(Fris Johnny)
ABSTRAK
Suatu percobaan untuk memisahkan bahan aktif imunostimulan dari dinding sel bakteri
Vibrio harveyii dan uji efektivitasnya dalam upaya meningkatkan imunitas benih ikan
kerapu bebek, Cromileptes altivelis telah dilakukan di Laboratorium Patologi Balai
Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol-Bali. Dari dinding sel bakteri Vibrio harveyii
telah berhasil dipisahkan dan dikoleksi lipopolisakarida (LPS) setengah murni dan
murni. Koleksi LPS selanjutnya dilakukan untuk uji efektivitas pada benih ikan kerapu
bebek dengan ukuran panjang total 6—8 cm. Benih ikan kerapu bebek sebanyak 360
ekor dipelihara dalam bak polikarbonat volume 100 L sebanyak 12 bak dengan
kepadatan 30 ekor/bak, diinjeksikan secara intra peritoneal imunostimulan hasil
pemisahan dengan dosis sebesar 0,1 mL bakterin/ekor (A); dosis 0,1 mL LPS setengah
murni/ekor (B); dosis 0,1 mL LPS murni /ekor (C); dan tanpa perlakuan imunostimulan
sebagai kontrol (D). Imunostimulan diberikan setiap 5 hari, dan pada hari ke-10, 20,
dan 30 dilakukan koleksi darah untuk pengamatan aktivitas fagositik (PA) dan aktivitas
lisozim (LA) dari masing-masing perlakuan. Pada hari ke-30 dilakukan uji tantang dengan
menggunakan inokulum VNN. Percobaan dirancang dengan rancangan acak lengkap
(RAL) menggunakan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
PA, LA, dan sintasan ikan yang diberi perlakuan imunostimulan lebih tinggi dibanding
kontrol. Dari percobaan ini dapat disimpulkan bahwa imunostimulan yang berasal dari
dinding sel bakteri Vibrio harveyii efektif meningkatkan imunitas non-spesifik benih
ikan kerapu bebek.
*)
Peneliti pada Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut, Gondol
19
J. Ris. Akuakultur Vol.3 No.1 Tahun 2008: 19-26
rate of fish treated with immunostimulants were higher than that of control. It is
suggested that bacterin and LPS are potential materials to use as immunostimulants.
20
Pemisahan bahan aktif imunostimulan dari dinding sel bakteri ..... (Fris Johnny)
3x dalam larutan dingin HEPES (10 mM N-2- Imunostimulan diberikan setiap 5 hari, dan
hydroethylpiperazine-N’-2-ethanesulphonic pada hari ke-10, 20, dan 30 dilakukan koleksi
acid) yang mengandung 0,1 M NaCl. Dilakukan darah untuk pengamatan aktivitas fagositik dan
pemeriksaan mikroskopis dengan pewarnaan aktivitas lisozim dari masing-masing perlakuan.
crystal violet untuk memastikan tidak ada lagi Percobaan dirancang dengan rancangan acak
sel yang utuh. Ditambahkan 0,05 g/mL PBS lengkap (RAL) menggunakan 4 perlakuan dan
(10 mM sodium fosfat dalam 0,85% NaCl, pH 3 ulangan.
7,3). Suspensi diaduk rata dan disterilkan
dengan autoclave selama 15 menit. LPS murni Uji Tantang
telah diperoleh, dikoleksi, dan disimpan dalam Pada hari ke-30 paska perlakuan, masing-
tabung sentrifuse plastik volume 15 cc di masing 15 ekor benih ikan uji dari tiap-tiap
almari pendingin sampai siap digunakan. kelompok perlakuan diuji tantang dengan VNN
Metode yang digunakan untuk pemisahan hasil ekstraksi organ otak yang positif VNN
lipopolisakarida setengah murni dan murni melalui penyuntikan 0,1 mL inokulum VNN/
adalah modifikasi Metode Westphal & Jann ekor ikan secara intramuskular. Pengamatan
(1965), Ezzel et al. (1990), dan Rukyani et al. dilakukan terhadap gejala klinis dan sintasan
(1998). selama 12 hari pemeliharaan.
