PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui herbal medik dalam memperlancar ASI
2. Untuk mengetahui senyawa apa saja yang terkandung dalam herbal untuk
memperlancar ASI?
BAB II
PEMBAHASAN
B. Komposisi ASI
Asi mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok, antara lain zat putih
telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor tumbuhan, hormon,
enzim, zat kekebalan, dan sel darah putih. Semua zat ini terdapat secara
proposional dan seimbang satu dengan yang lainnya. Cairan hidup yang
mempunyai keseimbangan biokimia yang sangat tepat ini bagai suatu
“simfoni nutrisi bagi pertumbuhan bayi” sehingga tidak mungkin ditiru oleh
buatan manusia.
C. Manfaat ASI
1) Sebagai Nutrisi
2) Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
3) Meningkatkan Kecerdasan
4) Meningkatkan Jalinan Kasih Sayang Ibu.
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Subfamili : Cucurbitoideae
Bangsa : Benincaseae
Subbangsa : Luffinae
Genus : Luffa
Gambar 2.1
b. Khasiat Daun Katuk
Katuk (Sauropus androgynus) merupakan tumbuhan sayuran yang
banyak terdapat di Asia Tenggara. Tumbuhan ini dalam beberapa
bahasa dikenali sebagai mani cai (马尼菜; bahasa Tionghoa), cekur
manis (bahasa Melayu) dan rau ngót (bahasa Vietnam). Daun katuk
merupakan sayuran minor yang dikenal memiliki khasiat
memperlancar aliran air susu ibu (ASI). Tinggi dua sampai tiga meter,
tumbuh di dataran rendah hingga 1.300 di atas permukaan laut. Daun
kecil, berwarna hijau gelap dengan panjang lima sampai enam cm.
Bunganya berwarna merah gelap atau kuning dengan bercak merah
gelap dan berbunga sepanjang tahun. Tumbuhan ini termasuk dalam
suku menir-meniran (Phyllanthaceae), dan berkerabat dengan menteng,
buni, dan ceremai. Ia termasuk dalam tribus Phyllantheae dan
subtribus Flueggeinae.
Daun katuk dapat mengandung hampir 7% protein dan serat kasar
sampai 19%. Daun ini kaya vitamin K, selain pro-vitamin A (beta-
karotena), B, dan C. Mineral yang dikandungnya adalah kalsium
(hingga 2,8%), besi, kalium, fosfor, dan magnesium. Warna daunnya
hijau gelap karena kadar klorofil yang tinggi. Daun katuk dapat diolah
seperti kangkung atau daun bayam. Ibu-ibu menyusui diketahui
mengonsumsi daunnya untuk memperlancar keluarnya ASI. Perlu
diketahui, daun katuk mengandung papaverina, suatu alkaloid yang
juga terdapat pada candu (opium). Konsumsi berlebihan dapat
menyebabkan efek samping seperti keracunan papaverin. Pucuk tunas
yang muda dijual orang di Indocina dan dimanfaatkan seperti
asparagus. Tanaman ini banyak ditanam di pekarangan karena mudah
diperbanyak dan biasa dijadikan pagar hidup.
Daun katuk ini dikenal sangat luas di Indonesia sebagai herbal
untuk melancarkan ASI. Produk olahan daun katuk sendiri sudah
banyak dijual bebas untuk membantu memperlancar ASI. Dan
pemanfaatan sayur daun katuk untuk ibu menyusui juga sudah dikenal
turun temurun.
Klasifikasi ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malpighiales
Famili : Phyllanthaceae
Genus : Sauropus
Spesies : S. androgynus
Nama binomial: Sauropus androgynus
Gambar 2.2
c. Cara Pembuatan
1) Bahan Baku: Buah bulustru secukupnya, daun katuk secukupnya,
bawang merah, daun salam, dan temu kunci sebagai bumbu
2) Cara Membuat Ramuan Herbal Melancarkan ASI
a) Cuci bersih semua bahan dengan air mengalir
b) Iris tipis bawang merah
c) Masak dan olah buah bulustru dan daun katuk menjadi sayur
bening
3) Aturan Komposisi
Untuk mendapatkan yang maksimal, konsumsi sayur bening ini
setiap hari selama beberapa hari. Ulangi setiap minggu 2 kali untuk
menjaga produksi ASI di kemudian hari.
Gambar 2.3
b. Cara Pembuatan
1) Bahan Baku:
a) Daun som jawa secukupnya
b) Bawang putih iris tipis
2) Cara membuat ramuan herbal melancarkan ASI
a) Cuci bersih semua bahan dengan air mengalir
b) Masak daun som menjadi tumisan
c) Aturan Konsumsi
Untuk mendapatkan manfaat maksimal, konsumsi tumisan daun
som jawa ini setiap hari selama beberapa hari. Ulangi beberapa kali
dalam sebulan untuk mempertahankan produksi ASI.
