Anda di halaman 1dari 21

Standarisasi simplisia dan ekstrak/kontrol

kualitas
(spesifik)

Oleh: Apt. Chemayanti Surbakti, M.Si


Simplisia
Bahan alamiah yang Jenis simplisia:
dipergunakan sebagai obat yang ◦ Simplisia nabati: simplisia yang
belum mengalami pengolahan berupa tumbuhan utuh, bagian
tumbuhan atau eksudat tumbuhan.
apapun juga dan kecuali Eksudat tumbuhan adalah isi sel
dikatakan lain, berupa bahan yang secara spontan keluar dari
yang telah dikeringkan (MMI). tumbuhan atau isi sel yang dengan
cara tertentu dipisahkan dari
tumbuhannya dan belum berupa
senyawa kimia murni
◦ Simplisia hewani
◦ Simplisia pelikan (mineral)
Ekstrak Standarisasi
sediaan pekat (yang diperoleh merupakan proses
dengan mengekstraksi zat penjaminan suatu produk
aktif dari simplisia nabati atau dimana  produk yang dapat
simplisia hewani digunakan adalah simplisia
menggunakan pelarut ekstrak atau produk herbal.
Mutu suatu
simplisia/ekstrak dikontrol
dengan melakukan
STANDARDISASI
Pentingnya kontrol mutu

Simplisia sebagai produk pertanian atau tumbuhan liar memiliki kualitas mutu yang dipengaruhi oleh:
◦ Variasi bibit: Identitas (spesies)
◦ Tempat tumbuh dan iklim: lingkungan (tanah dan atmosfer), energi (cuaca, temperatur, cahaya) dan
materi (air, senyawa organik dan anorganik)
◦ Proses tumbuh (fertilizer, pestisida)
◦ Kondisi panen (umur dan cara): Periode pemanenan hasil tumbuhan: dimensi waktu terkait
metabolisme pembentukan senyawa terkandung
◦ Proses pasca panen dan preparasi akhir:
◦ Untuk simplisia dari tumbuhan hasil budidaya, dipengaruhi juga oleh proses GAP (Good
Agricultural Practice)
◦ Untuk simplisia dari tubuhan liar (wild crop), dipengaruhi juga oleh proses pengeringan yang
umumnya dilakukan di lapangan.
◦ Penyimpanan bahan tumbuhan: berpengaruh pada stabilitas bahan (kontaminasi biotik dan
abiotik)
BAHAN BAKU
SIMPLISIA BASAH

PROSES PASCA
PANEN

KONTROL SIMPLISIA KERING CPOTB


MUTU

EKSTRAKSI

EKSTRAK
Parameter standardisasi ekstrak
Standardisasi ekstrak memiliki pengertian bahwa ekstrak yang akan dipakai
sebagai obat harus memenuhi parameter yang tercantum dalam monografi
terbitan resmi.
Parameter yang perlu dievaluasi terhadap suatu ekstrak adalah parameter:
1. Parameter nonspesifik
2. Parameter Spesifik
a. Identitas
b. Organoleptik
c. Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu
3. Kandungan kimia ekstrak
Parameter spesifik
1. Identitas

2. Organoleptis

3. Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu


1. Identitas
Berisi informasi terkait deksripsi serta tata nama dari ekstrak maupun tumbuhan
bahan baku ekstrak, serta senyawa identitas dalam ekstak.
a. Deskripsi tata nama antara lain :
 Nama ekstrak :generik, dagang, paten
 Nama lain tumbuhan :sistematika botani
 Bagian tumbuhan yang digunakan: rimpang, daun, dsb.
Nama Indonesia tumbuhan

b. Senyawa identitas artinya senyawa tertentu yang menjadi petunjuk spesifik


identitas suatu ekstrak atau bahan baku ekstrak, dengan metode tertentu.
Tujuannya yaitu memberikan identitas obyektif dari nama dan spesifik dari
senyawa identitas.
Contoh:
I. Deskripsi tata nama:
◦ Kaempferia extractum (ekstrak kencur)
◦ Kaempferia galanga
◦ Kaempferia Rhizome
◦ Kencur (Indonesia).

