ZUNAIDI
N121 08 510
PROGRAM KONSENTRASI
TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
PENGARUH PENUNDAAN PEMERIKSAAN
BILIRUBIN TOTAL 1, 2 DAN 3 JAM
SKRIPSI
ZUNAIDI
N121 08 510
PROGRAM KONSENTRASI
TEKNOLOGI LABORATORIUM KESEHATAN
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
PENGARUH PENUNDAAN PEMERIKSAAN
BILIRUBIN TOTAL 1, 2 DAN 3 JAM
ZUNAIDI
N121 08 510
Disetujui oleh :
Pembimbing Utama,
dr. H. Moh. Arief Setyabudi, M.Kes. Wa Ode Nurfina, Bsc Pharm., M.Kes.
NIP. 19520601 197805 1 001 NIP.
Pada tanggal
PENGESAHAN
Oleh :
ZUNAIDI
N121 08 510
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini adalah karya
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
benar, maka skripsi dan gelar yang di peroleh batal demi hukum.
Zunaidi
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Makassar.
Laboratorium Kesehatan.
pendidikan.
viii
4. Kepala Dinas Kesehatan Tolitoli dan Kepala Unit Transfusi Darah
7. Direktur Rumah Sakit Stella Maris Makassar beserta staf atas segala
penulis.
Akhirnya semua ini tanpa arti tanpa dukungan moril dari kedua
orang tua tercinta Ibunda Nurijah dan Ayahanda Kasim Abdullah beserta
ix
Semoga karya ini bermanfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan
dan diberkati oleh Allah swt Tuhan semesta alam yang maha pengasih
Zunaidi
x
DAFTAR ISI
halaman
PERNYATAAN............................................................................ v
ABSTRAK.................................................................................... vi
ABSTRACT.................................................................................. vii
DAFTAR ISI................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN.............................................................. 1
II.1 Hati........................................................................................ 3
II.1.1Fungsi Hati.......................................................................... 3
II.2 Bilirubin.................................................................................. 5
II.3 Metabolisme.......................................................................... 6
II.7 Patologi................................................................................. 10
II.8 Ikterus................................................................................... 11
xi
II.10 serum................................................................................. 13
II.12 Fotometer........................................................................... 15
IV.2 Pembahasan....................................................................... 28
V.1 Kesimpulan......................................................................... 31
V. 2 Saran.................................................................................. 31
xii
DAFTAR PUSTAKA.................................................................. 32
LAMPIRAN................................................................................ 35
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1. Skema Kerja……………………………………………. 35
8. Formulir Persetujuan.................................................... 45
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
pra analitik, analitik dan pasca analitik. Kegiatan tersebut merupakan satu
1
2
dari pasien. Hal ini disebabkan jam 08.00 – 10.00 Wita khusus dilakukan
terlalu lama biarkan, ini disebabkan beberapa faktor : seperti faktor suhu,
pH, substrat dan kadar enzim. Hal ini disebabkan oleh protein mengalami
denaturasi.(5)
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Hati
metabolisme dalam tubuh, hati berwarna merah coklat dan sangat lunak
diafragma. (6,7)
Hati
metabolisme tubuh. Sacara garis besar fungsi hati dibagi dalam 3 macam:
3
4
merupakan fungsi hati yang sangat penting dan dilakukan oleh enzim -
karbohidrat, protein, lemak dan vitamin. Maka gangguan faal hati dapat
1. Prehepatik misalnya pada anemia hemolitik, pada keadaan ini faal hati
karsinoma hepatis. Tes faal hati pada keadaan ini umumnya ditandai
3. Post hapatik atau obstrusi karena batu empedu dan tumor. Dalam
keadaan ini bilirubin dan alkali fosfatase meninggi, SGOT dan SGPT
II.2 Bilirubin
yang tua. Bilirubin disaring dari darah oleh hati, dan dikeluarkan pada
ini disebut sebagai bilirubin langsung. Bila bagian ini meningkat, penyebab
bilirubin total tinggi, hal ini menunjukkan kerusakan pada hati atau pada
yang memberi warna pada kotoran. Bila tingkatnya sangat tinggi, kulit dan
berawal dari turunan cicin porfirin yang terbuka dan menjadi rantai lurus.