3. Temulawak
a. Khasiat Temulawak
Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza) adalah tumbuhan obat yang
tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Ia berasal dari
Indonesia, khususnya Pulau Jawa, kemudian menyebar ke beberapa
tempat di kawasan wilayah biogeografi Malesia. Saat ini, sebagian
besar budidaya temu lawak berada di Indonesia, Malaysia, Thailand,
dan Filipina. Tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula
di China, Indochina, Barbados, India, Jepang, Korea, Amerika Serikat
dan beberapa negara Eropa. Nama daerah di Jawa yaitu temulawak, di
Sunda disebut koneng gede, sedangkan di Madura disebut temu labak.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai
ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut dan berhabitat di hutan
tropis. Rimpang temu lawak dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik pada tanah yang gembur.
Ciri – ciri berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1 m
tetapi kurang dari 2 m. Batang semu merupakan bagian dari pelepah
daun yang tegak dan saling bertumpang tindih, warnanya hijau atau
coklat gelap. Rimpang terbentuk dengan sempurna dan bercabang
kuat, berukuran besar, bercabang-cabang, dan berwarna cokelat
kemerahan, kuning tua atau berwarna hijau gelap. Tiap tunas dari
rimpang membentuk daun 2-9 helai dengan bentuk bundar memanjang
sampai bangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang
sampai gelap, panjang daun 31 cm – 84 cm dan lebar 10 cm – 18 cm,
panjang tangkai daun termasuk helaian 43 cm – 80 cm, pada setiap
helaian dihubungkan dengan pelepah dan tangkai daun agak panjang.
Bunganya berwarna kuning tua, berbentuk unik dan bergerombol
yakni perbungaan lateral, tangkai ramping dan sisik berbentuk garis,
panjang tangkai 9cm – 23cm dan lebar 4cm – 6cm, berdaun pelindung
banyak yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota
bunga. Kelopak bunga berwarna putih berbulu, panjang 8mm – 13mm,
mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4.5cm,
helaian bunga berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan
ujung yang berwarna merah dadu atau merah, panjang 1.25cm – 2cm
dan lebar 1cm, sedangkan daging rimpangnya berwarna jingga tua atau
kecokelatan, beraroma tajam yang menyengat dan rasanya pahit.
Di Indonesia satu-satunya bagian yang dimanfaatkan adalah
rimpang temu lawak untuk dibuat jamu godog. Rimpang ini
mengandung 48-59,64 % zat tepung, 1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-
1,63 % minyak asiri dan dipercaya dapat meningkatkan kerja ginjal
serta anti inflamasi. Manfaat lain dari rimpang tanaman ini adalah
sebagai obat jerawat, meningkatkan nafsu makan, anti kolesterol,
antiinflamasi, anemia, antioksidan, pencegah kanker, dan antimikroba.
Curcuma baik untuk kesehatan hati, pencernaan dan stamina.
Temulawak juga baik sebagai cara melancarkan ASI. Temulawak
digunakan untuk resep herbal melancarkan ASI karena dapat
membantu mengentalkan susu, menstimulasi produksi proklatin.
Pemanfaatan ektraksi temulawak sendiri sudah lama dikenal untuk
mempelancar produksi susu pada sapi perah.
Temulawak sekilas memiliki bentuk rimpang serupa dengan
lengkuas dan kunyit. Ada kesamaan antara temulawak dan kunyit
karena di dalamnya sama-sama mengandung komposisi curcuma yang
tinggi. Curcuma baik untuk kesehatan hati, pencernaan dan stamina.
Temulawak juga baik sebagai cara melancarkan ASI. Temulawak
digunakan untuk resep herbal melancarkan ASI karena dapat
membantu mengentalkan susu. Dapat pula menstimulasi produksi
proklatin. Pemanfaatan ektraksi temulawak sendiri sudah lama dikenal
untuk mempelancar produksi susu pada sapi perah.
Klasifikasi ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorrhiza
Nama binomial : Curcuma xanthorrhiza
Gambar 2.4
b. Cara pembuatan
1) Bahan baku
a) Rimpang temulawak segar, sebanyak 20 gram
b) Madu, 2 sendok makan
2) Cara membuat ramuan herbal melancarkan ASI
a) Cuci bersih dan kupas temulawak, kemudian parut kasar
b) Masak parutan temu lawak dengan air sebanyak 1 cangkir
c) Aduk sampai mendidih, angkat
d) Diamkan sekali lagi sampai sedikit mengental
e) Angkat dan dinginkan
f) Sajikan bersama madu
3) Aturan konsumsi
Minuman rauan ini setiap pagi dan sore selama beberapa hari.
Ulangi setiap minggu sekali untuk membantu mempertahankan
produksi ASI.
4. Kacang Almond
Kacang Almond memiliki kaya nutrisi, seperti vitamin E, vitamin B2,
B3, dan B1, semuanya terkandung di dalam satu butir kacang almond.
Selain menjadi sumber protein, kacang almond juga merupakan sumber
mineral yang dibutuhkan tubuh. Jenis mineral seperti magnesium,
tembaga, fosfor, kalsium, besi, dan seng. Menurut para ahli semakin
sering mengkonsumsi kacang almond saat menyusui, tidak hanya
meningkatkan produksi ASI tetapi meningkatkan kekebalan tubuh bayi.
