Anda di halaman 1dari 20

STANDAR

MUTU EKSTRAK
PARAMETER NON SPESIFIK
• Kadar air dan Susut Pengeringan
• Kadar abu
• Sisa Pelarut
• Residu Pestisida
• Cemaran logam berat
• Cemaran mikroba
• Kadar Sari Larut Air dan Larut Etanol
Kadar Air

Ekstrak ditimbang 1,5 gram


diletakkan pada lempeng yang
terbuat dari alumunium,
dimasukan kedalam alat halogen
moisturizer analyzer atau
moisturizer analyzer , sehingga
kadar air dapat diketahui.
• Kadar Abu Total
Sebanyak 2 sampai 3 g ekstrak ditimbang seksama dan
dimasukkan ke dalam krus silikat yang telah dipijar dan
ditara, lalu dipijarkan perlahan-lahan hingga arang
habis dan bobot tetap, didinginkan dan ditimbang.
Kadar abu total dihitung terhadap berat bahan uji, dan
dinyatakan dalam % b/b (DepKes, 2008).

Parameter kadar abu ini terkait dengan kemurnian dan


kontaminasi suatu bahan. Semakin sedikit kadar abu
terkandung semakin menunjukkan sedikit mineral
(anorganik) dalam bahan tersebut (DepKes, 2000).
Sisa pelarut
• DIBAKAR
• IODIN
Cemaran logam berat
• Penetapan kandungan logam berat didalam ekstrak dilakukan secara destruksi
basah dengan asam nitrat dan hidrogen peroksida, kemudian kadar logam Pb,
Hg, Cd ditentukan dengan spektrofotometri serapan atom (Depkes, 1995).

• Ekstrak dapat terkontaminasi racun seperti logam berat yang dapat


menyebabkan sitotoksik. Cd dan Pb merupakan racun bagi manusia bahkan
dalam jumlah sedikit. Logam berat ini dapat menyebabkan berkurangnya
perkembangan kognitif. Cd dapat mempengaruhi fungsi ginjal, menyebabkan
kerusakan tulang dan defisiensi reproduksi. Karena toksisitasnya sehingga
logam ini tidak dibutuhkan oleh tubuh. Logam berat diperbolehkan ada
didalam produk dengan batasan nilai yang ditetapkan.
Penentuan Angka Lempeng Total dan Angka Kapang Khamir

• Penentuan angka lempeng total dilakukan dengan mengambil sebanyak 1 mL


ekstrak yang telah diencerkan 10-4, ditanam dalam medium Nutrient Agar, lalu
diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Jumlah koloni yang tumbuh diamati
dan dihitung dan dikalikan dengan faktor pengenceran (Depkes, 2000).
• Penetuan angka kapang khamir dilakukan dengan mengambil sebanyak 1 mL
ekstrak yang telah diencerkan 10-4, ditanam dalam medium Potato Dextrose Agar,
lalu diinkubasi pada suhu 25oC selama 3 hari. Jumlah koloni yang tumbuh diamati
dan dihitung dan dikalikan dengan faktor pengenceran (Depkes, 2000).
• Uji cemaran mikroba bertujuan untuk memberikan jaminan bahwa bahan tidak
boleh mngandung bakteri patogen dan tidak mengandung mikroba non-patogen
melebihi batas yang ditentukan karena berpengaruh pada stabilitas bahan dan
berbahaya (toksik) bagi kesehatan (DepKes, 2000)
Kadar Sari Larut Air dan Larut Etanol

Penetapan Kadar Sari Larut Etanol

• Sebanyak 5 gram serbuk simplisa dimaserasi dengan 100 ml etanol selama 24 jam seperti tertera
pada monografi, menggunakan labu bersumbat sambil sekali-sekali dikocok selama 6 jam pertama,
kemudian didiamkan. Disaring cepat, 20 ml filtrat diuapkan dalam cawan dangkal 4 berdasar rata
(yang telah ditara) diatas penangas air hingga kering, panaskan sisa pada suhu 105 oC hingga bobot
tetap. Kadar dalam persen dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara.