Uji Efektivitas Imunostimulan Uji Aktivitas Fagositik (PA) dan
Indeks Fagositik (PI)
Penyiapan bakterin
Uji PA menggunakan modifikasi dari
Bakterin yang digunakan dalam penelitian metode Siwicki & Anderson (1993) dan Ellis
ini berasal dari bakteri Vibrio harveyii yang (1993). Untuk uji PA dibutuhkan bahan enzim
dimatikan dengan 0,5% formalin selama 24 jam Zymosan A (Sigma) yang berasal dari Saccha-
pada suhu 25 o C. S et elah it u bak t eri romyces cerevisiae. Zymosan sebanyak 50
disentrifugasi pada 3.200 rpm selama 20 mg dilarutkan dalam larutan 10 mL PBS
menit, kemudian dicuci sebanyak 3 kali menggunakan tabung mikro. Lima puluh µL
dengan larutan garam fisiologis (0,85% NaCl). leukosit dicampur dengan Zymosan A, diaduk
Kepadatan suspensi bakterin adalah 1010 cfu/ rata dengan mikro pipet dan disimpan pada
mL dan diestimasi sebelum bakteri dimatikan suhu 25oC selama satu jam. Selanjutnya dari
dengan metode taburan. Sebelum bakterin campuran tersebut dibuat preparat oles pada
diberikan ke ikan uji dilakukan uji viabilitas gelas objek dan diwarnai dengan May-
pada medium TSA selama 48 jam pada suhu Gruenwald’s Solution Modified dan Giemsa
26oC. Apabila terjadi pertumbuhan, inaktivasi Solution 3%. Pengamatan PA dilakukan di
diulang kembali. Sebelum digunakan bakterin bawah mikroskop menggunakan rumus:
tersebut disimpan dalam lemari pendingin.
Fagositosis
Ikan uji PA (%) = x 100 %
Total leukosist
Benih ikan yang digunakan adalah benih
ikan kerapu bebek, Cromileptes altivelis Jumlah zymonase A
dengan ukuran panjang total 6—8 cm. Benih PI =
ikan kerapu bebek sebanyak 360 ekor di- Jumlah fagosit
pelihara dalam bak polikarbonat volume 100 L
sebanyak 12 bak dengan kepadatan 30 ekor/ Uji Aktivitas Lisozim (LA)
bak, bakt eri n dan i munost im ulan
lipopolisakarida (LPS) hasil pemisahan Metode yang digunakan adalah modifikasi
diinjeksikan secara intra peritoneal dengan dari metode Rowley (1993) dan Klontz (1997).
dosis; Tahap pertama disiapkan media agar yang
A. Imunostimulan bakterin dosis 0,1 mL/ekor mengandung Micrococcus lysodeikticus
(Sigma) pada cawan petri. Pada cawan petri
B. Imunostimulan LPS setengah murni dosis
tersebut dibuat lubang berdiameter 40 mm
0,1 mL/ekor
sebanyak tiga buah menggunakan pipet.
C. Imunostimulan LPS murni dosis 0,1 mL/ekor Plasma darah sebanyak 10 µL dimasukkan ke-
D. Tanpa perlakuan imunostimulan (PBS) dalam dua lubang tersebut, sedangkan satu
sebagai kontrol lubang lagi diisi dengan 10 µL chicken egg
21
J. Ris. Akuakultur Vol.3 No.1 Tahun 2008: 19-26
white lysozyme (Sigma) sebagai kontrol. Cawan al., 1998). Di Kanada, LPS telah dibuktikan
petri tersebut dibiarkan selam 10 menit pada mampu meningkatkan antibodi ikan dari infeksi
suhu kamar, kemudian diinkubasi pada suhu bakteri Flavobacterium psychrophilum (Crump
25oC. LA diamati dengan mengukur diameter et al., 2003), bahkan identifikasi gen ikan
zona yang terbentuk. Pengamatan dilakukan kerapu, Epinephelus awoara yang distimulir
selama 3 hari dan dilakukan penghitungan dengan LPS telah dilakukan di Cina (Wang &
dengan rumus sebagai berikut: Wu, 2007).