Kacang almond selain gurih, kacang almond salah satunya adalah
untuk memperlancar ASI. Kandungan kalsiumnya juga sangat baik untuk
meningkatkan kualitas ASI, sehingga akan mempermudah mencukupi
kebutuhan ASI eksklusif untuk bayi.
a. Kingdom : Plantae
b. Divisi : Magnoliophyta
c. Kelas : Magnoliopsida
d. Ordo : Rosales
e. Famili : Rosaceae
f. Subfamili : Prunoideae or Spiraeoideae
g. Genus : Prunus
h. Subgenus : Amygdalus
i. Spesies : P.ducil
Gambar 2.5
5. Edamame
Edamame adalah sebuah kacang kedelai muda yang masih berada
dalam polong, yang ditemukan dalam masakan Asia Timur. Polong-
polong tersebut direbus atau dikukus dan disajikan dengan garam.
Edamame makanan penambah ASI, kandungan dalam edamame sangat
baik untuk menambah ASI seperti vitamin K, asam folat, vitamin C,
riboflavin, zat besi, magnesium, fosfor, dan kalium. Sangat bagus untuk
memenuhi kebutuhan protein harian ibu menyusui yang mencapai 65 gr.
Kingdom : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Subfamili : Faboideae
Genus : Glycine (L.) Merr.
Gambar 2.6
6. Pepaya
Pepaya adalah tanaman dari famili Caricaceae yang berasal dari
Amerika Tengah, Hindia Barat, bahkan kawasan sekitar Costa Rica dan
Meksiko. Tanaman pepaya banyak ditanam di daerah tropis dan
subtropis, di daerah kering dan basah atau dataran dan pegunungan
sampai dengan 1000 meter diatas permukaan laut. Buah ini merupakan
buah yang memiliki gizi tinggi.
Senyawa aktif yang terkandung di dalamnya yaitu enzim papain,
karotenoid, alkaloid, flavonoid, monoterpenoid, mineral, vitamin,
glukosinolat, dan karposida vitamin C, A, B, E, serta mineral. Dikatakan
juga bahwa pepaya memiliki efek gastroprotektif, antibakterial, laksatif,
dan laktagogum yang khasiatnya terlah terbukti secara ilmiah dari buah
pepaya. Kandungan laktagogum (lactagogue) dalam pepaya dapat
menjadi salah satu cara untuk meningkatkan laju sekresi dan produksi
ASI dan menjadi strategi untuk menanggulangi gagalnya pemberian ASI
eksklusif yang disebabkan oleh produksi ASI yang rendah.
Mekanisme kerja laktagogum dalam membantu meningkatkan laju
sekresi dan produksi ASI adalah dengan secara langsung merangsang
aktivitas protoplasma pada sel- sel sekretoris kelenjar susu dan ujung
saraf sekretoris dalam kelenjar susu yang mengakibatkan sekresi air susu
meningkat, atau merangsang hormon prolaktin yang merupakan hormon
laktagonik terhadap kelenjar mamae pada sel-sel epitelium alveolar yang
akan merangsang laktasi
Buah pepaya masuk dalam kategori makanan yang memperbanyak
ASI, karena ia memiliki kandungan 33% vitamin dan 50% kalium
lebihbanyak dibanding jeruk. Buah pepaya baik untuk memenuhi
kebutuhan kalium di masa menyusui. Apabila kekurangan kalium
berpotensi terkena depresi. Sedangkan kondisi ibu harus stabil ketika
menyusui.
Gambar 2.7
7. Bunga Pepaya
Bunga pepaya mengandung vitamin C, vitamin A, fosfor dan kalsium.
Selain itu, bunga pepaya juga mengandung enzim papain yang sangat
berguna untuk mempercepat proses pencernaan protein. Enzim papain
mampu memecah protein yang Moms makan, terutama saat menyusui
dibutuhkan sekitar dua kali lipat protein dibandingkan kebutuhan normal.
Bahkan bunga yang berwarna kuning pucat ini mampu merangsang nafsu
makan.
a. Kingdom : Plantae
b. (tanpa takson) : Angiospermae
c. (tanpa takson) : Eudikotil
d. (tanpa takson) : Rosidae
e. Ordo : Brassicales
f. Famili : Caricaceae
g. Genus : Carica
h. Spesies : C. papaya
Gambar 2. 8
Gambar 2.9
9. Fenugreek
Fenugreek ( / f ɛ nj ʊ ɡ r i k / ; Trigonella foenum-graecum )
merupakan tanaman tahunan dalam keluarga Fabaceae , dengan daun
yang terdiri dari tiga telur terbalik kecil untuk selebaran oblong. Ini
dibudidayakan di seluruh dunia sebagai tanaman semi kering. Biji dan
daunnya adalah bahan umum dalam hidangan dari Asia Selatan dan
Tengah.
Fenugreek digunakan sebagai ramuan (daun kering atau segar),
rempah-rempah (biji), dan sayuran (daun segar, kecambah , dan sayuran
hijau ). Sotolon adalah bahan kimia yang bertanggung jawab atas aroma
sirup maple khas fenugreek.