empedu dan sebagian lagi masuk kedalam sirkulasi darah. Oleh karena
itu, dalam sirkulasi umum terdapat bilirubin I dan bilirubin II. Dalam
total bilirubin tidak lebih dari 1 mg%. Bilirubin II yang memasuki jalur
masuk kedalam usus. Sampai dalam lumen usus, akibat flora usus,
II.3 Metabolisme
dipisahkan dari cicin porfirin yang dibuka. Besi dilepaskan dan menjadi
retikuloendotel adalah bentuk yang sedikit larut dalam plasma dan air.
Bilirubin ini akan diikat nonkovalen dan diangkut oleh albumin ke hepar.
Dalam 100 ml plasma hanya lebih kurang 25 mg bilirubin yang dapat diikat
kuat pada albumin. Bilirubin yang melebihi jumlah ini hanya terikat longgar
Bilirubin yang sampai dihati akan dilepas dari albumin dan diambil
kedua.(15)
(sekitar 230 mg/hari), diambil oleh sel hati dan dirangkaikan oleh
bilirubin diglukoronid. Bilirubin terkonjugasi yang larut dalam air ini akan
ekskresi melalui plasenta terputus. Pada janin ekskresi melalui jalan oleh
9
yang utama. Karena itu bila fungsi hepar belum matang atau terdapat
kadar bilirubun indirek dalam darah dapat meninggi. Bilirubin indirek yang
terikat pada albumin sangat tergantung pada kadar albumin dan serum.
Pada bayi kurang bulan dimana kadar albumin biasanya rendah dapat
dimengerti bila kadar bilirubin indirek yang bebas ini dapat berbahaya
karena bilirubin bebas inilah yang dapat melekat pada sel. Sel otak inilah
umumnya kapasitas maksimal pengikat bilirubin oleh bayi baru lahir yang
II.7 Patologi
pernah lebih tinggi dari 4 atau 5 mg/dl kalau sebabnya hanya hemolisis
saja.(15)
bersifat larut air dan mudah menembus filter glomeruli ; bilirubin berbalik
11
arah kembali kealiran darah jika ada obstruksi saluran empedu dimana
saja : dalam jaringan hati, pada saluran hepatik, pada kantong empedu
dengan bebas. Bila kadar bilirubin direk atau indirek sampai 2-4 mg/dl,
II.8 Ikterus
ikterus akan tampak apabila serum bilirubin > 2 mg/dL (> 17 µmol/L),
sedangkan pada neonatus baru tampak apabila serum bilirubin > 5 mg/dL
serum bilirubin.(12,13)
pada kulit dan sklera. Ikterus biasanya baru dapat dilihat kalau kadar
bilirubin serum melebihi 34 hingga 43 µmol/L (2,0 hingga 2,5 mg/dL), atau
sekitar dua kali batas atas kisaran normal. Gejala ini dapat terdeteksi
dengan kadar bilirubin yang lebih rendah pada pasien yang kulitnya putih
13
dan yang menderita anemia berat. Gejala ikterus sering tidak terlihat jelas
Jaringan sklera kaya dengan elastin yang memiliki afinitas yang tinggi
adalah warna urin yang gelap, yang terjadi akibat ekskresi bilirubin lewat
II.10 Serum
Serum ekivalen dengan plasma tanpa protrombin, faktor VIII, faktor V dan
1. Air : 91,0 %
fibrinogen)
14
5. Hormon
6. Enzim
7. Antigen
8. Sisanya diisi oleh sejumlah bahan organik, yaitu : glukosa, lemak, urea,
1. Analisis Laboratorium
yakni bentuk bebas yang tak larut dan bentuk konjugat. Bilirubin yang
larut dalam air disebut bilirubin direk karena dapat langsung diukur
3. Prinsip Pengukuran
bilirubin total.(4)
II.12 Fotometer
Fotometer berasal dari kata, yaitu foto yang berarti cahaya dan
meter yang berarti ukuran. Jadi, fotometer adalah alat untuk mengukur
1. Cahaya tampak ( visible light ). Cahaya ini dapat dilihat langsung oleh
2. Ultra Violet ( UV). Cahaya ini tidak dapat dilihat langsung oleh mata
280-315 nm.
