A N A LI SI S H AS IL PERTA NIAN

L IPI D AN ALY SIS

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung 1

Analisis Lipid . . .

PENDAHULUAN
➡ Lipid Definition:
• Komponen organik yang tidak larut air?,
• Mono dan digliserida - Larut pelarut polar dan non polar,
• C2-C4 - Larut dalam air.
• US FDA - komponen organik yang tersusun dari asam
lemak C2-C24, dihitung sebagai trigliserida.
➡ Lipid Classification:
• Lipid sederhana (Simple lipid),
• Lipid komplek (Compound lipid),
• Lipid Turunan (Derivate lipid).
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Lampung 2

Analisis Lipid: Pendahuluan . . .

➡ Importance of Lipid Analysis:

• Akurasi pelabelan kemasan.
• Pemenuhan standar identitas.
• Memastikan produk memenuhi standar perusahaan.
Catatan: Analisis kadar lemak/minyak yang tidak tepat
menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan standar
dan menyebabkan kerugian yang besar
➡ General Considerations:
• Minyak/lemak tidak larut dalam air, pemilihan pelarut
sangat penting.
• Glycolipid larut dalam alkohol (polar), trigliserida larut
dalam heksan dan P. eter (non polar). Pemilihan pelarut
disesuaikan dengan jenis lipid dominan. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Lampung 3
 Analisis Lipid . . .

METODE ANALISIS
A. Metode Ekstraksi Pelarut:
1. Metode Ekstraksi Kontinyu (Goldfish Method).
2. Metode Ekstraksi Semi Kontinyu (Soxhlet Method).
3. Metode Ekstraksi Diskontinyu (Mojonnier Method)
D. Metode Ekstraksi Tanpa Pelarut:
1. Babcock Method.
2. Gerber Method.
C. Metode Instrumen:
1. Gas Chromatography Method.
2. Infra Red Method.
3. Specific Gravity Method.
4. Nuclear Magnetic Resonance (NMR) Method.
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Lampung 4

Analisis Lipid: Metode . . .

A. METOD E EKS TRAK SI P EL ARUT

• Ekstraksi dengan pelarut organik atau dengan hidrolisis
asam/basa.
• Bergantung pada persiapan sampel dan jenis pelarut yang
digunakan.
➡ Persiapan Sampel:
• Mempengaruhi validitas pengujian.
• Disesuaikan dengan jenis sampel.
• Tahapan persiapan sampel:
a. Pengeringan.
b. Pengecilan ukuran.
c. Hidrolisis Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Lampung 5

Analisis Lipid : Ekstraksi pelarut . . .

➡ Pemilihan Pelarut:
• Harus mempunyai “solvent power” yang tinggi
terhadap lipid.
• Titik didih rendah, tidak meninggalkan residu, tidak
mudah terbakar, dan tidak beracun.
• Etil eter, petrolium eter, heksana, dan pentana.
• Kombinasi 2 atau 3 jenis pelarut digunakan untuk
ekstraksi.
• Pelarut dalam kondisi murni dan bebas peroksida.
• Rasio pelarut dan bahan terlarut penting,
memaksimalkan ekstraksi.

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung 6
Analisis Lipid : Ekstraksi pelarut . . .

1. Metode Ekstraksi Kontinyu (Goldfish Method)

• Sampel diletakan dalam timbel keramik.

• Pelarut secara kontinyu mengekstrak sampel di tibel
keramik yang ditempatkan dalam gelas beaker (beaker
extraction).
• Setelah waktu ekstraksi selesai (4 jam), timbel dikeluarkan
dari beaker, beaker dikeringkan hingga konstan.
• Kadar lemak ditentukan dengan menghitung perubahan
berat sampel.
• Keuntungan: cepat dan lebih efisien.
• Kerugian: dapat menyebabkan “channeling”,
mengebabkan esktraksi tidak sempurna.
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Lampung 7

Analisis Lipid . . .

Goldfish Fat Extractor

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung 8

Analisis Minyak/Lemak: Metode Analisis . . .

2. Metode Ekstraksi Semi Kontinyu (Soxhlet Method)

• Pelarut terkumpul pada ruang ekstraksi selama 5-10

menit, merendam sampel, kemudian masuk kembali ke
dalam labu didih dengan membawa ekstrak.
• Memerlukan waktu lebih lama dibandingkan dengan
sistem kontinyu.
• Digunakan untuk analisis:
a. Lemak sereal (AOAC No. 920.39C).
b. Lemak daging (AOAC No. 960.39).