II. Senyawa identitas adalah Sineol


TUJUAN :
Memberikan identitas obyektif dari nama dan spesifik dari senyawa
identitas.
2. 0rganoleptis

Penggunaan pancaindera mendiskripsikan bentuk, warna, bau,


rasa sebagai berikut:
1.Bentuk : padat, serbuk-kering, kental, cair
2.Warna : kuning, coklat dll
3.Bau : aromatik
4.Rasa : pahit
TUJUAN:
Pengenalan awal yang sederhana seobyektif mungkin
3. Senyawa terlarut dalam pelarut tertentu

Evaluasi parameter ini dilakukan dengan melarutkan ekstrak


dengan pelarut alkohol atau air/ untuk ditentukan jumlah solut yang
identik dengan jumlah senyawa kandungan secara gravimetri.
Tujuan dari evaluasi parameter ini adalah mengetahui jumlah
senyawa yang tersari/terlarut dalam senyawa tertentu dan
memberikan gambaran awal jumlah senyawa kandungan.
1. Kadar senyawa yang larut air
2. Kadar senyawa larut dalam etanol
Maserasi sejumlah 5 gram ekstrak
Penetapan Kadar selama 18 jam dengan 100 ml air-
Sari Larut dalam kloroform LP menggunakan labu
Air bersumbat sambil berkali-kali dikocok
selama 6 jam pertama dan kemudian
Keterangan :
dibiarkan selama 6 jam.
• W0: bobot cawan kosong
• W1: bobot ekstrak awal Saring, uapkan 20 ml filtrat hingga
• W2: bobot cawan residu kering dalam cawan yang telah ditara
FP: Faktor pengenceran (Wo), sisanya residu dipanaskan pada
suhu 105O C hingga bobot tetap (W2)
Kadar senyawa larut pelarut
tertentu :
(W2-W0/W1) xFPx 100%
 Sebanyak 5 g serbuk simplisia dimaserasi
Penetapan Kadar selama 24 jam dalam 100 mL etanol 96% di
dalam labu bersumbat sambil dikocok sesekali
Sari Larut dalam selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan
Etanol selama 18 jam, setelah itu disaring cepat untuk
menghindari penguapan etanol.
Keterangan :
 Sejumlah 20 mL filtrat diuapkan dalam cawan
• W0: bobot cawan kosong
penguap yang berdasar rata yang telah
• W1: bobot ekstrak awal
dipanaskan dan ditara sampai kering. Sisa yang
• W2: bobot cawan residu diperoleh dipanaskan pada suhu 105ºC sampai
Kadar senyawa larut pelarut bobot tetap. Kadar dalam persen sari yang larut
tertentu :
dalam etanol 96% dihitung terhadap bahan
(W2-W0/W1) x FP x 100% yang telah dikeringkan (Depkes RI, 1995).
3. Uji Kandungan Kimia Ekstrak
Merupakan senyawa atau identitas senyawa yang terkandung dalam ekstrak
yang dapat ditentukan kadarnya secara kromatografi instrumental.
Bertujuan memberikan data kadar kandungan kimia tertentu sebagai senyawa
identitas atau senyawa yang diduga bertanggung jawab pada efek farmakologi.
Prinsip evluasi parameter kandungan kimia.
a) Parameter pola kromatogram
b) Kadar chemical marker
c) Instrumental (spektrofotometri, titrimetri,volumetri,gravimetri atau lainnya)
a) Parameter pola kromatogram

PRINSIP:
Ekstrak ditimbang,diekstraksi dg pelarut dan cara tertentu,
kemudian dilakukan analisis kromatografi shg memberikan pola
kromatogram yang khas
TUJUAN : Memberikan gambaran awal komposisi kandungan
kimia berdasarkan pola kromatogram (KLT,KCKT,KG)

 Kesamaan pola dengan data baku


KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Ekstrak Kulit manggis menggunakan standar α-mangostin

Ekstrak α- mangostin
Kulit
Manggis
Daun Sirih Merah dan Daun Sirsak

Standar Rutin Ekstrak Daun Ekstrak Daun


Sirsak Sirih Merah

Vol
Kadar % kadar
Konsentr penotola Berat
Drata- rutin (μg) rutin
Sampel asi n sampel D1 D2 D3
rata dalam dalam
(μg/µl) sampel (µg)
ekstrak ekstrak
(μl)
Daun
Sirsak 11,44 5 57,2 1001,8 1491,4 1701,4 1398,2 1,16 2,03
Daun
Sirih
STANDARDISASI
TOTAL
b)Kadar chemical marker
FLAVONOID

Kurva Linier Standar Rutin

0.45
0.4 f(x) = 0.0116080586080586 x + 0.0532888888888894
0.35 R² = 0.998672687449915

0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0 5 10 15 20 25 30 35
b)Kadar chemical marker
TOTAL FENOL

Kurva Linier Standar Pyrogallol


2.500

2.000
f(x) = 0.0482971781305114 x + 0.0387440740740744
R² = 0.996924169400656
1.500

1.000

0.500

0.000
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai