Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMISOLIDA

Pembuatan Sediaan Semisolida Pasta Gigi

Dosen Jaga : Eka Deddy Irawan, S.Si., M.Sc., Apt.

Disusun oleh:

KELOMPOK E2

1. Afrian Rosyadi (162210101053)


2. Rizky Akbar Harsa (162210101128)
3. Adelita Loka Permata (162210101132)
4. Guspa Gayatri Azmi (162210101133)
5. Intan Ayu Permata Fany (162210101136)
6. Muhammad Azzam Farisi Razak (162210101137)
Tgl Praktikum : Senin, 29 Oktober 2018

LABORATORIUM FARMASETIKA
BAGIAN FARMASETIKA FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JEMBER
2018
I. TUJUAN
 Mahasiswa mampu membuat formula sediaan pasta gigi
 Mahasiswa mampu membuat sediaan pasta gigi
 Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan pasta gigi

II. TEORI DASAR


Pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang
ditujukan untuk pemakaian topical. Pasta gigi digunakan untuk perlekatan pada selaput lendir
untuk memperoleh efek lokal (FI V, 2014).
Pasta gigi adalah pasta atau gel yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan gigi
dan mulut dengan cara mengangkat plak dan sisa makanan, termasuk menghilangkan dan
mengurangi bau mulut. Pasta gigi juga membantu memperkuat struktur gigi dengan
kandungan flournya. Pasta gigi merupakan bahan pembantu sikat gigi dalam menghambat
pertumbuhan plak secara kimiawi
Pasta gigi dipakai untuk membantu membersihkan dan memoles gigi. Bahan untuk
membersihkan gigi tersedia dalam bentuk pasta, bubuk, dan gel. Pasta gigi merupakan bahan
yang berfungsi sebagai media bagi zat aktif penghilang bakteri dan plak (anti plak) untuk
dapat diaplikasikan pada permukaan gigi. Pasta gigi biasa digunakan saat menyikat gigi
dengan menggunakan sikat gigi. Penggunaan pasta gigi bersama sikat gigi melalui penyikatan
gigi adalah salah satu cara yang paling banyak digunakan oleh masyarakat saat ini dengan
tujuan untuk meningkatkan kebersihan rongga mulut. Penambahan zat aktif pada pasta gigi
yang bermanfaat bagi kesehatan gigi dan mulut bukan hanya bertujuan sebagai program
pencegahan kerusakan gigi pada orang dewasa, melainkan juga dapat mencegah kerusakan
gigi sedini mungkin pada anak.
Fungsi utama pasta gigi adalah untuk membersihkan gigi yang dianggap sebagai
manfaat kosmetik. Pasta gigi yang digunakan saat menyikat gigi berfungsi untuk mengurangi
pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies, dan memoles permukaan gigi,
menghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta
memelihara kesehatan gingiva.
Pasta gigi mengandung campuran bahan penggosok, bahan pembersih, bahan
tambahan, berbentuk semipadat yang digunakan untuk membantu membersihkan tanpa
merusak gigi dan jaringan mukosa mulut.
Secara umum, kandungan pasta gigi adalah sebagai berikut:
a. Bahan abrasif, merupakan bahan utama pasta gigi, menyusun 30-40% kandungan pasta
gigi. Bahan abrasif berfungsi untuk membersihkan dan memoles permukaan gigi tanpa
merusak email, mempertahankan kekebalan partikel, mencegah akumulasi stain. Bahan
yang sering digunakan antara lain natrium bikarbonat, kalsium bikarbonat, dan kalium
sulfat.
b. Bahan pelembab, berfungsi sebagai pencegah penguapan air dan mempertahankan
kelembaban pasta. Bahan yang sering digunakan antaralain gliserin, sorbitol dan air.
Bahan pelembab ini menyusun 10-30% kandungan pasta gigi.
c. Bahan perekat (binder), berfungsi sebagai pengikat semua bahan dan membantu memberi
tekstur pada pasta gigi. Bahan yang sering digunakan antaralain CMC Na, xanthan gum,
carbomer. Bahan perekat ini menyusun 1-2% kandungan pasta gigi.
d. Surfaktan, berfungsi sebagai penurun tegangan permukaan dan melonggarkan ikatan
debris dengan gigi yang akan membantu gerakan pembersihan sikat gigi serta membantu
mengikat dan mengangkat lapisan lemak sisa makanan pada permukaan gigi dengan
membentuk misel karena partikel surfaktan yang berbentuk lipid bilayer yang meyusun 1-
3% kandungan pasta gigi bahan yang sering digunakan antara lain Natrium Lauryl Sulfat
(SLS) dan Natrium N-Lauryl Sarcocinate.
e. Bahan pengawet (0,05-0,5%), berfungsi sebagai pencegah kontaminasi bakteri dan
mempertahankan keaslian produk. Bahan yang biasa digunakan adalah natrium benzoate,
nipagin, dan nipasol.
f. Bahan pemberi rasa (0-2%), berfungsi sebagai penutup rasa bahan-bahan lain yang
kurang enak, terutama SLS dan memenuhi selera pengguna.
g. Air (20-40%) berfungsi sebagai pelarut bagi sebagian bahan dan mempertahankan
konsistensi dari pasta gigi.
h. Bahan terapeutik, ada beberapa bahan aktif yang memiliki fungsi terapi bagi kesehatan
gigi dan mulut, antara lain:
1. Floride, berfungsi sebagai bahan antikaries dan berfungsi sebagai remineralisasi
karies awal. Bahan yang digunakan antaralain natriummonofluorofosfat dan
natrium fluoride.
2. Bahan desentisasi, berfungsi untuk mengurangi atau menghilangkan sensitivitas
dentin dengan cara efek desentisasi langsung pada serabut syaraf. Bahan yang
biasa digunakan antaralain Strontium klorida, Strontium asetat, Kaliumnitrat, dan
kaliumfosfat.
3. Bahan anti kalkulus, berfungsi sebagai penghambat mineralisasi plak dan
mengubah pH untuk mengurangi pembentukan kalkulus. Bikarbonat ditambahkan
untuk mengurangi keasaman gigi.
Ciri-ciri pasta gigi yang baik yaitu:
a. Mempunyai daya abrasive yang minimal dan mempunyai daya pembersih yang
maksimal.
b. Dapat menyingkirkan kotoran-kotoran di mulut. Harus stabil dalam jangka waktu yang
lama.
c. Dapat bekerja dalam suasana asam maupun basa.
d. Dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dalam mulut.
e. Dapat mengurangi dan menghilangkan bau mulut.
f. Tidak beracun.
g. pH 4,5-10,5 (SNI, 1995).
h. memiliki daya sebar yang luas.
Pengelompokan pasta gigi berdasarkan fungsinya antaralain sebagai berikut:
a. Fungsi kosmetik yaitu untuk menyingkirkan alba, plak, sisa-sisa makanan dan stain pada
permukaan gigi serta menyegarkan napas.
b. Fungsi kosmetik terapeutikya itu untuk menghilangkan kalkulus dan gingivitis.
c. Fungsi terapeutik yaitu untuk mengurangi pembentukan plak, kalkulus gingivitis dan
sensitivitas gigi.
Tujuan dari kebersihan mulut dengan menggunakan pasta gigi adalah untuk
mengurangi flora bakteri oral. Bakteri mulut dapat berikatan dengan plak menyebabkan
kerusakan dan sakit gigi