3. Inframerah ( Infrared/IR ). Cahaya ini juga tidak dapat dilihat oleh mata.
pada cahaya nyala dari suatu zat melalui dispersi atom melalui proses
pembakaran.
menjadi energi listrik oleh fotosel. Energi listrik yang dihasilkan akan
Prisma
I1 I2
split
Larutan
recorder
Gambar 3. Skema jalan sinar pada fotometer ( Sumber : Panil Z, 2008 Memahami Teori
Dan Praktik Biokimia Dasar, cet.1, Penerbit Buku kedokteran EGC, Jak arta, hal 163 ).
17
1. Cahaya
kadar bilirubin serum sampai 50% dalam satu Jam. Karena itu, serum
2. Pipetasi
terutama pipet mikro atau semi mikro. Volume sampel atau standar
dibilas terlebih dahulu dengan sampel atau standar yang akan diambil.
3. Standar
4. Reagen
Reagen yang telah usang atau penyimpanan yang kurang baik akan
1. Kesalahan Kasar
Kesalahan ini menyebabkan hasil tidak rasional dan tidak masuk akal.
Contohnya pada sampel yang tertukar dengan sampel yang lain. Hasil
2. Kesalahan acak
berulang-ulang dan tidak akan memberikan hasil yang sama, pasti ada
3. Kesalahan Sistemik
Penyimpangan Hasil dari nilai target atau nilai rata-rata bersifat searah,
PELAKSANAAN PENELITIAN
klinik dan pasien yang dikirim dari ruang rawat inap RS Stella Maris Kota
yaitu :
N
n=
1 + N (d)2
Keterangan :
19
20
ρ = 0,05
Jadi :
N = 40
d = 0,05
Ditanya
n = …???
N
n=
1 + N (d)2
40
n=
1 + 40 (0.05)2
40
n=
1,1025
n = 36,3
Makassar, usia 20-40 tahun, pria dan wanita rawat inap. Teknik
1000 µl, mikropipet 200 µl, mikropipet 100 µl, Tabung reaksi kecil, Yellow
Tip, Blue Tip, Vortex Mixer Sentrifuge, Photometer TRX 7010 dan Timer.
syringe 3 ml, posisi lengan pasien harus lurus dan dipilih lengan yang
dan dipasang torniquet ± 10 cm di atas lipat siku. Pilih bagian vena median
cubital atau chepalic, dibersihkan kulit pada bagian yang akan diambil
terjadinya hemolisis dan rasa terbakar. Kulit yang sudah dibersihkan jangan
dipegang lagi, ditusuk bagian vena tadi dengan lubang jarum menghadap ke
tabung. Bila jarum berhasil masuk vena, akan terlihat darah masuk dalam
semprit, bila darah tidak ke luar diganti posisi penusukan, diusahakan darah
dapat ke luar dalam satu kali tusukan. Setelah volume darah dianggap
volume darah yang diambil sebanyak 3 ml. Jarum dilepaskan dan segera
diletakkan kapas alkohol 70% di atas bekas suntikan untuk menekan bagian
pada suhu kamar selama 30 menit, lalu di sentrifuge 3000 rpm selama 15
menit. Serum yang telah siap digunakan dibagi menjadi 4 bagian, satu
Reagent R2 - 200µl
Aquabidest 200µ -
Hasil pengukuran berupa serapan sampel yang dikalikan dengan faktor 16.0
7010
7010.
24
rata-rata untuk setiap perlakukan, disajikan dalam bentuk tabel dan untuk
dikirim dari rawat inap dengan pemeriksaan bilirubin, jumlah sampel pada
penelitian untuk pemeriksaan tunda disimpan dalam kulkas pada suhu 2-8°C.
