Anda di halaman 1dari 4

Nama : AVITA TRISTA NINGRUM

NIM : 1900023047
Kelas : 6A
Gol/Kel : 2/5

Tugas Pretest Praktikum Pengembangan Obat Tradisioonal

1. Apa yang disebut ekstraksi?


Jawab :
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian
sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk
mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain. Ekstraksi
bertujuan untuk menarik semua zat aktif dan komponen kimia yang terdapat
dalam simplisia..
2. Apa yang disebut ekstrak? Jelaskan macam-macam ekstrak
Jawab :
Ekstrak merupakan sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari
simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok di luar pengaruh cahaya
matahari langsung.
Ekstrak digolongkan menjadi 3 yaitu :
a. Ekstrak cair : ekstrak berbentuk cair yang diperoleh dari hasil penyarian
dengan atau tanpa proses penguapan cairan penyari, hingga memenuhi
persyaratan yang ditetapkan.
a. Ekstrak kental : ekstrak berbentuk kental yang diperoleh dari proses
penyuapan sebagian penyari, hingga memenuhi persyaratan yang ditetapkan.
b. Ekstrak kering : ekstrak berbentuk kering, yang diperoleh dari proses
penguapan penyari dengan atau tanpa bahan tambahan, hingga memenuhi
persyaratan yang ditetapkan.
3. Apa yang disebut standarisasi ekstrak
Jawab :
Standardisasi ekstrak merupakan penentuan parameter kualitatif dan kuantitatif
baik terhadap senyawa aktif maupun senyawa khas lainnya dan sifat kimianya.
4. Apa saja parameter standarisasi non spesifik yg dilakukan terhadap ekstrak?
Jawab :
Parameter standarisasi non spesifik diantaranya :
- Rendemen
- Kadar air
- Kadar abu total
- Kadar abu tidak larut asam
5. Apa saja parameter standarisasi spesifik yg dilakukan terhadap ekstrak?
Jawab :
Parameter standarisasi spesifik diantaranya :
- Identitas
- Pemerian (Organoleptik)
- Senyawa identitas
- Kandungan kimia (kadar senyawa-senyawa kimia tertentu (%).
6. Sampel yang digunakan dalam percobaan adalah daun teh dan daun jambu.
Jawab :
a. Senyawa apa saja yang terkandung dalam sampel tersebut?
- Daun jambu biji memiliki kandungan : senyawa flavonoid, tanin, alkaloid,
terpenoid dan saponin, minyak atsiri
- Daun teh memiliki kandungan senyawa flavonoid, alkaloid
b. Apa nama senyawa aktifnya dan apa aktivitas farmakologinya?
- Daun Jambu biji : Quersetin (Flavonoid) sebagai antidiare
- Daun teh : katekin (flavonoid) sebagai sumber antioksidan
c. Apa nama senyawa identitas yang terdapat pada sampel tersebut?
- Daun Jambu biji yaitu Quersetin (Flavonoid)
- Daun teh yaitu polifenol katekin (flavonoid)
7. Bagaimana cara melakukan uji organoleptis dari ekstrak?
Jawab :
Uji organoleptis diantaranya ;

Pada uji organoleptis diukur menggunakan panca indera untuk mendeskripsikan


bentuk, warna, bau, dan rasa. Caranya :
a. Bentuk ( penglihatan) ; sampel diletakkan diatas dasar yang berwarna putih,
dilihat bentuk/rupa dan warna
b. Bau (penciuman) ; ambil sedikit ekstrak masukkan dalam lumping, gerus, dan
cium baunya
c. Rasa ; ambil sedikit sampel letakkan pada lidan dan dikecap-kecap selama 10-
50 detik, kemudian cuplikan dikeluarkan dari mulut dan penguji berkumur
dengan air.
8. Bagaimana cara melakukan uji standarisasi ekstrak dengan parameter non spesifik
yg sdh disebutkan sebelumnya?
Jawab :
- Rendemen
Rendemen suatu ekstrak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya
adalah jenis pelarut dan konsentrasinya.
- Penetapan Kadar Air
Penetapan kadar air dapat dilakukan dengan menggunakan Metode Asetropi
atau Metode Gravimetri
- Penetapan Kadar Abu Total
1. Timbang seksama 2 sampai 3 gram bahan uji yg telah dihaluskan dan
dimasukkan ke dalam.krus silikat yg telah dipijar dan ditara
2. Pijarkan perlahan lahan hingga arang habis,dinginkan lalu timbang.
3. Jika dg cara ini arang tidak dapat dihilangkan,tambahkan air panas,aduk,saring
dengan kertas saring bebas abu.
4. Pijarkan kertas saring beserra sisa penyaringan.
5. Masukkan filtrat ke dalam.krus,uapkan dan pijarkan hingga bobot tetap pada
suhu 800 ± 25°c
- Penetapan Kadar Abu tidak Larut asam
1. Didihkan abu yang diperoleh pada Penetapan Kadar Abu Total dengan 25 ml
Asam Klorida encer LP selama 25 menit
2. Kumpulkan bagian yg tidak larut dalam asam,saring melalui kertas saring bebas
abu,lalu cuci dengan air panas
3. Pijarkan dalam krus hingga bobot tetap pada suhu 800 ± 25 o
4. Kadar abu yang tidak larut asam dihitung terhadap berat bahan uji,dinyatakan
dalam % b/b
9. Bagaimana cara penetapan kadar zat aktif dari ekstrak sampel pada percobaan
ini?
Jawab :
Penetapan kadar zat aktif dapat dilakukan dengan cara :
- Menyiapkan larutan uji dengan menimbang sampel ekstrak kurang lebih
10mg menggunakan timbangan analitik.
- Larutkan ekstrak menggunakan etanol sebagai pelarut ke dalam labu takar
25mL. Lakukan sedikit demi sedikit dan secara perlahan sehingga seluruh
ekstrak dapat larut dalam etanol.
- Tambahkan etanol sampai tanda batas volume labu 25mL (larutan uji stok).
- Penetapan kadar flavonoid total dengan cara membuat seri pengenceran
larutan pembanding sampel dengan kadar berturut-turut.
- Penetapan flavonoid total dilakukan dengan cara mengambil sejumlah 0,5mL
larutan uji sampel, dan masing-masing seri larutan standar pembanding ke
dalam wadah yang sesuai.
- Tambahkan 1,5mL etanol, kemudian tambahkan sejumlah 0,1mL larutan
AlCl3 10% ke dalam semua sampel kecuali blangko.
- Tambahkan 0,1 mL larutan Na Asetat 1M. kemudian tambahkan aquades
sampai tanda batas volume labu takar.
- Larutan uji digojog dan didiamkan selama 30 menit di suhu ruang.
- Perhitungan kadar flavonoid total dengan cara pengukuran serapan larutan uji
pada panjang gelombang maksimum untuk masing-masing sampel dengan
menggunakan spektrofotometri. Simpan data absorbansi di dalam komputer.
- Setelah selesai pengukuran pertama, kuvet dibersihkan menggunakan
aquades.
- Lakukan pengukuran blangko dengan cara yang sama namun tanpa
penambahan AlCl3. Catat nilai absorbansi dalam komputer.
- Kemudian catat seluruh nilai absorbansi untuk menghitung kadar sampel
ekstrak sebagai kadar flavonoid total menggunakan persamaan regresi linear
kurva baku standar.

Anda mungkin juga menyukai