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung 9
 Analisis Lipid . . . 123

Soxhlet Fat Extractor

C for
(8) is
thod

lvent
and
hons
d by
e fat

the
ever,
uous
auto-
(e.g.,
MN)
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Lampung 10
Soxhlet extraction apparatus.
8-2
figure

y the
ssure
8.3.4.4 Calculation
1). % Fat on dry weight basis
= (g of fat in sample/g of dried sample) × 100 [3]

dried 8.3.5 Discontinuous

Analisis Lipid . . . Solvent Extraction
with Methods
ther. 3. Metode Ekstraksi Diskontinyu
8.3.5.1 Mojonnier Method
8.3.5.1.1 Terdiri dari:
Principle and Characteristics Fat is extra-
The cted with a mixture of ethyl ether and petroleum ether
com- a. Mojonnier
in a Mojonnier flask, and theMethod
extracted fat is dried
tions to a constant weight and expressed as percent fat by
tting weight.
m the
b. Chloroform-Methanol Method.
The Mojonnier test is an example of the discontin-
and uous solvent extraction method and does not require
thod removal of moisture from the sample. It can be applied
stead
a. Mojonnier Method:
to both liquid and solid samples. If petroleum ether is
). used to purify the extracted fat, this method is very
con- similar to the•Roese-Gottlieb
Lemak diekstraksi
Method (AOACdenganMethod campuran pelarut etil eter
905.02) in both dan petroleum
principle and practice.eter dalam Labu Mojonnier.
The Mojonnier
ve or flasks (Fig. 8-3) are used not only for the Mojonnier and
bout Roese-Gottlieb • methods,
Dapat but also to do theuntuk
digunakan hydrolysis
sampel padat dan cair.
s per (acid, alkaline, or combination) prior to fat extraction
and GC analysis to determine fat content and fatty acid
n air profile (Sect.•8.3.6).
Roise-Gottlieb Method
(Note that sometimes (AOAC No. 905.02).
the terms
, and Mojonnier, Roese Gottlieb, and alkaline hydrolysis are
• Labu Mojonnier digunakan juga untuk hidrolisis (basa
used interchangeably.)
atau asam), terhadap sampel, sebelum diekstrak.

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung 11

Analisis Lipid . . .

Mojonnier Method . . .
• Terutama untuk análisis kadar lemak pada dairy food
(AOAC No. 989.05).
• Digunakan juga untuk analisis kadar lemak pada tepung
(AOAC No. 922.06) dan pakan ternak (AOAC No. 954.02).
• Sebelum ekstraksi, dilakukan hidrolisis (asam/HCl).
• Prosedur: 10g sampel, masukan dalam labu,
tambahkan 1,5-2,0 ml NH4OH, kocok, tambahkan 10ml
etanol 95%, kocok, tambahkan 25ml etil eter, kocok,
tambahkan 25ml petroleum eter, kocok, sentrifius,
pidahkan larutan. lakukan tiga kali. larutan yang
mengandung lemak dikeringkan dengan oven.

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung 12
Analisis Lipid . . .
Mojonnier Flask

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung 13

Analisis Lipid . . .
b. Chloroform-Methanol Method:
• Methanol untuk melarutkan komponen polar, sedangkan
Chloroform untuk melarutkan lemak.
• Kemudian ditambahkan 0,88% KCl, untuk memisahkan
fase polar dan non polar.
• Digunakan untuk ektraksi bahan rendah lemak.
• Prosedur:
• 1 g sampel ditambahkan 10 ml methanol, homogenize
1min, tambah 20 ml chloroform, homogenize 1min,
saring, cairan ditambah 0.88% HCl.
• Tebentuk 2 fase, dipisahkan. Fase chloroform
(mengandung lemak) di tambah aquadest (pencucian),
pisahkan, tambahkan NaSO4, kemudian dikeringkan
hingga konstan. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Lampung 14

Analisis Lipid . . .

B. ME TO DE E KS TRAK SI TAN PA P ELA RUT

1. Babcock Method

• AOAC No. 989.04 dan 989.10 (dairy products), AOAC No.