Diameter zona plasma darah uji Dalam pemisahan LPS murni sering terjadi
LA (cm) = kesulitan ketika proses sonikasi, apabila
Diameter zona kontrol waktu dan tingkat desibel tidak sesuai maka
kerusakan dinding sel bakteri yang diperoleh
HASIL DAN BAHASAN tidak sempurna dan masih ada dinding sel yang
utuh, maka LPS yang diperoleh adalah LPS
Hasil pemisahan lipopolisakarida (LPS) dari setengah murni. Untuk meyakinkan bahwa LPS
dinding sel bakteri Vibrio harveyii telah yang diperoleh adalah murni, maka setelah
diperoleh dua jenis LPS yaitu setengah murni proses sonikasi dilakukan pembuatan preparat
dan murni. Untuk pemisahan LPS setengah ulas dengan pewarnaan untuk pengamatan
murni dan murni sebetulnya tahapannya utuh tidaknya sel bakteri. Modifikasi LPS dapat
hampir sama, hanya saja dibedakan dengan untuk memperoleh suatu struktur gula yang
perusakan dinding sel bakteri menggunakan spesifik, LPS ini dapat berfungsi sebagai suatu
sonikasi. Perusakan dinding sel bakteri mekanisme adaptif untuk membantu inang
bertujuan untuk memperoleh LPS yang murni mengatasi kemungkinan efek toksik dari
dan bebas dari ikatan-ikatan biokimia sel bakteri gram negatif yang umum ditemukan
bakteri, sehingga bahan aktif imunostimulan dalam usus halus.
dari sel bakteri Vibrio harveyii yang diperoleh
Akt i v it as fagosi t ik ad alah suat u
tidak diikuti oleh bahan penghambat aktivasi
kemampuan dari sistem imun non-spesifik
LPS. LPS adalah komponen utama lapisan luar
untuk menetralisir/memangsa (fagositosis)
dari bakteri gram negatif, penyambung utama
benda asing, termasuk organisme patogen
dari integritas struktur dari bakteri dan
yang masuk ke dalam tubuh. Sedangkan
melindungi membran dari berbagai jenis
lisozim adalah enzim hidrolitik yang terdapat
kerusakan oleh bahan kimia. Selain itu, LPS
dalam lendir, serum, dan sel-sel fagositik dari
merupakan suatu endotoksin dan memicu
berbagai spesies ikan. Zat ini diyakini
suatu respons yang kuat dari sistem kebal
memberikan daya kekebalan yang penting
hewan normal. Hanya ada satu bakteri gram
terhadap patogen mikrobik. Neutrofil dan
positif yang menguasai LPS yaitu Listeria
monosit dari ikan mengandung lisozim dalam
monocytogenes, secara umum terjadi sebagai
sitoplasmanya dan lisozim serum mungkin
agen infeksi pada susu yang tidak steril. LPS
berasal dari leukosit (Ellis, 1993).