III. EVALUASI PRODUK REFEREN


No Klasifikasi Keterangan
1. Nama produk Pepsodent
Produsen PT Univeler Indonesia Tbk
Indikasi Pencegah gigi berlubang
Komposisi Calcium carbonat, water, sorbitol, hidrogel silica, SLS, flavour,
sodium monofluoro phosphat, cellulosa gum, cocamid apropyl
betaine, potassium citrate, sodium sitrat, sodium cholride, sodium
saccharine, DMDM hydantoin, Citrus aurantifolia (lime) fruit
extract, piper bettle leaf oil, Cl 47005, Cl 74260.
Bahan aktif : 1,12 % sodium monofluoro phosphat
Kemasan 25 g – 120 g
Nama produk Formula
Produsen Ultra prima abadi
Indikasi Memelihara email gigi dan membuat gigi tampah putih berkilau
0,1 % Ph talinida peroxycaproic acid, 0,8% sodium monofluoro
phosphat parcipitated, calcium carbonat, sorbitol, purified water,
2.
Komposisi hydrated silica, PEG 600, SLS, flovour, odium carboxymethyl
cellulose, monosodium phosphat, sodium saccharine, Silica dan
Cl 74260, DMDM hydantoin
Kemasan 190 g
Nama produk Antiplaque
Produsen PT Triple Ace corporation
Melindungi gigi dari masalah plaque, karang gigi, gigi berlubang,
Indikasi radang gigi, gigi berdarah, sariawan, serta memberi nafas lebih
segar.
 Calcium carbonat, hidrogwn phospat, colloidal silicon dioxide,
3. sodium chloride, sodium silicate, SLS, flavour, gum arabic,
saccharin sodium, propylene glycol, sorbitol, sodium
Komposisi
metilparaben, purified water.
 Bahan aktif : arnica tincture, cloxifenol, sodium monofluoro
phosphat 0,8%, oleum caryophyli.
Kemasan 75 g
Nama produk Ciptadent
Produsen PT Lion Wings Jakarta
Indikasi Membantu mencegah gigi berlubang
Calcium carbonat, sorbitol, water, silica gel, propylen glycol,
PEG 8, sodium lauryl sulphat, xanthon gum, corragenaan,
4. glycerin, sodium saccharin, methyl paraben, ethyl paraben, butyl
Komposisi
paraben, O-cymen-5-ol (IPMP, xylitol, sodium floride,
tocopheryl acetat, (Vitamin F asetat)retinyl palmitat(vitamin A
palmitat)sodium asam nyl phpspate)
Kemasan 35 g, 85 g, 130 g, 200 g