25
26
maka dilakukan perhitungan nilai rata-rata (mean) yang dapat dilihat pada
tabel 3 :
Tabel 3. Nilai rat a – rata pada pemeriksaan Bilirubin Total Penundaan 1, 2 dan 3 Jam
Perlakuan Jumlah Nilai Rata-rata Bilirubin Total
No
Pemeriksaan Sampel (mg/dl)
1 Segera 36 3,84
2 Penundaan 1 jam 36 3,83
3 Penundaan 2 jam 36 3,72
4 Penundaan 3 jam 36 3,49
Kadar
Bilirubin
mg/dl
3.9
3.8
3.7
3.6 Segera
Penundaan 1 Jam
Penundaan 2 Jam
3.5
Penundaan 3 Jam
3.4
3.3
Segera Penundaan Penundaan Penundaan
1 jam 2 jam 3 jam
Gambar 4. Grafik distribusi perbandingan hasil pemeriksaan bilirubin total segera, 1,2 dan
3 jam
dilakukan uji statistika one way anova dengan tingkat kepercayaan 95%
Dalam Jadi Ho
4286,862 140
Kelompok diterima
28
hitung 0,032 < F tabel 2,65 yang berarti Ho diterima yaitu dapat disimpulkan
IV.2 Pembahasan
Telah dilakukan penelitian dalam jangka waktu 26 Oktober – 26
sebelum dan sesudah 1, 2 dan 3 jam yang dirawat inap di Ruang Penyakit
dengan derajat kemaknaan 0,05. Hal ini berarti secara Statistik One Way
protein. Protein sangat peka terhadap pengaruh fisik dan kimia sehingga
denaturasi.(2)
total tetap stabil. Kestabilan bilirubin total dalam serum sangat dipengaruhi
pemeriksaan ini, namun terdapat perbedaan nilai rata -rata pada pemeiksaan
berulang-ulang dan tidak akan memberikan hasil yang sama, pasti ada
ketidak tepatan. Kesalahan ini susah untuk dihilangkan, hanya dapat ditekan
sekecil mungkin.
8°C. Hal ini disebabkan pada suhu 2-8 °C dapat menghambat proses
serum .
BAB V
V.1 Kesimpulan
V.2 Saran
terhadap lama penyimpanan pada suhu kamar dan terhindar dari cahaya
31
DAFTAR PUSTAKA
12. Risa, Etika, dr. SpA, Divisi Neonatologi Bagian Ilmu Kesehatan Anak
FK Unair/RSU Dr. Soetomo – Surabaya, Hiperbilirubinemia pada
Neonatus, 2005 http://www.pediatrik.com/pkb/20060220-js9khg-
pkb.pdf, Diakses tanggal 15 Juni 2010
32
33
14. Mansjoer Arif, dkk., Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga, Jilid
kedua, Penerbit Media Aesculapius, FKUI, 2000.
15. Sacher, Ronald A., Richard A. Mc. Pharson, Tinjauan Klinis Hasil
Pemeriksaan Laboratorium, Edisi 11, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, 2004
22. Kosasih E.N & Kosasih A.S, Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Klinik, Ed.2. Karisma Publising Group. Tangerang. 2008
36
Lampiran III
Data SPSS Uji Anova
Descriptives
KAD AR
BILIRUBIN
95% Confidence
Interval for Mean
KAD AR BILIRUBIN
ANOVA
KAD AR BILIRUBIN
37
Lampiran V
Komposisi Reagen Bilirubin Total
Reagent Dialine
NaCl 9g/l
Detergent, Stabilizer
HCL 30mmol/l
: Detergent
38
Lampiran VI
Contoh Print out Hasil Pemeriksaan Bilirubin
39
Lampiran VII
Photometer TRX 7010
40
Lampiran VII
Formulir Persetujuan
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Nama :....................................................
Umur :...................................................
Kesehatan).
Zunaidi (.......................................)
41