Menurut Manjoer Arif (2000) KEP adalah keadaan dimana kurang gizi
yang di sebabkan rendahnya konsumsi energi dan protein dalam
makanan sehari-hari yang tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG).
Batita gizi kurang adalah batita dengan status gizi kurang yang
berdasarkan indikator BB/U dengan nilai z-score < - 2 SD (Tendensi
Sentral) sampai 3 SD.
EPIDEMOLOGI
Pada pertengahan tahun 2005, kasus kekurangan gizi anak di
Indonesia kembali merebak. Data tahun 2005 sejak Januari
sampai November 2005 terdapat 71,815 balita yang menderita
gizi buruk di Indonesia. Dari jumlah itu 232 di antaranya
meninggal dunia, pada tahun 2006 jumlahnya naik menjadi
74.436 dengan demikian mengalami kenaikan sebanyak 1.26%
balita (Depkes,RI, 2007).
Hasil analisis Riskesdas 2010 dilaporkan secara nasional sudah
terjadi penurunan prevalensi kurang gizi (berat badan menurut
umur), meskipun demikian masih terdpat 17,9 persen yang
menderita kurang gizi, 4,9 gizi buruk. Prevalensi pendek pada
balita adalah 35,7 persen, balita sangat kurus 13,3 persen
(Litbang Depkes, 2010).
FAKTOR FAKTOR GIZI KURANG
PENYEBAB TIDAK PENYEBAB
LANGSUNG LANGSUNG