Penetapan Kadar Sari Larut Air

• Sebanyak 5 gram serbuk simplisia dimaserasi dengan 100 ml air-kloroforom P (2,5 mL kloroforom
dalam 1000 mL aquadest) selama 24 jam menggunakan labu bersumbat sambil sekali-sekali
dikocok selama 6 jam pertama, kemudian didiamkan. Disaring cepat, 20 ml filtrat diuapkan dalam
cawan dangkal berdasar rata (yang telah ditara) di atas penangas air hingga kering, sisa dipanaskan
pada suhu 105 oC hingga bobot tetap. Kadar dihitung dalam persen terhadap bahan yang telah
dikeringkan di udara.
Standardisasi ekstrak
• Simplisia sebagai bahan baku harus memenuhi persyaratan monografinya (MMI)
• Produk ekstrak harus memenui persyaratan:
• Parameter standar umum
• Parameter standar spesifik
• Buku monografi
• Ekstrak: sediaan kental yang diperoleh dengan cara mengekstraksi senyawa aktif dari
simplisia menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut
diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian rupa sehingga
memenuhi baku yang telah ditetapkan
• Ekstrak cair: adalah sediaan dari simplisia yang mengandung etanol sebagai pelarut atau
sebagai pengawet. Biasanya pada tiap ml ekstrak, mengandung senyawa aktif dari 1 g
simplisia yang memenuhi syarat
• Infus: adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia dengan air pada
suhu 90oC selama 15 menit.
Faktor yang mempengaruhi mutu ekstrak
• Faktor Biologi: Bahan asal tumbuhan
• Identitas (spesies)
• Lokasi tumbuhan asal: lingkungan (tanah dan atmosfer), energi (cuaca, temperatur,
cahaya) dan materi (air, senyawa organik dan anorganik)
• Periode pemanenan hasil tumbuhan: dimensi waktu terkait metabolisme
pembentukan senyawa terkandung
• Penyimpanan bahan tumbuhan: berpengaruh pada stabilitas bahan (kontaminasi
biotik dan abiotik)
• Umur tumbuhan dan bagian yang digunakan
• Untuk simplisia dari tumbuhan hasil budidaya, dipengaruhi juga oleh proses GAP
(Good Agricultural Practice)
• Untuk simplisia dari tubuhan liar (wild crop), dipengaruhi juga oleh proses
pengeringan yang umumnya dilakukan di lapangan.
• Faktor Kimia:
• Faktor internal:
• Jenis senyawa aktif dalam bahan
• Komposisi kualitatif senyawa aktif
• Komposisi kuantitatif senyawa aktif
• Kadar total rata-rata senyawa aktif
• Faktor eksternal:
• Metode ekstraksi
• Perbandingan ukuran alat ekstraksi (diameter dan tinggi alat)
• Ukuran, kekerasan dan kekeringan bahan
• Pelarut yang digunakan dalam ekstraksi
• Kandungan logam berat
• Kandungan pestisida
• Mutu ekstrak berkaitan dengan senyawa kimia yang dikandung karena
respon biologis yang diakibatkan oleh ekstrak disebabkan oleh senyawa
kimia
• Ditinjau dari asalnya, senyawa kimia dalam ekstrak terbagi menjadi:
• Senyawa kandungan asli dari tumbuhan asal: senyawa yang memang sudah ada
sejak masa tumbuhan tsb hidup
• Senyawa hasil perubahan dari senyawa asli: Dari penelitian telah diprediksi
terjadinya perubahan kimia senyawa asli karena sifat fisikokimia yang labil
• Senyawa kontaminasi: polutan atau aditif
• Senyawa hasil interaksi kontaminasi dengan senyawa asli atau senyawa
perubahan
PARAMETER SPESIFIK
• Identitas:
Meliputi deskripsi tata nama, bagian tumbuhan yang
digunakan dan senyawa identitas. (determinasi atau
identifiksi)
• Organoleptik
Meliputi penggunaan panca indera untuk mendeskripsikan
bentuk (padat, serbuk, kental, cair), warna, bau dan rasa
• Kandungan kimia
Untuk memberikan gambaran awal jumlah senyawa
terkandung
identitas
Pemeriksaan Organoleptik Ekstrak
Parameter organoleptik ekstrak ditetapkan
menggunakan panca indera dengan
mendiskripsikan bentuk, warna, bau dan
rasa (BPOM, 2014).
UJI KANDUNGAN KIMIA
EKSTRAK
• Pola kromatogram: KLT, KCKT, KG
• Kadar Total Golongan Kandungan Kimia:
spektrofotometri, titrimetri, volumetri, gravimetri dll:
• Golongan minyak atsiri
• Golongan steroid
• Golongan tanin
• Golongan flavonoid
• Golongan triterpenoid (saponin)
• Golongan alkaloid
• Golongan antrakinon
• Kadar kandungan kimia tertentu: senyawa identitas atau
senyawa kimia utama atau senyawa aktif
• Densitometer, KG, KCKT
LEMBAR KERJA