964.12 (seafood), dan AOAC No. 932.11 (flavor extract).
• H2SO4 pekat ditambahkan pada sampel (dairy products),
dalam botol Babcock.
• Asam menguraikan protein, menghasilkan panas,
melepaskan lemak.
• Lemak dipisahkan dengan penambahan air panas dan
sentrifugasi.
• Volume lemak dapat diketahui langsung pada botol
Babcock.
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Lampung 15
130 Part II • Compositional Analysis of Foods
Analisis Lipid: Tanpa pelarut . . .
Babcock Bottles Babcock Centrifuge
4. Tighten the stopper and mix by shaking the
bottle.
5. Centrifuge the bottle for 4 min.
6. Place the bottle in a water bath at 60–63◦ C for
5 min and then read the fat content from the
graduations on the bottle neck.

8.4.2.3 Applications
The Gerber method is comparable to the Babcock
method but is simpler and faster and has wider appli-
cation to a variety of dairy products (14). The isoamyl
alcohol generally prevents the charring of sugar found
with the regular Babcock method. This test is more
popular in Europe than in America.

8.5 INSTRUMENTAL METHODS

Instrumental methods offer numerous attractive fea-

Babcock milk test bottles for milk (a), cream
tures compared with the previously described extrac-
8-6 (b), and cheese (Paley bottle) (c) testing. (Cour- tion methods. In general, they are rapid, nonde-
figure Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
tesy of Kimble Glass Co., Vineland, NJ.) structive, and
Fakultas require
Pertanian minimal
Universitas Lampungsample
16 preparation
and chemical consumption. However, the equipment
can be expensive and measurements often require the
8.4.1.3 Applications establishment of calibration curves specific to vari-
ous compositions. Despite these drawbacks, several of
The Babcock method, which is a common official the following instrumental methods are very widely
method for the determination of fat in milk, takes used in quality control as well as research and prod-
about 45 min and duplicate tests should agree within uct development applications. The following section
0.1%. The Babcock method does not determine the describes several of these instrumental methods.
phospholipids in the milk products. It is not applicable
to products containing chocolate or added sugar with-
Analisis Lipid: Tanpa pelarut . . .
out modification because of charring of chocolate and 8.5.1 Infrared Method
sugars by sulfuric acid. A modified Babcock method The infrared (IR) method is based on absorption of IR
2.toGerber
is used determine Method
essential oil in flavor extracts energy by fat at a wavelength of 5.73 µm. The more
(AOAC Method 932.11) and fat in seafood (AOAC the energy absorption at 5.73 µm, the higher is the
Method 964.12).
• Metode análisis lemak untuk fat content of the sample (15). Mid-IR spectroscopy is
dairy products, dengan
used in Infrared Milk Analyzers to determine milk fat
8.4.2 Gerber menggunakn
Method for Milk pelarut
Fat Asam Sulfat dan(AOAC
content AmylMethod
Alcohol.
972.16). Near-infrared (NIR)
spectroscopy has been used to measure the fat content
8.4.2.1 Principle
• Menggunakan Gerber Bottle. of commodities such as meats, cereals, and oilseeds
The principle of the Gerber method is similar to that of in the laboratory and is being adapted for on-line
• method,
the Babcock As. Sulfat untuk
but it uses mennguraikan
sulfuric acid and amyl protein dan
measurement. See kabohidrat,
Chap. 23 for a discussion of IR
alcohol. The mengeluarkan
sulfuric acid digests proteins spectroscopy.
panas,and carbo-
dan melepaskan lemak.
hydrates, releases fat, and maintains the fat in a liquid
state by generating heat.
• Amyl Alcohol mencegah pengarangan gula Gravity
8.5.2 Specific (laktosa).
(Foss-Let Method)
Fat content by the Foss-Let method (Foss North Amer-
• Banyak
8.4.2.2 Procedure digunakan di Eropa. ica, Eden Prairie, MN) is determined as a function
1. Transfer 10 ml of H2 SO4 at 15–21◦ C
into a of the specific gravity of a sample solvent extract.
• Volume
Gerber milk bottle.lemak dapat diketahui Alangsung,
sample of knownseperti
weight ispada
extracted for 1.5–2 min
metode Babcock.
2. Accurately measure milk sample (11 ml) into in a vibration-reaction chamber with perchloroethy-
the Gerber bottle, using a Gerber pipette. lene. The extract is filtered, and using a thermostati-
3. Add 1 ml of isoamyl alcohol to the bottle. cally controlled device with digital readout, its specific

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung 17

Analisis Lipid: Tanpa pelarut . . .

Gerber Bottles

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung 18
Analisis Lipid . . .

