Windarsi S Zulfa1
1
Laboratorium Teknologi Sediaan Cair Semi Padat
NPM : 2210501037
ABSTRAK
Sediaan suspensi dibuat karena beberapa zat aktif mempunyai kelarutan yang praktis tidak
larut dalam air, tetapi diperlukan dalam bentuk cair. Suspensi adalah sediaaan yang mengandung
bahan obat padatdalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat yang
terdispersi harus halus, tidak boleh cepat mengendap, dan bila dikocok perlahan endapan harus
segera terdispersi kembali. Dapat ditambahkan zat tambahan untuk menjamin stabilitas tetapi
kekentalansuspensi harus menjamin sediaan mudah dikocok dan dituang. Menurut FI Edisi III,
suspensi merupakan sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak
larut ,terdispersi dalam cairan pembawa. Menurut FI Edisi IV, suspensi adalah sediaan cair yang
mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Menurut Formularium
nasional Edisi II, suspensi adalah sediaan cair yang mengandung obat padat, tidak melarut dan
terdispersikan sempurna dalam cairan pembawa atau sediaan padat terdiri dari obat dalam bentuk
serbuk halus, dengan atau tanpa zat tambahan yang akan terdispersikan sempurna dalam cairan
pembawa yang ditetapkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses serta formulasi
pembuatan suspense. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental
laboratorium dengan menggunakan analisis deskriptif Parameter yang diamati diantaranya adalah
volume sedimentasi, dan waktu tuang.
Kata Kunci: suspensi, stabilitas, sedimentasi.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi industri dikocok perlahan-lahan endapan harus segera
farmasi saat ini sangat bekembang pesat terdispersi kembali. Kekentalan suspensi
dalam meningkatkan kualitas produksi obat- tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah
obatan. Hal ini ditunjukkan dengan dikocok dan dituang (Anief, 2010). Sediaan
banyaknya sediaan obatobatan yang suspensi lebih disukai daripada sediaan padat
disesuaikan dengan karakteristik dari zat karena mudah ditelan, mudah diberikan pada
aktif obat dan kondisi pasien sehingga dapat anakanak dan lanjut usia yang kesulitan
meminimalkan efek samping obat tanpa dalam menelan (Ansel, 2008). Suspensi
harus mengurangi efek farmakologi dari zat mempunyai bioavaibilitas yang lebih baik
aktif obat tersebut. Salah satu sediaan oral dan absorbsinya lebih cepat daripada sediaan
yang cepat diabsorbsi adalah sediaan padat (Joenoes, 2001).
suspensi. Suspensi dapat didefinisikan sebagai
Suspensi adalah sediaan yang preparat yang mengandung partikel obat
mengandung bahan obat padat dalam bentuk yang terbagi secara halus disebarkan secara
halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan merata dalam pembawa dimana obat
pembawa. Zat yang terdispersi tidak boleh menunjukkan kelarutan yang sangat
cepat mengendap, harus halus dan apabila minimum (Ansel, 2008). Suspensi adalah
sediaan cair yang mengandung partikel padat lain adalah karena air merupakan pelarut
tidak larut yang terdispersi dalam fase cair yang paling aman bagi manusia. Untuk
(Kementerian Kesehatan RI, 2014) tablet, itu air digunakan sebagai medium
kapsul, suspense dan berbagai larutan pembawa pada sebagian besar sediaan
sediaan farmasi (Ansel,2008). suspensi. Walaupun zat aktif obat
Formulasi obat dalam sediaan memiliki kelarutan buruk dalam air, zat
suspense memiliki keuntungan yaitu aktif obat tetap dapat dibuat ke dalam
rasanya yang lebih enak juga dapat bentuk sediaan cair/liquida dengan
meningkatkan absorbs obat sehingga dapat adanya bantuan suspendingagent.
meningkatkan bioavailabilitas dari obat Banyak hal yang perlu
(Hussein et al., 2009). Selain itu, ada diperhatikan dalam mengembangkan
beberapa alasan lain pembuatan suspense suatu bentuk sediaan suspensi. Salah
oral untuk banyak pasien yaitu bentuk cair satunya adalah pemilihan suspending
lebih disukai daripada bentuk padat agent. Menurut Chaerunisaa dkk (2009),
(tablet). Faktor-faktor yang mempengaruhi suspending agent dibagi menjadi
stabilitas suspensi adalah : Ukuran beberapa golongan. Golongan pertama
partikel, Sedikit banyaknya bergerak adalah polisakarida yang terdiri dari
partikel (viskositas), Tolak menolak antar gom akasia (gom arab)/PGA, tragakan,
partikel karena adanya muatan listrik, dan naalginat (sodium alginat), starch
Kadar partikel terdispersi. (amilum), karagen (chondrus extract),
xanthan gum (polysaccharide b-1449/
Ada 2 macam bentuk suspensi
corn sugar gum), serta guar gum (guar
yang beredar di pasaran yaitu suspensi
flour). Golongan kedua adalah turunan
siap pakai dan suspensi yang terlebih
selulosa, contohnya metilselulosa,
dahulu dilarutkan ke dalam
CMC-Na (karboksimetil selulosa),
pembawanya. Suatu obat diformulasikan
avicel, dan hidroksi etil selulosa.