IV. STUDI PRAFORMULASI


Bahan Abrasive
Baha Efek Efek Karakteristik
No Karakteristik Fisik Sifat Lain
n Utama Samping Kimia
1 Kalsi Abrasive - - Kelarutan - Rumus Inkompatibe
um (Gordon, Sembelit Praktis tidak larut Molekul = l dengan
Karb Norman, - Perut dalam air; CaCO3 asam dan
onat 1985) kembung kelarutan dalam air - BM = 100,09 garam
akibat meningkat dengan (FI IV, 1995 : amonium
pelepasan adanya sedikit 159 (HPE6th Ed. :
CO2. garam amonium - pH keasaman / 87).
- Pada atau Alkalinitas =
dosis karbondioksida; 9,0 (10% b/v
tinggi adanya alkali dispersi air)
atau hidroksida - Titik leleh
pengunaa menurunkan 8250C
n jangka kelarutan; tidak (HPE6th Ed. :
lama larut dalam etanol; 86).
menyeba larut dalam asam
bkan asetat 1N, dalam
hipereksk asam klorida 3N
resi dan dalam asam
lambung. nitrat 2N dengan
(Martind membentuk
ale, 36th gelembung gas.
Ed. : -Pemerian
1714) Serbuk, hablur
mikro, putih; tidak
berbau; tidak
berasa; stabil
diudara.
(FI IV, 1995 : 159)
2 Natri Abrasive - - Kelarutan - Rumus - Ketika
um (Gordon, Mempen Praktis tidak larut Molekul = dipanaskan
Bikar Norman, garuhi dalam etanol NaHCO3 suhu sekitar
bonat 1985) keseimba (95%) dan eter; - BM = 84,01 500C,
ngan 1:11 dalam air; 1:4 - pH keasaman/ Natrium
elektrolit dalam air 1000C; alkalinitas = bikarbonat
tubuh 1:10 dalam air 8,3. akan
akibat 250C; 1:12 dalam - Titik leleh terdisosiasi
CO2 yang air 180C. 2700C dengan menjadi
terbentuk -Pemerian dekomposisi CO2,
. Hablur, putih, (HPE6th Ed. : Na2CO3 dan
- Memicu tidak berbau, rasa 630). H2O.
terbentuk sedikit basa, -
nya struktur kristal Inkompatibl
metabolit prisma e dengan
alkalosis monoklinik. asam, garam
(HPE6th Ed. : 630 - asam dan
631). garam
alkaloid
lainnya
(HPE6th Ed. :
631).
3 Alu Abrasive -Dosis - Kelarutan - Rumus
mini (Downs, berlebih Tidak larut air dan Molekul =
um 1993) mengakib alkohol, larut Al(OH)3
Hidr atkan dalam asam - BM = 78.004
oksid konstipas mineral dari (Martindale,
a i dan hidroksi alkali. 36th Ed. : 1706).
obstruksi -Pemerian - Titik leleh
intestinal. Serbuk putih 3000C
- amorf, tidak - Kerapatan
Meningk berasa, tidak 2.42 g/cm³
atkan berbau. - pH 8,5-10,2
resorpsi (Martindale, 36th (20% dalam
tulang Ed. : 1706). H2O)
dan
memicu
hipercalci
uria
dengan
resiko
osteomal
acia
(Martind
ale, 36th
Ed. :
1706)