berperan sebagai prototipikal endotoksin,
sebab LPS mengikat CD 14/TLR4/MD2 Pada Tabel 1 terlihat bahwa aktivitas
reseptor kompleks dengan cara kerja promo- fagositik (PA) benih kerapu bebek belum
tor pengeluaran “pro-inflammatory cytokines” meningkat secara nyata pada hari ke-10
dalam banyak tipe sel, terutama dalam pemeliharaan. Peningkatan yang nyata baru
makrofag. Suatu tantangan LPS dalam terjadi mulai hari ke-20 pada perlakuan bakterin
imunologi adalah memapar subjek dengan LPS dan LPS murni, sedangkan pada perlakuan LPS
yang berperan sebagai suatu toksin. LPS juga setengah murni PA-nya tidak berbeda nyata
meningkatkan negative charge membran sel dengan kontrol. Pada Tabel 2 juga terlihat
dan membantu menstabilkan struktur membran peningkatan yang signifikan PI kelompok ikan
secara keseluruhan. Sebagai tambahan, LPS yang diberi perlakuan imunostimulan. Aktivitas
adalah “exogenous pyrogen” atau senyawa lisozim kelompok ikan yang diberi perlakuan
yang menyebabkan demam eksternal. Dengan imunostimulan juga meningkat dan berbeda
peran LPS yang begitu penting bagi bakteri nyata dibanding kontrol (Tabel 3). Hasil
gram negatif, dapat mematikan sel jika penelitian ini mendukung penelitian-penelitian
dimutasi/dipindahkan atau dibuang, maka LPS yang telah dilakukan sebelumnya, bahwa
selanjutnya merupakan target utama untuk imun ost imu lan efe kt if me ningka t kan
senyawa antimikrobial masa depan (Westphal kekebalan non-spesifik pada ikan. Johnny et
& Jann, 1965; Ezzel et al., 1990; Rukyani et al. (2001) melaporkan bahwa imunostimulan
22
Pemisahan bahan aktif imunostimulan dari dinding sel bakteri ..... (Fris Johnny)
Tabel 1. Hasil pengujian persentase (%) aktivitas fagositik (PA) pada hari
ke-10, 20, dan 30 pemeliharaan pada benih ikan kerapu bebek,
Cromileptes altivelis yang diberi perlakuan imunostimulan
Table 1. Percentage (%) of phagocytic activity (PA) at D-10, D-20, and D-30 of
juvenile humpback grouper, Cromileptes altivelis treated with
immunostimulant
Keterangan : Perbandingan adalah vertikal. Angka yang diikuti oleh huruf yang sama
tidak berbeda secara statistik (P>0,05)
Remarks : Comparison is vertical. Values with the same superscripts are not
significantly different (P>0.05)
Tabel 2. Hasil pengujian indeks fagositik (PI) pada benih ikan kerapu bebek,
Cromileptes altivelis setelah pemberian imunostimulan pada hari ke-10,
20, dan 30 perlakuan
Table 2. Value of phagocytic index (PI) at D-10, D-20, and D-30 of juvenile hump-
back grouper, Cromileptes altivelis treated with immunostimulant
Keterangan : Perbandingan adalah vertikal. Angka yang diikuti oleh huruf yang
sama tidak berbeda secara statistik (P>0,05)
Remarks : Comparison is vertical. Values with the same superscripts are not
significantly different (P>0.05)
Keterangan : Perbandingan adalah vertikal. Angka yang diikuti oleh huruf yang
sama tidak berbeda secara statistik (P>0,05)
Remarks : Comparison is vertical. Values with the same superscripts are not
significantly different (P>0.05)
23
J. Ris. Akuakultur Vol.3 No.1 Tahun 2008: 19-26
24
Pemisahan bahan aktif imunostimulan dari dinding sel bakteri ..... (Fris Johnny)
dipisahkan dari dinding sel bakteri mampu fuscoguttatus. Laporan Penelitian Balai
meningkatkan kekebalan non-spesifik benih Besar Riset Perikanan Budidaya Laut,
ikan kerapu bebek. Gondol. 12 pp.
UCAPAN TERIMA KASIH Klontz, G.W. 1997. Fish hematology. Tech-
niques in fish immunology-3. In Stolen et
Penelitian ini dibiayai oleh APBN tahun al. (Eds.). Sos Publications, Fair Haven, NJ
anggaran 2006. Penulis mengucapkan terima 07704-3303, USA. p. 121—131.
kasih kepada Saudara Slamet Haryanto Owen, L. 1993. Report on sleepy grouper
dan Muhammad Anshori sebagai teknisi disease. Dept. of Biomedical and Tropical
Laboratorium Patologi atas bantuannya selama Veterinary Science. James Cook Univ. of
penelitian ini berlangsung. North Quinsland, Townsville, Australia.
4,811 pp.
DAFTAR PUSTAKA
Rowley, A.F. 1993. Collection, separation and
Almendras, J.M.E. 2001. Immunity and biologi- identification of fish leukocytes In Stolen
cal methods of disease prevention and et al. (Eds.). Techniques in Fish Immuno-
control. In Health Management in Aquacul- logy-1. Sos Publications, Fair Haven, NJ
ture. G.D. Lio-Po, C.R. Lavilla, and E.R. Cruz- 07760. USA. p. 113—136.
