Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum

Teknologi Sediaan Cair Semi Padat

Formulasi dan Evaluasi Sediaan Sabun Mandi Padat


Windarsi S Zulfa
Laboratorium Teknologi Sediaan Cair Semi Padat
NPM : 210501037

ABSTRAK
Sabun adalah senyawa natrium atau kalium dengan asam lemak dari minyak nabati atau
lemak hewani berbentuk padat, lunak, atau cair, dan berbusa. Sabun merupakan produk yang
sudah tidak asing lagi digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk membersihkan kotoran
yang menempel pada tubuh. Masyarakat lebih dahulu mengenal jenis sabun batang/padat dari
pada sabun cair. Meskipun begitu, sabun padat ini sampai sekarang masih terus digunakan
dan mempunyai segmentasi konsumen tersendiri. Tujuan dari praktikum ini untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Mahasiswa melalui latihan pembuatan sabun
dan menumbuhkan kekereatifitan. Praktikum ini dilakukan pada tanggal 3 April 2023.
Kegiatan ini diikuti oleh mahasiswa farmasi kelas 4A. Pelaksanaan kegiatan ini dimulai
dengan penyiapan bahan baku, penyampaian materi dan praktek pembuatan sabun. Evaluasi
dilakukan dengan memberikan pre test dan post test pada peserta. Praktikum yang telah
dilaksanaan menghasilkan sabun padat dan berwarna kuning keputihan. Kegiatan peraktikum
ini berjalan lancar, mahasiswa semangat mengikuti dengan terlibat aktif dalam setiap tahapan
kegiatan.
Kata Kunci: Sabut padat, minyak kelapa, minyak sawit, minyat sawit.
PENDAHULUAN
Sabun mandi merupakan produk kebersihan yang sangat diperlukan bagi semua orang
(Astuti, Wulandari and Hartati, 2021). Pemakaian sabun mandi sangat dibutuhkan untuk
membantu membersihkan dan menjaga kesehatan kulit (Handayani et al., 2020). Salah satu
bentuk produk sabun yaitu sabun mandi padat (batang) dan cair (Wathoni et al., 2019).
Produk sabun batang termasuk salah satu jenis sabun mandi yang paling favorit dan sering
digunakan. Sabun batang ini lebih digemari masyarakat dikarenakan harganya murah, tahan
lama karena tidak mudah habis dan penyimpanannya mudah (K et al, 2007).
Sabun diperoleh melalui proses saponifikasi dengan menggunakan bahan utama yaitu
campuran senyawa alkali dengan asam lemak (Asnani, Delsy and Diastuti, 2019). Pemilihan
bahan alkali yang digunakan akan menentukan sabun yang dihasilkan. Bahan alkali yaitu
NaOH akan menghasilkan sabun yang berbentuk batangan atau padat sedangkan penggunaan
bahan kimia KOH akan membentuk sediaan sabun cair (Supriyadi et al., 2020). Faktor
penentu karakteristik sabun yang dihasilkan dipengaruhi dari pemilihan asam lemak karena
akan membuat sifat yang berbeda pada sabun. Asam lemak adalah penyusun utama untuk
lemak dan minyak. Oleh karena itu, jenis minyak yang dipakai untuk bahan baku merupakan
hal yang utama pada saat pembuatan sabun (Widyasanti, S.H. and S. N. P., 2016). Agar
menghasilkan sabun berkualitas yang bagus maka dipilih bahan baku yang bagus pula. Bahan
minyak yang digunakan pada sabun ini yaitu minyak zaitun, minyak sawit dan minyak kelapa

Laboratorium Teknologi Sediaan/Program Studi Farmasi/Fakultas Kehatan/Universitas


Hamzanwadi/2022
Laporan Praktikum
Teknologi Sediaan Cair Semi Padat

(Ramadian et al., 2019). Adanya kombinasi ketiga bahan ini akan menghasilkan sabun yang
kekerasannya cukup, memiliki busa yang stabil dan bermanfaat untuk melembabkan kulit
(Lestari, Cahyadi and Esati, 2020)
Sabun terbentuk dari reksi safonifikasi terglistrik dengan menggunakan alkali, salah
satu triglistrik yang dapat digunakan dalam pembuatan sabun adalah minyak sawit,
keuntungan penggunaan minyak sawit sebagai bahan baku adalah harga yang murah, selalu
tersedian, memberika warna pada sabun dan mengandung vitamin E. ( Neswi dkk, 2019).