Biji fenugreek berbentuk kubus , berbentuk kuning hingga berwarna
kuning sering dijumpai dalam masakan di anak benua India , digunakan
baik utuh maupun bubuk dalam persiapan acar , hidangan sayuran, dal ,
dan campuran rempah-rempah seperti panor phoron dan bubuk sambar
Klasifikasi Ilmiah
Kerajaan : Plantae
Clade : Angiospermae
Clade : Eudicots
Clade : Mawar
Memesan : Fabales
Keluarga : Fabaceae
Marga : Trigonella
Jenis : T. foenum-graecum
Gambar 2.10
Gambar 2.11
11. Alfalfa
Alfalfa (Medicago sativa) adalah spesies tanaman yang dimanfaatkan
sebagai makanan ternak (pakan) untuk sapi perah, kuda, sapi potong,
domba, dan kambing. Alfalfa juga digunakan dalam sistem rotasi
tanaman pangan karena dapat mengikat nitrogen, memperbaiki struktur
tanah, dan mengontrol gulma untuk tanaman berikutnya yang akan
dibudidayakan. Sejarah tertua mengenai tanaman ini berasal dari sisa-
sisa alfalfa berusia 6000 tahun telah ditemukan di Iran. Tulisan tertua
mengenai alfalfa diperkirakan berangka tahun 1300 SM dan ditemukan
di Turki.
Sebagai pakan ternak, tanaman ini memiliki kandungan protein,
vitamin, dan mineral yang tinggi. Untuk melakukan budidaya alfalfa,
kondisi tanah yang harus diperhatikan adalah pH (tingkat keasaman)
tanah berkisar 6,3-7,5 dan kandungan garam dalam tanah tidak boleh
terlalu tinggi. Selama masa aktif pertumbuhannya, alfalfa tidak
membutuhkan tanah yang basah.
Alfafa yang juga dapat memperlancar ASI ini dapat dikonsumsi
bersama teh atau dibuat jus. Untuk membuat jus, anda dapat
mencampurkan daun alfalfa ini dengan jus jeruk dan wortel. Kemudian
masukkan ke dalam blender, saring, dan minumlah satu kali dalam satu
hari. Jika ingin diminum dengan teh, anda cukup merebusnya dalam air,
saring, dan minum.
Alfalfa adalah tanaman sejenis tanaman herba tahunan yang memiliki
beberapa ciri, yaitu berakar tunggang, batang menyelusur tegak dari
dasar kayu dan tingginya berkisar 30-120 cm, serta daun tersusun tiga.
Tangkai daun berbulu dan berukuran 5-30 mm. Kedalaman akar alfalfa
dapat mencapai 2-4 meter. Saat memulai perkembangan batang, tunas
aksiler di bagian bawah ketiak daun akan membentuk batang sehingga
mahkota pada bagian dasar menjadi pangkal dan tunas aksiler di atas
tanah membentuk percabangan. Perbungaan tersusun pada tandan yang
padat dengan bunga kecil berwarna kuning. Tumbuhan ini mampu hidup
hingga 30 tahun, bergantung dari keadaan lingkungan. Alfalfa juga
memiliki bintil (nodul) akar yang mengandung bakteri Rhizobium
meliloti sehingga dapat menambat atau mengikat nitrogen dari atmosfer
untuk keperluan tumbuhan.
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Subfamili : Faboideae
Bangsa : Trifolieae
Genus : Medicago
Spesies : M. sativa
Gambar 2.12
12. Pare
Peria atau pare adalah tumbuhan merambat yang berasal dari wilayah
Asia Tropis, terutama daerah India bagian barat, yaitu Assam dan
Burma. Anggota suku labu-labuan atau Cucurbitaceae ini biasa
dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai sayuran maupun bahan
pengobatan. Nama Momordica yang melekat pada nama binomialnya
berarti "gigitan" yang menunjukkan pemerian tepi daunnya yang
bergerigi menyerupai bekas gigitan.
Peria memiliki banyak nama lokal, di daerah Jawa di sebut sebagai
paria, pare, pare pahit, pepareh. Di Sumatra, peria dikenal dengan nama
prieu, fori, pepare, kambeh, paria. Orang Nusa Tenggara menyebutnya
paya, truwuk, paitap, paliak, pariak, pania, dan pepule, sedangkan di
Sulawesi, orang menyebutnya dengan poya, pudu, pentu, paria
belenggede, serta palia.
Peria adalah sejenis tumbuhan merambat dengan buah yang panjang
dan runcing pada ujungnya serta permukaan bergerigi. Peria tumbuh
baik di dataran rendah dan dapat ditemukan tumbuh liar di tanah
telantar, tegalan, dibudidayakan, atau ditanam di pekarangan dengan
dirambatkan di pagar. Tanaman ini tumbuh merambat atau memanjat
dengan sulur berbentuk spiral, banyak bercabang, berbau tidak enak
serta batangnya berusuk isma. Daun tunggal, bertangkai dan letaknya
berseling, berbentuk bulat panjang, dengan panjang 3,5 - 8,5 cm, lebar 4
cm, berbagi menjari 5-7, pangkalnya berbentuk jantung, serta warnanya
hijau tua. Bunga merupakan bunga tunggal, berkelamin dua dalam satu
pohon, bertangkai panjang, mahkotanya berwarna kuning. Buahnya
bulat memanjang, dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak
beraturan, panjangnya 8–30 cm, rasanya pahit, warna buah hijau, bila
masak menjadi oranye yang pecah dengan tiga daun buah.
