PROPOSAL TESIS
Oleh:
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL TESIS
dr. dr.
NIP. NIP.
Mengetahui:
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala,
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah S.W.T yang Maha Kaya
dengan segala rahasia-Nya. Rasa syukur yang tak henti-hentinya kehadirat Allah
S.W.T karena berkat rahmat dan karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan tesis
ini. Shalawat dan salam kepada Rasullullah Muhammad S.A.W yang telah
membimbing manusia ke zaman beradab yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Tesis dengan judul “Pengaruh Pemberian Isoflavon Terhadap Pembentukan
Osteoblast pada Fraktur yang dialami Tikus Putih Ras Rattus novergicu” ini
disusun bertitik tolak dari keninginan Penulis untuk memberi kontribusi yang
nyata dalam bidang ilmu pengetahuan.
Tesis ini dapat Penulis selesaikan berkat bantuan baik secara moril
maupun materil dari berbagai pihak. Untuk itu dengan sepenuh hati, penulis
menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Prof. Dr. dr. Maimun Syukri, Sp.PD, KGH, FINASIM selaku dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala.
2. Pembimbing I dan II yang dengan tulus ikhlas dan penuh kesabaran telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
yang berharga sampai akhir penulisan tugas akhir ini.
3. Penguji I dan II yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan dan saran, sehingga bermanfaat dalam penyelesaian tugas akhir
ini.
4. Kedua orang tua penulis, istri dan anak serta saudara kandung yang tiada
hentinya memberikan do’a, dukungan moral, material, dan spiritual bagi
keberhasilan penulis sehingga penulisan tugas akhir ini terselesaikan, dan
seluruh keluarga besar yang selalu memberikan semangat dan do’a kepada
penulis.
5. Para sahabat penulis yang selalu memberikan semangat dan pertolongan
dalam penulisan tugas akhir ini dan teman – teman semua yang tidak bisa
ditulis satu persatu.
iv
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dan memberi saran membangun dalam penyelesaian
proposal penelitian ini.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan penelitian......................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................3
1.4.1 Manfaat akademik............................................................................3
1.4.2 Manfaat penelitian...........................................................................3
1.4.3 Manfaat praktis................................................................................3
BAB IV METODOLOGI....................................................................................14
4.1. Jenis dan Rancangan Penelitian..............................................................14
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian.................................................................14
4.2.1 Waktu Penelitian............................................................................14
4.2.2 Tempat Penelitian..........................................................................14
4.3. Populasi dan Subjek Penelitian...............................................................14
4.4 Prosedur Penelitian.................................................................................15
4.5 Alur Penelitian........................................................................................18
4.6 Pengelolaan Data....................................................................................19
4.7 Analisis Data...........................................................................................19
4.8 Persetujuan Etika....................................................................................19
4.9 Personalia................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21
vi
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 9 Definisi Operasional Penelitian................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
4
5
2.2 Tulang
Adalah tulang yang ditemukan pada bagian kaki dan tangan. Bentuk
umumnya adalah bulat dan ireguler dan terdiri dari tulang spongiosa yang
dikelilingi lapisan tipis tulang kompakta.
c. Tulang Pipih
Adalah tulang pada tempurung kepala, yang terediri dari dua lapisan
tulang padat yang diantaranya menggandung jaringan berspon.
d. Tulang Ireguler
Adalah tulang yang tersususn dari tulang kompakta pada bagian luarnya
dan juga dibentuk oleh lapisan tulang spongiosa pada bagian dalamnya.
b. Osifikasi Intramembranosa
Proses pembentukan tulang akan lebih sederhana dari pada proses osifikasi
endokondral. Berawal dari mesenkim jaringan ikat dan tidak didahului
oleh model tulang rawan disebut dengan proses osifikasi intamembranosa.