METODE
Bahan dan Alat
Bahan :
1. NaOH
2. Aquadest
3. Minyak Kelapa
4. Minyak Sawit
5. Minyak Zaitun
6. Fragrance
Alat :
1. Cetakan
2. Gelas Beaker
3. Batang Pengaduk
4. Cawan Porselin
5. Timbangan Analitik
6. Gelas Ukur
7. Penggaris
8. Sendok
9. PH meter
10. Kertas Perkamen

Jalannya Praktikum
1. Rancangan Formulasi
Nama bahan Jumlah bahan Fungsi
Minyak Sawit 35 gram Kekerasan sabun dan busa
yang stabil.
Menghaluskan dan
Minyak Kelapa 15 gram melembabkan kulit
Minyak Zaitun 10 gram Mempertahankan elastisitas
dan kelembapan kulit

Aquades 20,65 gram Pelarut/cairan


NaOH 8,85 gram Membentuk reksi
Saponifikasi dan bahan

Laboratorium Teknologi Sediaan/Program Studi Farmasi/Fakultas Kehatan/Universitas


Hamzanwadi/2022
Laporan Praktikum
Teknologi Sediaan Cair Semi Padat

utama
Frogrance 1,20 Pewarngi
2. Cara Pembuatan
1. Timbang NaOH dengan gelas pyrex
2. Tuangkan NaOH ke dalam air sedikit demi sedikit (jangan menuangkan air ke
dalam NaOH) aduk pelan-pelan, larutan akan panas dan keruh. Larutan kemudian
didinginkan sampai suhu ruangan sampai larut jernih
3. Timbang minyak sawit, minyak kelapa, minyak zaitun sesuai dengan formula dan
tuangkan ke dalam gelas beker
4. Campur semua bahan kemudian aduk hingga homogen menggunakan batang
pengaduk
5. Masukkan ke dalam cetakan.
3. Organoleptis
Pengujian organoleptis dilaksanakan dengan uji fisik untuk mengamati warna, bentuk,
tekstur dan aroma dari sediaan sabun, dan catat hasil pengamatan yang didapat.
4. Uji pH
1) Ditimbang sabun batang 0,1 gram.
2) Lalu dilarutkan sabun dalam 10 mL aquadest.
3) Setelah larut, cek pH sabun menggunakan alat pengecek PH.
4) Diamati pH larutan sabun batang tersebut apabila pH sabun 9-11 maka sabun
memenuhi standar pH sabun mandi untuk kulit
5. Uji Tinggi Busa
Kriteria stabilitas busa yang baik yaitu apabila dalam waktu tersebut diperoleh kisaran
stabilitas busa dengan tinggi lebih dari 9,5 cm (Maulan, 2013).
Cara uji tinggi busa,
1) Timbang sabun sebanyak 0,1 gram
2) Masukkan ke dalam gelas ukur 25 ml dan ditambahkan 10 ml air aquades, kocok
dengan membolak-balikkan gelas ukur
3) Selanjutnya diamati tinggi busa yang dihasilhan dengan mengukur ketinggian
busa yang di dapati, dan setelah 5 menit kemudian amati perubahan tinggi busa
yang di dapati
4) Lalu catat tinggi busa awal dan tinggi busa setelah 5 menit.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
1. Hasil uji organoleptis

Laboratorium Teknologi Sediaan/Program Studi Farmasi/Fakultas Kehatan/Universitas


Hamzanwadi/2022
Laporan Praktikum
Teknologi Sediaan Cair Semi Padat

Warna : kuning keputihan


Bentuk : menyerupai wadah
Aroma : aroma fragrance dan sedikit bau minyak
Tekstur : halus dan keras
2. Hasil uji PH

Pada uji PH tersebut angka yang didapati adalah 10,29 yang dimana sabun
tersebut memenuhi standar PH sabun mandi untuk kulit, yang dimana standar PH
sabun kisaran 9-11.
3. Hasil uji tinggi busa
a. Tinggi busa awal 11 cm

b. Tinggi busa setelah 5 menit 9 cm.

Persentase stabilitas busa


Dik: T.awal = 11 cm
T.akhir= 9 cm

Laboratorium Teknologi Sediaan/Program Studi Farmasi/Fakultas Kehatan/Universitas