Pare banyak di daerah tropis. Tumbuh baik di dataran rendah dan
dapat ditemui di tanah telantar, tegalan, atau dibudidayakan dan ditanam
di pekarangan dengan dirambatkan di pagar untuk diambil buahnya.
Tanaman ini tidak perlu cahaya matahari yang terlalu banyak sehingga
dapat tumbuh subur di tempat-tempat yang agak terlindung. Benih peria
diambil dari buah yang sudah cukup matang. Sesudahnya, semai dalam
polypot dengan ukuran 8–12 cm, isi dengan tanah yang baik.
Sesudahnya, semai sebanyak 2-3 biji. Tanah harus selalu lembab,
hingga tumbuh tunas. Jika daun sudah muncul sebanyak 2-4 lembar,
sisakan satu dan cabut yang lainnya. Pidahkan ke tanah, dan siram
dengan air yang cukup, dan tutup dengan sekam. Akan tetapi, peria yang
berjenis peria gajih lebih baik ditanam di dataran rendah dengan tanah
yang gembur. Biasanya ditanam di pekarangan, dan harus ada sedikit
naungan agar buahnya dapat berwarna putih.
Di negara-negara Asia Timur, seperti Jepang, Korea, dan Cina, peria
dimanfaatkan untuk pengobatan, antara lain sebagai obat gangguan
pencernaan, minuman penambah semangat, obat pencahar dan
perangsang muntah, bahkan telah diekstrak dan dikemas dalam kapsul
sebagai obat herbal/jamu. Buahnya mengandung albuminoid,
karbohidrat, dan pigmen. Daunnya mengandung momordisina,
momordina, carantina, resin, dan minyak. Sementara itu, akarnya
mengandung asam momordial dan asam oleanolat, sedangkan bijinya
mengandung saponin, alkaloid, triterprenoid, dan asam momordial.
Peria juga dapat merangsang nafsu makan,menyembuhkan penyakit
kuning,memperlancar pencernaan, dan sebagai obat malaria. Selain itu,
peria juga mengandung beta-karotena dua kali lebih besar daripada
brokoli sehingga berpotensi mampu mencegah timbulnya penyakit
kanker dan mengurangi risiko terkena serangan jantung ataupun infeksi
virus. Daun peria juga bermanfaat untuk menyembuhkan mencret pada
bayi, membersihkan darah bagi wanita yang baru melahirkan,
menurunkan demam, mengeluarkan cacing kremi, serta dapat
menyembuhkan batuk.
Buahnya yang berasa pahit biasa diolah sebagai sayur, misalnya pada
gado-gado, pecel, rendang, atau gulai. Di Cina peria diolah dengan tausi,
tauco, daging sapi, dan cabai sehingga rasanya makin enak atau diisi
dengan adonan daging dan tofu, sedangkan di Jepang peria jadi
primadona makanan sehat karena diolah menjadi sup, tempura, atau
asinan sayuran.
Ekstrak biji peria selain digunakan sebagai bahan obat, ternyata juga
dapat digunakan sebagai pembasmi larva alami yang merugikan seperti
larva Aedes aegypti yang menyebarkan penyakit demam berdarah
dengue atau DBD
Pare kaya kandungan vitamin C, anti oksidan yang sangat bermanfat
melindungi sel-sel dalam tubuh dari ancaman kerusakan, meningkatkan
kesehatan gusi, gigi hingga pembuluh darah. Termasuk membantu
meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Selain itu, kandungan
likopen dan fitokimia di dalam pare bermanfaat untuk merangsang
produksi insulin. Pare juga dikenal berguna sebagai antikanker,
pembasmi cacing usus dan antibiotik antivirus.
Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Momordica
Spesies : M. charantia
Gambar 2.13
13. Asparagus
Asparagus dalam pengertian umum adalah suatu jenis sayuran dari
satu spesies tumbuhan genus Asparagus, terutama batang muda dari
Asparagus officinalis. Asparagus telah digunakan sejak lama
sebagai bahan makanan karena rasanya yang sedap dan
sifat diuretiknya.
Kandungan gizi pada asparagus sangat bermanfaat buat ibu
menyusui. Terutama kandungan asam folatnya yang tinggi dan sangat
baik bagi kondisi tubuh. Asparagus bisa dimasak sebagai sup dan
dikonsumsi ketika makan siang ataupun makan malam. Asparagus
rendah kalori, tidak mengandung kolesterol dan sangat rendah sodium.
Ini juga merupakan sumber yang baik untuk vitamin B6, kalsium,
magnesium dan seng, dan sumber yang sangat baik serat, protein,
vitamin A, vitamin C, vitamin E, vitamin K, thiamin, riboflavin, rutin,
niacin, asam folat, besi, fosfor, kalium, tembaga, mangan dan selenium.
Asam amino asparagina berasal dari asparagus, tanaman asparagus kaya
akan kandungan bahan yang satu ini.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Asparagaceae
Genus : Asparagus
Species : A. Officinalis
Gambar 2.14
14. Wortel
Wortel juga mengandung enzim phytoestrogens yang berguna untuk
memproduksi ASI dalam jumlah yang banyak. Selain itu, wortel
memiliki kandungan vitamin A yang tinggi. Dengan mengonsumsi 1
gelas jus wortel sebelum ibu makan siang bisa memproduksi ASI pada
sore harinya. Wortel mengandung vitamin A yang baik untuk kesehatan
mata. Mengkonsumsi wortel baik untuk penglihatan pada mata,
terutama bisa meningkatkan pandangan jarak jauh. Selain vitamin A,
wortel juga mengandung vitamin B1, B2, B3, B6, B9, dan C, kalsium,
zat besi, magnesium, fosfor, kalium, dan sodium.