Pemilihan bahan : Kalsium Karbonat


Alasan : Bahan kalsium karbonat memiliki sifat abrasive menghilangkan plak dan dan
penyebab timbulnya bakteri seperti partikel-partikel makanan yang menempel pada
gigi. Dibandingkan dengan Natrium bikarbonat dan Alu-munium hidroksida, Kalsium
karbonat lebih aman digunakan.Ditinjau dari efek samping yang ditimbulkan,
aluminium hidroksida berpotensi mengakibatkan osteomalacia (berkurangnya mineral
tulang). Natrium bikarbonat tidak dipilih karena tulang lebih membutuhkan unsur Ca
pada Kalsium karbonat untuk memberikan kekuatan pada gigi. Natrium karbonat juga
dapat memepengaruhi keseimbangan elektrolit dalam tubuh.Kalsium karbonat
memiliki efek samping yang dapat diminimalisir, sehingga dapat pembuatan pasta gigi
dipilih kalsium karbonat sebagai bahan abrasive.

V. JENIS DAN CONTOH BAHAN TAMBAHAN DALAM FORMULA


1. CMC-Na
 Pemerian : putih, tidak berbau, serbuk kecil
 Kelarutan : praktis tidak larut dalam aseton, etanol 95%, eter, toluen, mudah
didispersikan dalam air pada semua suhu, jernih, larutan koloid.
 Inkompatibilitas : larutan asam kuat, garam besi larut, logam (merkuri,
zinc,alumunium), xanton gum, etano 95%, ph <2 , gelatin, pectin, kolagen.
 Keterangan lain : BJ = 0,52 g/cm3 ; PH= 4-10 ; agen pengejel=3-6% larutan oral
0,1 -1%.
 Kegunaan : sebagai bahan pengikat
 Alasan dipiih : harga CMC Na sangat murah apabila dibandingkan dengan bahan
laindan mudah untuk didapatkan. CMC Na sangat tepat digunakan sebab
kompatibel dengan bahan-bahan lainnya.
2. Na Sakarin
 Pemerian : kristal putih, tidak berbau, rasa sangat manis (300 600x dari sukrosa),
menimbulkan rasa pahit setelah pemakaian
 Kelarutan : mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol
 Efek samping : terdapat kontroversi mengenai keamanan sakarin Na, namun
sekarang dianggap sudah aman untuk dijadikan pemanis.
 Inkompatibilitas : dapat mengkristal dan berwarna kecoklatan.
 Keterangan lain : pH=2 ; digunakan sebagai pasta gigi (0,12%-0,3%).
 Kegunaan : pemanis
 Alasan dipilih : memiliki rasa manis 300x-600x dari sukrosa dengan pemakaian
yang sedikit. Bahan lebih aman dibandingkan aspartam, sorbital kristalin, dan Na
siklamat.
3. Sorbitol
 Pemerian : kristal, bubuk putih atau hampir tidak berwarna, tidak berbau,
higroskopis.
 Kelarutan : praktis tidak larut dalam kloroform eter, larut dalam metanol, larut
dalam 1:25 bagian etanol (95%), 1:83 bagian etanol (82%), 1:2,1 bagian etanol
(62%), 1:1,4 bagian etanol, 1:2,1 bagian etanol (20%), 1:1,4 bagian etanol (11%),
dan 1:0,5 bagian air.
 Efek samping : dalam jumlah banyak tidak mudah untuk difermentasi oleh
mikroorganisme mulut dan memiiki sedikit efek pada PH plak gigi.
 Inkompatibilitas : sorbitol akan membuat kelat dengan air (banyak divalen), ion
logam bervaensi, dan dalam kondisi asam kuat dan basa kuat.
 Keterangan lain : sebagai humektan (5-15%), pasta gigi (20-60%)
 Kegunaan : humektan.
 Alasan dipilih : sorbitol penting digunakan untuk mencegah pengeringan
sediaan pembersih gigi yang biasanya terjadi bila tutup dari tube terbuka, selain itu
soerbitol juga berfungsi sebagai peicin sediaan dan untuk mencegah terjadinya sisa
gel setelah komponen lain menguap.
4. Na Lauril Sulfat
 Pemerian : putih, kuning pucat, krista, serpihan atau serbuk haus, rasa pahit.
 Kearutan : larut dalam air, tidak larut dalam kloroform & eter.
 ADI : 0,5-5 g/kg BB
 Inkompatibiitas: dapat bereaksi dengan surfaktan kationik, sehingga dapat
menghilangkan aktivitas, sifatnya agak korosif.
 Keterangan lain : memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri gram positif
dengan nilai HLB = 40
 Kegunaan : surfaktan.
 Alasan dipiih : Na lauril sulfat memiliki fungsi ganda, yaitu sebagaipengawet dan
solubilizier. Bahan ini memiliki niai HLB yang tinggi sehingga sifatnya sebagai
surfaktan dan foaming agent lebih baik dibandingkan polisorbat 40.
5. Metilparaben (nipagin) dan propilparaben (nipasol)
a. Nipagin
 Pemerian : kristal, tidak berwarna, serbuk kristain, berwarnaputih, tidak berbau,
lemak, berasa sedikit terbakar.
 Kelarutan : pada subu 25Oc giserin = 1:60, air 1;400,PG . 1:5;etanol 1:2; etanol
(95% 1:3) Eter 1:10.
 Inkompatibitas : surfaktan non ionik (polisorbat 80), bontoin, Mg trisilikat,
tragacanth, sodium alginat, eensial oil, sorbitol, atropin di scoar oleh besi.
 Keterangan lain : BJ = 1,352 g/CM3 , Ph 4-8, autan oaral dan suspense 0,015 –
0,2%; sediaan topikal PH, 0,02 -0,85.
 Kegunaan : pengawet
b. Nipasol
 Pemerian : Kristal, tidak berbau, dan tidak berasa
 Kelarutan : pada suhu 25oC. Larut bebas dalam aseton dan eter, etanol 95% 1:1,1,
Gliserin 1:250, PG 1:3,9, Air 1:2500, dan pada 80oC 1:225
 Inkompatibilitas : surfaktan nonionic, Mg alumunium silikat, Mg trisilikat, besi
kuning oksida, discolor oleh besi
 Keterangan lain : BJ=1,288 g/cm3, pH = 4-8, Larutan oral dan suspense, 0,01-
0,02%
 Kegunaan : Pengawet