C . METO D E INS T RUM E NTA SI

1. Infrared Method

• Didasarkan peda penyerapan energi infra merah

(panjang gelombang 5,73 um) oleh lemak.
• Semakin besar absorban (serapan sinar infra merah),
semakin tinggi konsentrasi lemak dalam sampel.
• Menggunakan alat: Spectrometer Infra Merah.
• Mid-IR untuk susu (AOAC No. 972.16).
• Near-IR untuk sereal, daging, dan biji-bijian.

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung 19

Analisis Lipid : Instrumentasi . . .

2. Specific Grafity Method

• Didasarkan pada specific gravity larutan yang
mengandung lemak terekstrak.
• Sampel diekstrak dengan Perchloroethylene, disaring,
larutan ditimbang.
• Berat lemat diketahui dengan membandingkan tabel
atau grafik.

3. NMR Method
• Didasarkan pada kurva titik leleh lemak yang dikandung
dalam bahan.
• Sangat cepat dan akurat, sangat mahal.
Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Lampung 20

Analisis Lipid : Instrumentasi . . .

4. Gas Chromatography Method

• Digunakan untuk menentukan jenis trigliserida dan asam

lemak dalam lemak.
• Pemisahan jenis trigliserida dan asam lemak didasarkan
pada beda afinitas pada kolor kromatografy.
• Total lemak merupakan jumlah dari semua asam lemak
yang terdapat dalam bahan.
• Untuk mengetahui jenis asam lemak, diperlukan standar
asam lemak.

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung 21
128 Part II • Compositional Analysis of Foods
Analisis Lipid . . .
Chromatogram fatty acid analysis by GC
Auto-Scaled Chromatogram
60.00

55.00

Hexadecanoic
50.00

45.00

5,8,11,14,17c Eicosapentaenoic
9c-Octadecenoic

7,10,13,16,19cDocosapentaenoic
40.00

4,7,10,13,16,19Docosahexaenoic
9c, 12c Octadecadienoic
Octadecanoic
35.00
pA

Internal Standard

9c,12c,15c-Octadecatrienoic
9t,12t Octadecadienoic
Dodecanoic

30.00
Tetradecanoic
Decanoic

6,9,12,15c Octadecatetraenoic
Tridecanoic
Octanoic

9c-Hexadecenoic

9t-Octadecenoic
Hexanoic

15c-Tetracosenoic
Tetracosanoic
6c,9c,12c Octadecatrienoic
25.00
Tetranoic

5,8,11,14c-Eicosatetraenoic
13c-Docosenoic
11c,14c,17c-Eicosatrienoic
9t-Hexadecenoic

11c, 14c-Eicosadienoic
10c-Pentadecenoic

11c-Eicosenoic
9c-Tetradecenoic

10c-Heptadecenoic

20.00
Eicosanoic
Pentadecanoic

Heptadecanoic

Docosanoic
15.00

10.00

8.00 10.00 12.00 14.00 16.00 18.00 20.00 22.00 24.00 26.00 28.00 30.00 Jurusan
32.00 Teknologi
34.00 36.00 Hasil Pertanian
38.00
Fakultas Pertanian Universitas Lampung 22
Minutes

Example of chromatogram from gas chromatography analysis.

8-5
figure

8-4
table Fatty Acid Conversion Table

Molecular Weight Conversion Factorsb

Methyl 1/3 Triglyceride/ Acid/Methyl Acid/
Fatty Acid a Acid Ester Triglyceride Triglyceride Methyl Ester Ester Triglyceride

Analisis
4:0 Butyric Lipid . . .88.11 102.14 302.38 100.79 0.9868 0.8627 0.8742
Tetranoic
5:0 Valeric 102.40 116.43 345.25 115.08 0.9885 0.8795 0.8898
Pentanoic
6:0 Caproic 116.16 130.19 386.53 128.84 0.9897 0.8923 0.9016
Hexanoic
7:0 Heptanoic 130.19 144.22 428.62 142.87 0.9907 0.9027 0.9112
8:0 Caprylic 144.21 158.24 470.69 156.90 0.9915 0.9114 0.9192
Octanoic
10:0 Capric 172.27 186.30 554.85 184.95 0.9928 0.9247 0.9314
Decanoic
12:0 Lauric 200.35 214.38 639.02 213.01 0.9937 0.9346 0.9405
Dodecanoic
13:0 Tridecanoic 214.35 228.38 681.10 227.03 0.9941 0.9386 0.9441

(continued)

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung 23