Wortel memiliki dengan warna oranye yang cerah dan cantik.
Betakaroten merupakan antioksidan alami dalam wortel yang sangat
dibutuhkan selama masa menyusui. Itu sebabnya, agar ASI lancar dan
berkualitas baik, Anda bisa mengandalkan wortel sebagai sayuran yang
harus ada di menu harian.
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Daucus
Species : D. Carota
Gambar 2.15
Gambar 2.16
16. Semangka
Semangka atau tembikai (Citrullus lanatus, suku ketimun-ketimunan
atau Cucurbitaceae) adalah tanaman merambat yang berasal dari daerah
setengah gurun di Afrika bagian selatan. Tanaman ini masih sekerabat
dengan labu-labuan (Cucurbitaceae), melon (Cucumis melo) dan
ketimun (Cucumis sativus). Semangka biasa dipanen buahnya untuk
dimakan segar atau dibuat jus. Biji semangka yang dikeringkan dan
disangrai juga dapat dimakan isinya (kotiledon) sebagai kuaci.
Sebagaimana anggota suku ketimun-ketimunan lainnya, habitus
tanaman ini merambat namun ia tidak dapat membentuk akar adventif
dan tidak dapat memanjat. Jangkauan rambatan dapat mencapai belasan
meter. Daunnya berlekuk-lekuk di tepinya, Bunganya sempurna,
berwarna kuning, kecil (diameter 3 cm). Semangka adalah
andromonoecious monoklin, yaitu memiliki dua jenis bunga pada satu
tumbuhan: bunga jantan, yang hanya memiliki benang sari (stamen), dan
bunga banci/hermafrodit, yang memiliki benang sari dan putik
(pistillum). Bunga banci dapat dikenali dari adanya bakal buah
(ovarium) di bagian pangkal bunga berupa pembesaran berbentuk oval.
Buah semangka memiliki kulit yang keras, berwarna hijau pekat atau
hijau muda dengan larik-larik hijau tua. Tergantung kultivarnya, daging
buahnya yang berair berwarna merah atau kuning. Tanaman ini cukup
tahan akan kekeringan terutama apabila telah memasuki masa
pembentukan buah.
Kasiat buah semangka baik untuk memenuhi kebutuhan vitamin A
ibu menyusui yang tentu sekian kali lipat lebih banyak daripada
perempuan yang tidak menyusui. Kadar air yang tinggi pada semangka
jaga baik untuk asupan cairan tubuh. Semangka juga kaya vitamin A
dan C, kalium serta asam folat.
Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
Spesies : C. lanatus
Gambar 2.14
Gambar 2.15
18. Jambu Air
Jambu air adalah tumbuhan dalam suku jambu-jambuan atau
Myrtaceae yang berasal dari Asia Tenggara. Jambu air sebetulnya
berbeda dengan jambu semarang (Syzygium samarangense), kerabat
dekatnya yang memiliki pohon dan buah hampir serupa. Beberapa
kultivarnya bahkan sukar dibedakan, sehingga kedua-duanya kerap
dinamai dengan nama umum jambu air atau jambu saja. Jambu air
mudah ditanam dan di budidaya.
Nama-nama lainnya adalah jambu ayer mawar (Malaysia), jambu aie
(Min.), jambu cai (Sd.), jambu wer (Jw.), jhambhu wir (Md.), nyambu er
(Bl.), kumpas, kumpasa, kombas, kembes (bahasa-bahasa di Sulut),
jambu jene, jambu salo (Sulsel), jambu waelo, kuputol waelo, lutune
waele, kopo olo (aneka bahasa di Seram dan sekitarnya), dan lain-lain.
Juga jambu kancing (Ind.), untuk kultivar yang buahnya kecil-kecil.
Di negara-negara lain, jambu ini dikenal sebagai machom phupa atau
chomphu pa (Thai), tambis (Fil.), bell fruit, water apple (Ingg.) dan lain-
lain.
Jambu air baik untuk mendukung kebutuhan kalsium yang
meningkatkan peran otot dan saraf, serta vitamin A yang berguna untuk
melindungi sistem kekebalan tubuh bayi dan meningkatkan
ketahanannya terhadap infeksi. Kadar airnya yang cukup tinggi dapat
memberi efek menenangkan dan segar.
Umumnya bagian-bagian tumbuhan jambu air berukuran lebih kecil
dan kurang berbau aromatis apabila dibandingkan dengan jambu
semarang. Perhatikan uraian bagian-bagian yang ditulis miring, terutama
bunga dan buahnya.
Jambu air umumnya berupa perdu, dengan tinggi 3-10 m. Sering
dengan batang bengkak-bengkok dan bercabang mulai dari pangkal
pohon, kadang-kadang gemangnya mencapai 50 cm. Daun tunggal
terletak berhadapan, bertangkai 0,5-1,5 cm. Helaian daun berbentuk
jantung jorong sampai bundar telur terbalik lonjong, 7-25 x 2,5–16 cm,
tidak atau sedikit berbau aromatis apabila diremas.