VI. FORMULA
 Formula 1

Bahan Fungsi % Jumlah Kecil 30 g Jumlah Besar 100 g


Kalsium Abrasiv 38 % 11,4 g 38 g
Karbonat
CMC Na Pengikat 2% 0,6 g 2g
Sorbitol 70 % Humektan 15 % 4,5 ml 15 ml
Na Lauril Sulfat Surfaktan 2% 0,6 ml 2 ml
Na Sakarin Pemanis 0,25 % 0,075 g 0,25 g
Mentol Corrigen Odoris 0,4 % 0,12 g 0,4 g
Nipagin Pengawet 0,18 % 0,054 g 0,18 g
Nipasol Pengawet 0,02 % 0,006 g 0,02 g
Aquadest pelarut 42,15 % 12,645 ml 42,15 ml
 Formula 2

Bahan Fungsi % Jumlah Kecil 30 g Jumlah Besar 100 g


Kalsium
Abrasiv 38 % 11,4 g 38 g
Karbonat
PGA Pengikat 5% 1,5 g 5g
Gliserin Humektan 20 % 6 ml 20 ml
Na Lauril Sulfat Surfaktan 2% 0,6 ml 2 ml
Na Sakarin Pemanis 0,25 % 0,075 g 0,25 g
Mentol Corrigen Odoris 0,4 % 0,12 g 0,4 g
Na Benzoat Pengawet 0,5 % 0,15 g 0,5 g
Aquadest Pelarut 33,85 % 10,155 ml 33,85 ml

VII. METODE
a. Alat dan Bahan
 Alat
1. Mortir dan Stamper
2. Batang pengaduk
3. Beaker Glass
4. Gelas Ukur
5. Timbangan analitik
6. Sudip
7. Kertas perkamen
8. Wadah tube
9. Kaca arloji setangkup
 Bahan
1. Kalsium karbonat
2. Na-CMC
3. Natrium Lauryl Sulfat
4. Sorbitol
5. Natrium Sakarin
6. Menthol
7. Metil paraben
8. Propil paraben
9. Aquadest

b. Prosedur Pembuatan

Timbang atau pipet semua bahan sesuai dengan formula yang digunakan

Taburkan merata CMC-Na pada mortir yang berisi air tunggu ad mengembang dan
aduk sampai terbentuk mucilago

