Anda di halaman 1dari 6

Judul : Uji Mutu Sabun Muka

Tujuan : Untuk menganalisis apakah produk sabun muka sudah sesuai dengan standar yang
berlaku
Dasar teori :

Menjaga dan merawat wajah sangatlah penting untuk meningkatkan kepercayaan diri
seseorang, kebutuhan akan sabun muka bagi banyak orang saat ini telah menjadi kebutuhan
yang wajar. Bahkan beberapa orang berpendapat bahwa kebutuhan akan sabun muka sudah
termasuk dalam kebutuhan pokok disamping papan, pangan, dan sandang.
Sabun cuci muka merupakan sabun yang teksturnya lebih lembut dan berfungsi untuk
membersihkan kotoran (debu atau sisa kosmetik). Penggunaan sabun dalam kehidupan sehari-
hari sudah tidak asing lagi, terutama sesuai dengan fungsi utamanya yaitu membersihkan.
Pada praktikum ini kami akan menguji mutu dari sediaan sabun muka merk Clean&Clear.
Sediaan ini merupakan sabun cuci muka yang berbentuk gel. Adapun formulanya yaitu terdiri
dari :
Water, triethanolamine, glycerin, myristic acid, lauric acid, lauryl phosphate, hydropropyl
methylcelullose, cocamidopropyl betaine, fragrance, pentasodium triphosphate, BHT,
methylisothiazolinone.
Menurut SNI yang dimaksud dengan Pembersih Kulit Muka adalah sediaan kosmetika
berbentuk emulsi, yang digunakan untuk membersihkan wajah dari kotoran dan sisa tata rias
yang larut dalam air maupun yang larut dalam minyak secara efisien.

Untuk itu terdapat rancangan SNI Pembersih Kulit Muka yang merupakan Standar Nasional
Industri yang bertujuan untuk :

 Melindungi konsumen dan produsen

 Mendukung perkembangan industri kosmetika

 Mendukung ekspor non migas

 Menunjang Iinstruksi Menteri Perindustrian No.04/M/INS/10/1989

Standart ini disusun berdasarkan acuan :

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, No.376/MENKES/PER/VIII/1990 tentang


bahan, zat warna, zat pengawet, dan tablet surya pada kosmetika .

SNI 16-0218-1987 . Kodeks Kosmetika Indonesia

SNI 01-2895 – 1992 . Cara Uji Pewarna

SNI 19-0429-1989 . Petunjuk Pengambilan Contoh Cairan dan Semi Padatan


Data hasil pengujian (contoh)

Selain itu juga digunakan acuan SNI nomor 16-4380-1996 tentang Pembersih Kulit Wajah.

 Syarat Mutu

No Kriteria Uji Satuan Persyaratan

1 Penampakan Baik

2 Ph (25oC) 4,5 – 7,8

3 Bobot jenis 25oC 0,925 – 1,03

4 Viskositas 25oC cps 3,000 – 50,1

5 Pengawet Sesuai Permenkes No.


376/MENKES/PER/VIII/1990.

6 Pewarna Sesuai Permen.kes. No. 376/Men.Kes/Per/VIII/1990

7 Camaran mikroba

7.1 Angka lempeng total Koloni / g Maks. 103

7.2 Jamur Koloni / g Negative

7.3 Coliform APM/g <3

7.4 staphylococcus Koloni / g Negatif

 Metode Analisis

Metode analisis berdasarkan SNI nomor 16-4380-1996 tentang Pembersih Kulit Wajah

No. Uraian Metode


1. Penampakan Organoleptik
2. pH (25°C) Potensiometri
3. Bobot Jenis (25°C) Gravimetri
4. Viskositas Ostwald
5. Pengawet Volumetri
6. Cemaran Logam Instrumen
7. Cemaran mikroba Mikrobiologi
 Formula Sabun Muka Merk Clean&Clear
No. Bahan Fungsi
1. Water sebagai pelarut dalam sediaan
berfungsi sebagai pengatur pH dalam produk kosmetik
2. Triethanolamine
dan juga menjadi bahan dasar produk pembersih wajah
3. Glycerin sifatnya sebagai penahan air dalam kulit
seringkali digunakan di industri kecantikan sebagai
salah satu komponen sabun pencuci wajah atau sabun
4. Myristic acid
mandi karena sifatnya yang mampu menyerap minyak
berlebih dan kotoran di kulit
memiliki sifat anti-bakteri dan juga anti-inflamasi yang
5. Lauric acid
baik untuk tipe kulit sensitif.
6. Lauryl phosphate sebagai surfaktan.
7. Cocamidopropyl Betaine berfungsi untuk mengentalkan dan menghasilkan busa.
BHT dan
8. dipakai sebagai bahan pengawet sintetis pada sabun.
methylisothiazolinone

Prosedur uji :

1) Uji Keadaan Produk (Contoh)

Diambil beberapa mililiter contoh kemudian diletakkan di atas wadah plastik kecil.
Kemudian panelis menguji mutu pembersih kulit wajah berupa bau, warna dan tekstur.

2) Pengujian pH

Dasar: pH didefinisikan sebagai nilai yang diberikan oleh suatu alat potensiometrik (pH meter)
yang dilakukan secara tepat dan cocok, yang dapat menghasilkan nilai pH sampai 0.02 satuan pH
menggunakan elektrode indikator yang eka terhadap aktivitas ion-hidrogen, elektrode kaca, dan
suatu elektrode pembanding yang cocok, misalnya kalomel atau perak-perak klorida. Uji pH
dilakukan untuk mengetahui keasaman dari suatu contoh.

Preparasi sampel : Sampel ditimbang sebanyak tiga gram diencerkan dengan 30 mL akuades
dalam beaker glass.
Cara Kerja:
1. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Dilakukan kalibrasi pH meter, dengan dibilasnya elektrode pH meter dengan menggunakan
air suling, diseka dengan tisu.
3. Dicelupkan pada larutan pendapar pH 4,00, kemudian dibilas kembali dengan air suling dan
diseka.
4. Dicelupkan pada larutan pendapar pH 7,00, kemudian dibilas kembali dengan air suling dan
diseka.
5. Hasil kalibrasi dicatat.
6. pH sampel diukur dengan dicelupkannya elektrode pH meter pada sampel.
7. Dicatat hasil pengukuran pH sampel.

3) Penentuan Bobot Jenis dan Viskositas

Dasar: Densitas sampel dapat diukur dengan membandingkan bobot sampel dengan bobot air.
Kekentalan dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya adalah dengan viskometer Ostwald.
Keketalan sampel dapat diketahui dengan membandingkan waktu alir dari sampel dan waktu alir
air yang telah diketahui kekentalannya.

Cara Kerja:

• Penentuan Berat Jenis:

1. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.


2. Piknometer dibilas dengan menggunakan alkohol pembilas dan dikeringkan dengan
menggunakan pengering.
3. Piknometer ditimbang dan dicatat penimbangannya sebagai bobot piknometer kosong.
4. Piknometer diisi dengan air hingga penuh kemudian ditutup, jika terdapat air yang meluap
dari piknometer dapat diseka dengan menggunakan tisu.
5. Piknometer berisi air ditimbang dan dicatat penimbangan sebagai bobot piknometer + air.
6. Piknometer dibilas dengan menggunakan sampel.
7. Piknometer diisi dengan sampel hingga penuh kemudian ditutup, jika terdapat sampel yang
meluap dari piknometer dapat diseka dengan menggunakan tisu.
8. Piknometer berisi sampel ditimbang dan dicatat penimbangan sebagai bobot piknometer +
sampel.
9. Suhu air dan sampel dalam suhu ruang diukur dan dicatat.
10. Dibandingkan antara bobot air dengan bobot sampel untuk mendapatkan berat jenis dari
sampel.

• Penentuan Viskositas

1. Viskometer Ostwald dibilas dengan air suling.


2. Viskometer Ostwald diisi dengan 10,00 mL air.
3. Air disedot hingga melewati batas tera atas.
4. Stopwatch dinyalakan ketika air mencapai tera atas dan dimatikan ketika air mencapai tera
bawah.
5. Viskometer Ostwald dibilas sebanyak tiga kali dengan menggunakan sampel.
6. Viskometer Ostwald diisi dengan 10,00 mL sampel.
7. Diukur waktu alir dari sampel.
8. Dibandingkan waktu alir sampel dengan waktu alir air yang telah diketahui kekentalannya.
Perhitungan :

Bobot piknometer + sampel = b gram


Bobot Piknometer kosong = a gram
Bobot sampel = b-a gram

Bobot piknometer + air = c gram


Bobot Piknometer kosong = d gram
Bobot air = c-d gram

4) Penetapan Pengawet

Dasar : Sampel direaksikan dengan 40.0 mL NaOH 1 N LV. Direfluks, dan dititrasi dengan asam
sulfat menggunakan indikator biru bromotimol LP, lakukan penetapan blangko. Setiap ml NaOH
1N LV setara dengan 152,2 mg C8H8O3.

Cara Kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Ditimbang ± 2 gram, dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
3. Ditambahkan 25 mL NaOH 1 N dengan menggunakan pipet volumetri.
4. Direfluks selama 1 jam.
5. Didinginkan.
6. Ditambahkan indikator BTB (Biru Bromotimol).
7. Dititar dengan H2SO4 hingga titik akhir berwarna hijau.
8. Dilakukan blangko, dengan dititarnya 25,00ml NaOH 1 N dengan menggunakan H2SO4 1 N.
 Standarisasi NaOH :

1. Ditimbang 0,63 gram asam oksalat.

2. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer.

3. Ditambahkan indikator PP.

4. Dititar dengan NaOH 1 N.

Hasil Uji

Anda mungkin juga menyukai