabang-cabang agak lunak, daun tersusun selang-seling pada satu tangkai, berbentuk
lonjong sampai bundar.

Pengaruh pemberian ekstrak katuk sebelumnya juga telah dibuktikan dalam suatu penelitian dimana ekstrak
daun katuk menunjukkan peningkatan ekspresi prolaktin dan oksitosin 2 hingga 26 kali lipat pada kelenjar
pituitari tikus, sementara intervensi biskuit substitusi tepung daun katuk pada tikus yang diuji secara in vivo
terbukti aman dan memiliki kandungan laktagoga yang mempengaruhi peningkatan produksi ASI yang
ditunjukkan oleh pertambahan berat badan tikus yang diamati selama 15 hari.

Rosa, E. F., Aisyah, A., Rustiati, N., & Zanzibar, Z. (2022). Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) dan Produksi
Air Susu Ibu. Journal of Telenursing (JOTING), 4(1), 205-214.

2. Deskripsi tanaman
Tanaman katuk memiliki beragam nama daerah , yaitu Inggris: star gooseberry atau sweet leaf; China: mani cai; Vietnam:
rau ngot; Malaysia: cekur manis atau sayur manis. Di Minangkabau disebut sinami dan di Jawa katuk, katukan, atau
babing. Orang Madura menyebutnya kerakur dan di Bali lebih dikenal dengan nama kayumanis. Katuk merupakan sosok
tanaman berupa perdu yang tumbuh menahun, berkesan ramping, sering ditanam beberapa batang sekaligus sebagai
tanaman pagar. Daun katuk merupakan daun majemuk yang berjumlah genap.

Tanaman perdu, tinggi mencapai 2-3 m. Cabang agak lunak dan terbagi. Daun tersusun selang-seling pada satu
tangkai, berbentuk lonjong sampai bundar dengan panjang 2,5 cm dan lebar 1,25-3 cm. Bunga tunggal atau
berkelompok tiga berwarna merah gelap atau kuning dengan bercak merah gelap. Buah bertangkai panjang
1,25 cm
PERANCANGAN FITOFARMAKA

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Geramales
Suku : Euphorbiaceae
Genus : Sauropus
Spesies : Sauropus androgynous

PMK RI. (2016). FORMULARIUM OBAT HERBAL ASLI INDONESIA

3. Kandungan Kimia tanaman

serat, karbohidrat dan senyawa bioaktif seperti fenolat, tanin, flavonoid, antositosianin, fitosterol dan sebagai
fasilitator ASI. Selain itu, daun katuk juga mengandung lignin, karotenoid, vitamin A, C dan vitamin E, folat, zinc,
kalium, magnesium, kalsium, zat besi vitamin B kompleks, beragam antioksidan seperti polifenol, flavonoid,
lutein dan zeaxanthin.

Rosa, E. F., Aisyah, A., Rustiati, N., & Zanzibar, Z. (2022). Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) dan Produksi
Air Susu Ibu. Journal of Telenursing (JOTING), 4(1), 205-214

4. Indikasi (khasiat)

Meningkatkan produksi ASI, mengobati demam, borok dan bisul.

Majid, T. S. (2018). Aktivitas farmakologi ekstrak daun katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr). Farmaka, 16(2).

5. Mekanisme kerja kandungan Kimia

Daun katuk mengandung steroid dan polifenol yang dapat meningkatkan kadar prolaktin, sehingga pemberian
daun katuk dapat meningkatkan kadar hormon steroid adrenal tersebut.

Peningkatan produksi ASI setelah intervensi ekstrak daun katuk akan memberikan stimulasi terhadap reseptor
prolaktin yang ada pada sel laktotrof sebagai penghasil prolaktin. Peningkatan tersebut terjadi karena dengan
pemberian dosis yang tinggi akan menimbulkan stimulus reseptor prolaktin pada sel laktotrof untuk memacu
neurohormon yang akan merangsang pengeluaran prolactin releasing factors (PRF). Ektrak daun katuk diduga
mengandung senyawa terpenoid yang akan bekerja pada sel laktotrof melalui reseptor hormon steroid secara
intraseluler seperti kerja hormon estrogen dalam memacu sintesis dan pelepasan prolaktin oleh hipofisa. Pada
teori laktasi diketahui bahwa peningkatan sekresi air susu pada masa laktasi berhubungan erat dengan
peningkatan kadar prolaktin darah

Rosa, E. F., Aisyah, A., Rustiati, N., & Zanzibar, Z. (2022). Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) dan Produksi
Air Susu Ibu. Journal of Telenursing (JOTING), 4(1), 205-214
PERANCANGAN FITOFARMAKA

6. Pengertian penyakit apa saja yang diobati

ASI eksklusif sangat penting bagi kelangsungan hidup bayi. ASI mengandung growth factor dan zat antibodi.
Growth factor dalam ASI berperan dalam membantu proses pematangan organ dan hormon, sedangkan zat
antibodi berfungsi membantu proses pematangan sistem imun. Proses pematangan sistem imun sangat penting
karena sistem imun bayi baru lahir belum sempurna. Apabila ASI tidak diberikan secara eksklusif, proses
pematangan sistem imun akan terganggu dan menyebabkan bayi mudah terserang infeksi. Penanganan infeksi
yang terlambat dapat memicu kematian. Selain itu, kegagalan ASI eksklusif juga dapat mengganggu proses
pematangan organ dan hormon.

Wendiranti, C. I., Subagio, H. W., & Wijayanti, H. S. (2017). Faktor Risiko Kegagalan ASI Eksklusif (Doctoral
dissertation, Diponegoro University).

Pada penelitian menyebutkan anak-anak yang tidak pernah disusui memiliki resiko penyakit gangguan
pernapasan dan pencernaan pada empat tahun pertama kehidupannya dibanding dengan bayi yang mendapat
ASI selama 6 bulan atau lebih, dan pemberian ASI yang tidak eksklusif memberikan kontribusi sebanyak 11,6%
dalam mortalitas anak dibawah usia 5 tahun.

Pemberian ASI eksklusif sangat mempengaruhi 30,1% pencegahan risiko kejadian stunting pada balita, sehingga
cakupan gizi pada balita bisa terpenuhi. Masalah menyusui pada masa pasca persalinan salah satunya adalah
sindrom ASI kurang, sehingga bayi merasa tidak puas setiap setelah menyusu, bayi sering menangis atau bayi
menolak menyusu, payudara tidak membesar yang mengakibatkan gagalnya pemberian ASI pada bayi.

Niar, A., Dinengsih, S., & Siauta, J. (2021). Faktor-faktor yang Memengaruhi Produksi ASI pada Ibu Menyusui di
RSB Harifa Kabupaten Kolaka Provinsi Sulawesi Tenggara. Midwiferia Jurnal Kebidanan, 7(2), 10-19.

7. Etiologi (sumber) penyebab penyakit

Beberapa hal yang mempengaruhi pengeluaran ASI di antaranya perubahan sosial budaya, faktor psikologis,
faktor fisik ibu, meningkatnya promosi susu formula, factor petugas kesehatan, makanan ibu, berat badan lahir
bayi, penggunaan alat kontrasepsi.

Hardiani, R. S. (2017). Status paritas dan pekerjaan ibu terhadap pengeluaran asi pada ibu menyusui 0-6
bulan. NurseLine journal, 2(1), 44-51.

8. Gejala (gangguan atau keluhan) klinis

Tanda-tanda yang terjadi jika ASI kurang yaitu bayi tidak puas selesai menyusu, seringkali menyusui dengan
waktu yang sangat lama, bayi sering menangis atau menolak menyusu, tinja bayi keras, kering atau berwarna
hijau, serta payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang sangat jarang).
PERANCANGAN FITOFARMAKA

Wahyuni, I., Sukraniti, M. K., Putu, D., & Widarti, I. G. A. A. (2021). Efektifitas Konseling Menyusui Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Asi Ekslusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Abiansemal I (Doctoral
dissertation, Jurusan Gizi).

Anda mungkin juga menyukai