Masukkan CaCO3 kedalam mortir aduk ad homogen

Larutkan Menthol dengan spirtus fortior ad tepat larut. Masukkan mortir yang berisi
campuran bahan (2&3), aduk ad homogen

Campuran bahan dengan Menthol ditambahkan metil paraben, propil praben, Na-
Sakarin dan Sorbitol

Campuran bahan dimasukkan Na-Lauril Sulfat, aduk perlahan

Campuran bahan yang telah homogen ditimbang 30 gram menggunakan plastik lalu
masukkan kedalam tube

c. Prosedur Evaluasi
N
MACAM UJI ALAT CARA KERJA
O

1 Organoleptis  Pengamatan Evaluasi yang dilakukan yaitu


kulitatif bau, warna dengan melakukan pengamatan
dan bentuk sediaan sediaan pasta secara kulitatif yaitu
bau, warna, dan bentuk sediaan.

2 Pengujian pH  Indikator universal Buat larutan dari 1 gram pasta yang


dilarutkan dalam 25 ml aquadest,
lalu untuk mengukur pH digunakan
indikator universal langsung pada
sediaan. Akan terjadi perubahan
(FI IV, 1039)
warna dan dicocokkan dengan
standar warna pada pH tertentu.

3 Pengujian  Viskotester Pasta ditaruh dalam gelas beker, lalu


viskositas pasangkan alat spindel pada
viskotester. Pasang spindel hingga
tercelup seluruhnya dalam sediaan
pasta yang akan diamati, lalu catat
besar viskositas yang di tujukan oleh
(Remington,
skala pada viskostester.
348)

4 Pengujian Daya  Objek glas Letakan pasta gigi pada objek glas
Abrasif  Mikroskop bersih, lalu tambahkan 1 – 2 tetes air.
Gosok pasta gigi kedepan dan ke
belakang untuk meratakan, bilas
objek glas, keringkan, setelah itu
lihat bekas goresan di bawah
mikroskop.

5 Pengujian  Tabung reaksi Larutkan 1 gram pasta dengan 25 ml


Kemampuan air. Tuang 5 ml larutan ke dalam
berbusa tabung reaksi. Tutup atas tabung
dengan jari tangan, lalu kocok
sebanyak 25 kali. Amati busa yang
terjadi selama 30 menit untuk
menilai kestabilan busanya,
kemudian amati onset, durasi dan
kuantitas dari busa.

6  Daya sebar  Double plate Pasta sebanyak 1 gram diletakkan


pada lempeng kaca berskala, lalu di
atasnya ditutup lempeng kaca dan
diberi beban 500 gram, lalu
(Farmasi Fisik didiamkan salama 2 menit. Hitung
2, 1036) diameter sebarnya.

Tabel Spesifikasi Evaluasi Sediaan


No. Spesifikasi Hasil yang Diinginkan

Bentuk Pasta Gigi yang homogen, Aroma


1 Pemerian
Menthol, Rasa Mint/Pedas, Warna Putih

2 pH 6-8

3 Viskositas 100 – 300 dPas

4 Kemampuan Berbusa tinggi busa 4 – 6 cm

5 Daya Sebar diamater sebar 5-7 cm

6 Daya Abrasiv kasar dan terdapat bekas goresan

VIII. KEMASAN DAN ETIKET PASTA

1. Etiket Pasta
2. Kemasan Pasta

IX. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil
 Formula yang dipakai dan hasil penimbangan komposisi sediaan pasta pada
praktikum kali ini yaitu :

Hasil
Bahan Fungsi % Bets 100 g
Penimbangan
Kalsium
Abrasiv 38 % 38 g 38,8 g
Karbonat
CMC Na Pengikat 2% 2g 2,06 g
Sorbitol 70 % Humektan 15 % 15 ml 15 ml
Na Lauril Sulfat Surfaktan 2% 2g 2,06 g
Na Sakarin Pemanis 0,25 % 0,25 g 0,25 g
Mentol Corrigen Odoris 0,4 % 0,4 g 0,4 g
Nipagin Pengawet 0,18 % 0,18 g 0,1802 g
Nipasol Pengawet 0,02 % 0,02 g 0,0256 g
Aquadest pelarut 42,15 % 42,15 ml 42,5 ml