Sebagin dari sel masenkim berdifisiensi menjadi osteoblast yang
menghasilkan matriks osteoid dan menggalami klasifikasi, kemudian
terbentuklah anyaman tulang spongiosa yang merupakan anastomosis dari
pusat osifikasi yang terdiri dari batang, lempeng dan duri yang disebut
trabekula. Selanjutnya, osteoblast di lakuna dikelilingi oleh tulang dan
menjadi osteosit. Sama dengan osifikasi endokondral, saat osteosit berada
di lakuna, osteosit membentuk hubungan antarsel yang kompleks melalui
kanalikuli.19 Contoh tulang yang terbentuk pada proses ini adalah
mandibula, maksila, klavikula dan hampir seluruh tulang pipih
tengkorak.18
2.3 Fraktur
setelah fraktur akan terjadi reaksi radang akut disertai dengan proliferasi dibawah
periosteum dan di dalam saluran medula yang menembus ujung fragmen
dikelilingi oleh jaringan sel yang menghubungkan tempat fraktur. Fase
pembentukan kalus terjadi selama 2-6 minggu. Pada sel yang berdiferensiasi
memiliki potensi untuk menjadi kondrogenik dan osteogenik jika diberikan
tindakan yang tepat, selain itu akan membentuk tulang kartilago dan
osteoklast.24,21
Masa pada tulang akan menjadi tebal dengan adanya tulang dan kartilago
juga osteoklast yang disebut dengan kalus. Kalus terletak pada permukaan
periosteom dan endoosteom dan akan terjadi selama 4 minggu,dan tulang yang
sudah mati akan digantikan. Fase konsodilatasi terjadi dalam waktu 3 minggu-6
bulan. Anyamnya tulang akan menjadi padat jika aktivitas osteoblast dan
osteoklast tetap berlanjut, maka anyaman tulang akan berubah menjadi tulang
lamelar. Rongga yang terdapat diantara fragmen dan tulang baru akan diisi dengan
osteoblast dan perlu beberapa bulan sebelum tulang cukup untuk menumpu berat
badan normal. Fase remodeling terjadi selama 6 minggu hingga 1 tahun. Fraktur
sudah dihubungkan dengan tulang yang padat, dan tulang tersebut akan diresorbsi
dan pembentukan tulang yang terus menerus lameral akan menjadi lebih tebal,
dinding-dinding yang tidak dikehendaki akan dibuang, dibentuk rongga sumsum
dan akhirnya tulang akan memperoleh bentuk seperti normalnya. Hal tersebut
akan terjadi selama beberapa bulan sampai beberapa tahun.21,24
Tikus adalah hewan mamalia yang apabila dilakukan suatu perlakuan tidak
jauh berbeda hasilnya disbanding dengan mamalia lainnya dan penggunaannya
telah menyebar luas di seluruh dunia.27 Tikus putih ini memiliki beberapa
keunggulan salah satunya adalah lebih cepat dewasa, tidak memperlihatkan
perkawinan musiman, dan umumnya lebih cepat berkembang biak. Siklus hidup
pada tikus putih ini tidak kurang dari tiga tahun, dengan berat badan pada tikus
dewasa rata-rata 200-250 gram. Salah satunya adalah tikus putih (Rattus
novergicus) yang berasal dari Asia Tengah.27
10
akan tetapi juga memiliki peran penting untuk tulang, otak, jantung, serta juga
dapat mempengaruhi metabolism lipid, karbohidrat, protein, dan mineral.