Karangan bunga dalam malai di ujung ranting (terminal) atau muncul
di ketiak daun yang telah gugur (aksial), berisi 3-7 kuntum. Bunga
kuning keputihan, dengan tabung kelopak lk. 1 cm panjangnya; daun
mahkota bundar sampai menyegitiga, 5-7 mm; benang sari antara 0,75-2
cm dan tangkai putik yang mencapai 17 mm.
Buah bertipe buah buni, berbentuk gasing dengan pangkal kecil dan
ujung yang sangat melebar (sering dengan lekukan sisi yang
memisahkan antara bagian pangkal dengan ujung); 1,5-2 x 2,5-3,5 cm;
bermahkota kelopak yang berdaging dan melengkung; sisi luar berwarna
putih sampai merah. Daging buah putih, banyak berair, hampir tidak
beraroma; berasa asam atau asam manis, kadang-kadang agak sepat. Biji
berukuran kecil, 1-2(-6) butir.
Jambu air, seperti halnya jambu semarang dan jambu bol, biasa
disajikan sebagai buah meja. Ketiga jenis jambu ini memiliki
pemanfaatan yang kurang lebih serupa dan dapat saling menggantikan.
Buah-buah ini umumnya dimakan segar, atau dijadikan sebagai salah
satu bahan rujak. Aneka jenis jambu ini juga dapat disetup atau
dijadikan asinan.
Kayunya yang keras dan berwarna kemerahan cukup baik sebagai
bahan bangunan, asalkan tidak kena tanah. Hanya biasanya ukurannya
terlalu kecil. Baik pula digunakan sebagai kayu bakar.
Di daerah Kuningan, daun jambu air biasa digunakan sebagai
pembungkus tape ketan. Tape Kuningan terkenal manis dan banyak
berair.
Klasifikasi Ilmiah:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzygium
Spesies : Syzygium aqueum
Gambar 2.16
Gambar 2.17
Gambar 2.18
21. Kacang-Kacangan
Kacang-kacangan adalah sebutan untuk biji yang berukuran relatif
lebih besar dibandingkan serealia dan digunakan untuk bahan pangan
bagi manusia dan hewan ternak. Kacang-kacangan umumnya
didapatkan dari tanaman famili Fabaceae. Namun tanaman kacang-
kacangan yang dipanen muda seperti kapri, dan buncis.
Kacang-kacangan mengandung sejumlah besar serat pangan dengan
satu cangkir kacang yang telah dimasak mengandung 9-13 gram serat.
Serat pangan yang terlarut dapat membantu menurunkan kadar
kolesterol darah. Kacang-kacangan juga mengandung protein,
karbohidrat kompleks, folat, dan besi.
Kacang-kacangan merupakan salah satu jenis tanaman heliotropik;
daun mereka akan menghadap ke arah matahari di siang hari. Di malam
hari, daun mereka tergulung.
Kacang-kacangan merupakan salah satu jenis tanaman yang
dibudidayakan sejak lama. Kacang Vicia faba telah menjadi bahan
pangan di Afghanistan dan kaki gunung Himalaya dengan cara
dikumpulkan, jauh sebelum budaya bercocok tanam dimulai. Budidaya
kacang Vicia faba dimulai di Thailand sejak milenium ke 7 SM. Kacang
ini juga menjadi bagian dari artifak makam di kebudayaan Mesir Kuno.
Hingga milenium ke dua sebelum masehi, kacang ini telah tersebar
hingga ke Eropa.
Di benua Amerika, kacang-kacangan telah didomestikasikan di Peru
dan bertanggal milenium ke dua SM. Kacang yang kini paling banyak
dimakan, dari genus Phaseolus, berasal dari benua Amerika dan tercatat
oleh ekspedisi Columbus selama penjelajahannya ke Bahama. Lima
jenis Phaseolus didomestikasikan sebelum kedatangan Columbus, yaitu
Phaseolus vulgaris, Phaseolus lunatus, Phaseolus acutifolius, Phaseolus
coccineus, dan Phaseolus polyanthus
Kacang-kacangan, terutama kacang merah atau kacang hitam selain
diperkaya zat besi juga mengandung kadar protein non hewani yang
tinggi. Kandungan tersebut menjadikan kacang-kacangan bisa menjadi
prioritas untuk dikonsumsi setidaknya seminggu tiga kali atau lebih
karena memang makanan ini sangat baik untuk ASI.
Kacang jogo (Phaseolus vulgaris L.) bukan merupakan tanaman asli
Indonesia. Tanaman ini berasal dari Meksiko Selatan, Amerika Selatan
dan dataran Cina. Selanjutnya tanaman tersebut menyebar ke daerah lain
seperti Indonesia, Malaysia, Karibia, Afrika Timur, dan Afrika Barat. Di
Indonesia, daerah yang banyak ditanami kacang jogo adalah Lembang
(Bandung), Pacet (Cipanas), Kota Batu (Bogor), dan Pulau Lombok.