PENGUJIAN : KADAR SUSUT PENGERINGAN

SAMPEL :

TANGGAL :

Berat Sampel (gram) [a] 1. 2. 3.


Berat Sampel Setelah Pemanasan 1. 2. 3.
105oC [b]
Berat Penyusutan =[a-b] 1. 2. 3.
Kadar Susut Pengeringan (%) = 1. 2. 3.
[a-b]/a x 100%
Kadar rata-rata susut
pengeringan
KESIMPULAN

Dilaksanakan oleh Diperiksa oleh Penanggungjawab lab.

Tanggal,

(__________________________) (____________________________)
Lampiran 1. Contoh Catatan Hasil Pengujian

Nama Perusahaan
Alamat Perusahaan
Telp. …… Fax …….

LAPORAN PENGUJIAN
No. …../..…/…../20..

Nama Sampel : Simplisia Rajang Tanggal Penerimaan : ……………….


Rimpang Kunyit Tanggal Pemeriksaan : ……………….
Asal Sampel : ……………… Metoda : FHI Edisi I 2008
No. Batch : ……………… SK Menkes RI
No. 661/Menkes/SK/VII/1994

No. PEMERIKSAAN SPESIFIKASI HASIL


1. Pemerian Bentuk kepingan ringan, rapuh, warna kuning
jingga, kuning jingga kemerahan sampai kuning
jingga kecoklatan, bau khas, rasa agak pahit, agak
pedas, lama kelamaan menimbulkan rasa tebal
2. Mikroskopik Sesuai FHI Edisi I 2008
3. Pola kromatografi Sesuai FHI Edisi I 2008
4. Susut pengeringan Tidak lebih dari 12%
5. Abu total Tidak lebih dari 8,2%
6. Abu tidak larut asam Tidak lebih dari 0,9%
7. Sari larut air Tidak kurang dari 11,5%
8. Sari larut etanol Tidak kurang dari 11,4%
9. Kandungan kimia
simplisia :
a. a. Kadar minyak atsiri Tidak kurang dari 3,02%
b. b. Kadar kurkuminoid Tidak kurang dari 6,60% dihitung sebagai
kurkumin
10. Mikrobiologi :
a. Angka Lempeng Tidak lebih dari 10 7
Total
b. Angka Kapang dan Tidak lebih dari 10 4
Khamir
c. Bakteri Pathogen
- E. coli Negatif
- Salmonella sp. Negatif
- Staphylococcus Negatif
aureus
- Pseudomonas Negatif
aeruginosa
Kesimpulan : memenuhi syarat

Nama Kota, Tanggal


Penanggung Jawab Pengujian

………………………

Anda mungkin juga menyukai