Hamzanwadi/2022
Laporan Praktikum
Teknologi Sediaan Cair Semi Padat

Penyelesaian
T . awal−T . akhir
x 100 %
T . awal
11−9
x 100 %
11
=

Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan percobaan pembuatan sabun yang dimana sabut yang
dibuat berupa sabun batang atau sabut keras, bahan yang digunakan dalam pembuatan ini
yaitu minyak sawit, minyak kelapa, dan minyak zaitun yang dimana minyak tersebut
bermanfaan untuk kebutuhan kulit. Bahan kimia yang digunakan dalam adalah NaOH yang
dimana NaOH berfungsi sebagai bahan baku utama selain minyak atau lemak. Ketika NaOH
atau sodium hidroksida dicampurkan dengan minyak atau lemak, maka saponification
reaction terjadi. Hasilnya, terbentuklah sabun padat. Didalam pembuatan sabun didapati
bahan tambahan yaitu Frogrance atau pewangi yang dimana tujuannya agar sabun
memberikan aroma jyang wangi sehingga dapat digunakan dengan nyaman.
Cara kerja sabun adalah mengikat minyak kedalam air, sehingga akhirnya minyak dan
kotoran dapat dibilas dengan lebih mudah. Pada pembuatan sabut tersebut dilakukan
pengujian yang sesuai dengan standar pembuatan sabun, yang dimana hasil yang didapati
cukup baik yaitu pada uji organoleptis dari segi warna, aroma, tekstur dan bentuk cukup baik.
Pada uji PH didapati hasil 10,28 sedangkan standar Ph sabun 9-11 sehingga dapat
disimpulkan pada uji PH sabun tersebut sesuai dengan standar PH. Sedangkan pada uji tinggi
busa yang dilakukan didapati tinggi 11-9 cm yang dimana standar tinggi busa lebih dari 9,5
cm sehingga dapat dilihat hasil yang didapati cukup sesuai dengan standar tersebut.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembuatan sabut padat menggunkan minyak sawit, minyak kelapa, minyat zaitun dapat
diformulasikan dengan munggukana zat kimia NaOH yang dimna berfungsi agar
sponofikasi terjadi
2. Saponifikasi itu sendiri adalah reaksi antara minyak atau lemak dengan basa alkali yang
membentuk sabun dan gliserin. Prinsip saponifikasi pada lemak adalah minyak atau
lemak akan dihidrolisis oleh basa alkali sehingga terbentuk gliserin dan sabun mentah.
3. Dari hasil uji yang didapati yg bertujuan untuk melihat apakah sabun tersebut dapat
digunakan dengan aman atau tidak. Dari hasil uji yang didapati sabun tersebut cukup
bagus dilihat dri hasil yang diperoleh sesuai dengan persyaratan SNI.

DAFTAR PUSTAKA

Laboratorium Teknologi Sediaan/Program Studi Farmasi/Fakultas Kehatan/Universitas


Hamzanwadi/2022
Laporan Praktikum
Teknologi Sediaan Cair Semi Padat

Asnani, A., Delsy, E. V. Y. and Diastuti, H. (2019) ‘Transfer Teknologi Produksi Natural
Soap-Base untuk Kreasi Sabun Suvenir’, Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (
Indonesian Journal of Community Engagement), 4(2), p. 129.
Astuti, E., Wulandari, F. and Hartati, A. T. (2021) ‘Pembuatan Sabun Padat Dari Minyak
Kelapa Dengan Penambahan Aloe Vera Sebagai Antiseptik Menggunakan Metode
Cold Process’, Jurnal Konversi, 10(2), pp. 7–12.
Handayani, S. S. et al. (2020) ‘Peningkatan Keterampilan Kelompok Ibu-ibu PKK Melalui
Pelatihan Pembuatan Sabun Padat Dari Minyak Non Pangan (Non Edible Oil)’, jurnal
Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat, 3(1), pp. 3–6.
K, Y. D. et al. (2017) ‘Pelatihan Dan Penyuluhan Pembuatan Sabun Herbal Sederhana Serta
Pemasarannya’, Dimas Budi, 549(2), pp. 40–42
Lestari, G. A. D., Cahyadi, K. D. and Esati, N. K. (2020) ‘Penyuluhan Dan Pelatihan
Pembuatan Sabun Padat Organik Di Desa Peguyangan Denpasar’, Dinamisia : Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(1), pp. 54–59.
Ramadian, D. et al. (2019) ‘PELATIHAN PEMBUATAN SABUN CAIR DAN SABUN
TRANSPARAN DI KENAGARIAN PASIE LAWEH’, Journal of Science and Social
Development, 2(2), pp. 106–109.
Supriyadi, E. et al. (2020) ‘Penyuluhan Dan Pelatihan Pembuatan Sabun Cuci Piring’, Jurnal
Pengabdian Dharma Laksana Mengabdi Untuk Negeri, 3(1), pp. 28–34.
Wathoni, M. et al. (2019) ‘Pemanfaatan Bahan Rumah Tangga dalam Pembuatan Sabun Cair
dari Sabun Batang di Masa Pandemi’, Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat
LPPM UMJ, pp. 1–6.
Widyasanti, A., S.H., P. and S. N. P., D. (2016) ‘Upaya Pemberdayaan Masyarakat Melalui
Pelatihan Pembuatan Produk Sabun Berbasis Komoditas Lokal Di Kecamatan
Sukamantri Ciamis’, Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat, 5(1), pp. 29–33

Laboratorium Teknologi Sediaan/Program Studi Farmasi/Fakultas Kehatan/Universitas


Hamzanwadi/2022

Anda mungkin juga menyukai