Kacang merah merupakan makanan nabati kelompok kacang polong
(legume). Kacang merah (Phaseolus vulgaris L.) mempunyai nama
ilmiah yang sama dengan kacang buncis yaitu Phaseolus vulgaris L,
hanya tipe pertumbuhan dan kebiasaan panennya yang berbeda. Kacang
merah (kacang jogo) sebenarnya merupakan kacang buncis tipe tegak
(tidak merambat) dan umumnya dipanen polong tua, sehingga disebut
juga Bush beans. Sedangkan kacang buncis umumnya tumbuh
merambat (pole beans) dan dipanen polong-polongan mudanya saja.
Nama umum di pasaran internasional untuk kacang merah adalah
Kidney beans, sementara kacang buncis dinamakan Snap beans atau
French beans. Biji kacang merah berbentuk bulat agak panjang,
berwarna merah atau merah berbintik-bintik putih. Kacang merah
banyak ditanam di Indonesia. Klasifikasi botani kacang merah adalah
sebagai berikut:
Kingdom : Plant Kingdom
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiosspermae
Kelas : Dicotyledonae
Subkelas : Calyciflorae
Ordo : Rosales (Leguminales)
Famili : Leguminosae (Papiionaceae)
Subfamili : Papilionoideae
Genus : Phaseolus
Spesies : Phaseolus vulgaris L.
Gambar 2.19
22. Blueberi
Blueberry adalah tanaman berbunga dalam genus Vaccinium, bagian
Cyanococcus. Spesies ini tumbuh di Amerika Utara. Berupa semak yang
ukurannya mulai 10 cm hingga 4 m; spesies terkecil dikenal sebagai
"bluberry semak rendah" (sama dengan "liar"), dan spesies terbesar
adalah "blueberry semak tinggi". Daunnya berganti atau hijau sepanjang
tahun, ovate hingga lanceolate, dan mulai 1–8 cm panjangnya dan lebar
0.5-3.5 cm. Bunganya berbentuk bel, putih, merah atau merah muda
pucat, kadang-kadang kehijau-hijauan.
Kekayaan antioksidan pada bluberi dapat memenuhi porsi buah
ataupun jus pada ibu menyusui. Blueberi juga merupakan buah yang
memiliki vitamin dan mineral serta karbohidrat untuk menjaga
kesehatan. Senyawa yang terdapat pada buah blueberi adalah
Resveratrol yang berfungsi untuk mengurangi kerusakan oksidatif,
melawan peradangan sel, memerangi radikal bebas akibat stres dan
penuaan dini, yang diakibatkan oleh sebab-sebab alamiah dan
lingkungan hidup.
Kalsifikasi Ilmiah:
Kerajaan : Plantae
Clade : Angiospermae
Clade : Eudicots
Clade : Asterida
Memesan : Ericales
Keluarga : Ericaceae
Marga : Vaccinium
Spesies Blueberi:
a. Vaccinium angustifolium (Blueberry Semak Rendah)
b. Vaccinium boreale (Blueberry Utara)
c. Vaccinium caesariense (Blueberry New Jersey)
d. Vaccinium corymbosum (Blueberry Semak Tinggi Utara)
e. Vaccinium darrowii (Blueberry Semak Tinggi Selatan)
f. Vaccinium elliottii (Blueberry Elliott)
g. Vaccinium formosum (Blueberry Selatan)
h. Vaccinium fuscatum (Blueberry Semak Tinggi Hitam; sin. V.
atrococcum).
i. Vaccinium hirsutum (Blueberry Berbulu)
j. Vaccinium myrtilloides (Blueberry Kanada)
k. Vaccinium pallidum (Blueberry Tanah Gersang)
l. Vaccinium simulatum (Blueberry Semak Tinggi Dataran Tinggi)
m. Vaccinium tenellum (Blueberry Selatan)
n. Vaccinium virgatum (Blueberry Mata Kelinci; sin. V. ashei)
BAB III
KESIMPULAN
A. Simpulan
Herbal medic medic untuk memperlancar ASI terdiri dari:
1. Buah Bulustru & Daun Katuk
2. Daun Som Jawa
3. Temulawak
4. Kacang Almond
5. Edamame
6. Papaya
7. Bunga Pepaya
8. Bayam Merah/Hijau
9. Panugreek
10. Fanel tea
11. Alfalfa
12. Pare
13. Asparagus
14. Wortel
15. Habbatusauda (jinten hitam)
16. Semangka
17. Kacang hijau
18. Jambu air
19. Labu siam
20. Ikan salmon
21. Kacang-kacangan
22. Bluberi
B. Saran
Kelompok menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis mengharapkan kritik dan
saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas sehingga dapat
bermanfaat bagi bidan tentang herbal medic untuk meningkatkan produksi
ASI.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.
(hlm: 27-29)
2. Dharma, A.P. 1987. Indonesian Medicinal Plants. Jakarta: Balai Pustaka.
ISBN 979-407-032-7.
3. Hidayat, S. dan Tim Flona: “Khasiat Tumbuhan Berdasar Warna, Bentuk,
Rasa, Aroma, dan Sifat”, halaman 105. PT Samindra Utama, 2008
4. Dalimartha, Setiawan. 2008. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jakarta: Puspa
Swara. ISBN 978-979-1480-18-5.