 Evaluasi Sediaan

No
Spesifikasi Hasil yang Diinginkan Hasil
.
Bentuk Pasta Gigi yang
Bentuk Pasta Gigi yang
homogen, Aroma Menthol,
1 Pemerian homogen, Aroma Menthol,
Rasa Mint/Pedas, Warna
Rasa Mint/Pedas, Warna Putih
Putih
2 pH 6-8 7,7

3 Viskositas 100 – 300 dPas 400 dPas

4 Kemampuan Berbusa tinggi busa 4 – 6 cm 4,5 cm

5 Daya Sebar diamater sebar 5-7 cm 5 cm


kasar dan terdapat bekas
6 Daya Abrasiv Tidak dilakukan
goresan

b. Pembahasan

Pada Formula di atas ada Na-CMC, Na-CMC disini berfungsi sebagai pengikat, yaitu
untuk mempertahankan viskositas pasta agar diperoleh bentuk pasta yang tidak terlalu lembek
dan encer. Selanjutnya Kalsium Karbonat, disini kalsium karbonat berfungsi sebagai bahan
abrasive, yaitu menghilangkan plak dan penyebab timbulnya bakteri seperti partikel – partikel
makanan yang menempel pada lapisan pada gigi. Sorbitol berfungsi sebagai Humektan, yaitu
untuk mempertahankan sediaan pasta agar tidak kering. Sorbitol memiliki multiple fungsi,
dapat digunakan sebagai humektan, pengawet dan pemanis. Dapat memberi rasa manis
setelah rasa pahit yang ditimbulkan oleh sakarin Na. Na-lauril sulfat berfungsi sebagai
surfaktan. Surfaktan ini berfungsi untuk membentuk busa sehingga mempermudah dalam
menghilangkan partikel-partikel yang menempel pada gigi. Na-sakarin Sebagai pemanis.
Menthol berfungsi untuk memberikan rasa segar di mulut dan bau yang enak. Metil Paraben
dan propil Paraben digunakan sebagai pengawet karena pada sediaan terdapat air yang
merupakan sarana tumbuhnya mikroorganisme dan aquadest sebagai pelarut.
Pada praktikum kali ini yaitu melakukan pembuatan sediaan pasta gigi beserta
evaluasinya. Memilih bentuk sediaan pasta gigi karena pasta mengikat cairan sekresi, jika
terdapat bahan obat, maka bahan obat dalam pasta akan lebih melekat pada kulit atau efektif
pada gigi yang memiliki masalah dengan bakteri pada mulut dan gigi sehingga meningkatkan
daya kerja local, konsentrasi lebih kental dari salep, daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar
dan kurang berlemak dibandingkan dengan sediaan salep sehingga penggunaannya dapat
diterima ketika digunakan pada rongga mulut, khususnya pada gigi. Pasta gigi disini dibuat
dalam bentuk pasta karena suatu sediaan pasta karena sediaan pasta lebih stabil daripada
sediaan larutan. Pasta mengandung lebih sedikit air sehingga dapat meminimalkan
pertumbuhan bakteri dan juga sediaan pasta lebih acceptable karena konsistensi pasta lebih
padat sehingga ketika digunakan lebih nyaman, tidak meluber, bisa menempel pada
permukaan gigi sehingga dapat membersihkan permukaan gigi. Pada formulasi pasta gigi kali
ini, kami membuat dengan tujuan produksi untuk sediaan kosmetik (bukan untuk efek
terapeutiknya), sehingga ketika digunakan memiliki kelebihan pada bahan yang memiliki
fungsi sebagai abrasive.Berbeda halnya ketika sediaan tersebut dimaksudkan untuk tujuan
terapeutik, maka didalam formulasinya akan ditambahkan bahan aktif yang sesuai dengan
masalah gigi yang sering dialami konsumen (misalnya : Trikolsan (sebagai antibakterisidal),
dsb).