Estrogen merupakan suatu hormone steroid yang sangat berperan pada tulang,
karena estrogen mempunyai kemampuan untuk mengaktivasi sel osteoblast
maupun osteoklast yang mempunyai peran penting dalam pembentukan tulang
dan massa tulang dan juga mempunyai reseptor estrogen (ERs). Osteoblast yang
mempunyai fungsi sebagai sel yang melakukan penyerapan sekresi dan osteoklast
yang berfungsi sebagai sel yang melakukan penyerapan mineral pada tulang,
Dimana regulator dari semuanya adalah estrogen.20,29
Secara teori dikatan bahwa dengan kandungan yang terdapat pada kacang
kedelai yang memiliki aktifitas estrogenic, apabila diberikan untuk pananganan
fraktur akan berpengaruh pada proses remodeling dimana estrogen yang ada
nantinya akan mensekresikan dan merangsang Osteoprogenitor (OPG) dan
Transforming Growth Factor beta (TGF-Beta) sehingga terjadilah proses osifikasi
atau pembentukan tulang yang dilakukan oleh osteoblast.20
12
Tulang
Trauma
Lokasi fraktur
Vaskularisasi
Penyembuhan
Tulang
Flavonoid
Estrogen
Osteoclast Osteoblast
Keterangan :
N
Variabel Definisi Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
o
1. Flavonoid Flavonoid menggunakan Timbangan Batas Nominal
dosis 80 ml/kbBb, 100 obat Deteksi
ml/kgBb, dan 120 ml/kgBb 0,156-10
ng/ml
2. Jumlah Peningkatan jumlah sel Perhitungan Jumlah sel Nominal
osteoblast osteoblast adalah secara yang
perhitungan jumlah sel yang manuaal ditemukan
terdapat pada 3 lapang
pandang dari sediaan
histopatologi kalus pada
penyembuhan fraktur tulang
13
14
Penelitian ini dilakukan pada hewan coba tikus putih jantan Ras Rattus
norvergicus strain wistar. Untuk menentukan besar ulangan maka akan dihitung
dengan menggunakan rumus dari frederer, yaitu dengan rumus sebagai berikut:
Sehingga dalam proses percobaan ini jumlah ulangan minimal yang dibutuhkan
per kelompok adalah sebagai berikut:
15
16
( n−1 )( 4−1 ) ≥ 15
( n−1 )( 3 ) ≥ 15
3 n−3≥ 15
3 n ≥15+ 3
n=¿3
Keterangan :
t = treatment ataupun perlakuan
n = jumlah ulangan ataupun jumlah sampel yang berkelompok
2. Uji Fitokimia
17
Maka dosis ini akan dijadikan acuan bagi peneliti untuk melakukan
penelitian dengan kalkulasi sebagai berikut :
Dosis I = 80 mg x 0,018 x 10 = 14,4 mg/KgBb
Dosis I I = 100 mg x 0,018 x 10 = 18 mg/kgBb
Dosis III = 120 mg x 0,018 x 10 = 21,6 mg/kgBb
Dua puluh empat hewan coba sudah dibagi menjadi 4 kelompok dan setiap
kelompok terdiri dari 6 hewan coba. Hewan coba akan diberikan tanda
dengan cat warna pada kaki untuk membedakan kelompok ulangannya.
Hewan coba diberikan tindakan fraktur pada tulang tibia dengan cara
osteotomy. Dimulai dari pemberian anastesi secara injeksi intraperitoneal
menggunakan ketamin (12mg/10gBb) lalu dilakukan disinfeksi pada area
tindakan, kemudian insisi secara memanjang pada fasia lata tikus, Lalu
mempersiapkan tulang tibia (diseksi tumpul) secara melingkar di
sepanjang garis tengah diafisis. Osteotomy dilakukan dengan
menggunakan blade scalpel Setelah itu dilakukan penjahitan pada
luka,lalu diberikan antibiotik tipikal. Tindakan diakhiri dengan
pemasangan bidai dengan menggunakan stik kayu dan perban.
24 Ekor Tikus
Adaptasi
Selama 7 hari
Randomisasi
K P1 P2 P3
Uji Herbarium
Uji Fitokimia
Pemberian Flavonoid
Etika pada penelitian ini didasarkan pada etika medik saat memberikan
perlakuan oada hewan coba dan peraturan maupun nilai-nilai yang ada pada
21
4.9 Personalia
2. Pembimbing I :
NIP :
3. Pembimbing II :
NIP :
DAFTAR PUSTAKA
8. Shapiro F. Bone development and its relation to fracture repair. The role of
mesenchymal osteoblasts and surface osteoblasts. Eur Cells Mater.
2008;15:53-76. doi:10.22203/eCM.v015a05
10. Atun S. Potensi Senyawa Isoflavon Dan Derivatnya Dari Kedelai (Glycine
Max. L) Serta Manfaatnya Untuk Kesehatan. Pros Semin Nas Penelitian,
Pendidik dan Penerapan MIPA, Fak MIPA, Univ Negeri Yogyakarta.
2009:33-41.
22
23
23. sjamsuhidayat de j. Buku Ajar Bedah. 3rd ed. JAKARTA: EGC Penerbit
Buku Kedokteran; 2011.
24. Salter R. Disorder and Injuries of The Muskuloskeletal System. 3rd ed.
USA: Lippincont Williams and Wilkins; 1999.
28. Robinson R. Taxonomy and Genetics. the labora. (henry JB WS, ed.). san
diego: academic press inc; 1979.