ke dalam sediaan suspensi karena obat
Golongan ketiga adalah clay misalnya
tersebut mempunyai kelarutan yang
bentonit, aluminium-magnesium silikat
rendah dalam air namun diperlukan
(veegum), dan hectocrite (salah satu
dalam bentuk cairan agar lebih mudah
senyawa mineral berbentuk tanah liat).
diterima oleh pasien yang sulit menelan
Golongan keempat adalah polimer
dan dapat mengurangi rasa
sintetik contohnya golongan carbomer.
pahit.Adapun keuntungan lain dari
Menurut Rowe dkk (2009),
sediaan suspense ini
konsentrasi PGA sebagai suspending
yaitu suspensi dapat mengurangi agent adalah 5-10%. Menurut
penguraian zat aktif yang tidak stabil Nussinovitch (1997) dalam Anggreini
dalam air (Singh, Mishra dan Maurya, DB (2013), PGA pada konsentrasi
2014). kurang dari 10% memiliki viskositas
Bentuk sediaan suspensi yang rendah dapat mempercepat
diformulasikan karena beberapa zat aktif terjadinya sedimentasi yang
obat mempunyai kelarutan yang praktis menyebabkan sediaan menjadi tidak
tidak larut dalam air, tetapi diperlukan stabil. Oleh karena itu PGA
dalam bentuk cair agar mudah diberikan dikombinasikan dengan CMC-Na yang
kepada pasien yang mengalami merupakan suspending agent yang dapat
kesulitan untuk menelan, mudah meningkatkan viskositas serta dapat
diberikan pada anak-anak, serta untuk meningkatkan kestabilan dari suspensi
menutupi rasa pahit atau aroma yang yangdihasilkan.
tidak enak dari zat aktif obat. Alasan
Sehingga penting bagi seorang
farmasis untuk mengetahui bagaimana
caranya sediaan obat dalam bentuk
suspensi tersebut bisa bertahan dalam
waktu yang lama tanpa mengganggu
efektifitas dari obat tersebut karena
Laporan Praktikum
Teknologi Sediaan Cair Semi Padat
METODE
Bahan
1. Talk 3%
2. CMC-Na 1%
3. Gliserin 10%
4. SirupSimplex 15%
5. Aquaad 100%
Alat
1. Batang pengaduk
2. Corong gelas
3. Gelas beker
4. Mortir dan stamper
5. Wadah
Jalannya Praktikum
1. Rancangan Formulasi
Nama bahan Jumlah bahan Fungsi
Talk 3 gram Humektan
CMC-Na 1 gram Suspending agent
Gliserin 10 gram Wetting agent
2. Cara Pembuatan
1) CMC-Na digerus sampai homogeny kemudian dilarutkan dengan air sampai
terbentuknya mucilago,L1
2) Talk dan gliserin dihomogenkan pada mortar dan stamper(L2)
4. Waktu Tuang
Suspensi dituang dari botol dengan kemiringan kurang lebih 45 derjat celsius , waktu
yang diperlukan untuk mencapai volume tertentu dicatat. Waktu yang di gambarkan saat
penuangan suspense juga akan menggambarkan nilai viskositas suspensi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes G. (2012). Sediaan Farmasi LiquidaSemisolida (SFI-7), Penerbit ITB Bandung, 124, 142-
143.
Anief, M. (2010). Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, Universitas Gadjah Mada Press:
Yogyakarta.
Ansel, H. C., 2008, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, ed IV, Alih bahasa Ibrahim, F. Jakarta :
UI Press.
Fitriana, M. 2020. Karateristik Fisika Sediaan Suspensi Ekstrak Etanol Daun Gaharu (Aquilaria
Microcarpa Baill.) Dengan Variasi Carboxymethyl Cellulose Sodium (CMC-Na)
Gozali, D. 2016. Pengaruh Suhu Terhadap Stabilitas Obat Sediaan Suspensi. FARMAKA 14
(2), 145-150
Joenoes, N. Z. (2001). ARS Prescribendi Resep yang Rasional, Airlangga University Press:
Surabaya
Ratnasari, L. 2019. Konsep Flokulasi Dan Deflokulasi Dalam Sediaan Farmasi. Majalah
Farmasetika 4 (3), 87-91
Sa’diyah, F.A., 2018. MUTU FISIK SEDIAAN SUSPENSI EKSTRAK ETANOL BUAH
CIPLUKAN (Physalis angulata linn.) (Doctoral dissertation, AKFAR PIM).
Suena, Nmds. (2015). Evaluasi Fisik Sediaan Suspensi Dengan Kombinasi Suspending Agent
PGA (Pulvis Gummi Arabici) DAN CMC-Na (Carboxymethylcellulosum Natrium).
Jurnal Ilmiah Medicamento, 1(1)