Pasta gigi memiliki penampilan dengan bentuk berupa pasta opak atau gel. Artinya,
pasta opak merupakaan sediaan dengan komposisi bahan padat yaitu 80%, bentuknya kental,
padat, akan tetapi masih memilki kelembapan yang pas dan tidak susah dikeluarkan dari
tepatnya saat ingin digunakan. Umumnya bau yang disukasi dari sediaan pasta gigi ini adalah
menthol untuk orang dewasa dan buah-buahan untuk anak-anak. Sehingga, pada praktikum
kali ini, kami memmbuat sediaan pasta gigi dengan bau menthol, alasan kami menggunakan
corrigen odoris menthol yaitu tujuan atau sasaran pasar kami adalah orang dewasa, sehingga
kami memilih corrigen odoris menthol. Sediaan pasta gigi yang baik harus dapat menarik
konsumen untuk yakin dan nyaman dalam menggunakannya, sehingga alasan tersebut yang
mendasari mengapa uji organoleptis dilakukan. Setelah sediaan jadi, maka dilakukan
beberapa evaluasi dengan bebrbagai pengujian. Evaluasi sediaan yang dilakukan yaitu
organoleptis, uji kemampuan berbusa, uji daya sebar, uji ph, dan uji viskositas. Evaluasi
sediaan dari organoleptis didapatkan bentuk sediaan pasta, aroma mentol, rasa mint dan warna
putih. Uji busa dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan pasta gigi untuk
menghasilkan busa. Dalam pengujian didapatkan pasta gigi buatan kelompok kami
menghasilkan busa dengan tinggi 4,5 cm. Hal ini sesuai dengan rentang spesifikasi yang
diinginkan. Uji kemampuan berbusa ini penting dilakukan agar dapat meyakinkan konsumen
bahwa pasta gigi yang akan mereka gunakan benar-benar dapat menghilangkan atau
membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada email gigi. Dengan adanya busa dari
sodium lauril sulfat, pasta gigi dapat bebrusa dan bisa lebih mudah mengangkat kotoran yang
menempel pada gigi. Evaluasi selanjutnya adalah uji pH, bertujuan untuk mengetahui pH
pasta gigi. Dalam pengujian ini didapatkan pasta gigi buatan kelompok kami dengan pH 7,7.
pH pasta harus sesuai dengan pH rongga mulut sekitar 6-8, karena apabila pH dari pasta
terlalu asam atau basa dapat mengiritasi rongga mulut atau bahkan dapat mengikis email dari
gigi, selain itu untuk mempertahankan kestabilan dari sediaan pasta gigi ini.

Dari data uji daya sebar dapat diketahui pasta gigi yang kami buat memiliki daya sebar
yang cukup luas sehingga kemungkinan besar pasta gigi yang kami buat dapat menyebar pada
bagian mulut dan gigi dengan jangkauan yang cukup luas. Dalam pengujian ini didapatkan
pasta gigi buatan kelompok kami memiliki daya spredibilitas yang cukup luas, dengan
diameter 5 cm.

Dan yang terakhir adalah dilakukan uji viskositas. Uji viskositas. Sediaan pasta gigi
haruslah memiliki kekentalan yang tinggi. Hal tersebut dikarenakan persyaratan persediaan
pasta yang sedikit mengandung air didalamnya. Untuk uji viskositas mengunakan alat
viskotester. Viskositas yang diperoleh untuk sediaan kami yakni 400 dPa.s dengan
menggunakan spindel no. 2. Dimana pasta gigi kami memiliki kekentalan yang cukup sebab
bentuknya tetap konsisten selama beberapa waktu serta tak mudah kering bila terkena udara.

X. KESIMPULAN
Dalam prkatikum kali ini, sediaan pasta gigi yang telah kami buat sudah memenuhi
kriteria pasta gigi yang baik. Terbukti dengan hasil pengujian evaluasi yang telah dilakukan
memberikan nilai yang masih tidak jauh dari rentang yang ada diliteratur. Selain itu sediaan
pasta gigi yang telah kami buat apabila dibandingkan dengan produk referen atau pasta gigi
komersil perbedaannya juga tidak terlalu jauh.

XI. DAFTAR PUSTAKA


Agoes, Goeswin. 2012. Sediaan Farmasi Likuida-Semisolida (SFI-7). Bandung: Penerbit ITB
Anonim. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta : Kemenkes RI
Anonymous. Whitening toothpaste. J Am Dent Assoc 2001; 132 ; 1146-1147
Bettini, R. dan D. Cocconi. 2009. Handbook of pharmaceutical excipients, sixth edition.
Journal of Controlled Release. 71(3):352–353.
Camargo, I. M., M. Saiki, M. B. Vasconcellos, dan D. M. Avila. 2001. Abrasiveness
evaluation of silica and calcium carbonate used in the production of dentifrices. Journal
of Cosmetic Science. 52(3):163–167.
Midda M, Cooksey MW. Clinical Uses of an Enzyme Containing Dentifrices. J Clin
Periodontal 1986: 13: 950.

Anda mungkin juga menyukai