Tujuan : Untuk menganalisis apakah produk sabun muka sudah sesuai dengan standar yang
berlaku
Dasar teori :
Menjaga dan merawat wajah sangatlah penting untuk meningkatkan kepercayaan diri
seseorang, kebutuhan akan sabun muka bagi banyak orang saat ini telah menjadi kebutuhan
yang wajar. Bahkan beberapa orang berpendapat bahwa kebutuhan akan sabun muka sudah
termasuk dalam kebutuhan pokok disamping papan, pangan, dan sandang.
Sabun cuci muka merupakan sabun yang teksturnya lebih lembut dan berfungsi untuk
membersihkan kotoran (debu atau sisa kosmetik). Penggunaan sabun dalam kehidupan sehari-
hari sudah tidak asing lagi, terutama sesuai dengan fungsi utamanya yaitu membersihkan.
Pada praktikum ini kami akan menguji mutu dari sediaan sabun muka merk Clean&Clear.
Sediaan ini merupakan sabun cuci muka yang berbentuk gel. Adapun formulanya yaitu terdiri
dari :
Water, triethanolamine, glycerin, myristic acid, lauric acid, lauryl phosphate, hydropropyl
methylcelullose, cocamidopropyl betaine, fragrance, pentasodium triphosphate, BHT,
methylisothiazolinone.
Menurut SNI yang dimaksud dengan Pembersih Kulit Muka adalah sediaan kosmetika
berbentuk emulsi, yang digunakan untuk membersihkan wajah dari kotoran dan sisa tata rias
yang larut dalam air maupun yang larut dalam minyak secara efisien.
Untuk itu terdapat rancangan SNI Pembersih Kulit Muka yang merupakan Standar Nasional
Industri yang bertujuan untuk :
Selain itu juga digunakan acuan SNI nomor 16-4380-1996 tentang Pembersih Kulit Wajah.
Syarat Mutu
1 Penampakan Baik
7 Camaran mikroba
Metode Analisis
Metode analisis berdasarkan SNI nomor 16-4380-1996 tentang Pembersih Kulit Wajah
Prosedur uji :
Diambil beberapa mililiter contoh kemudian diletakkan di atas wadah plastik kecil.
Kemudian panelis menguji mutu pembersih kulit wajah berupa bau, warna dan tekstur.
2) Pengujian pH
Dasar: pH didefinisikan sebagai nilai yang diberikan oleh suatu alat potensiometrik (pH meter)
yang dilakukan secara tepat dan cocok, yang dapat menghasilkan nilai pH sampai 0.02 satuan pH
menggunakan elektrode indikator yang eka terhadap aktivitas ion-hidrogen, elektrode kaca, dan
suatu elektrode pembanding yang cocok, misalnya kalomel atau perak-perak klorida. Uji pH
dilakukan untuk mengetahui keasaman dari suatu contoh.
Preparasi sampel : Sampel ditimbang sebanyak tiga gram diencerkan dengan 30 mL akuades
dalam beaker glass.
Cara Kerja:
1. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Dilakukan kalibrasi pH meter, dengan dibilasnya elektrode pH meter dengan menggunakan
air suling, diseka dengan tisu.
3. Dicelupkan pada larutan pendapar pH 4,00, kemudian dibilas kembali dengan air suling dan
diseka.
4. Dicelupkan pada larutan pendapar pH 7,00, kemudian dibilas kembali dengan air suling dan
diseka.
5. Hasil kalibrasi dicatat.
6. pH sampel diukur dengan dicelupkannya elektrode pH meter pada sampel.
7. Dicatat hasil pengukuran pH sampel.
Dasar: Densitas sampel dapat diukur dengan membandingkan bobot sampel dengan bobot air.
Kekentalan dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya adalah dengan viskometer Ostwald.
Keketalan sampel dapat diketahui dengan membandingkan waktu alir dari sampel dan waktu alir
air yang telah diketahui kekentalannya.
Cara Kerja:
• Penentuan Viskositas
4) Penetapan Pengawet
Dasar : Sampel direaksikan dengan 40.0 mL NaOH 1 N LV. Direfluks, dan dititrasi dengan asam
sulfat menggunakan indikator biru bromotimol LP, lakukan penetapan blangko. Setiap ml NaOH
1N LV setara dengan 152,2 mg C8H8O3.
Cara Kerja :
1. Disiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Ditimbang ± 2 gram, dimasukkan ke dalam erlenmeyer.
3. Ditambahkan 25 mL NaOH 1 N dengan menggunakan pipet volumetri.
4. Direfluks selama 1 jam.
5. Didinginkan.
6. Ditambahkan indikator BTB (Biru Bromotimol).
7. Dititar dengan H2SO4 hingga titik akhir berwarna hijau.
8. Dilakukan blangko, dengan dititarnya 25,00ml NaOH 1 N dengan menggunakan H2SO4 1 N.
Standarisasi NaOH :
Hasil Uji