Lacierda (Eds.). p. 137—158. Roza, D., K. Mahardika, F. Johnny, Zafran, dan
Anderson, D.P. 1996. Environmental factors in Tridjoko. 2002. Pengaruh perbedaan dosis
fish health: Immunological aspects. In The vaksin melalui perendaman terhadap
Fish Immune System: Organism, pathogen ketahanan juvenil kerapu bebek,
and Environment. G. Iwama and T. Cromileptes altivelis oleh infeksi viral
Nakanishi (Eds.). Academic Press, USA. p. nervous necrosis (VNN). Laporan hasil
289—310. penelitian DIP 2002. Balai Besar Riset
Bondad-Reantaso, M.G., S.E. McGladdery, I. East, Perikanan Budidaya Laut Gondol. p. 91—
and R.P. Subasinghe. 2001. Asia Diagnos- 101.
tic Guide to Aquatic Animal Diseases. FAO Rukyani, A., F.H. Pasaribu, dan A. Sunarto. 1998.
Fisheries Technical Paper. 402(2): 72—75. Penggunaan imunostimulan asal dinding sel
Crump, E.M., M.P. Perry, S. Gale, E. Crawford, bakteri untuk meningkatkan kekebalan
and W.W. Kay. 2003. Lipopolysaccharide O- udang windu. Dewan Riset Nasional.
Antigen Antibody-Base Detection of the Laporan Riset Unggulan Terpadu. 64 pp.
Fish Pat hogen Flavobacterium Santarem, M., B. Novoa, and A. Figueras. 1997.
psychrophilum. Journal of Molecular Micro- Effect of ß-glucan on the non-specific im-
biology and Biotechnology. 6: 182—190. mune responses of turbot (Schopthalmus
Ellis, A.E. 1993. Lysozyme assays In Stolen et maximus L.). Fish and Shellfish Immu-
al. (Eds.). Techniques in Fish Immunology- nology. 7: 429—437.
1. Sos Publications, Fair Haven, NJ 07760. Secombes, C.J. 1996. The Nonspecific Immune
USA. p. 101—103. System; Cellulae Defences. In The fish
Ezzel, J.W., T.G. Abshire, S.F. Little, B.C. immune system: organism, pathogen and
Lidgerding, and C. Brown. 1990. Identifica- environment. G. Iwama and T. Nakanishi
tion of Bacillus anthracis by using mono- (eds.), Academic Press. USA. p. 63—95.
clonal antibody to cell wall Galactose-N- Siwicki, A.K. and D.P. Anderson. 1993.
Acetylglucosamine-Polysaccharide. Jour- Immunostimulation in Fish: Measures the
nal of Clinical Microbiology. 28(2): 223— effects of stimulants by serological and
231. immunological methods. International
Johnny, F., I. Koesharyani, D. Roza, Tridjoko, Workshop and Training Course in Poland.
N.A. Giri, dan K. Suwirya. 2001. Respons 15 pp.
ikan kerapu bebek, Cromileptes altivelis Thompson, K.D., J.H. Lilley, S.C. Chen, A. Adams,
terhadap imunostimulan peptidoglycan and R.H. Richards. 1999. The immune
melalui pakan pelet. J. Pen. Perik. Indone- response of rainbow trout (Onchorhynchus
sia.7(4): 52—56. mykiss) against Aphanomyces invadans.
Johnny, F. dan D. Roza. 2002. Pengaruh Fish & Shelfish Immunology. 9: 195—210.
penyuntikan imunostimulan peptidoglikan Wang, L. and X. Wu. 2007. Identification of
terhadap peningkatan tanggap kebal non- differentially expressed genes in
spesifik ikan kerapu macan, Epinephelus lipopolysaccharide stimulated yellow
25
J. Ris. Akuakultur Vol.3 No.1 Tahun 2008: 19-26
26